Stockholm, 3 Maret 2001

Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum wr wbr.

SEKULARIS GUS DUR MUNDUR, SEKULARIS MEGA MAJU
Ahmad Sudirman
XaarJet Stockholm - SWEDIA.

 

KEKUASAAN SEKULARIS GUS DUR HAMPIR DIUJUNG TANDUK

Sampai detik ini ternyata sekularis Gus Dur tidak berhasil membawa selamat rakyat dan bahtera negara pancasila dari gelombang-gelombang keruntuhan persatuan dan ombak-ombak kehancuran ekonomi serta badai-badai kemerosotan nilai-nilai, aturan-aturan, norma-norma yang datang dari Allah SWT.

Sekularis Gus Dur jatuh sebagian besar disebabkan oleh sikap dan tindakan kebijaksanaan politiknya dalam menyetir arah lajunya bahtera kehidupan politik-ekonomi-keamanan-sosial rakyat dan negara pancasila.

Salah satu dari sekian banyak sikap dan tindakan kebijaksanaan politik sekularis Gus Dur yang menimbulkan keresahan dan kegoncangan kehidupan politik dicakrawala negara pancasila adalah kasus Buloggate dan kasus Bruneigate yang telah dikumpulkan fakta-faktanya oleh Pansus bentukan Dewan Perwakilan Rakyat dan hasilnya telah diterima dan diakui oleh sebagian besar wakil-wakil rakyat yang duduk dilembaga legislatif tersebut serta keputusan yang dilahirkan oleh wakil-wakil rakyat itu berbentuk memorandum kepada penguasa sekularis Gus Dur.

Tentu saja, hasil dari pengumpulan fakta Pansus Buloggate dan Bruneigate bukan hanya diterima oleh sebagian besar wakil-wakil rayat saja, tetapi juga oleh sebagian besar rakyat negara pancasila yang sudah melek dalam kehidupan politik dan tidak menghendaki adanya penyelewengan kekuasaan untuk kepentingan kelompoknya, korupsi, kolusi, dan nepotisme.

Disini dapat ditarik satu garis lurus, terlepas dari adanya bermacam perbedaan warna politik dan ideologi dari rakyat negara pancasila, yaitu sekularis Gus Dur yang 16 bulan yang lalu, tepatnya tanggal 20 Oktober 1999 terpilih sebagai presiden negara pancasila dengan meraih suara 373 dibanding dengan 313 suara yang diraih oleh sekularis Megawati dengan 5 suara yang abstain, sudah dianggap menyelewengkan kekuasaan yang diamanatkan keatas pundaknya dan makin menyuburkan korupsi, kolusi, dan nepotisme.

Tentu saja akibat adanya ketidak percayaan dari sebagian besar rakyat dan wakil-wakil rakyat yang ada di lembaga legislatif kepada kemampuan, kejujuran dan keadilan sekularis Gus Dur, maka sulit bagi sekularis Gus Dur untuk terus bertahan dengan berbagai macam cara guna mempertahankan kursi kekuasaannya.

Sampai detik ini saya melihat dua jalan yang menyebabkan Gus Dur jatuh yaitu pertama, sekularis Gus Dur mundur dengan kehendak sendiri tanpa melalui sidang istimewa lembaga Majelis Permusyawaratan Rakyat dan kedua, sekularis Gus Dur mundur melalui suara terbanyak dalam sidang istimewa MPR.

SEKULARIS GUS DUR TURUN, SEKULARIS MEGA NAIK

Jelas, menurut konstitusi yang ada dan diakui di negara pancasila yang sekular ini yaitu, "Jika Presiden mangkat, berhenti, atau tidak dapat melakukan kewajibannya dalam masa jabatannya, ia diganti oleh Wakil Presiden sampai habis waktunya" (UUD 1945 BAB III KEKUASAAN PEMERINTAH NEGARA Pasal 8).

Jadi disini, rakyat negara pancasila dan wakil-wakilnya yang ada di lembaga legislatif itu tidak ada pilihan lain kecuali harus mengikuti apa yang sudah tertera dalam konstitusi itu, kalau memang tidak dirubah sebelumnya. Artinya, sekularis Gus Dur turun, otomatis sekularis Mega yang akan menggantikannya.

NAIKNYA SEKULARIS MEGA TAK BANYAK MEMBANTU PERGERAKAN MUSLIM

Kalau saya melihat, dengan naiknya sekularis Mega dengan PDI-P-nya yang sekular, tidak akan banyak membantu dan memberikan ruang gerak kepada pergerakan-pergerakan muslim yang ada di negara sekular pancasila ini.

Tetapi, tentu saja, yang paling penting bagi pergerakan muslim di negara pancasila dibawah kekuasaan sekularis Mega nanti adalah tetap menyuarakan visi membangun persatuan dengan berlandaskan keadilan, amanah dan perdamaian yang bertujuan untuk beribadah, bertaqwa dan mengharap ridha Allah SWT, dengan misi membangun kembali satu masyarakat muslim dan non muslim didalam satu kekuasaan pemerintahan dimana Allah yang berdaulat, yang menerapkan musyawarah dan menjalankan hukum-hukum Allah dengan adil, berdasarkan akidah Islam dengan menghormati agama lain, dengan konstitusi yang bersumberkan dari Al Quran dan Sunnah, yang tidak mengenal nasionalitas, kebangsaan, kesukuan dan ras.

TETAP MEYUARAKAN YANG MARUF DAN MENGGALANG IKATAN-PERSATUAN

Memang sampai kapanpun, selama manusia ini ada dan hidup di dunia ini, maka selama itu manusia sangat sulit untuk disatukan. Tetapi tentu saja, bukan berarti dengan sulitnya manusia untuk bersatu maka tidak perlu dibuat satu ikatan persatuan. Justru disinilah harus "...ada diantara kamu segolongan yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang maruf dan mencegah dari yang mungkar...". (Ali Imran, 3: 104)

Dan tentu saja, dengan adanya kesibukan untuk membicarakan masalah-masalah yang tidak prinsipil dan menganggap kelompok, organisasi, partai, golongan, masyarakat-nya yang paling baik dan utama, maka ikatan persatuan umat yang diharapkan bisa terwujud akan terbengkalai "Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka..." (Ali Imran, 3: 105)

Bagi yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad

Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk, amin *.*

Wassalam.

Ahmad Sudirman

http://www.dataphone.se/~ahmad
ahmad@dataphone.se