Stockholm, 17 Agustus 2003

Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum wr wbr.

KEPINCANGAN FUNGSI PEMERINTAH BUKAN PENYEBAB TIMBUL PERJUANGAN RAKYAT ACEH
Ahmad Sudirman
Stockholm - SWEDIA.

 

KEPINCANGAN PELAKSANAAN FUNGSI PEMERINTAH BUKAN PENYEBAB TIMBULNYA PERJUANGAN RAKYAT ACEH

"Assalamu 'alikum Wr.Wb. Saya kira kalaulah negara itu berhasil menjalankan fungsinya kemudian berhasil mencapai tujuannya yg sesungguhnya mulia, negara berhasil melindungi Rakyat baik yg ada di Aceh, Swedia, Saudi Arabia, dll, berhasil menciptakan kondisi sosial ekonomi yg baik, rakyat semua cerdas tdk gampang dibodoh terutama musim kampanye pemilu, saya yakin anda akan bersama dgn kami dalam ikatan sebagai Saudara seiman dan seagama juga sebangsa dan setanah air sebagaimana dulu Teuku Mohammad Hasan dan Rakyat Aceh atas segala kontribusi yg teramat besar dan positif itu. Jadi perjuangan suci kita adalah mengembalikan fungsi negara agar mencapai tujuannya dan kami akan turut bersama anda dkk dalam perjuangan ini, berjuang menegakkan amar ma'ruf nahi mungkar. Contoh kongkritnya adalah apa mungkin negara dapat memberikan kesejahteraan umum kalau para koruptornya tdk dihukum malah terus menjabat pd jabatan publik, apa mungkin negara dapat mencerdaskan kehidupan bangsa kalau biaya pendidikannya mahal, sementara ada perampok uang negara malah dikasih release and decharge.
( Rahmatullah, icmijed@hotmail.com , Rahmatahyani@yahoo.com , Sat, 16 Aug 2003 17:34:52 +0300)

Terimakasih untuk saudara Rahmatullah di Jeddah, Saudi Arabia atas tanggapan dan pemikiran saudara tentang Aceh yang sedang diduduki oleh pihak Soekarno yang dipertahankan sampai detik ini oleh pihak Presiden Megawati.

Ada dua hal yang perlu saudara Rahmatullah ketahui disini, yaitu pertama masalah tugas pelaksanaan program pemerintah yang telah direncanakan, pengawasan dari pelaksanaan tugas program pemerintah tersebut dan penegakkan hukum terhadap para pelanggar tugas pelaksanaan program pemerintah tersebut.

Yang kedua, adalah masalah kebijaksanaan plitik dan keamanan yang telah ditetapkan, dijalankan dan diterapkan oleh pihak Soekarno terhadap rakyat dan negeri Aceh.

Nah, masalah ketidak lancaran, kemacetan, kepincangan dalam pelaksanaan tugas pelaksanaan program pemerintah tidak bisa dijadikan sebagai alasan timbulnya kemelut di Aceh sekarang ini. Begitu juga dengan adanya hambatan dan kebocoran dalam pengawasan dari pelaksanaan program pemerintah tersebut tidak bisa dijadikan sebagai suatu sandaran timbulnya pertumpahan darah di Aceh detik ini. Sama juga dengan adanya kepincangan dan ketidak seriusan dalam penegakkan hukum terhadap para pelanggar tugas pelaksanaan program pemerintah tidak bisa dijadikan sebagai suatu alasan timbulnya kepincangan di negeri Aceh.

Mengapa?

Karena yang menjadi sasaran, arah dan tujuan perjuangan rakyat Aceh dari sejak Teungku Muhammad Daud Beureueh dan Teungku Hasan Muhammad di Tiro sekarang ini adalah menuntut keadilan melalui tuntutan negeri Aceh yang diduduki Soekarno dikembalikan lagi kepada rakyat Aceh.

Oleh karena itu ketika saudara Rahmatullah menulis: "Saya kira kalaulah negara itu berhasil menjalankan fungsinya kemudian berhasil mencapai tujuannya yg sesungguhnya mulia, negara berhasil melindungi Rakyat baik yg ada di Aceh, Swedia, Saudi Arabia, dll, berhasil menciptakan kondisi sosial ekonomi yg baik, rakyat semua cerdas tdk gampang dibodoh terutama musim kampanye pemilu, saya yakin anda akan bersama dgn kami dalam ikatan sebagai Saudara seiman dan seagama juga sebangsa dan setanah air sebagaimana dulu Teuku Mohammad Hasan dan Rakyat Aceh atas segala kontribusi yg teramat besar dan positif itu".

Jelas, kesimpulan yang diambil saudara Rahmatullah itu tidak didasarkan pada akar masalah yang sebenarnya. Karena menuntut keadilan melalui tuntutan negeri Aceh yang diduduki Soekarno dikembalikan lagi kepada rakyat Aceh tidak ada hubungannya dengan masalah kegagalan pemerintah dalam menjalankan fungsi atau tugas pelaksanaan program pemerintah yang sudah direncanakan.

Misalnya, kegagalan penegakkan hukum terhadap para koruptor yang menghambat kesejahteraan rakyat, koruptor bebas menduduki jabatan umum dan legislatif, kepincangan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, melakukan repressif terhadap rakyat Aceh dan rakyat lainnya, mengekplotasi kekayaan alam negeri Aceh adalah bukan suatu alasan dan dasar hukum yang kuat yang membangkitkan dan timbulnya perjuangan rakyat Aceh dibawah pimpinan Teungku Muhammad Daud Beureueh yang diteruskan oleh Teungku Hasan Muhammad di Tiro yang menuntut keadilan melalui tuntutan negeri Aceh yang diduduki Soekarno dikembalikan lagi kepada rakyat Aceh.

Kemudian kalau menengok kembali kemasa silam, seperti yang saudara Rahmatullah tulis: "Jend. Moh.Yasin dalam Autobiografi menulis bahwa sumbangan rakyat Aceh ketika NKRI memulai perjuangan diplomasi, Masyarakat Aceh dgn rela dan mengharu biru mengumpulkan Emas, Uang dll yg kemudian itu dibelikan pesawat sebagai modal perjuangan diplomasi NKRI itu", semua itu tidak bisa dijadikan sebagai suatu bukti dasar hukum tentang rakyat Aceh berintegrasi kedalam kerangka Negara RI-Jawa-Yogya.

Begitu juga kalau Teuku Mohammad Hassan yang menurut saudara Rahmatullah orang Aceh sebagai anggota badan Menteri RIS dan pernah ikut dalam sidang BPUPK (Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan) atau Dokuritzu Zunby Tyoosakai dengan ketuanya Dr Rajiman Widiodiningrat dibentuk dan dilantik oleh Jenderal Hagachi Seisiroo seorang jenderal Angkatan Darat Jepang, yang berlangsung dari tanggal 28 Mei sampai dengan 1 juni 1945, yang pada tanggal 1 juni 1945 Soekarno menyampaikan pidatonya yang berisikan konsepsi usul tentang dasar falsafah negara yang diberi nama dengan pancasila yang berisikan 1. Kebangsaan Indonesia atau Nasionalisme, 2. Perikemanusiaan atau Internasionalisme, 3. Mufakat atau Demokrasi, 4. Kesejahteraan Sosial, 5. Ketuhanan yang Maha Esa. Semuanya itu tidak bisa dijadikan sebagai satu bukti hukum yang mengikat rakyat Aceh bersatu dengan Negara RI-Jawa-Yogya.

Bagi yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad

Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk, amin *.*

Wassalam.

Ahmad Sudirman

http://www.dataphone.se/~ahmad
ahmad@dataphone.se
----------

From: "rahmatullah" <icmijed@hotmail.com>
To: ahmad_sudirman@hotmail.com , ahmad@dataphone.se
Subject: aceh
Date: Sat, 16 Aug 2003 17:34:52 +0300

Bismillah hirrohman nirrohim.
Assalamu 'alikum Wr.Wb.

Saya seorang Muslim Indonesia ingin berbagi rasa, atau sekedar menyampaikan pandangan dan pendapat saya sebagai seorang saudara seagama dan seiman, karena mungkin kalau saya katakan saudara sebangsa dan setanah air Bpk. Ahmad Sudirman sangat keberatan, yach banyak cara utk menyambung tali persaudaraan kita. Kami sepenuhnya menyadari, merasakan apa-apa yg dialami oleh Anda khususnya dan Masyarakat Aceh Umumnya. Masyarakat Aceh yg terlalu banyak dikibuli (konon Bung Karno pernah menangis dibahu Teungku Mohammad Daud Beureueh dan air mata Bung Karno sampai membahasi jas Beliau utk meyakinakan bahwa di Aceh akan diberlakukan Syariat Islam dan Aceh dijadikan Daerah Istimewa), Aceh yg begitu kaya akan Natural Resources tapi Masyarakat tetap miskin dan terbelakang, itu semua kami sadari mengapa anda dkk mengambil sikap utk memisahkan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Jend. Moh.Yasin dalam Autobiografi menulis bahwa sumbangan rakyat Aceh ketika NKRI memulai perjuangan diplomasi, Masyaraka Aceh dgn rela dan mengharu biru mengumpulkan Emas, Uang dll yg kemudian itu dibelikan pesawat sebagai modal perjuangan diplomasi NKRI itu, begitupula ketika Indonesia berjuang utk membebaskan Irian Barat kembali Masyarakat Aceh melalukan hal yg berupa utk memperjuangkan pembebasan Irian barat itu, dari sini kami dapat mengambil kesimpulan bahwa ini adalah bukti terintegrasinya Rakyat Aceh dalam kerangka NKRI, dan jangan lupa di BPUPKI ada seorang warga Aceh yg merupakan anggota BPUPKI kalau tdk salah namanya Mohammad Hasan ( kami rasa Beliau mewakili sebagian besar Rakyat Aceh waktu itu dan Insya Allah sampai nanti.)

Kalaulah sampai Aceh lepas maka hilang saham terbesar NKRI ini, dan saya sangat bangga akan perjuangan Rakyat Aceh yg dgn semangat Jihat Fi Sabilillah (konon bayi-bayi diayunkan dibacakan Hikayat Perang Salib) kemudian berjuang dgn itu, dan Aceh tdk dapat ditaklukan oleh Belanda, ini menumbuhkan kebanggaan tersendiri bagi kami apakah itu sebagai seorang Indonesia atau sebagai seorang Muslim umumnya dan Rakyat Aceh khususnya, tapi kalau Aceh itu berpisah hilang jua kebangga ini, Ini yg tdk pernah disadari oleh para Pemimpin kami ( Soekarno, Soeharto,dll ).

Kalaulah para Pemimpin kami itu menyadari apa itu arti tanggung jawab, apa itu arti amanat,apa itu tujuan kita bernegara saya yakin anda dkk tdk akan mengambil sikap seperti ini. Secara Universal tujuan didirikannya suatu negara adalah melindungi segenap tumbah darah tanah air, mencerdaskan kehidupan bangsa, memajukan kesjahteraan umum, dll.Tapi karena negara tdk berfungsi secara sebagaiman yg dicita-citakannya bahkan malah sebaliknya, negara melalukan repressif terhadap rakyatnya, mengekplotasi kekayaan alamnya, korupsi secara ugal-ugalan, maka percuma kita bernegara.Inilah yg kami sangat sangat sangat sesal sesalkan.

Saya kira kalaulah negara itu berhasil menjalankan fungsinya kemudian berhasil mencapai tujuannya yg sesungguhnya mulia, negara berhasil melindungi Rakyat baik yg ada di Aceh, Swedia, Saudi Arabia, dll, berhasil menciptakan kondisi sosial ekonomi yg baik, rakyat semua cerdas tdk gampang dibodoh terutama musim kampanye pemilu, saya yakin anda akan bersama dgn kami dalam ikatan sebagai Saudara seiman dan seagama juga sebangsa dan setanah air sebagaimana dulu Teuku Mohammad Hasan dan Rakyat Aceh atas segala kontribusi yg teramat besar dan positif itu.

Jadi perjuangan suci kita adalah mengembalikan fungsi negara agar mencapai tujuannya dan kami akan turut bersama anda dkk dalam perjuangan ini, berjuang menegakkan amar ma'ruf nahi mungkar. Contoh kongkritnya adalah apa mungkin negara dapat memberikan kesejahteraan umum kalau para koruptornya tdk dihukum malah terus menjabat pd jabatan publik, apa mungkin negara dapat mencerdaskan kehidupan bangsa kalau biaya pendidikannya mahal, sementara ada perampok uang negara malah dikasih release and decharge.

Jadi harapan saya pada anda dkk adalah bukan memisahkan diri dari NKRI ini tapi membersihkan NKRI dari unsur-unsur pemuja dunia koruptor yg telah menyenysarakan rakyat (Rakyat,bukan hanya rakyat Aceh tapi rakyat disegala penjuru dunia ini dari rezim yg korup dan despotik), anasir-anasir sekuler yg tdk melihat Allah SWT, Al-Quran, As-Sunnah. Sekali lagi akibat tdk berfungsi negara yg menderita bukan hanya rakyat Aceh tapi semua rakyat Indonesia dari sabang sampai Meureuke. Nama Ahmad Sudirman, Sudirman-nya mengingkatkan saya kepada Panglima Besar Jend. Besar Soedirman.

Wassalam dari Saudara seiman dan seagama yg abadi

Rahmatullah.

Jeddah, Saudi Arabia
Rahmatahyani@yahoo.com
icmijed@hotmail.com
----------

From: "rahmatullah" <icmijed@hotmail.com>
To: ahmad@dataphone.se
Subject: bukti
Date: Sun, 17 Aug 2003 18:37:43 +0300
 

Bismillah Hirrohman Nirrohim.
Assalamu 'Alaikum Wr.Wb.

Untuk yg ke dua kalinya saya mengontak His Excellency, Mr.Ahmad Sudirman yg mana pd kesempatan ini saya akan menunjukkan suatu bukti lagi bahwa pemimpin kami bukanlah pemimpin yg mempunyai sifat sebagai Statemanship,berjiwa kerakyatan,mengerti betul apa itu arti tanggung jawab,amanah,dll.Inilah bukti bahwa bukan hanya Masyarakat Aceh yg sangat menderita tapi juga di daerah-daerah lainnya.

Jadi kalau misalnya diadakan Referendum yach semua akan minta lepas dari negara yg nama Indonesia itu, karena apa ????? sekali lagi karena negara tdk menjalankan fungsinya, negara tdk berusaha mencapai tujuan waktu negara itu didirikan.Terus terang saya tdk akan keberatan kalau seandainya Presiden RI yg ke VI Mohmmad Hasan Di Tiro, tapi yaitu dengan syarat harus mampu
menjalankan fungsi negara dan mencapai tujuan kita bernegara ini.

Semoga Allah SWT mempertautkan hati kita dgn Islam, Islam yg telah membebaskan dan meninggikan derajat budak hitam Bilal bin Rabah, Islam yg telah berhasil menciptakan kesejahteraan ekonomi dan sosial dan rekonsiliasi politik di zaman Umar Bin Abdul Aziz.Pesan Al-Quran pada kita kaum Muslimin "berpegang teguh kalian semua pada tali Allah" itulah harapan saya. Sekali lagi marilah kita berjihad menegakkan Amar ma'ruf nahi mungkar ini.

Kontak saya yg pertama tidak His Excellency tanggapi, mengapa ?????

Wassalam
Saudara seiman dan seagama yg abadi.

Rahmatullah.

Jeddah, Saudi Arabia
Rahmatahyani@yahoo.com
icmijed@hotmail.com
----------