Stockholm, 29 Agustus 2003

Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum wr wbr.

MEGAWATI MEMANG KETAKUTAN SEHINGGA PERLU BERTEMU MAHATHIR DAN THAKSIN
Ahmad Sudirman
Stockholm - SWEDIA.

 

KALAU MEMANG MEGAWATI CS DAN TNI TIDAK KETAKUTAN TENTU SAJA AKAN TINGGAL DIJAKARTA TIDAK PERLU KETEMU MAHATHIR DAN THAKSIN SHINAWATRA

"Menghayal itu memang gampang & mudah, akan tetapi untuk mewujutkannya yang susah. Apa lagi tanpa didukung kemampuan dan perhitungan yang memadai. Hayalan bagaikan main sulap, apa yang dikehendai seketika itu pula akan terwujud, ingin istana seketika itu langsung terwujud, ingin daji presiden dan kabinet yang solid, tidak sampai setengat kedipan mata sudah terbentuk. Tapi sayangnya semua itu hanya dalam bentuk hayalan belaka. Seperti halnya pernyataan-pernyataan bung Ahmad belakangan ini, dengan pdnya bahwa posisi di Tiro cs masih mendapat simpati di hati warga Aceh, tanpa melihat fakta dengan yakinnya menyatakan bahwa kelompok bersenjatanya yang berada di Aceh masih kuat. Ngomong memang gampang, sambil nongkrong diwarung kopi sekalipun bisa ngomong sepuasnya lagi tanpa resiko. tapi sadarkah ia?? (bung Ahmad) bahwa kepompok bersejatanya yang ia dorong-dorong melalui berbagi pernyataan seolah-olah masih kuat, hingga membuat pemerinta ketakutan sampai harus mengerahkan peralatan tempur canggih segala."
(MT Dharminta, mr_dharminta@yahoo.com , Thu, 28 Aug 2003 00:21:36 -0700 (PDT))

Saudara wartawan Jawa Pos Matius Dharminta ini sudahlah tidak mampu memberikan alasan dasar hukum, fakta dan sejarah tentang pendudukan, pencaplokan, perampasan negeri Aceh oleh Soekarno, ditambah sekarang masih juga keras mempertahankan Presiden Megawati yang sudah pontang-panting dan kelabakan menghadapi pihak Gerakan Aceh Merdeka dibawah pimpinan Teungku Hasan Muhammad di Tiro. Sehingga perlu segera bertemu dengan Dr Mahathir dari Malaysia dan Thaksin Shinawatra dari Thailand.

Coba saja pikir, apa tujuan utama Presiden Megawati bertemu Dr Mahathir Mohammad hari ini, Kamis, 28 Agustus 2003 di Kuching, Serawak, Malaysia kalau bukan salah satu agendanya adalah masalah para pengungsi perang Aceh yang berjumlah 238 orang yang berusaha untuk bertemu dengan pihak UNHCR di Kuala Lumpur tetapi sekarang berada dalam penahanan pihak keamanan Kerajaan Malaysia karena dituduh datang secara gelap tanpa surat dan izin masuk.

Seperti yang pernah saya tulis dalam tulisan "[030822] Sebaiknya Malaysia beri waktu UNHCR cari negara ke-3 untuk terima pengungsi perang Aceh "
( http://www.dataphone.se/~ahmad/030822.htm ).

Dimana sebenarnya para pengungsi perang Aceh ini datang ke Kuala Lumpur, Malaysia untuk meminta perlindungan politik melalui the United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) di Bukit Petaling, Kuala Lumpur, tetapi telah ditangkap oleh pihak Kepolisian Kerajaan Malaysia di depan kantor UNHCR pada tanggal 19 Agustus 2003. Karena mereka dituduh sebagai imigran gelap.

Nah, disini kelihatan jelas, bahwa pihak Presiden Megawati Cs merasa ketakutan apabila para pengungsi perang Aceh yang meminta perlindungan politik melalui UNHCR berhasil keluar dari Malaysia dan menyebar keseluruh dunia. Karena memang sudah banyak negara-negara di Eropa dan Amerika yang siap menerima para pengungsi perang Aceh ini.

Jelas, Malaysia bukan negara tujuan untuk meminta perlindungan politik bagi pengungsi perang Aceh ini, karena memang Malaysia sangat sulit untuk memberikan perlindungan politik, apalagi mereka berada dalam satu rumpun ASEAN.

Hanya jelas, bagi Pemerintah Dr.Mahathir Mohammad ini yang sudah lama bekerja sama dengan pihak UNHCR terutama dalam masalah pengungsi Aceh telah banyak memberikan bantuan kepada pihak UNHCR dari sejak dua puluh tahun yang lalu, sehingga banyak para pengungsi Aceh yang mendapat perlindungan politik di negara ke-3.

Tentu saja, dalam masalah para pengungsi perang Aceh sekarangpun, sebenarnya pihak Dr Mahathir Mohammad akan memberikan pertolongan kemanusiaan walaupun telah secara langsung distop oleh pihak Presiden Megawati dan Menko Polkam Susilo Bambang Yudhoyono Cs.

Hanya sekarang , sejauh mana pihak Dr Mahathir Mohammad mau menyerah kepada pihak Presiden Megawati dan Menko Polkam Susilo Bambang Yudhoyono Cs.

Dr Mahathir melihat orang Aceh yang datang dan masuk ke Malaysia sebagai imigran gelap. Sedangkan pihak Presiden Megawati dan Menko Polkam Susilo Bambang Yudhoyono Cs melihat orang Aceh ini sebagai orang yang menentang pendudukan negeri Aceh oleh Soekarno dan TNI. Adapun pihak UNHCR melihat orang Aceh ini adalah sebagai pengungsi perang Aceh yang perlu dilindungi menurut Konvensi Genewa 28 Juli 1951.

Hanya seperti yang saya tulis dalam tulisan "[030822] Sebaiknya Malaysia beri waktu UNHCR cari negara ke-3 untuk terima pengungsi perang Aceh " ( http://www.dataphone.se/~ahmad/030822.htm ). Dimana saya menulis:

"Nah sekarang, disini menurut pemikiran saya, bahwa apabila pihak Pemerintah Kerajaan Malaysia tidak mau menerima para pengungsi perang Aceh yang meminta perlindungan politik di Malaysia, maka jalan yang paling baik dan bijaksana adalah memberikan waktu yang cukup kepada pihak UNHCR di Kuala Lumpur untuk berusaha mencarikan negara ke-3 yang dengan rela dan siap menerima para pengungsi perang Aceh tersebut.

Tentu saja, saya mengharap kepada Menteri Dalam Negeri dan Wakil Perdana Menteri Malaysia, Dato Abdullah Haji Ahmad Badawi agar memikirkan kembali sikap untuk memulangkan para pengungsi perang Aceh yang meminta perlindungan politik. Tentu saja diharapkan Dato Abdullah Haji Ahmad Badawi dengan pertimbangan rasa kemanusiaan memberikan waktu tertentu kepada pihak UNHCR untuk mencarikan dengan segera dan secepatnya negara ke-3 yang siap dan rela menerima para pengungsi perang Aceh ini.

Karena dengan cara itulah saya anggap cara yang paling baik dan bijaksana untuk memberikan kebebasan kepada para pengungsi perang Aceh yang memang telah ditindas dengan diberlakukannya Keputusan Presiden RI nomor 28 tahun 2003 tentang pernyataan keadaan bahaya dengan tingkatan keadaan darurat militer di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam yang dikeluarkan pada tanggal 18 Mei 2003 dan diberlakukan pada tanggal 19 Mei 2003 selama 6 bulan dan Keputusan Presiden Republik Indonesia selaku Penguasa Darurat Militer Pusat Nomor 43 Tahun 2003 Tentang Pengaturan kegiatan Warga Negara Asing, Lembaga Swadaya Masyarakat dan Jurnalis di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam yang ditetapkan dan diundangkan di Jakarta pada tanggal 16 Juni 2003. ( http://www.dataphone.se/~ahmad/030822.htm ).

Bagi yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad

Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk, amin *.*

Wassalam.

Ahmad Sudirman

http://www.dataphone.se/~ahmad
ahmad@dataphone.se
----------

From: matius dharminta <mr_dharminta@yahoo.com>
To: Ahmad Sudirman <ahmad_sudirman@hotmail.com>
Cc: PPDI@yahogroups.com
Subject: Re: MEGAWATI DAN TNI KETAKUTAN KALAU GAM MAKIN KUAT
Date: Thu, 28 Aug 2003 00:21:36 -0700 (PDT)

Menghayal itu memang gampang & mudah, akan tetapi untuk mewujutkannya yang susah. Apa lagi tanpa didukung kemampuan dan perhitungan yang memadai. Hayalan bagaikan main sulap, apa yang dikehendai seketika itu pula akan terwujud, ingin istana seketika itu langsung terwujud, ingin daji presiden dan kabinet yang solid, tidak sampai setengat kedipan mata sudah terbentuk.

Tapi sayangnya semua itu hanya dalam bentuk hayalan belaka. Seperti halnya pernyataan-pernyataan bung Ahmad belakangan ini, dengan pdnya bahwa posisi di Tiro cs masih mendapat simpati di hati warga Aceh, tanpa melihat fakta dengan yakinnya menyatakan bahwa kelompok bersenjatanya yang berada di Aceh masih kuat.

Ngomong memang gampang, sambil nongkrong diwarung kopi sekalipun bisa ngomong sepuasnya lagi tanpa resiko. tapi sadarkah ia?? (bung Ahmad) bahwa kepompok bersejatanya yang ia dorong-dorong melalui berbagi pernyataan seolah-olah masih kuat, hingga membuat pemerinta ketakutan sampai harus mengerahkan peralatan tempur canggih segala.

Sungguh ironis, sedang kelompok bersenjatanya yang berada dimedang tempur pontang-panting untuk menyelamatkan diri dari kejaran musuh (TNI/POLRI) yang memang tidak seimbang, dan itu semua karena teropsesi oleh hayalan-hayalan sekelompok orang seperti Tgk di Tiro cs itu.

MT Dharminta

Surabaya, Indonesia
mr_dharminta@yahoo.com
----------