Stockholm, 2 Februari 2004

Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum wr wbr.

ASNLF ATAU GAM DAN TNA TIDAK BISA DIBODOHI YUDHOYONO, SUTARTO DAN RYACUDU
Ahmad Sudirman
Stockholm - SWEDIA.

 

JELAS ASNLF ATAU GAM DAN TNA TIDAK BISA DIBODOHI YUDHOYONO, SUTARTO DAN RYACUDU

"Assalamualaikum wr wb. Nah, karena kemungkinan LSM Internasional tidak bisa ke Aceh, maka sebaiknya Pak Ahmad langsung aja datang ke Menggamat, dan cari tau di sana apa yang terjadi selama dalam kekuasaan GAM. Menggamat hanya sebuah desa kecil koq, dan tidak sulit untuk mencari data di sana. Apalagi penduduk disana ramah-ramah (kecuali GAM). Jadi saya rasa, mereka akan senang hati untuk membantu Pak Ahmad untuk mengumpulkan data. Atau Pak Ahmad mungkin bisa menghubungi TVRI Banda Aceh, untuk meminta Arsip Video tentang kuburan massal perbuatan GAM, saksi korban kerangkeng yang di wawancarai dan lain-lain tingkah polah GAM di sana. Jadi jangan hanya teriak internasional saja, karena itu tidak ada artinya. Karena mereka tidak akan masuk ke Aceh dengan berbagai alasan. Salah satunya takut dengan tingkah bar-bar GAM yang menculik orang semau gue (apa mau bantah lagi yang ini). Kalau anda memang concern terhadap rakyat Aceh, tunjukkan dengan tingkah yang nyata dan konkrit, salah satu contohnya dengan pergi ke Menggamat, sehingga pikiran anda bisa terbuka, dan segera sadar apa yang sebenarnya yang tejadi di sana."
(Apha Maop, awakaway@telkom.net , Sat, 01 Jan 2000 00:36:51 +0700)

Baiklah saudara Apha Maop.

ASNLF atau GAM dan TNA itu bukan yang bisa dibodohi dan ditipu oleh Menko Polkam Susilo Bambang Yudhoyono, Panglima TNI Jenderal Endriartono Sutarto, dan KASAD Jenderal TNI Ryamizard Ryacudu.

Itu kalau memang benar ada utusan dari lembaga internasional yang ingin berkunjung ke Menggamat untuk menyelidiki kebenaran laporan yang ditulis oleh saudara Apha Maop itu, coba minta izin dahulu kepada Menlu Noer Hassan Wirajuda, Menko Polkam Susilo Bambang Yudhoyono, Panglima TNI Jenderal Endriartono Sutarto, dan Penguasa Darurat Militer Daerah Nanggroe Aceh Darussalam Mayjen TNI Endang Suwarya. Setelah itu beritahukan kepada pihak ASNLF atau GAM yang nantinya akan diteruskan kepada pihak TNA bahwa akan datang utusan dari lembaga internasional yang ingin berkunjung ke Menggamat untuk menyelidiki apa yang dituduhkan kepada pihak ASNLF atau GAM tentang kuburan masal akibat pembunuhan pihak ASNLF atau GAM ketika berkuasa.

Saya yakin seratus persen bahwa utusan dari lembaga internasional yang ingin berkunjung ke Menggamat untuk menyelidiki kebenaran tentang kuburan masal korban ASNLFatau GAM ketika GAM berkuasa akan aman.

Coba buktikan dan minta kepada pihak lembaga internasional seperti lembaga Internasional Hak Asasi Manusia untuk mengadakan penyelidikan di Menggamat tersebut.

Jadi, saudara Apha Maop jangan dulu mengatakan "Saya rasakan Lembaga Internasional akan keberatan untuk masuk ke Aceh, karena tidak akan ada perlindungan terhadap keselamatan mereka". Sebelum saudara buktikan seperti apa yang saya jelaskan diatas.

Kalau saya, jelas saya tidak akan datang ke Aceh

Pertama, sebelum Keputusan Presiden RI nomor 28 tahun 2003 tentang pernyataan keadaan bahaya dengan tingkatan keadaan darurat militer di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam yang dikeluarkan pada tanggal 18 Mei 2003 dan diberlakukan pada tanggal 19 Mei 2003 dan Keputusan Presiden Republik Indonesia selaku Penguasa Darurat Militer Pusat Nomor 43 Tahun 2003 Tentang Pengaturan kegiatan Warga Negara Asing, Lembaga Swadaya Masyarakat dan Jurnalis di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam yang ditetapkan dan diundangkan di Jakarta pada tanggal 16 Juni 2003 dicabut.

Kedua, sebelum rakyat Aceh diberikan kebebasan menentukan dan memberikan suaranya YA atau TIDAK untuk menentukan nasib mereka sendiri bebas di Negeri Aceh.

Tetapi, kalau kedua hal tersebut diatas sudah dilaksanakan, saya akan datang ke Aceh.

Mengapa saya selalu menekankan kedua hal tersebut diatas sebagai jalan keluar pemecahan Aceh yang paling jujur, adil dan bijaksana?

Karena, dengan dicabutnya Keputusan Presiden RI nomor 28 tahun 2003 tentang pernyataan keadaan bahaya dengan tingkatan keadaan darurat militer di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Keputusan Presiden Republik Indonesia selaku Penguasa Darurat Militer Pusat Nomor 43 Tahun 2003 Tentang Pengaturan kegiatan Warga Negara Asing, Lembaga Swadaya Masyarakat dan Jurnalis di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, maka di Negeri Aceh akan kembali kepada keadaan normal.

Kemudian setelah keadaan Negeri Aceh normal, berikan kepada seluruh rakyat Aceh kebebasan untuk menentukan nasib mereka sendiri apakah mau YA bebas dari NKRI atau TIDAK bebas dari NKRI.

Nah, saya yakin seribu yakin itu Negeri Aceh akan aman dan NKRI akan juga aman karena bebas dari duri dalam daging.

Walaupun saya tidak akan ke Aceh, tetapi kalau memang jujur dan mau membuka kedok sebenarnya mengenai kasus Menggamat itu, coba saya meminta kepada pihak TVRI Banda Aceh, untuk dikirimkan arsip video tentang kuburan massal perbuatan GAM, saksi korban kerangkeng yang di wawancarai dan yang lainnya, biar saya di Stockholm, Swedia bisa juga melihat apakah memang benar pembunuhan masal itu dilakukan oleh pihak ASNLF atau GAM dan TNA.

Nah selanjutnya, saya akan bertanya kepada saudara Apha Maop, setujukah saudara Apha Maop diadakan referendum di Negeri Aceh dengan opsi YA bebas dari NKRI dan opsi TIDAK bebas dari NKRI?

Kalau saudara Apha Maop keberatan untuk menjawabnya, maka saya akan bantu.

Begini. Kalau saudara Apha Maop mau Negeri Aceh sebagai otonomi istimewa, atau otonomi khusus atau otonomi saja, maka saudara Apha Maop bisa memilih opsi TIDAK bebas dari NKRI.

Kalau saudara Apha Maop mau Negeri Aceh berdiri sendiri, jelas saudara Apha Maop langsung saja memilih opsi YA bebas dari NKRI.

Kan, mudah saja jalan penyelesaiannya. Mengapa harus dikirimkan TNI/POLRI bersama Raider buatan KASAD Jenderal TNI Ryamizard Ryacudu untuk menyelesaikan Aceh yang sudah lebih dari 53 tahun ini ?.

Kemudian mengenai "Kalau Pak Ahmad tidak keberatan mohon untuk menjawabnya, untuk apa ke dua wanita itu di culik dan di tawan. Kalau tidak bersedia menjawab, kami sudah bisa memprediksi dan sudah tau koq apa jawabannya".

Begini jawabannya saudara Apha Maop. Dua orang perempuan itu adalah istri dari anggota TNI. Sedangkan TNI itu kan alat yang dipakai oleh Pihak Pemerintah Megawati cs, DPR/MPR untuk terus menduduki Negeri Aceh.

Jelas pihak TNA perlu menyelidiki dan memeriksa kedua perempuan istri TNI tersebut, apakah sebagai mata-mata yang dipasang TNI atau bukan.

Sebenarnya sama saja dengan pihak TNI/POLRI. Dimana mereka akan juga memanggil atau meminta orang-orang yang dianggap punya hubungan dengan ASNLF atau GAM atau TNA, apakah benar punya hubungan atau tidak dan apakah benar-benar anggota ASNLF/GAM atau tidak?.

Jadi, persoalan dengan kedua perempuan istri TNI itu juga begitu, sama seperti yang dilakukan oleh pihak TNI/POLRI.

Hanya bedanya, kalau pihak TNA memeriksa sambil bergerilya, sedangkan TNI/POLRI memeriska di markas TNI/POLRI masing-masing.

Tentu saja, karena pihak TNA dalam keadaan bergerilya, maka kebijaksanaan yang diterapkan juga disesuaikan dengan keadaan dan situasi gerilya.

Nah, kalau memang hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh pihak TNA sudah selesai dan diputuskan tidak bersalah, maka jelas tahanan TNA tersebut akan segera dibebaskan. Hanya soal bila akan dibebaskan itu tergantung dari kebijaksanaan yang ditetapkan oleh pihak TNA yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi keadaan gerilya.

Bagi yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad

Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk, amin *.*

Wassalam.

Ahmad Sudirman

http://www.dataphone.se/~ahmad
ahmad@dataphone.se
----------

Date: Sat, 01 Jan 2000 00:36:51 +0700
To: "Ahmad Sudirman" <ahmad@dataphone.se>
From: Apha MAOP <awakaway@telkom.net>
Subject: Re: SUTARTO, RYACUDU, ENDANG SUWARYA ITULAH GEROMBOLAN YANG
MENDUDUKI NEGERI ACEH

Ass. Wr. Wb

Baiklah Bapak Ahmad Sudirman.

Saya rasakan Lembaga Internasional akan keberatan untuk masuk ke Aceh, karena tidak akan ada perlindungan terhadap keselamatan mereka.

Mau contoh, lihat saja bang Ersa. dia kan salah satu sipil non combatan yang menurut Hukum Int harus di lindungi, bukannya di culik dan diboyong keliling hutan sebagai tameng hidup. Selain itu profesi bang Ersa juga salah satu profesi yang oleh Dunia Internasional harus dilindungi oleh
pihak yang bertikai.

Jadi apa bedanya dengan LSM Internasional lainnya, yang mana mereka harus dilindungi. Mereka (LSM Int bisa melihat contoh, bagaimana perlakuan GAM terhadap bang Ersa.

Dan itikad baik GAM untuk membebaskan sandera sipil juga tidak ada. (Apa ini juga patuh terhadap Hukum Internasional) 2 wanita sipil yang di culik akhirnya bebas karena adanya operasi
pembebasan. Bukannya di bebaskan. Kalau saja operasi pembebasan itu belum di laksanakan, maka para wanita tersebut mungkin masih di manfaatkan oleh GAM (entah untuk apa). Kalau Pak Ahmad tidak keberatan mohon untuk menjawabnya, untuk apa ke dua wanita itu di culik dan di tawan. Kalau tidak bersedia menjawab, kami sudah bisa memprediksi dan sudah tau koq apa jawabannya.

Nah, karena kemungkinan LSM Internasional tidak bisa ke Aceh, maka sebaiknya Pak Ahmad langsung aja datang ke Menggamat, dan cari tau di sana apa yang terjadi selama dalam kekuasaan GAM. Menggamat hanya sebuah desa kecil koq, dan tidak sulit untuk mencari data di sana. Apalagi penduduk disana ramah-ramah (kecuali GAM). Jadi saya rasa, mereka akan senang hati untuk membantu Pak Ahmad untuk mengumpulkan data.Atau Pak Ahmad mungkin bisa menghubungi TVRI Banda Aceh, untuk meminta Arsip Video tentang kuburan massal perbuatan GAM, saksi korban kerangkeng yang di wawancarai dan lain-lain tingkah polah GAM di sana.

Jadi jangan hanya teriak internasional saja, karena itu tidak ada artinya. Karena mereka tidak akan masuk ke Aceh dengan berbagai alasan. Salah satunya takut dengan tingkah bar-bar GAM yang menculik orang semau gue (apa mau bantah lagi yang ini).

Kalau anda memang concern terhadap rakyat Aceh, tunjukkan dengan tingkah yang nyata dan konkrit, salah satu contohnya dengan pergi ke Menggamat, sehingga pikiran anda bisa terbuka, dan segera sadar apa yang sebenarnya yang tejadi di sana.

Saya disini bukan penyambung propaganda nya TNI, karena saya tidak punya hubungan apa-apa dengan mereka. Malahan gara-gara diskusi kita ini, saya telah banyak kehabisan biaya (pulsa telepon untuk internet salah satunya). Tapi semua ini saya lakukan dengan ikhlas untuk kepentingan rakyat Aceh banyak. Tak peduli siapapun dia, kalau berusaha merusak Aceh, adalah kewajiban orang Aceh untuk menghadapinya. Tak perduli itu Hasan tiro, Bapak Ahmad bahkan TNI sekalipun.

Oh ya, kalau menjawab mohon Direct to Focuss, jangan muter sana muter sini, karena saya udah mulai pusing baca tulisan anda, yang hanya terfocus kepada sejarah versi anda itu. Sekali lagi saya ulangi, saya tidak mau peduli dengan sejarah-sejarah kalian, karena itu bukan interest saya.
Fokus kan ke maslahatan rakyat Aceh.

Oh ya, saya masuk lagi kegelanggang karena baru pulang keliling Aceh dan melihat Aceh dengan Mata kepala saya. Jadi gunakan mata untuk melihat Aceh, jangan gunakan moncong untuk melihat karena moncong berfungsi untuk berkoar-koar atau propaganda.

Wassalam

Wassalam.
Apha Maop
awakaway@telkom.net
----------