Stockholm, 19 Januari 2002

Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum wr wbr.

TRAGEDI DI NEGERI SEMBILAN MALAYSIA HARUS JADI PELAJARAN BAGI SEKULARIS MEGA
Ahmad Sudirman
XaarJet Stockholm - SWEDIA.

 

PELAJARAN BERHARGA BAGI PENGUASA NEGARA SEKULAR PANCASILA DAN PENGUASA KERAJAAN MALAYSIA

PM Mahathir telah melontarkan kritik pedasnya mengenai tragedi bentrokan antara pekerja-pekerja  Indonesia yang menginap di asrama sebuah pabrik tekstil di Nilai dengan pihak anggota polisi kerajaan Malaysia, Negeri Sembilan, hari Kamis pagi, 17 Januari 2002, karena penahanan 16 orang kawan sekerja yang dinyatakan dari hasil pemeriksaaan air kencing mereka secara positif mempergunakan narkoba (dadah) seperti yang dikutip Bernama yaitu:

"Tolonglah nyah balik ke negara sendiri (kalau mahu menimbulkan kekacauan). Kita harus berhati-hati. Kalau ramai pendatang asing bekerja di sini, ia seolah-olah seperti kita terlalu bergantung kepada mereka yang akhirnya menjadikan sesetengah bidang pekerjaan kita dikuasai oleh mereka." (Bernama, Balik Jika Mahu Timbulkan Kekacauan, Kata PM Kepada Pekerja Asing, 18 Januari 2002). "Pekerja Indonesia memberi kita banyak masalah, menyeludup masuk, apabila ditangkap mereka jadi ganas...kita tidak dapat menerima perangai seperti itu. Pada masa depan kerajaan akan memberi keutamaan kepada pekerja asing bukan dari Indonesia, yang mempunyai rekod tidak menimbulkan banyak masalah kepada negara ini. Kita akan hantar mereka pulang dan tidak dapat menerima perangai seperti itu. Setakat ini kejadian rusuhan itu belum lagi disampaikan kepada pihak berkuasa Indonesia tetapi kerajaan akan membawanya pada masa akan datang" (Bernama, Pekerja Indonesia adalah pilihan terakhir, 18 Januari 2002).

Dari apa yang dilontarkan oleh PM Mahathir tersebut mengenai kejadian yang melibatkan bentrokan pisik antara pekerja-pekerja Indonesia yang tinggal di asrama Pabrik tekstil di Nilai, Negeri Sembilan itu, karena masalah keterlibatan beberapa pekerja Indonesia yang mempergunakan narkoba (dadah), maka disini saya sekelumit bisa menarik satu garis kesimpulan bahwa:

1. Kesalahan dari pihak pemerintah sekularis Mega yaitu tenaga-tenaga kerja yang dikirim ke Malaysia melalui departemen tenaga kerja Indonesia tidak dibekali dengan informasi yang cukup mengenai peraturan dan hukum mengenai narkoba di malaysia. Mereka tidak dibekali dengan informasi-informasi bagaimana untuk hidup, menyesuaikan diri dan menghormati tata cara dan hukum-hukum yang berlaku di negara orang lain. Adapun kalau tenaga-tenaga kerja Indonesia yang terlibat pelanggaran hukum dan narkoba di Malaysia itu sebagian bukan langsung lewat departemen tenaga kerja Indonesia, melainkan melalui langsung secara pribadi, maka kesalahan berada dipihak orang tersebut dan dipihak pengusaha Malaysia sendiri yang tidak memberikan penjelasan dan sangsi yang jelas secara tertulis mengenai narkoba (dadah) dalam kontrak kerja.

2. Kesalahan dari pihak pemerintah kerajaan Malaysia yaitu cara penanganan untuk mencari pelaku pemakai dan pengguna narkoba (dadah) diantara para pekerja Indonesia dengan cara kekerasan, artinya secara langsung diadakan rahasia penggerebegan dengan melalui perintah pengumpulan dan penyerahan air kencing untuk diperiksa. Memang walaupun narkoba (dadah) berarti mati di Malaysia, tetapi tentu saja, penelitian guna pembuktian seseorang itu bersalah sebagai pengguna atau penyebar atau penjual narkoba (dadah) perlu melalui pengadilan, bukan melalui penggeladahan lewat para anggota polisi kerajaan Malaysia dengan memaksa agar menyerahkan air kencing untuk diperiksa secara paksa. Padahal bagi pihak polisi kerajaan Malaysia sangat mudah untuk mengetahui siapa-siapa yang suka memakai narkoba (dadah) diperusahaan tekstil tersebut, yaitu melalui kerjasama dengan pihak perusahaan untuk meneliti secara langsung dan pribadi. Jadi bukan langsung mengadakan penyerbuan ke asrama.

3. Sikap dari PM Mahathir melalui lontaran ucapan kritiknya itu saya menilai bahwa pihak pemerintah kerajaan Malaysia terlalu kaku dalam menilai dan memutuskan sesuatu yang besar dan umum dengan hanya mendasarkan pada sekelompok kecil pekerja-pekerja asal Indonesia yang dianggap melanggar hukum melalui penggunaan narkoba dan melakukan aksi perlawanan terhadap pihak anggota polisi kerajaan Malaysia.

4. Perlu adanya kerjasama yang lebih erat antar pemerintah dalam masalah tenaga kerja yang diperlukan di Malaysia dengan persyaratan-persyaratan yang telah disepakati bersama.

5. Pemerintah sekularis Mega harus memperhatikan dan mempelajari serta mengambil pelajaran dari apa yang telah terjadi di asrama pabrik tekstil di Nilai, Negeri Sembilan tersebut agar tidak terulang lagi dan menimbulkan ketegangan antar pemerintah.

Bagi yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad

Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk, amin *.*

Wassalam.

Ahmad Sudirman

http://www.dataphone.se/~ahmad
ahmad@dataphone.se