Jakarta, 31 Januari 2001

Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum wr wbr.

LURUSKAN SEKULARIS GUS DUR BUKAN DIBENTENGI
Yusuf Jussac, Jr.
Jakarta - INDONESIA.

 

PENGUASA NEGARA SEKULAR PANCASILA TIDAK PERLU DIBENTENGI PARA KIAYI

Sebagian kiayi jadi benteng penguasa sekularis Gus Dur?
Gusti Allah, nyuwun ngapura-Mu. Ini sudah tanda tanda akhir zaman, kiayi (yang mana, tahu sajalah) koq berkolaborasi (hadapi investigasi atas dugaan KKN oleh Pansus DPR atas RI-1) dengan penguasa sekularis Gus Dur.

Para kiayi seharusnya memberikan jalan keluar dan meluruskan penguasa apabila penguasa itu telah menyimpang dari garis-garis yang telah ditetapkan Allah SWT.

Seperti penguasa sekularis Gus Dur di negara pancasila ini, apabila Gus Dur ternyata sudah menyimpang dari garis-garis yang telah ditetapkan Allah SWT, maka para kiayi perlu meluruskannya menurut petunjuk Allah SWT, bukan membentengi Gus Dur.

Kalau sebagian para kiayi Jatim tetap ngotot membentengi penguasa Gus Dur yang dianggap terlibat korupsi itu, maka sama saja mereka membenarkan kedholiman. Orang yang berpihak kepada kedholiman itu sama dengan orang munafik Bapak Bapak.

Muslim di Maluku dan Ambon dicincang antek-antek Yahudi sesat di sana, termasuk baru-baru ini Tim Gabungan TNI (10 muslim ditembak mati); para kiayi dari Jawa Timur mana suaramu?

JANGAN MEMBENTENGI PENGUASA SEKULAR YANG DHOLIM

Yang benar wajib dibela, yang salah dan dholim harus diingatkan, kalau tetap ndableg doakan kepada Allah SWT agar sadar. Kalau tetap ndableg dengan kedholimannya -- semoga Allah SWT  mengazabnya.

Dalam satu Hadith dinyatakan: "manakala para pemimpin ummat atau negeri sudah dholim semua (munafik, melupakan hukum Illahi, maksiat semua) maka Allah SWT akan mengirim pemimpin yang jauh lebih dholim!" Jangan lupa, menjadi dholim itu tidak harus jadi diehard Communists atau Fascist atau Zionist. Orang yang mengaku muslim pun dapat berperilaku dholim.

Kalau seorang pemimpin ummat sering (bahkan seusai shalat Jum'at di masjid pula) mencerca sesama muslim, harus kita sebut orang berperilaku dholim atau bukan? Lebih lebih kalau ybs mencerca dan melecehkan jihad, jihad yang sangat jelas perintah Allah.

Sebagian kiayi Jatim yang berniat membentengi penguasa sekularis Gus Dur "no matter what" (salah dan dholimpun hendak dibela), sengaja menjual akidahnya dengan harga murah -- bahkan diobral, coba baca lagi firman Allah SWT tentang orang orang demikian, yakni yang menjual akidahnya (demi "greed" et kekuasaan kelompoknya) dengan harga murah. Tunggulah azab Allah yang lebih keras.

Tuan Tuan para kiayi ini wajib hukumnya membaca buku ulama besar Imam Ghazali mengenai masalah "ghurur". Beliau sebutkan penyakit qalb ini, ghurur, banyak menghinggapi justru para ulama di jaman sekarang ini.

JANGAN MENJUAL AKIDAH DENGAN HARGA MURAH

Kalau Rasulullah saw masih hidup, sebagian kiayi atau ulama penjual akidah secara murah begini pasti kena batunya. Siapa bilang beliau dan pengikutnya tidak keras? baca lagi QS. Al-Fath: 29. Baca hadith beliau tentang muslim berumah di dekat masjid, tapi enggan shalat berjamaah di masjid: "kubakar rumahnya kalau tidak shalat di masjid" Rasul junjungan kita itu sangat keras terhadap kemaksiatan, sifat khianat dan tidak amanah.

Negeri dan bangsa besar dengan penduduk mayoritas mengaku muslim ini, ditimpa musibah berulangkali; akibat antara lain makin banyaknya yang mengaku ulama keblinger macam ini. Tidak amanah. Diam saja tidak berbuat apapun ketika semakin banyak muslimah kita (abg berarti sudah akil baliq; ibu ibu muda belum menepouse) terus memamerkan aurat mereka, bertelanjang tidak mematuhi aturan Allah tentang menutup aurat. Itulah ummat yang bodoh, tidak memahami QS. An-Nuur:31 dan Al-Maidah:59 serta at least 3 hadisth Rasulullah tentang kewajiban wanita beriman menutup aurat mereka.

Jadi, sebagian kiayi atau ulama yang mementingkan duniawi dan sebagian muslimah yang telah menyeleweng (pakai kerudung dengan model rambutnya yg notabene aurat tetap dipamerkan; begitu pula leher, tengkuk dan dadanya) dan perempuan perempuan pembangkang terhadap aturan Illahi itu semuanya bertanggung-jawab terhadap kerusakan di bumi Nusantara ini. Maka, jangan gusar ketika Rasulullah saw pun berkisah bahwa neraka lebih banyak dihuni kaum perempuan, termasuk sebagian yang mengaku muslimah tetapi tidak taat itu. Sebab, kata beliau: "...mereka itu tidak mensyukuri ni'mat Allah dan pendurhaka terhadap para suami mereka".

Wassalam.

Yusuf Jussac, Jr. (Yusuf Poerbo)
ucup1954@myquran.com