Stockholm, 20 Maret 2000

PANDANGAN BAPAK SUDIRMAN
Padmanaba Ph.D.
EROPAH TENGAH

Terimakasih atas ulasan Pak Sudirman yang menjawab tulisan saya.

Per-tama2 saya ingin jelaskan mengapa saya sebut kata _priyayi Jawa_, ini untuk memudahkan pembaca mengerti posisi saya dalam berdiskusi. Setiap orang terbelenggu oleh ruang sociologis darimana dia berasal. Jadi, bukan untuk pameran lho.

Baik Pak Sudirman, pak Suherman dan saya sendiri ada kesamaan yang substantial: bermukin ditanah Barat, dalam lingkung budaya Kristiani, tatalingkup ketatanegaraan yang sekular, kita hidup ditengah masyarakat yang madani dan beradab...dan kita hargai dan sayangi lingkungan kita. Bukan?

Pak Sudirman mempersoalkan definisi _saleh_ dan _fanatik_ yang saya pakai. Saleh menurut pengertian saya adalah sifat dan perilaku yang berusaha mengikuti norma2 luhur agama (apapun). Fanatik, adalah attitude untuk memegang kukuh posisi filsafahnya sendir i, dan sering tak menghargai nilai2 filsafah yang lain. Bagi saya, Gus Dur adalah saleh dan tidak fanatik. Menurut saya, ini tak perlu diterangkan lagi. Kalau beliau fanatik, maka beliau tak mengakui dan menghargai budaya, kepercayaan atau golongan etnis yang lain. Apakah beliau benar2 saleh seperti yang Allah perintah kan, hanya Allah yang tahu, saya tak ingin dan tak akan mampu menilainya. Sayapun tak mampu menilai, sejauh mana Allah menerima cara hidup saya. Ketika para ahli kitab Jahudi bertanya pada Kristus mengenai pendapatNya akan pelemparan batu pada pelacur, Kr istus bersabda, siapa yang merasa tak bersalah semoga melempar batu pertama.

(...Sekarang benarkah Indonesia dipimpin oleh cendekiawan-cendekiawan muslim yang saleh tetapi tidak fanatik? Nah kalau Indonesia dipimpin oleh cendekiawan-cendekiawan muslim yang saleh artinya Indonesia dipimpin oleh orang-orang yang hanya menyerahkan di ri kepada Allah SWT dengan menjalankan segala yang diperintahkan Allah SWT dan menjauhi segala apa yang dilarang Allah SWT. Apakah keadaan ini sudah terjadi di Indonesia?. )

Mungkin saya terlalu _cepat memberikan acungan jempol_ pada pemimpin2 Indonesia seperti Gus Dur ini, tetapi saya kira, saya tidak sendiri dalam melakukan hal ini. Banyak orang2 yang bijaksana didalam dan luar negeri yang juga mengacungkan jempol. Atau?

Pak Sudirman katakan saya tidak memahami pengertian saleh dan fanatik. Oh, pak Sudirman fahami itu? Siapa yang memberikan kesaksian ini? Saya tahu sekali arti kata saleh, yang sudah saya pakai jutaan kali sejak saya masih kanak2. Sekarangpun, pengertian _ saleh_ saya ini disetujui oleh banyak orang yang saya kenal. Dan mereka bukan orang2 bodoh lho!.

(...Sebenarnya saudara Padmanaba masih harus meneliti dan menggali lebih jauh pemimpin-pemimpin Indonesia ini. Jangan asal memberikan acungan jempol saja tanpa memahami pengertian saleh dan pengertian fanatik. )

( Sebenarnya kalau mau jujur orang-orang yang hanya menyerahkan diri kepada Allah SWT dengan menjalankan segala yang diperintahkan Allah SWT dan menjauhi segala apa yang dilarang Allah SWT serta memiliki keyakinan yang kuat terhadap agama yang dianutnya dan diterapkan dalam kehidupan sehari-harinya, masih belum tampak dikalangan para pemimpin Indonesia sekarang ini. ..)

Wahh..saya tak mau komentari ini. Sebagai seorang Kristen yang saleh saya usahakan untuk hidup bagi Allah sebagaimana puteraNya yang tunggal, Kristus, menyabdakannya. Tentu saja, saya masih sangat jauh dari tempat tujuan. Tetapi, kiranya, hanya Allah yang maha sempurna, tak adalah makhluk dibumi ini yang mampu memberikan penilaian kepada sesamanya.

Tentu saja, juga di-negara2 barat yang sudah maju ini dan hukum benar2 diberlakukan, ada tindak2 kriminal sexual. Tentu. Dan ini kalau ditangkap akan diadili sesuai dengan hukum yang berlaku. Tetapi, ini kan bukan masalah para TKW kita. Ber-ribu2 TKW dar i Asia Tenggara ber-duyung2 kerja ke negara2 yang memakai Islam sebagai pedoman, dan justeru dari negeri2 ini, ber-duyun2 wanita2 kita diperkosa. Apa ini kebetulan? Berapa persen wanita kita diperkosa seperti ini di Europa atau di Amerika utara, di-neger i2 Kristiani dan sekular? Tak perlu iri atau dengki, kita dapat akui fakta ini bukan?

(DINEGARA-NEGARA SEKULAR TIDAK ADA YANG DINAMAKAN ZINA DAN HUKUMNYA.
Dinegara-negara sekular hubungan kelamin antara laki dan perempuan adalah masalah pribadi yang tidak ada hubungannya dengan agama dan hukum agama sebagaimana yang diajarkan oleh Islam. Apakah hubungan kelamin itu dilakukan sebelum perkawinan atau sesudah perkawinan tidaklah dipersoalkan. Yang dipersoalkan dalam hubungan kelamin ini adalah apabila salah satu pihak merasa diperlakukan dengan cara kekerasan, seperti diperkosa. Bisa saja bagi mereka yang sudah kawin, tetapi ketika salah satu pihak melakukan tindakan kekerasan dalam hubungan kelaminnya, maka pihak yang merasa diperkosa punya hak untuk mengajukan lawan jenisnya kepihak kepolisian dengan tuduhan telah memperkosanya. Tindakan kekerasan dalam hubungan kelamin ini seperti perkosaan sering terjadi. Tetapi karena masyarakat di negara sekular ini menganggap hal tersebut sebagai hal pribadi tidaklah begitu menjadi gempar sebagaimana kalau terjadi di Saudi Arabia atau di UAE dengan kasus Kartininya dan kasus para TKW lainnya dari Indonesia.

Setiap sekali seminggu ada acara TV3 yang berjudul "dicari", selalu ada saja kasus-kasus perkosaan. Swedish memperkosa swedish, swedish memperkosa orang asing, orang asing memperkosa swedish. Tetapi kasus-kasus tersebut tidak tersebar keseluruh dunia, karena memang di negara-negara sekular lainnya hal-hal tersebut telah menjadi santapan umum setiap hari.....)

PS: definisi _saleh_ dapat ditemui disetiap kamus dan disetiap agama. Bagi kami, orang2 Kristiani juga ada petunjuk yang maha jelas, bagaimana hidup saleh itu. Banyak sekali petunjuk Sancto Petrus untuk itu dalam surat2nya pada jemaat2 di Junani. Pak Sudi rman ingin tahu?

Salam kasih dalam Kristus,

Padmanaba Ph.D.
Padmanaba@uboot.com
16 Maret 2000