Stockholm, 11 Oktober 2002

Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum wr wbr.

BUYUNG JANGAN PETETENGAN JADI RAMBO DIKANDANG MAHATHIR
Ahmad Sudirman
XaarJet Stockholm - SWEDIA.

 

BUYUNG MAU TAMPIL JADI RAMBO UNTUK COBA SELAMATKAN ANWAR IBRAHIM DARI CENGKRAMAN JERUJI BESI ISA-NYA MAHATHIR, TAPI SAYANG KENA GETUK DULUAN OLEH KACUNGNYA MAHATHIR

Dengan senjata tajam hukum sekular dan jampi restu ketua MPR Amien masih belum cukup bagi Adnan Buyung Nasution untuk dipakai sebagai bekal alat perlengkapan senjata guna menyelamatkan Anwar Ibrahim musuh berat Mahathir yang telah diringkus dengan tali the Internal Security Act (ISA) atau Akta Keselamatan Dalam negeri pada tanggal 20 September 1998 selepas memimpin rapat umum reformasi ikutan reformasi ala negara sekular pancasila yang berhasil menggulingkan rezim militer Soeharto tanggal 22 Mei 1998, 18 hari setelah Anwar dicopot dari kursi singgasana Wakil Perdana Menteri oleh Perdana Menteri Mahathir bin Mohamad yang telah mendominasi kursi kerajaan Malaysia dari sejak tanggal 16 Juli 1981, dengan lima tuduhan korupsi dan lima tuduhan liwat. Dimana dalam pengadilan Mahkamah Tinggi pada tanggal 14 April 1999, Anwar dijatuhi hukuman 6 tahun penjara karena terbukti bersalah melakukan empat macam korupsi melalui penyalahgunaan kedudukannya.

Juga belum cukup bagi Buyung hanya dengan bekal petisi yang ditandatangani oleh kawan-kawan Anwar di negara sekular pancasila termasuk Amien Rais yang direncakan akan disampaikan kepada Mahathir dengan tujuan agar Mahathir memberikan kebebasan kepada Anwar untuk berobat keluar negeri karena sedang menderita penyakit tulang belakang dan juga dengan secarik undangan dari Ketua Partai Keadilan Malaysia Wan Azizah Wan Ismail, istri Anwar Ibrahim, yang partainya pada pemilu tanggal 29 November 1999 hanya berhasil meraih 5 kursi di Dewan Rakyat dari 193 kursi yang ada di Dewan Rakyat yang didominasi oleh Barisan Nasional, pimpinan Mahathir yang menduduki 148 kursi, yang merupakan koalisi dari 14 partai politik yang didominasi oleh UMNO.

Karena ternyata ketika Buyung pada hari Selasa, tanggal 8 Oktober 2002, hampir tengah malam, baru saja mencoba untuk melangkahkan kakinya memasuki daerah kekuasaan gelanggang kandang Mahathir bin Mohamad, para kacung Mahathir yang berkeliaran di Bandara Kuala Lumpur telah mencegatnya dan memaksa Buyung untuk angkat kaki balik lagi ke gerbang negara sekular pancasila, dengan surat perintah yang datang dari sang penguasa yang duduk diatas singgasana kerajaan Malasyia..

Jelas, saya melihat disini, bahwa Buyung yang dikasih semangat oleh Amien Rais, Syafei Maarif, Salahudin Wahid, WS Rendra, Fachmi Idris dan tokoh-tokoh masyarakat negara sekular pancasila lainnya, masih belum mengetahui dan mendalami keadaan situasi kekuatan keamanan dalam jeruji besi kerajaan Malaysia di bawah cengkraman Mahathir yang telah mendominasi gelanggang politik dan kekuasaan kerajaan Malaysia sejak tahun 1981.

Buyung masih menganggap remeh dan gampang terhadap kekuatan dan kekuasaan Mahathir dengan Barisan Nasionalnya yang didalamnya didominasi oleh UMNO. Buyung menganggap termasuk Amien Cs bahwa akan mudah dengan taktik memakai jalur kemanusiaan untuk mendongkel pintu jeruji besi penjara tempat meringkuknya Anwar Ibrahim mantan Perdana Menteri kerajaan Maysia yang telah diborgol oleh Mahathir sejak tanggal 20 September 1998 yang lalu dengan tali pentungan ISA-nya.

Buyung Cs tidak memahami bahwa Mahathir telah menganggap dirinya pemimpin besar di ASEAN yang pernah menggebuk Mega pemimpin negara sekular pancasila yang lemah dan tidak berwibawa sampai babak belur dengan pentungan TKI gelapnya yang gentayangan menjamur di negeri kerajaan Malaysia.

Saran saya kepada Buyung Cs adalah memang bagus berusaha untuk menyelamatkan Anwar melalui cara Rambo, tetapi perlu dicatat bahwa penjeblosan Anwar kelubang penjara dengan menggunakan tali jerat ISA oleh Mahathir adalah karena pertentangan kekuatan politik dan kekuasaan antara Anwar dan Mahathir. Soal tuduhan dan hukuman koruspsi dan liwat adalah alasan yang dicari-cari oleh Mahathir.

Coba perhatikan dan pelajari apa yang telah dilontarkan Anwar Ibrahim di depan Mahkamah tinggi, Kuala Lumpur pada tanggal 8 Agustus 2000 yang lalu:

"Saya tidak pernah takut dengan keputusan mahkamah yang mempunyai asas kehakiman. Ia tidak adil, menjijikkan dan memualkan. Keputusan mahkamah tidak mencemarkan saya; ia mencemarkan nama anda, sistem perundangan negara dan negara kita ini.

Saya menyerlahkan kebenaran saya dengan nawaitu yang jelas. Saya akan tentang semua ini walaupun di sebalik jejari besi dan dinding penjara. Kebenaran dan keadilan akan terserlah jua. Biarlah para perancang melakukan apa yang mereka mahu lakukan lagi,

Allah adalah sebaik-baik perancang. Dr. Mahathir mampu menggunakan undang-undang jelek Akta ISA untuk menghumban saya dalam penjara selama mana yang dia suka tanpa menghancurkan sistem kehakiman negara dan tanpa memusnahkan martabat Attorney General. Tetapi, beliau adalah seorang pengecut yang tidak berani bertanggungjawab ke atas kerja aibnya. Dia gunakan mahkamah dan dengan cara yang sama dia telah menghancurkan sistem kehakiman negara ini.

Selama 17 tahun saya berkhidmat dengan kerajaan, saya telah memberikan kesetiaan kepada kerajaan dan Perdana Menteri. Tetapi, kesetiaan saya adalah berasaskan prinsip. Jikalau perundangan dan hukum-hukum yang menyebelahi kepentingan rakyat tergugat, saya akan menentang Dr. Mahathir.

Saya telah menentang penggunaan dana rakyat untuk menyelamatkan perniagaan yang lingkup yang melibatkan para anak-anak dan suku sakatnya. Di sinilah bezanya di antara kepentingan terhadap keadilan dan kepentingan rakyat yang mendahului kesetiaan terhadap seorang perdana Menteri.

Kerana saya telah mengabaikan arahannya dalam hal ini dan memihak kepada kepentingan rakyat yang menyebabkan saya dinyahkan dan didakwa. Inilah satu pengorbanan kecil yang perlu ditunaikan dalam perjuangan menegakkan demokrasi dan keadilan.

Saya sebenarnya amat runsing akan masa depan negara ini. Korupsi semakin menular. Tiang-tiang demokrasi di kalangan masyarakat sibil dan sistem perundangannya semakin hancur. Negara ini memerlukan satu reformasi dan pembaharuan.

Kepada Dr. Mahathir dan para keluarga serta kroni yang tamak haloba, saya ingin memberi ingatan. Berwaspadalah dengan kebangkitan rakyat kerana rakyat akan bangun untuk menuntut keadilan.

Mereka akan bangun menentang korupsi dan penyalahgunaan kuasa. Dan, kepada para juara reformasi sekelian, saya tabik hormat kalian kerana keberanianmu dan mengharapkan anda akan terus mara dengan semangat juangmu". (Anwar Ibrahim Mahkamah Tinggi, Kuala Lumpur. 8hb Ogos 2000)

Bagi yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad

Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk, amin *.*

Wassalam.

Ahmad Sudirman

http://www.dataphone.se/~ahmad
ahmad@dataphone.se