Stockholm, 9 Februari 2004

Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum wr wbr.

ORANG MIMPI ANGGAP RI WUJUD SEBAGAI NKRI SEJAK DIPROKLAMASIKAN 17 AGUSTUS 1945 OLEH SOEKARNO
Ahmad Sudirman
Stockholm - SWEDIA.

 

JELAS ITU ORANG MIMPI MENGANGGAP RI WUJUD SEBAGAI NKRI SEJAK DIPROKLAMASIKAN 17 AGUSTUS 1945 OLEH SOEKARNO

"Assalamualaikum wr wb. Selamat pagi sauadara Ahmad. Semoga anda senantiasa diberikan petunjuk dan hidayah oleh Allah SWT. Waduh bagaimana saudara Ahmad, kok pagi-pagi dah ngelantur bukan kah sejak awal kemerdekaan RI lagi bahwa RI wujud sebagai NKRI, coba simak kembali pembukaan UUD 45 yang disahkan pada 18 agustus 1945. Dan kalo anda baca isi pembukaan UUD 45 dari buku 30 Tahun Indonesia Merdeka, pasti anda mengetahuinya. Dan mengenai Aceh, Aceh sendiri udah bergabung dengan NKRI karena para pemimpin Aceh telah mengeluarkan maklumat ulamat seluruh Aceh, kemudian bukankah para pemimpin ini sudah mewakili kehendak rakyat, sementara yang tidak menjadi kerelaan pemimpin Aceh adalah karena Aceh dilebur dalam Sumatera Utara, walopun Aceh merupakan bagian NKRI."
(Sagir Alva, melpone2002@yahoo.com , Sun, 8 Feb 2004 18:12:51 -0800 (PST))

"Assalamu'alaikum Wr.Wb. Kartu yg Kang Dirman jebot-jebot,eta-eta keneh euweh nu anyar ! ( itu-itu saja tidak ada yg baru ) tdk perlu saya tanggapi panjang lebar."
(Rahmatullah, icmijed@hotmail.com , Mon, 9 Feb 2004 01:52:20 +0300)

"Kacian deh lu, manusia terjajah. Mari lah kita survey dan lihatlah profil para anggota GAM, latar belakang mereka adalah para pengangguran, berpendidikan sangat rendah bukan karena tidak mampu tapi karena malas, pada umumnya adalah musuh masyarakat karena tindakan kriminal kecil seperti maling ayam, maling jemuran dan sebagainya. sebagian lagi memang preman pasar. Anda bicara perjuangan rakyat Aceh, tapi Anda sendiri tidak berada di Aceh, artinya Anda hanya bermimpi di siang bolong, Kacian deh...mestinya seperti Xanana dong atau Che Guevara apa Anda takut peluru ? kacian deh...bicara merdeka tapi takut peluru? Maaf sekali kita memang berbeda persepsi...tentang hidup bersama sebagai sebuah negara seperti RI memang banyak kekurang yang ada dalam tubuh RI sekarang ini, tapi itu kewajiban kami untuk membenahi kekurang ini sebagai warga negara...Anda kalo berhadapan dengan orang-orang Jawa atau orang Indonesia memang merasa seperti dijajah...itu merupakan sebuah penyakit kejiwaan...mungkin psizoperenia dalam bentuknya yang lain."
(Teuku Mirza , teuku_mirza@hotmail.com , 9 februari 2004 05:26:10 )

Baiklah saudara Sagir Alva di Selangor, Malaysia, saudara Rahmatullah di Jeddah, Saudi Arabia, dan Teuku Mirza di Jakarta, Indonesia.

Pertama saya jumpai saudara Sagir Alva.

Dimana saudara Sagir Alva bertahan dengan mengatakan "bukan kah sejak awal kemerdekaan RI lagi bahwa RI wujud sebagai NKRI, coba simak kembali pembukaan UUD 45 yang disahkan pada 18 agustus 1945."

Nah disinilah, saudara Sagir Alva benar-benar tertipu mentah-mentah oleh Soekarno cs. Mengapa ?
Karena buktinya,

Pertama, itu yang namanya NKRI atau Negara Kesatuan Republik Indonesia belum wujud atau belum dibentuk oleh Soekarno pada tanggal 17 Agustus 1945. Fakta dan buktinya adalah sudah jelas dan terang yaitu pada tanggal 15 Agustus 1950 Negara-Negara dan Daerah-Daerah yang merupakan Negara/Daerah Bagian Republik Indonesia Serikat (RIS) dilebur kedalam Negara RI-Jawa-Yoga (menurut Perjanjian Renville 17 januari 1948 daerah de-factonya sekitar Yogyakarta dan sekitarnya dan pada tanggal 14 Desember 1949 menjadi anggota Negara Bagian RIS). Dan pada waktu bersamaan dirubah Negara RI-Jawa-Yogya yang sudah gemuk itu menjadi NKRI atau Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Kedua, yang tertulis dalam pembukaan UUD 45 yang disahkan pada 18 agustus 1945 itu adalah "Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia"

Disini Soekarno cs ketika meproklamasikan Negara RI dan dinyatakan dalam Pembukaan UUD 1945 itu adalah "membentuk suatu pemerintah negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia"

Kemudian, perhatikan "melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia".

Nah disinilah, Soekarno cs mulai menjalankan penipuan liciknya kepada seluruh rakyat bahwa yang dimaksud dengan "segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia" itu adalah seluruh rakyat dan seluruh Pulau-Pulau dan Kepulauan yang ada di Indonesia.

Padahal, dalam kenyataannya, dan ini juga disadari dan diketahui benar oleh Soekarno cs, yang dimaksud dengan "segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia" pada tanggal 17 Agustus 1945 itu adalah hanya merupakan pernyataan diatas kertas saja. Mengapa ?

Karena terbukti setelah Soekarno cs melakukan beberapa tahapan berbagai Perundingan, ternyata akhirnya , Negara RI masuk menjadi anggota Negara Bagian Republik Indonesia Serikat (RIS) pada tanggal 14 Desember 1949.

Nah, sampai pada tanggal 14 Desember 1949 sudah terlihat secara jelas dan gamblang bahwa yang dinamakan dengan Negara RI yang diproklamasikan pada tanggal 17 Agustsu 1945 oleh Soekarno itu adalah Negara RI yang telah menjadi Negara Bagian RIS yang mempunyai wilayah kekuasaan de-facto sekitar Yogyakarta dan sekitarnya berdasarkan dasar hukum Perjanjian Renville pada tanggal 17 Januari 1948 yang ditandatangani oleh Perdana Mentri Mr. Amir Sjarifuddin dari Kabinet Amir Sjarifuddin, yang disaksikan oleh H.A. Salim, Dr.Leimena, Mr. Ali Sastroamidjojo pada tanggal 17 Januari 1948.

Nah sekarang, terbukti sudah, bahwa apa yang ditulis dalam Pembukaan UUD 1945 tersebut diatas "seluruh tumpah darah Indonesia" ternyata, setelah dibaca, diteliti, diselidiki, dianalisa, dihayati, dan direnungkan, tidak lebih dan tidak kurang hanyalah merupakan satu penipuan besar-besaran yang dibuat Soekarno cs yang pernah terjadi dalam sejarah pembentukan NKRI di Indonesia ini.

Jadi sekarang, siapa yang mau membenarkan pernyataan saudara Sagir Alva ini "sejak awal kemerdekaan RI lagi bahwa RI wujud sebagai NKRI, coba simak kembali pembukaan UUD 45 yang disahkan pada 18 agustus 1945."

Jelas, jawabannya, hanyalah orang-orang yang sedang mimpi dan telah terkena racun penipuan licik Soekarno yang akan membenarkan pernyataan saudara Sagir Alva yang sekarang belajar di Universitas Kebangsaan Malaysia ini.

Atau kalau memang ingin Presiden NKRI Megawati akan membenarkan pernyataan saudara Sagir Alva ini?

Selanjutnya, coba perhatikan pernyataan saudara Sagir Alva yang lainnya: "Aceh sendiri udah bergabung dengan NKRI karena para pemimpin Aceh telah mengeluarkan maklumat ulamat seluruh Aceh, kemudian bukankah para pemimpin ini sudah mewakili kehendak rakyat, sementara yang tidak menjadi kerelaan pemimpin Aceh adalah karena Aceh dilebur dalam Sumatera Utara, walopun Aceh merupakan bagian NKRI."

Mari kita kupas. Itu yang namanya Maklumat Ulama Seluruh Aceh di Kutaradja pada 15 Oktober 1945 yang didukung oleh Teungku Hadji Hasan Kroeng Kale, Teungku Muhammad Daoed Beureueh, Teungku Hadji Dja'far Sidik, Teungku Hadji Ahmad Hasballah Lamdjabat, Indrapoeri, T.Nja'Arif, dan Toeankoe Mahmud yang sebagian isinya mendukung Soekarno.

Nah, mendukung Soekarno tidak berarti secara de-jure dan de-facto Negeri Aceh berada langsung dalam wilayah kekuasaan Negara RI. Itu dukungan para Ulama Aceh yang dinyatakan pada tanggal 15 Oktober 1945. Sedangkan kalau dibaca, diteliti, dianalisa dan dipahami, ternyata Negara RI itu pada tanggal 17 Januari 1948 daerah wilayah kekuasaannya secara de-facto dan de-jure hanya sekitar Yogyakarta dan daerah sekelilingnya saja.

Jadi, berdasarkan dasar hukum Perjanjian Renville yang ditandatangani pada tanggal 17 Januari 1948 inilah yang secara de-facto dan de-jure diakui sah sebagai wilayah kekuasaan Negara RI yang diproklamasikan oleh Soekarno pada tanggal 17 Agustsu 1945.

Karena itu, Negeri Aceh adalah tidak termasuk kedalam daerah kekuasaan de-facto Negara RI pimpinan Soekarno itu.

Kemudian sekarang saya akan jumpai saudara Rahmatullah di Jeddah, Saudi Arabia.

Dimana saudara Rahmatullah menulis: "Kartu yg Kang Dirman jebot-jebot,eta-eta keneh euweh nu anyar ! ( itu-itu saja tidak ada yg baru ) tdk perlu saya tanggapi panjang lebar."

Nah, kalau saudara Rahmatullah itu paham dan mengerti, mengapa saya mengemukakan jawaban yang disebut oleh saudara Rahmatullah sebagai "Kartu itu-itu saja tidak ada yg baru". Itu menandakan bahwa dasar yang pakai oleh saya sebagai jawaban terhadap persoalan yang diajukan oleh saudara Rahmatullah itu adalah dasar yang tetap masih kuat dibandingkan dengan dasar yang lainnya yang telah ada. Artinya, saya tidak bisa mengada-ada lagi alasan yang lain yang tidak ditunjang oleh fakta dan bukti yang benar dan didasari oleh dasar hukum yang jelas serta sejarah yang nyata dan benar.

Saya bukan seperti Soekarno yang bisa saja menetapkan satu Peraturan Pemerintah tanpa mendapat kerelaan seluruh rakyat Aceh dan pimpinan rakyat Aceh untuk memperkuat dan memenuhi ambisi agresinya. Contohnya itu pada tanggal 14 Agustus 1950 Presiden RIS Soekarno menetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1950 Tentang Pembentukan Daerah Propinsi. Dimana Negeri Aceh dimasukkan kedalam Propinsi Sumatera Utara.

Seterusnya saya akan temui Teuku Mirza di Jakarta, Indonesia.

Dimana Teuku Mirza ini menuduh "profil para anggota GAM, latar belakang mereka adalah para pengangguran, berpendidikan sangat rendah bukan karena tidak mampu tapi karena malas, pada umumnya adalah musuh masyarakat karena tindakan kriminal kecil seperti maling ayam, maling jemuran dan sebagainya. sebagian lagi memang preman pasar."

Sebenarnya, kalau Teuku Mirza ini sedikit saja, membuka mata dan mau menghayati keadaan yang sebenarny, penyebab dari apa yang menimpa seluruh rakyat Aceh di Negeri Aceh ini adalah akibat kelakuan dan ambisi para pendiri NKRI yang dipelopori oleh Soekarno, diteruskan oleh Jenderal Soeharto, BJ Habibie, Abdurrahman Wahid dan sekarang Presiden Megawati yang ingin tetap menduduki dan menjajah Negeri Aceh dan menekan rakyat Aceh yang ingin menentukan nasib sendiri bebas dari pengaruh kekuasaan NKRI.

Nah, itulah akar masalah sebenarnya, mengapa rakyat Aceh itu menjadi rusak dan hancur seperti keadaan sekarang ini.

Coba, kalau Presiden Megawati, Ketua DPR Akbar Tandjung dan Ketua MPR Amien Rais menyadari bahwa memang benar NKRI menduduki dan menjajah Negeri Aceh, maka berilah kebebasan kepada seluruh rakyat Aceh untuk menentukan nasib mereka sendiri bebas dari pengaruh kekuasaan NKRI melalui jajak pendapat atau referendum.

Tetapi jelas, model Ketua MPR Amien Rais, memang ia munafik dalam hal jajak pendapat atau referendum ini. Mengapa? Karena sebelum terpilih bersama PAN-nya masuk ke DPR dan MPR dan terpilih menjadi Ketua MPR, telah menyatakan bersama Abdurrahman Wahid mendukung referendum bagi seluruh rakyat Aceh ketika berkunjung ke Banda Aceh pada tahun 1999.

Seterusnya, Teuku Mirza menulis: "Anda bicara perjuangan rakyat Aceh, tapi Anda sendiri tidak berada di Aceh, artinya Anda hanya bermimpi di siang bolong, Kacian deh...mestinya seperti Xanana dong atau Che Guevara apa Anda takut peluru ? kacian deh...bicara merdeka tapi takut peluru?"

Nah, coba perhatikan lagi, kalau mau saja Teuku Mirza ini belajar taktik dan strategi gerilya melawan TNI dibawah pimpinan teratas Presiden Megawati. Adakah kelihatan Presiden Megawati masuk ke Aceh memimpin TNI/POLRI dan Raider masuk ke Aceh dan ke hutan-hutan ?.

Jelas, mana mau itu Presiden Megawati ikut langsung terjung bersama TNI, makan bersama, tidur bersama, angkat senjata bersama TNI di Aceh dan di hutan Aceh.

Paling Presiden Megawati menjawab "Itu sudah diperintahkan dan ditugaskan kepada Menko Polkam Susilo Bambang Yudhoyono berdasarkan Keppres No.28 Tahun 2003 dan Keppres No.43 Tahun 2003.

Nah, ketika ditanya Menko Polkam Susilo Bambang Yudhoyono kenapa tidak terjun langsung memimpin gerilya bersama TNI di Aceh, dia tentu saja akan menjawab: "sudah diperintahkan dan ditugaskan kepada Panglima TNI Jenderal Endriartono Sutarto".

Seterusnya kalau ditanya Panglima TNI Jenderal Endriartono Sutarto, mengapa tidak ikut terjun langsung memimpin gerilya bersama TNI di Aceh, maka dia akan menjawab "sudah diperintahkan dan ditugaskan kepada KASAD Jenderal TNI Ryamizard Ryacudu."

Lalu ketika KASAD Jenderal TNI Ryamizard Ryacudu ditanya, mengapa tidak ikut bersama TNI dan Raider-nya bergerilya di Aceh untuk menggempur TNA?. Dia juga akan menjawab: "sudah diperintahkan dan ditugaskan kepada Panglima Daerah Militer Iskandar Muda selaku Panguasa Darurat Militer Daerah Nanggroe Aceh Darussalam Mayjen TNI Endang Suwarya."

Seterusnya ketika ditanya kepada Panglima Daerah Militer Iskandar Muda selaku Panguasa Darurat Militer Daerah Nanggroe Aceh Darussalam Mayjen TNI Endang Suwarya. Mengapa tidak ikut bergerilya bersama TNI/POLRI dan Raider?. Dia akan coba menjawab "Coba tanya itu kepada Komandan Satuan Tugas Penerangan (Dansatgaspen) PDMD Prov.NAD Kolonel Laut Ditya Soedarsono"

Nah sekarang, itu adalah gambaran dari pihak NKRI.
Begitu juga dari pihak ASNLF atau GAM dan TNA.

Coba pikirkan oleh Teuku Mirza, apabila Teungku Hasan Muhammad di Tiro langsung mimpin gerilya bersama TNA, karena takut dikatakan pengecut dan takut peluru, maka siapa yang bersorak kegirangan. Jelas itu, Presiden Megawati, Menko Polkam Susilo Bambang Yudhoyono, Panglima TNI Jenderal Endriartono Sutarto dan KASAD Jenderal TNI Ryamizard Ryacudu.

Mengapa mereka bersorak kegirangan ?. Karena Teungku Hasan Muhammad di Tiro bisa ditangkap hidup-hidup atau ditembak mati langsung di hutan-hutan di Negeri Aceh.

Karena itu Teungku Hasan Muhammad di Tiro tidak bodoh dan tidak bisa ditipu oleh Presiden Megawati, Menko Polkam Susilo Bambang Yudhoyono, Panglima TNI Jenderal Endriartono Sutarto dan KASAD Jenderal TNI Ryamizard Ryacudu.

Selanjutnya, memang antara rakyat Aceh yang telah sadar untuk menentukan nasib sendiri bebas dari pengaruh kekuasaan NKRI dengan Teuku Mirza ada perbedaan persepsi.

Dimana persepsi Teuku Mirza adalah "hidup bersama sebagai sebuah negara seperti RI memang banyak kekurang yang ada dalam tubuh RI sekarang ini, tapi itu kewajiban kami untuk membenahi kekurang ini sebagai warga negara".

Sedangkan persepsi dari rakyat Aceh yang telah sadar untuk menentukan nasib sendiri bebas dari pengaruh kekuasaan NKRI adalah "hidup bebas didalam negara dan pemerintah yang diatur oleh rakyat Aceh sendiri adalah lebih utama dan lebih baik, karena kami telah menyadari bagaimana rasanya berada dalam pendudukan dan penjajahan NKRI bersama TNI/POLRI dan Raider made in KASAD Jenderal TNI Ryamizard Ryacudu"

Soal apa yang akan direncanakan, dibangun, dikembangkan, diutamakan dalam mengatur Negara dan Pemerintah Aceh, itu akan dilaksanakan apabila seluruh rakyat Aceh telah menyatakan sikap dan memberikan suaranya untuk menentukan YA bebas darui NKRI atau TIDAK bebas dari NKRI.

Jadi sekarang, yang diutamakan sebagai agenda pertama adalah melaksanakan jajak pendapart atau referendum bagi seluruh rakyat Aceh di Negeri Aceh untuk menentukan nasib sendiri bebas dari pengaruh kekuasaan NKRI.

Kalau Teuku Mirza tidak suka jajak pendapat atau referendum, itu hak Teuku Mirza. Karena memang Teuku Mirza sudah menyatakan "Buat saya hidup itu merupakan tantangan, setiap nafkah yang kita terima adalah kandungan keringat kita tentunya. kalo kita berkerja untuk orang lain sekalipun bukan berarti Orang itu menjajah kita ?".

Jadi, silahkan Teuku Mirza terus bekerja untuk kepentingan penjajah NKRI dibawah Presiden Megawati, Ketua DPR Akbar Tandjung dan Ketua MPR Amien Rais.

Bagi yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad

Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk, amin *.*

Wassalam.

Ahmad Sudirman

http://www.dataphone.se/~ahmad
ahmad@dataphone.se
----------

Date: Sun, 8 Feb 2004 18:12:51 -0800 (PST)
From: sagir alva <melpone2002@yahoo.com>
Subject: RI adalah NKRI
To: ahmad@dataphone.se
Cc: melpone2002@yahoo.com

Ass.Wr.Wb.

Selamat pagi sauadara Ahmad:) semoga anda senantiasa diberikan petunjuk dan hidayah oleh Allah SWT. Waduh bagaimana saudara Ahmad, kok pagi-pagi dah ngelantur....bukan kah sejak awal kemerdekaan RI lagi...bahwa RI wujud sebagai NKRI, coba simak kembali pembukaan UUD 45 yang disahkan pada 18 agustus 1945. Dan kalo anda baca isi pembukaan UUD 45 dari buku 30 Tahun Indonesia Merdeka, pasti anda mengetahuinya.

Dan mengenai Aceh, Aceh sendiri udah bergabung dengan NKRI karena para pemimpin Aceh telah mengeluarkan maklumat ulamat seluruh Aceh, kemudian bukankah para pemimpin ini sudah mewakili kehendak rakyat, sementara yang tidak menjadi kerelaan pemimpin Aceh adalah karena Aceh dilebur dalam Sumatera Utara, walopun Aceh merupakan bagian NKRI.

Demikianlah tanggapan saya untuk saudara Ahmad, sekian terimah kasih

Wassalam

Sagir Alva

melpone2002@yahoo.com
Universiti Kebangsaan Malaysia
Selangor, Malaysia
----------

From: "rahmatullah" <icmijed@hotmail.com>
To: "Ahmad Sudirman" <ahmad@dataphone.se>
Subject: Re: YANG MERUNTUHKAN NKRI ADALAH SOEKARNO DENGAN POLITIK AGRESI TERHADAP NEGERI DILUAR BEKAS RIS
Date: Mon, 9 Feb 2004 01:52:20 +0300

Bismillahhirrohmannirrohim.
Assalamu'alaikum Wr.Wb.

Kartu yg Kang Dirman jebot-jebot, eta-eta keneh euweh nu anyar ! ( itu-itu saja tidak ada yg baru ) tdk perlu saya tanggapi panjang lebar. Kita berdo'a semoga bangsa ini terhindar dari segala hasutan,dan disatukan hati-hati kita,amin ya Robal'alamin.

Wassalam

Jeddah,09/02/2004
Ewigkeitbruderscaft mit Islam.

Rahmatullah

icmijed@hotmail.com
Saudi Arabia
----------

From: Teuku Mirza <teuku_mirza@hotmail.com>
Return Address: PPDI@yahoogroups.com
Date: 9 februari 2004 05:26:10
To: PPDI@yahoogroups.com, ACSA@yahoogroups.com, abim@yahoogroups.com, lantak@yahoogroups.com, apakabar@yahoogroups.com
Cc: afdalgama@hotmail.com, blangpidie@yahoo.com, coet_pucok@yahoo.com, fadlontripa@yahoo.com
Subject: RE: «PPDi» RE: <AcsA> TIDAK MANUSIAWI NKRI BERTINDAK DI ACHEH.

Kacian deh lu ...manusia terjajah...

Mari lah kita survey dan lihatlah profil para anggota GAM, latar belakang mereka adalah para pengangguran, berpendidikan sangat rendah bukan karena tidak mampu tapi karena malas, pada umumnya adalah musuh masyarakat karena tindakan kriminal kecil seperti maling ayam, maling jemuran dan sebagainya. sebagian lagi memang preman pasar...

Anda bicara perjuangan rakyat Aceh, tapi Anda sendiri tidak berada di Aceh, artinya Anda hanya bermimpi di siang bolong, Kacian deh...mestinya seperti Xanana dong...atau Che Guevara....apa Anda takut peluru ? kacian deh...bicara merdeka tapi takut peluru...?

Maaf sekali kita memang berbeda persepsi...tentang hidup bersama sebagai sebuah negara seperti RI...memang banyak kekurang yang ada dalam tubuh RI sekarang ini, tapi itu kewajiban kami untuk membenahi kekurang ini sebagai warga negara...Anda kalo berhadapan dengan orang-orang Jawa atau orang Indonesia memang merasa seperti dijajah...itu merupakan sebuah penyakit kejiwaan...mungkin psizoperenia dalam bentuknya yang lain...

Anda pikir hidup merdeka seperti Hasan Tiro yang hanya makan tidur dan hidup dari tunjangan negara seperti yang kalian janji kan kepada anak-anak Aceh yang polos-polos tentang Aceh yang merdeka...kalian akan dapat tunjuangan dari negara sebesar 2 juta per bulan ?
Kacian deh...kita memang berbeda...

Buat saya hidup itu merupakan tantangan, setiap nafkah yang kita terima adalah kandungan keringat kita tentunya. kalo kita berkerja untuk orang lain sekalipun bukan berarti Orang itu menjajah kita ?

Asal Anda tau berapa banyak orang-orang Aceh yang pengusaha, yang professor, yang dokter, yang insinyur...yang jenderal sekalipun ada...apakah mereka meresa terjajah ? Apakah itu pemberian cuma-cuma dari penguasa ? apakah semua itu mereka raih tanpa kerja keras ? apakah dalam rangkaian sukses, mereka telah menumpahkan darah dan harat oarang Aceh...apakah mereka bekerja untuk pera penjajah ? ANDA SANGAT LUCU

Teuku Mirza

teuku_mirza2000@yahoo.com
teuku_mirza@hotmail.com
Universitas Indonesia
Jakarta, Indonesia
----------