Stockholm, 3 Februari 2004

Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum wr wbr.

APAKAH BENAR TIDAK ADA RAKYAT ACEH YANG MENGINGINKAN REFERENDUM?
Ahmad Sudirman
Stockholm - SWEDIA.

 

MEMANG HARUS DIBUKTIKAN, APAKAH BENAR TIDAK ADA RAKYAT ACEH YANG MENGINGINKAN REFERENDUM ?

"Baiklah Bapak Ahmad Sudirman. Jadi tujuannya yang hakiki adalah Aceh menjadi suatu negeri yang aman, yang bebas dari pengacau. Baik pengacauan yang dilakukan oleh GAM maupun kehancuran yang di lakukan Aparat RI sendiri (seperti pembakaran di Bireun yang di lakukan Brimob). Tak perlu saya cerita banyak, karena anda-kan lebih hebat dan lebih tau.Anda datang saja ke Aceh, kalau anda tidak berani ke Menggamat (mungkin mereka akan balas dendam pada GAM), anda bisa ke Kabupaten lainnya.Anda bisa tanya pada rakyat Aceh (itung-itung survey awal sebelum referendum), apa maunya rakyat desa itu. Baiklah saya beritahukan bocorannya, mereka hanya ingin damai, tenang dalam mencari nafkah, anak bisa sekolah, itu saja, dan tak ada yang bermimpi di adakannya referendum. Tak perlu anda mendebatkan hal barusan di atas pada saya, cukup anda buktikan kebenaran kata-kata saya dengan berkunjung ke Aceh, mungkin anda bisa bawa pengawal dari LSM Int, supaya tidak di ganggu oleh TNI, Atau anda rubah identitas dulu, supaya lebih aman. Setelah melakukan survey ini, pasti pikiran anda akan terbuka, Insya Allah."
(Apha Maop, awakaway@telkom.net , Tue, 03 Feb 2004 21:47:44 +0700)

Baiklah saudara Apha maop.

Ketika saudara Apha maop menyatakan "Bukannya kami senang jadi milisi, tapi jika TNI mempersenjatai kami, kami akan dengan senang hati melibas GAM".

Kemudian setelah saya jawab "saya sekarang akan bertanya kepada Komandan Satuan Tugas Penerangan (Dansatgaspen) PDMD Prov.NAD Kolonel Laut Ditya Soedarsono yaitu apakah Kolonel Laut Ditya Soedarsono akan memberikan senjata kepada saudara Apha Maop untuk menghantam ASNLF atau GAM dan TNA ? Saya yakin, Kolonel Laut Ditya Soedarsono akan menjawab, TNI/POLRI tidak akan memberikan senjata kepada sipil yaitu orang yang bukan anggota TNI/POLRI untuk dipakai melawan ASNLF atau GAM dan TNA."

Ternyata sekarang saudara Apha Maop menulis "Sudah jelas kami tidak akan diberikan senjata (oleh TNI) untuk melawan kalian. Tapi satu hal yang perlu anda ingat, bahwa untuk memperoleh senjata tidak perlu selalu dari TNI. Tujuan kami punya senjata, sebenarnya tidak penuh 100 % bela negara, kami hanya ingin membasmi GAM yang akibatnya akan membaiknya situasi. Dengan membaiknya sikon di Aceh maka tak perlu banyak Aparat dan tentara di Aceh, yang sedikit banyak juga membuat kecut kami. Siapa tau mereka nanti latah dan bertingkah macam-macam."

Saudara Apha Maop, semua rakyat Aceh yang sadar menginginkan Negeri Aceh menjadi Negeri yang aman.

Untuk menjadikan Negeri Aceh menjadi Negeri yang aman dan damai, kita harus mengetahui akar masalahnya.

Kalau saudara Apha Maop mengatakan kekacauan di Negeri Aceh sekarang akibat "pengacauan yang dilakukan oleh GAM juga yang dilakukan Aparat RI sendiri (seperti pembakaran di Bireuen yang dilakukan Brimob)".

Itu bukan akar masalah yang menyebabkan Negeri Aceh tidak aman dan tidak damai.

Yang menjadi akar masalahnya adalah apa yang selalu saya katakan yaitu karena Negeri Aceh yang diambil dan diduduki oleh pendiri NKRI sejak 53 tahun yang lalu tanpa mendapat persetujuan penuh dari seluruh rakyat Aceh dan para pemimpin rakyat Aceh.

Nah, itulah yang menjadi akar masalah yang menyebabkan Negeri Aceh seperti sekarang ini.

Kalau Negeri Aceh tidak diambil dan diduduki Soekarno, tidak akan muncul Teungku Muhammad Daud Beureueh dengan maklumat NII di Aceh-nya pada tanggal 20 September 1953.

Kalau Negeri Aceh tidak dicaplok Soekarno pada 14 Agustus 1950 satu hari sebelum NKRI dibentuk diatas puing-puing Negara/Daerah bagian RIS, tidak mungkin muncul Teungku Hasan Muhammad di Tiro mendeklarasikan dalam usaha menentukan nasib sendiri bebas dari pengaruh kekuasaan Pemerintah Asing pada 4 Desember 1976.

Jadi, Teungku Muhammad Daud Beureueh dan Teungku Hasan Muhammad di Tiro di Aceh bukan pengacau keamanan dan pemberontak di Negeri Aceh. Melainkan mereka adalah orang-orang Aceh yang sadar bahwa Negerinya telah dicaplok, diambil dan diduduki oleh Soekarno cs secara ilegal, secara sepihak tanpa disetujui oleh seluruh rakyat Aceh dan para pimpinan rakyat Aceh.

Nah sekarang, saudara Apha Maop, kalau di Negeri Aceh mau timbul keamanan dan kedamaian, maka seperti yang telah saya tulis sebelum ini, dan saya ajukan sebagai jalan keluarnya kepada
Penguasa Darurat Militer Pusat Presiden Megawati yang dibantu Badan Pelaksana Harian Penguasa Darurat Militer Pusat, Menko Polkam Susilo Bambang Yudhoyono Cs, Menlu Noer Hassan Wirajuda, Panglima TNI Jenderal Endriartono Sutarto, KASAD Jenderal TNI Ryamizard Ryacudu, Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Jenderal (Pol) Da'i Bachtiar, Jaksa Agung M.A. Rachman, Kepala Badan Intelijen Negara AM Hendropriyono, KASAL Laksamana TNI Bernard Kent Sondakh, dan KASAU Marsekal TNI Chappy Hakim, Ketua DPR Akbar Tandjung, Ketua MPR Amien Rais, Ketua Komisi I DPR Ibrahim Ambong, Panglima Daerah Militer Iskandar Muda selaku Panguasa Darurat Militer Daerah Nanggroe Aceh Darussalam Mayjen TNI Endang Suwarya, dan Komandan Satuan Tugas Penerangan (Dansatgaspen) PDMD Prov.NAD Kolonel Laut Ditya Soedarsono yaitu CABUT Keputusan Presiden RI nomor 28 tahun 2003 tentang pernyataan keadaan bahaya dengan tingkatan keadaan darurat militer di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam yang dikeluarkan pada tanggal 18 Mei 2003 dan diberlakukan pada tanggal 19 Mei 2003 dan Keputusan Presiden Republik Indonesia selaku Penguasa Darurat Militer Pusat Nomor 43 Tahun 2003 Tentang Pengaturan kegiatan Warga Negara Asing, Lembaga Swadaya Masyarakat dan Jurnalis di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam yang ditetapkan dan diundangkan di Jakarta pada tanggal 16 Juni 2003.

Karena kalau kedua Keppres diatas belum dicabut, kedamaian, ketenangan dalam mencari nafkah, dan anak-anak bisa sekolah, tidak akan bisa segera tercapai.

Tidak mungkin saudara Apha maop bisa mengadakan penelitian dan survey kepada rakyat Aceh dengan bebas dan leluasa tanpa rakyat merasa takut oleh pihak TNI/POLRI sebelum kedua Keppres tersebut diatas dicabut.

Saya yakin seribu yakin, itu rakyat Aceh tidak berani mengungkapkan keinginananya yang sebenarnya, sebelum kedua Keppres diatas dicabut dari Negeri Aceh.

Karena itu, tidak banyak memberikan manfaat saya datang ke Negeri Aceh, kalau kedua Keppres tersebut belum dicabut oleh Presiden Megawati, dan rakyat Aceh belum diberikan kebebasan untuk menentukan sikap dan memberikan suaranya.

Jadi, sebenarnya kalau pihak Penguasa Darurat Militer Pusat Presiden Megawati yang dibantu Badan Pelaksana Harian Penguasa Darurat Militer Pusat, Menko Polkam Susilo Bambang Yudhoyono Cs, Menlu Noer Hassan Wirajuda, Panglima TNI Jenderal Endriartono Sutarto, KASAD Jenderal TNI Ryamizard Ryacudu, Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Jenderal (Pol) Da'i Bachtiar, Jaksa Agung M.A. Rachman, Kepala Badan Intelijen Negara AM Hendropriyono, KASAL Laksamana TNI Bernard Kent Sondakh, dan KASAU Marsekal TNI Chappy Hakim, Ketua DPR Akbar Tandjung, Ketua MPR Amien Rais, Ketua Komisi I DPR Ibrahim Ambong, Panglima Daerah Militer Iskandar Muda selaku Panguasa Darurat Militer Daerah Nanggroe Aceh Darussalam Mayjen TNI Endang Suwarya, dan Komandan Satuan Tugas Penerangan (Dansatgaspen) PDMD Prov.NAD Kolonel Laut Ditya Soedarsono menginginkan di Negeri Aceh itu menjadi Negeri yang aman dan damai, CABUT itu Keputusan Presiden RI nomor 28 tahun 2003 tentang pernyataan keadaan bahaya dengan tingkatan keadaan darurat militer di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Keputusan Presiden Republik Indonesia selaku Penguasa Darurat Militer Pusat Nomor 43 Tahun 2003 Tentang Pengaturan kegiatan Warga Negara Asing, Lembaga Swadaya Masyarakat dan Jurnalis di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Kemudian berikan rakyat Aceh kebebasan untuk menentukan sikap.

Jangan saudara Apha Maop sendiri yang mengatakan bahwa "tak ada (rakyat Aceh) yang bermimpi di adakannya referendum", padahal sebelum seluruh rakyat Aceh belum memberikan suaranya.

Kalau saudara Apha mengatakan: "tak ada (rakyat Aceh) yang bermimpi di adakannya referendum".

Itu justru memberikan rasa lega bagi pihak Penguasa Darurat Militer Pusat Presiden Megawati yang dibantu Badan Pelaksana Harian Penguasa Darurat Militer Pusat, Menko Polkam Susilo Bambang Yudhoyono Cs, Menlu Noer Hassan Wirajuda, Panglima TNI Jenderal Endriartono Sutarto, KASAD Jenderal TNI Ryamizard Ryacudu, Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Jenderal (Pol) Da'i Bachtiar, Jaksa Agung M.A. Rachman, Kepala Badan Intelijen Negara AM Hendropriyono, KASAL Laksamana TNI Bernard Kent Sondakh, dan KASAU Marsekal TNI Chappy Hakim, Ketua DPR Akbar Tandjung, Ketua MPR Amien Rais, Ketua Komisi I DPR Ibrahim Ambong, Panglima Daerah Militer Iskandar Muda selaku Panguasa Darurat Militer Daerah Nanggroe Aceh Darussalam Mayjen TNI Endang Suwarya, dan Komandan Satuan Tugas Penerangan (Dansatgaspen) PDMD Prov.NAD Kolonel Laut Ditya Soedarsono untuk terus melakukan pendudukan Negeri Aceh, sehingga keamanan dan kedamaian di Negeri Aceh tidak akan tercapai.

Bagi yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad

Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk, amin *.*

Wassalam.

Ahmad Sudirman

http://www.dataphone.se/~ahmad
ahmad@dataphone.se
----------

Date: Tue, 03 Feb 2004 21:47:44 +0700
To: "Ahmad Sudirman" <ahmad@dataphone.se>
From: Apha MAOP <awakaway@telkom.net>
Subject: Re: YUDHOYONO, SUTARTO, RYACUDU TIDAK MAMPU LUMPUHKAN ASNLF/GAM DAN TNA

Ass Wr Wb

Baiklah Bapak Ahmad Sudirman

Di situlah letak masalah yang rakyat Aceh hadapi.

Di satu sisi, kami di terorr oleh GAM (yang sudah jelas benderanya) dan pihak ketiga (yang entah membawa bendera apa). Mereka menekan rakyat Aceh dengan bermodalkan senjatanya. Sedangkan kami tidak mempunyai senjata yang seimbang untuk menghadapi semua bajingan tersebut.

Sudah jelas kami tidak akan diberikan senjata (oleh TNI) untuk melawan kalian. Tapi satu hal yang perlu anda ingat, bahwa untuk memperoleh senjata tidak perlu selalu dari TNI.

Banyak cara untuk mendapatkannya. Kami bisa beli dari Black Market. Bahkan Oknum TNI pun dahulu ada yang menjualnya.Bagaimana dengan senajta GAM ?? Apakah diperoleh dari pemberian TNI ?!?!? Tentu tidak kan ??? Jadi bagaimana anda mendapatkannya ??? Membeli,
merampas dan lain-lain.

Bahkan saya dengar isu (bisa jadi benar, bisa jadi juga salah), banyak senjata GAM yang punya judul "MADE IN PINDAD"Nah ????????????????????????????????

Tujuan kami punya senjata, sebenarnya tidak penuh 100 % bela negara, kami hanya ingin membasmi GAM yang akibatnya akan membaiknya situasi.Dengan membaiknya sikon di Aceh maka tak perlu banyak Aparat dan tentara di Aceh, yang sedikit banyak juga membuat kecut kami. Siapa tau mereka nanti latah dan bertingkah macam-macam.

Jadi tujuannya yang hakiki adalah Aceh menjadi suatu negeri yang aman, yang bebas dari pengacau. Baik pengacauan yang dilakukan oleh GAM maupun kehancuran yang di lakukan Aparat RI sendiri (seperti pembakaran di Bireun yang di lakukan Brimob).

Kami ingin anak-anak kami bisa sekolah dengan tenang, sehingga masa depan mereka cerah dan bisa hidup enak. Tidak seperti sekarang, hidup dalam camp-camp pengungsian, sekolah terbakar, sarana dan prasarana umum hancur. Mau jadi apa generasi Aceh yang akan datang.

Siapa yang akan bertepuk tangan dengan kondisi ini (kehancuran generasi Aceh).Siapapun dia, pastilah dia kelompok Dajjal bajingan yang berbentuk manusia.Bagaimana dengan anda Pak Ahmad, apakah anda masuk kedalam kelompok ini.Jawabannya bukanlah kata-kata yang keluar dari mulut anda, tapi dari perbuatan nyata anda terhadap rakyat Aceh.
Karena kata-kata anda, pastilah kata-kata untuk pembelaan diri anda saja.

Kalau anda menjawabnya sebagai referendum, bagaimana reff itu mau dilaksanakan kalau semua rakyat Aceh sudah habis kalian bantai ataupun menjadi rakyat Aceh yang bodoh (seperti lembu yang di cocok hidungnya). Kami sekarang tidak perlu refrendum, kami hanya butuh hidup damai.

Karena tujuan hidup adalah untuk beribadah kepada Allah dan melanjutkan keturunan.
Bagaimana mau beribadah dengan tenang kalau situasi kacau, hidup di camp pengungsian.
Sudah tentu sarana ibadah yang dimiliki di kampung tidak tersedia di camp. Mengapa hal ini terjadi, siapa yang jadi biang keroknya.

Bagaimana kami melanjutkan keturunan kalau setiap hari ada saja orang aceh yang di bantai.
Untuk apa bermimpi hidup enak setelah referendum di laksanakan. Tapi sebelum melaksanakan referendum kita sudah mati.Lebih baik kami nikmati hidup yang sederhana ini dengan kedamaian.

Orang-orang desa bisa dengan tenang mengerjakan sawahnya, tanpa takut terjadi kontak senjata dari kalian berdua, yang ujung-ujungnya kena getahnya.

Orang-orang tua menjadi susah mencari nafkah, hidup keluarga menjadi melarat, pendidikan tak jelas, kemiskinan meningkat. Sekali lagi saya ingatkan anda, tak perlu anda libatkan internasional,
karena LSM Int tidak se mulia yang anda bayangkan, lihat perlakuan mereka terhadap saudara-dausara kita di Palestina, Iraq dan lain-lain. Tak perlu saya cerita banyak, karena anda-kan lebih hebat dan lebih tau.Anda datang saja ke Aceh, kalau anda tidak berani ke Menggamat (mungkin
mereka akan balas dendam pada GAM), anda bisa ke Kabupaten lainnya.Anda bisa tanya pada rakyat Aceh (itung-itung survey awal sebelum referendum), apa maunya rakyat desa itu.
Baiklah saya beritahukan bocorannya, mereka hanya ingin damai, tenang dalam mencari nafkah, anak bisa sekolah, itu saja, dan tak ada yang bermimpi di adakannya referendum. Tak perlu anda mendebatkan hal barusan di atas pada saya, cukup anda buktikan kebenaran kata-kata saya dengan berkunjung ke Aceh, mungkin anda bisa bawa pengawal dari LSM Int, supaya tidak di ganggu oleh TNI, Atau anda rubah identitas dulu, supaya lebih aman. Setelah melakukan survey ini, pasti pikiran anda akan terbuka, Insya Allah.

Kalau juga setelah survey, pikiran anda tidak terbuka juga, berarti anda sudah demikian terkutuknya, sehingga Allah tidak mau lagi membukan pikiran kebenaran anda. Nauzubillah Min Zalik. iiiiiiiiiiiiiihhhhhhhhhhhhhhhh. Makanya kalau anda memohon berlindung pada Allah, dan berlindung di balik Nama Allah jangan anda tulis berita-berita bohong, misalnya propaganda,
sejarang bohong dan lain-lain.

Mohon untuk menulis berdasarkan fakta yang sedang berlaku sekarang. karena sejarah versi anda itu mungkin sudah tidak laku lagi bagi bangsa aceh.Apalagi saya sudah mual membaca sejarah versi anda. Datang saja ke aceh dan ambil sample apa maunya orang aceh sekarang. Oh ya, yang di sample jangan si Hasan Tiro dan OM Puteh.Mereka tidak layak di sample, karena masih belum bangun dari tidur dengan mimpi panjangnya.Kalau di tanya jawaban mereka pasti mengigau.

Tak perlulah kita mimpi terlalu muluk-muluk kalau tidak bisa kita gapai, jadi segaralah bangun dan sadar dari tidur panjang. Tampar pipi kiri 3 X dan tempeleng pipi kanan 7 X, Kalo belum sadar juga, tonjok gigi depan sekali. Kalo belum sadar juga, kasih tau saya lagi, saya masih punya obat
yang lebih mujarab untuk menghilangkan mimpi yang tak akan pernah bisa diwujudkan itu.

Wassalam

Apha Maop
awakaway@telkom.net
----------