Stockholm, 18 Februari 2000

Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum wr wbr.

SUARA PARA KIAI NU DIDENGAR GUS DUR
Ahmad Sudirman
XaarJet Stockholm - SWEDIA.

 

Tanggapan untuk Presiden Gus Dur dan Ketua Umum PB NU KH Hasyim Muzadi.

NAHDLATUL ULAMA 48 TAHUN YANG LALU

Terbayang dalam pikiran saya bagaimana NU keluar dari Masyumi 48 tahun yang lalu, ketika Kabinet Wilopo (PNI berkoalisi dengan Masyumi) dibentuk tanggal 3 April 1952, dimana NU yang merupakan anggota istimewa Masyumi mengajukan:

"Agar Kementrian Agama yang nanti akan dimintakan dari Masyumi, haruslah diserahkan kepada NU walaupun alasan yang dikemukakan sukar untuk dimengerti, biar secara organisatoris, maupun tidak. Yaitu, karena orang yang akan menjadi Menteri Agama haruslah aqidah dan amaliahnya terbanyak dari seluruh Ummat Islam Indonesia, serta sejalan dengan ilmunya, yang mana dengan ini, hanya NU lah yang berhak, terutama pula orang-orang Muhammadiyah dalam kabinet Soekiman (PNI koalisi dengan Masyumi, 27 April 1951) dulu, telah banyak yang duduk. Secara organisatoris, ialah bahwa jika NU sebagai anggota istimewa Masyumi, harus diberi kursi dalam kabinet, maka itu artinya setiap anggota istimewa harus mendapat kursi, sebagai PUI, PUII, Jamiah Al Washliah, yang mana ini tidak mungkin.

4 hari setelah terbentuknya kabinet Wilopo, maka di Surabaya dilangsungkan konperensi PB NU yang telah mengambil keputusan bahwa pada prinsipnya akan memisahkan diri dari Masyumi dan mengusulkan kepada Masyumi supaya berbentuk federasi" (HIKMAH No.15 Tahun V 16 April 1952).

Ternyata 3 tahun kemudian, tanggal 29 September 1955, ketika pertama kali diadakan Pemilihan Umum untuk memilih anggota-anggota DPR (272 anggota), NU yang telah memisahkan diri dari Masyumi dan membentuk partai politik NU ketika ikut Pemilu memperoleh cukup banyak suara dan menduduki urutan nomor 3 (47 anggota) setelah Masyumi (60 anggota) dan PNI (58 anggota) (30 Tahun Indonesia Merdeka 1950-1964, Sekretariat Negara RI, hal. 88-89, 1986).

GUS DUR MANTAN KETUA UMUM PB NU MELUNCUR JADI ORANG NR.1 RI DENGAN PAHAM SEKULARISME-NYA

44 tahun kemudian, mantan Ketua Umum PBNU Gus Dur yang terpilih menjadi Anggota Utusan Golongan (golongan agama Islam) MPR RI Periode 1999-2004 dari Nahdlatul Ulama dan dicalonkan jadi Presiden oleh Amien Rais yang didukung oleh Fraksi Golkar, Fraksi PP, Fraksi Reformasi, Fraksi PBB dan sebagian Fraksi TNI/Polri berhasil menjadi orang pertama RI mengalahkan saingan beratnya Megawati.

Walaupun Gus Dur seorang muslim dan mantan Ketua Umum PBNU tetapi dalam pandangan politik kenegaraannya jauh dari visi dan misi yang telah dicontohkan Rasulullah saw.

Dimana Gus Dur bukan menampilkan visi membangun persatuan dengan berlandaskan keadilan, amanah dan perdamaian yang bertujuan untuk beribadah, bertaqwa dan mengharap ridha Allah SWT, melainkan menampilkan visi membangun persatuan dan perdamaian bangsa Indonesia dengan dasar pijakan paham sekularisme yang menjauhkan nilai-nilai, norma-norma, kaidah-kaidah agama dari kehidupan politik, pemerintahan dan negara.

Dengan usaha bukan yang mengarah kepada membangun kembali satu masyarakat muslim dan non muslim didalam satu kekuasaan pemerintahan dimana Allah yang berdaulat, yang menerapkan musyawarah dan menjalankan hukum-hukum Allah dengan adil, berdasarkan akidah Islam dengan menghormati agama lain, dengan konstitusi yang bersumberkan dari Al Quran dan Sunnah, yang tidak mengenal nasionalitas, kebangsaan, kesukuan dan ras, melainkan usaha yang mengarah kepada membangun masyarakat sekularis dimana rakyat yang berdaulat, yang menerapkan siapa mayoritas mereka yang menang dan menjalankan hukum-hukum manusia tanpa melibatkan hukum-hukum agama, serta menonjolkan paham nasionalisme dan kebangsaan.

PARA KIAI NU COBA GIRING GUS DUR, AKBAR DENGAN KOMISI-I-DPR-NYA MEMPERTANYAKAN PAGAR GUS DUR

Para Kiai NU yang dimotori oleh KH Hasyim Muzadi, KH Yusuf Hasyim, KH Sahal Mahfudz, KH Maruf Amin berusaha untuk menggiring Gus Dur agar tidak lepas seenaknya dengan mengobral paham sekularismenya ke dalam dan keluar negeri.

Selanjutnya para Kiai ini berusaha agar pagar yang mengelilingi Gus Dur tidak berubah menjadi pagar yang memakan Gus Dur. Beberapa orang yang menjadi pagar Gus Dur telah diteriakkan oleh para Kiai ini untuk tidak menjadikan Gus Dur sebagai boneka mainannya. Dimana sebagian orang-orang yang menjadi pagar Gus Dur ini diantaranya Sekneg/Sekretaris Pengendali Pemerintah Bondan Gunawan, Sekab Marsilam Simanjuntak, Sekpres Ratih Hardjono dan Sekmilpres Marsda TNI Budi Santoso.

Karena adanya teriakan-teriakan dari para Kiai NU ini, ditambah dengan Akbar bersama Komisi I DPR-nya telah memanggil pembantu-pembantu dekatnya Gus Dur tersebut, maka kemungkinan Gus Dur akan meminggirkan orang-orang tersebut lambat atau cepat ( http://satunet.com/artikel/isi/00/02/17/7132.html )

Inilah sedikit tanggapan untuk Presiden Gus Dur dan Ketua Umum PB NU KH Hasyim Muzadi.

Bagi yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad

Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk, amin *.*

Wassalam.

Ahmad Sudirman

http://www.dataphone.se/~ahmad
ahmad@dataphone.se