Stockholm, 3 Februari 2004

Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum wr wbr.

BERKIBAR BENDERA MERAH PUTIH DI ACEH BUKAN DASAR HUKUM PEMBENTUKAN NKRI
Ahmad Sudirman
Stockholm - SWEDIA.

 

JELAS BERKIBAR BENDERA MERAH PUTIH DI ACEH BUKAN DASAR HUKUM PEMBENTUKAN NKRI DAN PENYATUAN NEGERI ACEH KEDALAM NKRI

"Assalamu'alaikum wr wbr. Saudaraku, aku tahu kekuatan kita hanyalah bersandar pada Allah SWT saja, dan janganlah takut sebab Allah tidak akan pernah meninggalkan kita dan kita juga tahu bahwa Allah tidak akan membiarkan kekejaman menindas kaum yang lemah. Percayalah dengan Iman dan tawakal kita. Secara pribadi saya katakan bahwa setiap orang yang bisa membaca apa yang sesungguhnya terjadi didalam negeri kita ini dan walaupun saya sebagai umat Kristen tapi saya banyak belajar tentang Islam, saya turut prihatin dengan fitnah-fitnah yang ada, saya akan bantu dalam doa untuk perjuangan kalian."
("Maria Christina" marcris@dnet.net.id , Mon, 2 Feb 2004 23:27:46 +0700)

"Assalamualaikum wr wb. Sebelumnya saya mau ucapkan Selamat Hari Raya Aidil Adha kepada saudara Ahmad, om Puteh, saudara Ditya dan seluruh pembaca opini yang dibangunkan oleh saudara Ahmad Sudirman. Saudara Ahmad, apakah bedanya PDRI dengan RI, saya melihat disini tidak adanya perbedaan yang cukup nyata, PDRI itu muncul karena kondisi NKRI yang dalam keadaan darurat, dan ini tujuannya dilakukan untuk untuk menyelamatkan NKRI dan proklamasi 17 agustus 1945 nya, dan disini juga tidak terlihat bahwa NKRI dan 17 Agustusnya telah lenyap, melainkan disini hanya terjadi perpindahan tampuk pemerintahan dari Soekarno kepada Syaffrudin Prawiranegara, dengan pusat pemerintahan bukit tinggi dan selanjutnya dipindahkan ke Kutaraja (Banda Aceh). Dan mengapa mesti Kutaraja, karena memang saat itu wilayah NKRI yang belum diduduki kembali oleh Belanda adalah Aceh. Dan saat itu Aceh adalah bagian NKRI, karena pada tahun 1945 juga telah berkibar bendera merah putih, begitu juga masyarakat Aceh membantu pembebasan Medan dan sekitarnya, membeli pesawat seulawah dan memberikan hartanya untuk memperjuangkan NKRI serta keluarnya Maklumat Ulama Seluruh Aceh dalam memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia."
(Sagir Alva, melpone2002@yahoo.com , Mon, 2 Feb 2004 21:08:30 -0800 (PST))

Terimakasih kepada saudari Maria Christina di Jakarta, Indonesia dan saudara Sagir Alva di Selangor, Malaysia.

Sebelum terlambat saya pun mengucapkan Selamat Hari Raya Aidil Adha kepada saudara Sagir Alva dan seluruh pembaca opini ini.

Pertama saya jumpai saudari Maria Christina.

Memang benar seperti yang telah ditulis oleh saudari Maria bahwa "kekuatan kita hanyalah bersandar pada Allah SWT saja, dan janganlah takut sebab Allah tidak akan pernah meninggalkan kita dan kita juga tahu bahwa Allah tidak akan membiarkan kekejaman menindas kaum yang lemah. Percayalah dengan Iman dan tawakal kita."

Karena sebesar apapun kekuatan manusia, sehebat apapun kemampuan manusia, sepandai apapun otak manusia, tetapi tanpa pertolongan Allah SWT, tidak akan berhasil. Karena itu setelah kita mengetahui berdasarkan fakta dengan bukti yang jelas dan benar ditunjang oleh dasar hukum yang jelas dan benar didasari oleh jalannya sejarah yang benar dan terang, maka apa yang telah diperbuat oleh Soekarno cs ketika mencaplok dan menduduki Negeri Aceh melalui mulut Sumatera Utara ketika NKRI dibentuk diatas puing-puing bekas Negara/Daerah bagian RIS pada tanggal 15 Agustus 1950 adalah suatu tindakan yang telah menyimpang, baik ditinjau dari sudut perdamaian dunia Internasional maupun dilihat dari sudut perdamaian rakyat di Negeri Aceh dan di NKRI, apalagi kalau melihat apa yang tertuang dalam Pembukaan Undang Undang Dasar 1945 yang menyatakan "Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan."

Selanjutnya saudari Maria menulis "Secara pribadi saya katakan bahwa setiap orang yang bisa membaca apa yang sesungguhnya terjadi didalam negeri kita ini dan walaupun saya sebagai umat Kristen tapi saya banyak belajar tentang Islam, saya turut prihatin dengan fitnah-fitnah yang ada, saya akan bantu dalam doa untuk perjuangan kalian".

Memang benar, apa yang ditulis oleh saudari Maria Christina di Jakarta ini. Mengapa ?
Karena bagi setiap orang yang tinggal di NKRI apabila dengan kesungguhan hati, kejujuran, ketulusan jiwa, dan kejernihan pikiran, kesadaran hati nurani, maka apa yang terjadi sesungguhnya di NKRI adalah merupakan fitnah-fitnah yang ada, khususnya mengenai Negeri Aceh. Sehingga seluruh rakyat di NKRI dan di Negeri Aceh menerima racun dari fitnah pencaplokan dan pendudukan Negeri Aceh oleh pihak Soekarno cs 53 tahun yang lalu.

Nah sekarang, saya akan hadapi saudara Sagir Alva yang terus berusaha menggali kebenaran tentang apa itu NKRI dan bagaimana terbentuknya NKRI serta mengapa Negeri Aceh sampai berada dalam tubuh NKRI.

Baiklah saudara Sagir Alva.

Tentang perbedaan antara Negara RI 17 Agustus 1945 yang diproklamirkan oleh Soekarno dengan Pemerintah Darurat Republik Indonesia yang dibentuk Syaffrudin Prawiranegara.

Begini saudara Sagir, Pemerintah Darurat Republik Indonesia yang dibentuk Syaffrudin Prawiranegara itu berdasarkan mandat yang dikeluarkan oleh Kabinet RI yang masih belum lenyap secara de-facto dan de-jure karena tidak mampu lagi menghadapi pasukan Beel pada tanggal 19 Desember 1948, sehingga jatuh Yogyakarta dan sekitarnya dan Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta ditawan dan diasingkan ke Bangka.

Jadi, secara struktur Pemerintahan, antara RI 17 Agustus 1945 dengan PDRI tidak ada hubungannya. Negara RI 17 Agustus 1945 dibawah Presiden Soekarno, sedangkan PDRI dibawah Presiden Syaffrudin Prawiranegara. PDRI dibentuk berdasarkan mandat, sedangkan Negara RI 17 Agustus 1945 dibentuk berdasarkan proklamasi 17 Agustus 1945 oleh Soekarno.

Kemudian, karena tidak ada hubungan struktur Pemerintahan antara Negara RI 17 Agustus 1945 dengan PDRI, maka Soekarno yang menjabat Presiden RI karena memang secara de-jure telah lenyap pada tanggal 19 Desember 1948 tidak mempunyai kekuasaan eksekutif untuk mengatur PDRI dibawah Presiden Syaffrudin Prawiranegara.

Jadi kalau ingin ditarik garis lurus, maka terlihat jelas bahwa Pemerintah Soekarno dalam RI 17 Agustus 1945 secara de-jure sudah hilang, yang ada hanya PDRI dibawah Presiden Syaffrudin Prawiranegara atas dasar Mandat yang dikeluarkan oleh Kabinet RI yang masih belum lenyap secara de-facto dan de-jure pada tanggal 19 Desember 1948 dan dikirimkan melalui radiogram kepada Syaffrudin Prawiranegara yang pada waktu itu berada di Sumatera.

Kemudian PDRI di bawah pimpinan Syaffrudin Prawiranegara ini merupakan PDRI pengasingan di Negeri Aceh. Karena pada waktu itu Negeri Aceh merupakan Negeri yang secara de-jure dan de-facto berdiri sendiri dibawah pimpinan Gubernur Militer Teungku Muhammad Daud Beureueh yang bebas dari kekuasaan penjajahan Belanda.

Sedangkan mengenai "pembelian pesawat seulawah dan memberikan hartanya untuk memperjuangkan NKRI, juga Maklumat Ulama Seluruh Aceh dalam mendukung Perjuangan Kemerdekaan Republik Indonesia pada 15 Oktober 1945 di Kutaradja, yang disetujui oleh Teungku Hadji Hasan Kroeng Kale, Teungku M.Daoed Beureueh, Teungku Hadji Dja'far Sidik, Teungku Hadji Ahmad Hasballah Lamdjabat, Indrapoeri, Residen Aceh T.Nja'Arif, Toeankoe Mahmud adalah semua itu tidak bisa dijadikan sebagai dasar hukum pembentukan NKRI ketika RIS dilebur pada tanggal 15 Agustus 1950.

Bagi yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad

Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk, amin *.*

Wassalam.

Ahmad Sudirman

http://www.dataphone.se/~ahmad
ahmad@dataphone.se
----------

From: "Maria Christina" <marcris@dnet.net.id>
To: <ahmad@dataphone.se>
Subject: "Sesungguhnya Allah tidak akan pernah meninggalkan kita"
Date: Mon, 2 Feb 2004 23:27:46 +0700

Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum wr wbr.
Saudaraku, aku tahu kekuatan kita hanyalah bersandar pada Allah SWT saja, dan janganlah takut sebab Allah tidak akan pernah meninggalkan kita dan kita juga tahu bahwa Allah tidak akan membiarkan kekejaman menindas kaum yang lemah. Percayalah dengan Iman dan tawakal kita.

Secara pribadi saya katakan bahwa setiap orang yang bisa membaca apa yang sesungguhnya terjadi didalam negeri kita ini dan walaupun saya sebagai umat Kristen tapi saya banyak belajar tentang Islam, saya turut prihatin dengan fitnah-fitnah yang ada, saya akan bantu dalam doa untuk perjuangan kalian.

Wassalam,
Maria Cristina

marcris@dnet.net.id
Jakarta, Indonesia
--------

Date: Mon, 2 Feb 2004 21:08:30 -0800 (PST)
From: sagir alva <melpone2002@yahoo.com>
Subject: PDRI adalah RI
To: ahmad@dataphone.se
Cc: melpone2002@yahoo.com

Ass.Wr.Wb.

Sebelumnya saya mau ucapkan Selamat Hari Raya Aidil Adha kepada saudara Ahmad, om Puteh, saudara Ditya dan seluruh pembaca opini yang dibangunkan oleh saudara Ahmad Sudirman.

Saudara Ahmad....apakah bedanya PDRI dengan RI, saya melihat disini tidak adanya perbedaan yang cukup nyata, PDRI itu muncul karena kondisi NKRI yang dalam keadaan darurat, dan ini tujuannya dilakukan untuk untuk menyelamatkan NKRI dan proklamasi 17 agustus 1945 nya, dan disini juga tidak terlihat bahwa NKRI dan 17 Agustusnya telah lenyap, melainkan disini hanya terjadi perpindahan tampuk pemerintahan dari Soekarno kepada Syaffrudin Prawiranegara, dengan pusat pemerintahan bukit tinggi dan selanjutnya dipindahkan ke Kutaraja (Banda Aceh). Dan mengapa mesti Kutaraja, karena memang saat itu wilayah NKRI yang belum diduduki kembali oleh Belanda adalah Aceh. Dan saat itu Aceh adalah bagian NKRI, karena pada tahun 1945 juga telah berkibar bendera merah putih, begitu juga masyarakat Aceh membantu pembebasan Medan dan sekitarnya, membeli pesawat seulawah dan memberikan hartanya untuk memperjuangkan NKRI serta keluarnya Maklumat Ulama Seluruh Aceh dalam memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia.

Saya kira ini saja tanggapan saya atas tulisan saudara, dan saya ucapakan terima kasih.

Wassalam

Sagir Alva

melpone2002@yahoo.com
Universiti Kebangsaan Malaysia
Selangor, Malaysia
----------