Stockholm, 26 Maret 2004

Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum wr wbr.
 

ORANG KETURUNAN BLACK DUTCHMAN TERMASUK MIRZA & DOBING PENDUKUNG PENJAJAHAN DI ACEH
Ahmad Sudirman
Stockholm - SWEDIA.

 

RUPANYA PELAKU/PENGANJUR/PENDUKUNG PENJAJAHAN DI NEGERI ACEH ADALAH PENERUS DAN KETURUNAN BLACK DUTCHMAN TERMASUK MIRZA & DOBING

"Bapak Sudirman, apa yg di sampaikan oleh saudara Sagir bahwa Acheh sudah aman, mungkin saudara Sagir melihatnya dengan memakai BH Megawati cs. Dan menurut setahu bapak Sudirman di UKM selangor Malaysia adakah di terapkan idelogi Pancasila sebagai pelajaran?, Hingga saat ini saudara Sagir masih menyembah Pancasila." (Ayie , azi09@hotmail.com ,Fri, 26 Mar 2004 03:30:26 +0000)

"Buat mas Dirman yg pinter meramu kata seperti penjual obat. Yang pusing tujuh keliling siapa hayooo, saya atau mas Dirman he he he. Yang saya katakan itu kan benar adanya..eksploitasi foto marsose kok dijadikan dasar seluruh org jawa busuk" (Dobing , dobing@telkom.net , 26 mars 2004 03:25:21)

"Para pemirsa mimbar bebas yang budiman, berita ini adalah berasal dari Gatra, yang menjelaskan siapa pembunuh Rektor Unsyiah, Alm. Prof Dayan Dawood. Memang sih pada berita ini sebutkan bahwa Mahyuddin alias raja preman adalah anggota GSA bukan disebutkan sebagai anggota GAM, tapi masyarakat Banda Aceh Semua tahu kok siap raja Mahyuddin ini. Bung Ahmad Sudirman, sebaiknya Anda bertemu langsung sama terpidana ini. Anda wawancara langsung Mahyuddin ini. Anda boleh tanya kapan dia masuk jadi anggota GAM. Siapa komandannya, siapa saja anak buahnya, apa saja aktivitasnya atau Anda punya filenya Mahyuddin ini, semestinya sebagai anggota, Anda menyimpan data diri mahyuddin ini, sehingga Anda tau persis siapa dia ?" (Teuku Mirza , teuku_mirza@hotmail.com , 26 mars 2004 04:17:05)

"Wah wah wah Ahmad Sudirman makin gusar dong ! maunya dia Aceh nggak perlu aman, kalo bisa semua orang Aceh mampus karena provokasi GAM. Kalo Aceh aman, mungkin uang yang masuk ke kocek Sudirman CS makin berkurang tuh bisa-bisa cuma ngandalin tunjangan pemerintah Swedia doang dong ! Cukup seh, tapi kagak bisa bermewah dikit he he just kidding Man !" (Teuku Mirza , teuku_mirza@hotmail.com , 25 mars 2004 12:58:46)

Baiklah saudara Ayie di Kuala Lumpur, Malaysia, saudara Dobing di Jakarta, Indonesia, dan Teuku Mirza di Universitas Indonesia, Jakarta, Indonesia.

Memang benar apa yang dikatakan saudara Ayie di Kuala Lumpur ini: "apa yg di sampaikan oleh saudara Sagir bahwa Acheh sudah aman, mungkin saudara Sagir melihatnya dengan memakai BH Megawati cs."

Yang sebenarnya saudara Sagir Alva ketika melihat Kota Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Besar itu meminjam kacamata hitam yang dipakai Megawati warisan Soekarno. Karena itu kelihatan situasi Kota Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Besar tampak terang, jelas, aman, walaupun Negeri Aceh itu sudah dikepung oleh lebih dari 50.000 serdadu TNI/POLRI/RAIDER dengan senjata dan pentungan dasar hukum Keppres No.28/2003 dan Keppres No.43/2003.

Kemudian saudara Ayie bertanya: "dan menurut setahu bapak Sudirman di UKM Selangor Malaysia adakah di terapkan idelogi Pancasila sebagai pelajaran?, Hingga saat ini saudara Sagir masih menyembah Pancasila."

Sebenarnya, itu pancasila hasil utak-atik Soekarno penelan, pencaplok, penjajah Negeri Aceh pakai RIS dan diteruskan pakai alat NKRI, di Universitas Kebangsaan Malaysia (UKM) tidak laku. Itu kan, pancasila makanan dan untuk sarapan pagi di NKRI saja.

Kemudian, itu pancasila tidak perlu disembah, karena bukan Tuhan. Nanti kalau dikatakan menyembah pancasila, bisa-bisa itu Megawati hidungnya belok keatas saking girangnya, karena pancasila hasil utak-atik Soekarno disembah-sembah. Yang sebenarnya itu pancasila adalah racun Soekarno.

Buktinya, lihat saja itu saudara Sagir Alva dan Teuku Mirza, dimana dua orang itu, walaupun sudah belajar kebangku tingkat Universitas, tetapi otaknya kosong, khususnya itu orang yang ngaku dari Aceh, Teuku Mirza. Otak Teuku Mirza memang kosong, tidak ada isinya, karena sudah terkena racun pancasila hasil utak-atik Soekarno penelan dan pencaplok Negeri Aceh.

Karena itu kalau saudara Sagir Alva dan Teuku Mirza berdiskusi dan berdebat dengan Ahmad Sudirman tentang pendudukan dan penjajahan Negeri Aceh, itu mereka berdua jungkir jumpalik, karena memang ilmu tentang Negeri Aceh-nya itu kosong dalam otak Teuku Mirza dan saudara Sagir Alva sudah dimakan racun pancasila hasil utak-atik Soekarno.

Selanjutnya itu saudara Dobing di Jakarta mencoba untuk sedikit kelakar sambil menyembunyikan topeng Black Dutchman-nya: "Buat mas Dirman yg pinter meramu kata seperti penjual obat. Yang pusing tujuh keliling siapa hayooo, saya atau mas Dirman he he he. Yang saya katakan itu kan benar adanya..eksploitasi foto marsose kok dijadikan dasar seluruh org jawa busuk"

Coba perhatikan oleh seluruh rakyat di Negeri Aceh dan di NKRI, bagaimana itu saudara Dobing sambil cekikikan, untuk menutupi orang-orang Jawa yang jumlahnya mencapai 45 % dari seluruh penduduk NKRI, dan hampir semunya menjadi pendukung penelanan, pencaplokan, pendudukan, dan penjajahan di Negeri Aceh oleh Presiden RIS Soekarno dan diteruskan sampai detik ini oleh Presiden NKRI Megawati, sehingga menerima titel dan gelar Black Dutchman.

Hebat juga itu titel dan gelar Black Dutchman yang diberikan oleh saudara Omar Puteh dari Stavanger, Norwegia itu.

Dimana orang Jawa ini jumlahnya mencapai 45 %, sedangkan orang Sunda hanya 14 %, orang Madura hanya 7,5 %, orang Melayu hanya 7,5%, dan suku-suku lainnya hanya mencapai 26 % dari seluruh penduduk NKRI.

Rupanya, itu orang Jawa yang jumlahnya mencapai 45 % dari seluruh penduduk NKRI kebanyakan mendukung penelanan, pencaplokan, pendudukan, dan penjajahan di Negeri Aceh. Akhirnya saudara Omar Puteh dari Stavanger, Norwegia, langsung saja memberikan titel dan gelar kepada orang-orang Jawa pendudukung penelanan, pencaplokan, pendudukan, dan penjajahan di Negeri Aceh dengan titel dan gelar Black Dutchman.

Ketika ditelusuri, makin kedalam, rupanya saudara Dobing juga sudah mendapat titel dan gelar Mr Black Dutchman. Tetapi, ketika jumpa dengan Ahmad Sudirman dihapusnya itu titel dan gelar Mr Black Dutchman, bahkan topeng yang bertuliskan Black Dutchman-nya pun dicopotnya dulu sebelum berdiskusi dan berdebat dengan Ahmad Sudirman di mimbar bebas ini.

Akhirnya, karena memang saudara Dobing itu sebenarnya Mr Black Dutchman, ketika berdebat dengan Ahmad Sudirman baru saja beberapa ronde sudah jungkir jumpalik. Tidak sanggup lagi untuk mempertahankan penelanan, pencaplokan, pendudukan, dan penjajahan Negeri Aceh oleh Presiden RIS Soekarno pada tanggal 14 Agustus 1950 dan dipertahankan sampai detik ini oleh Presiden NKRI Megawati.

Untung saja itu saudara Dobing dapat bantuan tenaga dari saudara Hidajat Sjarif dari Canada, yang juga sudah dapat titel dan gelar Mr Black Dutchman dari saudara Omar Puteh. Sehingga sampai detik ini saudara Dobing masih bisa cekikikan di mimbar bebas ini.

Adapun tentang Teuku Mirza yang otaknya kosong karena termakan racun pancasila hasil utak-atik Soekarno penelan, pencaplok, penjajah di Negeri Aceh, rupanya sudah siap dengan gembolannya yang diceritakan di mimbar bebas ini: "Para pemirsa mimbar bebas yang budiman, berita ini adalah berasal dari Gatra, yang menjelaskan siapa pembunuh Rektor Unsyiah, Alm. Prof Dayan Dawood. Memang sih pada berita ini sebutkan bahwa Mahyuddin alias raja preman adalah anggota GSA bukan disebutkan sebagai anggota GAM, tapi masyarakat Banda Aceh Semua tahu kok siap raja Mahyuddin ini. Bung Ahmad Sudirman, sebaiknya Anda bertemu langsung sama terpidana ini. Anda wawancara langsung Mahyuddin ini. Anda boleh tanya kapan dia masuk jadi anggota GAM. Siapa komandannya, siapa saja anak buahnya, apa saja aktivitasnya atau Anda punya filenya Mahyuddin ini, semestinya sebagai anggota, Anda menyimpan data diri mahyuddin ini, sehingga Anda tau persis siapa dia ?"

Coba, perhatikan oleh seluruh rakyat di NKRI dan di Negeri Aceh.

Bagaimana itu Teuku Mirza yang menggelupur kalau berdebat dengan Ahmad Sudirman, hari ini mencoba buat reklam di mimbar bebas ini dengan menampilkan Mahyuddin yang divonis 17 tahun penjara oleh majelis hakim Pengadilan Negeri (PN) Banda Aceh, Rabu, 24 Maret 2004 yang terbukti melanggar pasal 340 jo dan pasal 55 (1) KUHP karena melakukan pembunuhan berencana terhadap Rektor Unsyiah, Prof Dr Dayan Dawood MA, dan melanggar pasal 1 (1) undang-undang UU No.12/DRT/1951 karena memiliki senjata api secara tidak sah.

Dimana tujuan dari Teuku Mirza mereklamkan Mahyuddin ini adalah mau menunjukkan bahwa terdakwa adalah anggota Gerakan Separatis Aceh (GSA), tetapi bukan anggota Gerakan Aceh Merdeka (GAM).

Nah dengan ditampilkannya terdakwa Mahyuddin ini diharapkan bisa memperlemah kekuatan rakyat Aceh yang telah sadar untuk menentukan nasib sendiri bebas dari pengaruh kekuasaan Negara Pancasila atau NKRI.

Padahal itu terdakwa Mahyuddin yang dituduh juga sebagai anggota Gerakan Separatis Aceh (GSA), tetapi bukan anggota Gerakan Aceh Merdeka (GAM) ketika melakukan penembakan terhadap Rektor Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Darussalam, Prof Dr Dayan Dawood M pada tanggal 6 September 2001, di Negeri Aceh, ternyata didasarkan kepada dasar hukum Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2001 tentang Langkah-langkah komprehensif dalam rangka penyelesaian masalah Aceh yang dikeluarkan di Jakarta pada tanggal 11 April 2001 yang ditandatangani oleh Presiden Republik Indonesia Abdurrahman Wahid.

Sedangkan itu Rektor Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Darussalam, Prof Dr Dayan Dawood MA telah dikenal sebagai pelopor pencabutan DOM sebelum Presiden NKRI Jenderal Soeharto dijatuhkan, misalnya pada tanggal 14 Oktober 1996 Rektor Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Darussalam Prof Dr Dayan Dawood dalam konferensi pers di Darussalam mengatakan bahwa dalam kondisi sekarang, Aceh lebih aman dibanding Jakarta. Jadi, Aceh sebagai "Daerah Rawan" sudah waktunya dicabut, karena merugikan ekonomis, politis, dan psikologis.

Selanjutnya, ketika majelis hakim yang dipimpin Erry Mustianto SH, memutuskan bahwa terdakwa Mahyuddin adalah anggota Gerakan Separatis Aceh (GSA), jelas ini menunjukkan ketidak pastian majelis hakim memutuskan bahwa terdakwa Mahyuddin adalah anggota GAM.

Karena jelas secara organisasi dan hukum jelas tidak sama antara Gerakan Separatis Aceh (GSA) dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Dalam ASNLF atau GAM tidak dikenal itu nama Gerakan Separatis Aceh (GSA).

Jadi, disini saya melihat bahwa memang benar terdakwa Mahyuddin bukan anggota Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Karena kalau memang terdakwa Mahyuddin anggota Gerakan Aceh Merdeka (GAM), maka akan disebutkan dalam putusan majelis hakim bahwa terdakwa Mahyuddin adalah anggota Gerakan Aceh Merdeka (GAM).

Begitu juga terdakwa Mahyuddin adalah bukan anggota pasukan Tentara Negara Aceh (TNA). Karena kalau memang benar terdakwa Mahyuddin adalah anggota pasukan TNA, maka majelis hakim dalam keputusannya akan mengatakan bahwa terdakwa Mahyuddin adalah anggota pasukan TNA.

Jadi, secara hukum dan organisasi, terdakwa Mahyuddin itu adalah orang yang bukan anggota Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dan bukan anggota pasukan Tentara Negara Aceh (TNA), tetapi anggota Gerakan Separatis Aceh (GSA) yang tidak mempunyai hubungan struktur organisasi baik dengan GAM ataupun dengan TNA.

Selanjutnya, Teuku Mirza terus menerus mengatakan: "Pada diskusi sebelumnya, saya sudah mengatakan bahwa idiologi GAM adalah komunis, ini adalah salah satunya. GAM akan membunuh siapa saja yang tidak sejalan dengan kalian"

Nah, coba perhatikan lagi oleh seluruh rakyat di Negeri Aceh dan di NKRI.

Itu Teuku Mirza mengatakan bahwa ASNLF atau GAM idiologinya komunis. Ini menunjukkan bahwa kekosongan otak dari alumni Universitas Indonesia ini. Yang beridiologi komunis itu Soekarno pendiri PNI yang sekarang dilanjutkan oleh Sukmawati Soekarnoputri dengan Partai Nasional Indonesia Marhaenisme campuran hasil adukan Marxisme dan Leninisme, yang juga mempengaruhi idiologi PDI-P-nya Megawati Soekarnoputri, walaupun dipermukaan dikenal dengan ajaran pancasila, tetapi pancasila hasil utak-atik Soekarno dengan marhaenismenya.

Itu Megawati penerus Soekarno yang terus dibuntuti oleh Teuku Mirza itu adalah bau idiologinya bau idiologi campuran gado-gado Marxisme dan Leninisme yang menjadi marhaenisme, dan itulah bau idiologi Marhaenisme yang terus dihirup setiap hari di kamar kerja Teuku Mirza. Idiologinya Mbak Megawati dan Mbak Sukamawati. Begitu juga itu pecahan dari orang-orang PDI-P, Erros Djarot yang begitu kental dan cinta kepada marhaenisme ajaran Soekarno sehingga mendirikan Partai Nasionalisme Banteng Kemerdekaan. Itu bau-bau ajaran marhaenisme Soekarnopun terus memenuhi ruangan kerja Teuku Mirza.

Nah selanjutnya, itu Teuku Mirza yang otaknya sudah dipenuhi racun pancasila hasil utak-atik Soekarno yang menganut ajaran marhaenisme hasil ramuan gado-gado Marxisme dan Leninisme yang sekarang sedang dikembangkan dan dipopulerkan lagi oleh Sukmawati dan Erros Djarot, juga oleh Megawati, yang telah memenuhi ruang kerja Teuku Mirza di Universitas Indonesia, sambil matanya mendelik-delik, dan tangannya menggapai-gapai, sambil mulutnya komat-kamit, kedengaran suara keluar dari mulut Teuku Mirza: "kalian juga melakukan pembodohan terhadap rakyat dengan melakukan pembakaran sekolah-sekolah, membunuh guru-guru termasuk Prof. Dayan dan Prof. Sofwan. Kalian juga menghancurkan perekonomian dengan pembakaran alat-alat transportasi seperti Truk pengangkut bahan pokok, dan bus-bus umum, memutuskan jaringan listrik dan menghancurkan sarana telekomunikasi."

Eh, Teuku Mirza yang membuat bodoh rakyat Aceh itu Soekarno, Soeharto, BJ Habibie, Abdurrahman Wahid dan sekarang itu Mbak Megawati dengan marhaenismenya. Itu idiologi kesenangan Teuku Mirza, campuran antara racun pancasila dengan Marxisme-Leninisme yang bernama marhaenisme ajaran Soekarno yang terus dibuntuti oleh Teuku Mirza.

Dan yang membakar sekolah-sekolah itu juga pihak TNI dengan menggunakan dasar hukum Keppres No.28/2003 dan Keppres No.43/2003, alasan dipakai sarang dan markas GAM.

Itu soal yang menembak Rektor Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Darussalam Prof Dr Dayan Dawood adalah bukan anggota GAM melainkan anggota Gerakan Separatis Aceh (GSA) ciptaan Mbak Megawati Cs dengan TNI/POLRI-nya. Karena GSA tidak ada dalam struktur organisasi ASNLF atau GAM dan dalam TNA.

Juga itu soal "menghancurkan perekonomian"adalah akibat para koruptor di NKRI termasuk dalam Penguasa Darurat Militer Daerah Aceh. Dana yang ada dalam APBN Daerah disantap dan ditelan oleh TNI/POLRI dengan alasan menumpas rakyat Aceh yang telah sadar untuk menentukan nasib sendiri bebas dari pengaruh kekuasaan Negara Pancasila atau NKRI.

Kemudian itu soal "pembakaran truk pengangkut bahan pokok, dan bus-bus umum" apakah itu dilakukan oleh pasukan-pasukan ciptaan Mbak Megawati dan Sutarto & Ryacudu, seperti GSA ?. Karena itu GSA ciptaan Mbak Megawati, Sutarto & Ryacudu. Mana ada itu GSA dalam tubuh ASNLF atau GAM dan TNA.

Seterusnya soal "memutuskan jaringan listrik dan menghancurkan sarana telekomunikasi"
Apakah ini juga bukan hasil kerjaan tim-tim buatan Ryacudu dan Sutarto dan Mbak Megawati dengan dasar hukum Keppres No.28/2003 dan Keppres No.43/2003, kemudian dituduhkan kepada GSA yang tidak wujud dalam tubuh ASNLF atau GAM dan TNA.

Memang kalau soal tipu menipu itu pihak NKRI dibawah Megawati cs ini memang sudah menjadi akhlinya. Lihat saja itu Soekarno, kalau sudah main tipu dengan berbagai akal bulusnya, sampai-sampai Negeri Aceh-pun masuk kedalam perut NKRI.

Nah sekarang, Teuku Mirza ini ingin mencoba membuat reklam kampanye untuk menumbangkan pribadi Teungku Hasan Muhammad di Tiro dengan mengatakan: "Hasan Tiro sama sekali tidak layak mengklaim bahwa Aceh di jajah Indonesia Jawa kenapa?. Pertama, dia tinggal di Aceh hanya sampai SMA, sesudahnya dia ke Jakarta dan bekerja di Deplu, kemudian ditempatkan di Amerika Serikat dan bekerja di Kedutaan RI. Selanjutnya dia tinggal diluar negeri dan bisa hidup mewah setelah menikmati kiriman dana DI/TII, yang peruntukkannya buat beli senjata DII/TII tapi oleh Hasan Tiro senjata tak pernah dia beli, tapi justru dia hidup mewah seperti beli 2 mobil sekaligus dan kawin dengan wanita yahudi Swedia."

Hai Teuku Mirza, itu fakta dan bukti, dasar hukum dan sejarah mengenai penelanan, pencaplokan, pendudukan, dan penjajahan negeri Aceh oleh Presiden RIS Soekarno pada tanggal 14 Agustus 1950 dengan memakai dasar hukum PP RIS No.21/1950 dan PERPU No.5/1950.

Mana bisa dibantah lagi oleh penguasa NKRI sekarang ini. Apalagi oleh Teuku Mirza yang otaknya kosong terkena racun pancasila hasil utak-atik Soekarno mampu membantah alasan yang saya kemukakan itu. Sampai kiamatpun Teuku Mirza tidak akan mungkin sanggup membantahnya.

Soal Teungku Hasan Muhammad di Tiro meninggalkan Aceh selepas SMA itu tidak bisa dijadikan sebagai dasar hukum untuk pembatalan mengenai penelanan, pencaplokan, pendudukan, dan penjajahan Negeri Aceh oleh Presiden RIS Soekarno yang dipertahankan sampai detik ini oleh Presiden NKRI Megawati dari PDI-P, Teuku Mirza yang otaknya kosong pembeo Mbak Megawati dari PDI-P.

Juga soal Teungku Hasan Muhammad di Tiro kerja di Deplu dan Kedutaan Besar RI, tidak bisa dijadikan sebagai dasar hukum untuk membatalkan penelanan, pencaplokan, pendudukan , dan penjajahan Negeri Aceh oleh Presiden RIS Soekarno yang dipertahankan sampai detik ini oleh Presiden NKRI Megawati dari PDI-P.

Begitu juga soal hidup cukup Teungku Hasan Muhammad di Tiro di luar Negeri tidak bisa dijadikan dasar hukum untuk membatalkan penelanan, pencaplokan, pendudukan , dan penjajahan Negeri Aceh oleh Presiden RIS Soekarno yang dipertahankan sampai detik ini oleh Presiden NKRI Megawati dari PDI-P.

Nah kalau soal tuduh menuduh tanpa bukti memang yang namanya Teuku Mirza ini tidak perlu dipersoalkan lagi, sudah akhlinya. Contohnya, sudah beberapa kali itu Teuku Mirza yang otaknya kosong, alumni Universitas Indonesia ini, dengan seenak udelnya menuduh Ahmad Sudirman mendapat: "tunjangan sosial yang diberikan pemerintah" Swedia. Itu kan 100 % bohong besar. Tetapi, karena otak Teuku Mirza yang sudah kena racum pancasila hasil utak-atik Soekarno, soal menuduh tanpa dasar fakta yang benar, memang sudah menjadi trademark-nya Teuku Mirza. Ketika Amad Sudirman minta bukti kepada Teuku Mirza atas tuduhannya itu, mana berani ia menjawabnya, karena memang bukti tuduhannya itu tidak ada. Paling, lupakan, lupakan itu bukti.

Begitu juga Teuku Mirza menuduh Teungku Hasan Muhammad di Tiro "kiriman dana DI/TII, yang peruntukkannya buat beli senjata DII/TII tapi oleh Hasan Tiro senjata tak pernah dia beli, tapi justru dia hidup mewah seperti beli 2 mobil sekaligus dan kawin dengan wanita yahudi Swedia."

Disini, kalau Teuku Mirza itu otaknya encer, mana berani menuduh Teungku Hasan Muhammad di Tiro tanpa dasarkan fakta dan bukti. Tetapi karena Teuku Mirza otaknya sudah kena racun pancasila, ya, menuduh tanpa bukti itu dianggap biasa saja.

Lihat saja buktinya, ketika Teuku Mirza menuduh yang menembak Rektor Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Darussalam Prof Dr Dayan Dawood adalah anggota GAM.

Ternyata setelah dibuktikan, majelis hakim Pengadilan Negeri (PN) Banda Aceh, Rabu, 24 Maret 2004 memutuskan, bahwa yang menembak Rektor Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Darussalam Prof Dr Dayan Dawood adalah "anggota Gerakan Separatis Aceh (GSA)".

GSA dan GAM tidak sama. Lagi pula memang GSA tidak ada dalam struktur dan tubuh ASNLF atau GAM.

Jadi, jelas itu soal menuduh dan menipu memang sudah menjadi keakhlian dari Teuku Mirza yang otaknya kosong alumni Universitas Indonesia.

Kalau soal "kualitas pemimpin" dibandingkan antara Teungku Hasan Muhammad di Tiro dengan Soekarno. Wah, bisa berantakan.

Soekarno adalah proklamator Negara RI, penipu ulung, penelan, pencaplok, penjajah Negeri Aceh. Kesenangannya main perempuan. Setiap ketemu perempuan disantap terus, tidak peduli apakah ada suaminya atau tidak. Mabuk dengan ajaran komunis campuran Marxisme-Leninisme, sehingga setelah diutak-atik lahirlah pancasila dan marhaenisme. Tidak lama setelah itu lahir hasil utak-atik lainnya yang bernama nasakom, campuran gado-gado nasionalisme agama komunis, kesenangan Teuku Mirza.

Teungku Hasan Muhammad di Tiro proklamator Negara Aceh yang menentukan nasib sendiri bebas dari pengaruh kekuasaan Negara Pancasila atau NKRI. Tidak suka main perempuan. Menikah hanya satu kali, tetapi sudah bercerai, sampai sekarang tidak kawin lagi. Tidak tertarik dengan ajaran campuran Marxisme-Leninisme.

Bagi yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad

Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk, amin *.*

Wassalam.

Ahmad Sudirman

http://www.dataphone.se/~ahmad
ahmad.swaramuslim.net
ahmad@dataphone.se
----------

From: "ayi i" azi09@hotmail.com
To: ahmad@dataphone.se
Cc: melpone2002@yahoo.com
Subject: Pancasila
Date: Fri, 26 Mar 2004 03:30:26 +0000

Assalammualaikum wr.wb

Salam Jumpa
Bapak Sudirman, apa yg di sampaikan oleh saudara Sagir bahwa Acheh sudah aman, mungkin saudara Sagir melihatnya dengan memakai BH Megawati cs. Dan menurut setahu bapak Sudirman di UKM selangor Malaysia adakah di terapkan idelogi Pancasila sebagai pelajaran?, Hingga saat ini saudara Sagir masih menyembah Pancasila.

Wassalam

Ayie

azi09@hotmail.com
Kuala Lumpur, Malaysia
----------

From: dobing dobing@telkom.net
Date: 26 mars 2004 03:25:21
To:"Ahmad Sudirman" <ahmad_sudirman@hotmail.com>, <padhang-mbulan@egroups.com>, <PPDI@yahoogroups.com>, <oposisi-list@yahoogroups.com>, <mimbarbebas@egroups.com>, <politikmahasiswa@yahoogroups.com>, <fundamentalis@eGroups.com>, <Lantak@yahoogroups.com>, kuasa_rakyatmiskin@yahoogroups.com Cc:siliwangi27@hotmail.com
Subject:Re: OM PUTEH SEMPROT BERSIH SOEKARNO & PENERUSNYA PAKAI ALAT SEMPROT BLACK DUTCHMAN

Assalamualaikum

Buat mas Dirman yg pinter meramu kata seperti penjual obat. Yang pusing tujuh keliling siapa hayooo, saya atau mas Dirman he he he. Yang saya katakan itu kan benar adanya..eksploitasi foto marsose kok dijadikan dasar seluruh org jawa busuk. Wah utk yg satu ini jelas saya ngga setuju, tapi saya ngga pusing "wong cuma disemprot salju + campuran Black Dutchman Omar Puteh aja kok pusing". Justru anda yg pusing kena pukulan counter yang telak dari kami. Tetapi sebelum orang lain lihat anda sempoyongan anda sudah teriak yg mukul anda lagi pusing, padahal pandangan anda sendiri yg berkunang2 habis kena tonjok he he he.

Sana cari obat pusing di negeri Swedia. Anda bangga banget jadi warga negara Swedia. Memang Swedia itu negara Islam apa, hingga anda ngga suka Canada yg sekuler dan Indonesia yg pancasila. Selamat cari jamu juga Bung atau bikin ramuan anti stress aja dari salju, hingga jadi dingin hati dan pikiran anda.

Dobing

dobing@telkom.net
Jakarta, Indonesia
----------

From:Teuku Mirza teuku_mirza@hotmail.com
Date:26 mars 2004 04:17:05
To:ACSA@yahoogroups.com, merdeka@malaysia.com, apakabar@saltmine.radix.net,lantak@yahoogrgoups.com, acehkita@yahoogroups.com,apakabar@yahoogroups.com, PPDI@yahoogroups.com Cc:kerajaan_pasai@yahoo.no
Subject: "PPDi" Hukuman untuk Raja Preman

Ass Wr.Wb

Para pemirsa mimbar bebas yang budiman, berita ini adalah berasal dari Gatra, yang menjelaskan siapa pembunuh Rektor Unsyiah, Alm. Prof Dayan Dawood. Memang sih pada berita ini sebutkan bahwa Mahyuddin alias raja preman adalah anggota GSA bukan disebutkan sebagai anggota GAM, tapi masyarakat Banda Aceh Semua tahu kok siap raja Mahyuddin ini.

Bung Ahmad Sudirman, sebaiknya Anda bertemu langsung sama terpidana ini. Anda wawancara langsung Mahyuddin ini. Anda boleh tanya kapan dia masuk jadi anggota GAM. Siapa komandannya, siapa saja anak buahnya, apa saja aktivitasnya atau Anda punya filenya Mahyuddin ini, semestinya sebagai anggota, Anda menyimpan data diri mahyuddin ini, sehingga Anda tau persis siapa dia ?

Pada diskusi sebelumnya, saya sudah mengatakan bahwa idiologi GAM adalah komunis, ini adalah salah satunya. GAM akan membunuh siapa saja yang tidak sejalan dengan kalian, kalian juga melakukan pembodohan terhadap rakyat dengan melakukan pembakaran sekolah-sekolah, membunuh guru-guru termasuk Prof. Dayan dan Prof. Sofwan .Kalian juga menghancurkan perekonomian dengan pembakaran alat-alat transportasi seperti Truk pengangkut bahan pokok, dan bus-bus umum, memutuskan jaringan listrik dan menghancurkan sarana telekomunikasi .Dengan hancurnya perekonomian rakyat, suburnya kemiskinan dan tingkat pendidikan yang sangat rendah, maka ide-ide GAM bisa semakin subur di bumi Aceh. Itu adalah maunya kalian !

Satu lagi saya ingin menginformasikan kepada khalayak mimbar ini :
bahwa Hasan Tiro sama sekali tidak layak mengklaim bahwa Aceh di jajah Indonesia Jawa kenapa?. Pertama, dia tinggal di Aceh hanya sampai SMA, sesudahnya dia ke Jakarta dan bekerja di Deplu, kemudian ditempatkan di Amerika Serikat dan bekerja di Kedutaan RI. Selanjutnya dia tinggal diluar negeri dan bisa hidup mewah setelah menikmati kiriman dana DI/TII, yang peruntukkannya buat beli senjata DII/TII tapi oleh Hasan Tiro senjata tak pernah dia beli, tapi justru dia hidup mewah seperti beli 2 mobil sekaligus dan kawin dengan wanita yahudi swedia.

Dengan ditemukan GAM tahun 1974 di Arun, Hasan Tiro berniat pulang kembali ke Indonesia, dan turut Andil dalam pengelolaan LNG-Arun, apa lacur ? Hasan Tiro ditolak mentah-mentah oleh pemerintah, tentu ini sangat menyakitkan hatinya. 2 tahun mempersiapkan gerakan, pada tanggal 4 Desember 1976 memproklamirkan Aceh Merdeka (AM). Dia sempat pulang sejenak ke Aceh untuk memprovokasi mantan-mantan petinggi DII/TII, tapi usahanya tak sepenuhnya berhasil. Usahanya mempengaruhi petinggi DI/TII dengan menyatakan bahwa Amerika Serikat berada di belakangnya untuk memerdekakan Aceh, tapi Hasan Tiro ini memang konyol, provokasi AM adalah membunuh expatriat Mobil Oil, yang nota bene berkewarganegaraan Amerika Serikat, tapi pada sisi lain mengharapkan Ameriak Serikat untuk mendukung AM.

Usahanya gagal total, dia sempat beberapa bulan berada di Aceh untuk kemudian kabur lagi ke luar negeri, pengalamn di beberapa bulan di rimba Aceh ini menjadi bekal buatnya untuk menulis buku picisan berjudul the prise of freedom yang berisi pengalamn di berada di hutan-hutan aceh untuk beberapa bulan itu.

Jadi para pemirsa sekalian, Anda bisa menilai bagaimana kualitas hasan tiro sang pemimpin GAM. Kedua, Dia beristri Yahudi Swedia, yang notabene dimanfaatkan agar bisa menjadi WN Swedia, kemudian rumah tangganya berantakan, artinya sebagai pemimpin rumah tangga dia gagal, eeh ujug-ujug dia pengen jadi pemimpin Aceh, jadi Wali Nanggrou katanya. Waduh gimana ya kualitas pengikutnya ? Apa yang saya katakan ini bukat maksud untuk menjengkelkan, tapi fakta yang harus disampaikan sehingga setiap orang mengerti seperti apa kualitas pemimpin yang perlu diikuti kata-kata dan perbuatannya.

Teuku Mirza

teuku_mirza@hotmail.com
Universitas Indonesia
Jakarta, Indonesia

berikut ini hasil kerja gerakan aceh merdeka:
Pembunuh Rektor Unsyiah Divonis 17 Tahun Penjara
Banda Aceh, Kamis, 25 Maret 2004 11:36
Terdakwa Mahyuddin (25) alias raja preman, pelaku pembunuhan atas Rektor Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Darussalam Banda Aceh Prof Dr Dayan Dawood, divonis 17 tahun penjara oleh majelis hakim Pengadilan Negeri (PN) Banda Aceh, Rabu.

Dalam amar putusannya, majelis hakim yang dipimpin Erry Mustianto SH, menyebutkan bahwa terdakwa yang juga anggota Gerakan Separatis Aceh (GSA) itu bersalah dan terbukti melanggar pasal 340 jo dan pasal 55 (1) KUHP karena melakukan pembunuhan berencana.

Selain itu, terdakwa juga terbukti atas kepemilikan senjata api secara tidak sah dan melanggar pasal 1 (1) undang-undang UU No.12/DRT/1951. Sidang yang digelar di bawah pengamanan ketat aparat kepolisian itu, Ketua Majelis Hakim PN Banda Aceh didampingi dua anggotanya yakni Hary Mukti SH dan Supriadi SH.

Vonis majelis hakim PN Banda Aceh terhadap pembunuh Rektor Unsyiah dan anggota GSA itu lebih ringan tiga tahun dari tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU), Abdul Hadi SH, yakni 20 tahun. Sedangkan terdakwa didampingi penasehat hukum Khairuddin Zakaz.

Prof Dr Dayan Dawood MA ditembak dalam perjalanan pulang dari Kampus Universitas Syiah Kuala Darussalam, sekitar delapan Km dari Banda Aceh, hendak menuju rumah kediamanya pada 6 September 2001.

Terdakwa Mahyuddin, hadir dalam persidangan dengan memakai baju bermotip kotak-kotak coklat, celana panjang biru, sandal jepit dan bertongkat karena kaki kanannya bekas tembakan saat ditangkap aparat kepolisian itu, terlihat tenang mendengar vonis mejelis hakim.

Majelis hakim, menjelaskan yang memberatkan adalah terdakwa secara sengaja menghilangkan nyawa aset bangsa karena korban dari pembunuhan itu ialah tokoh di bidang pendidikan.

Selain itu, majelis hakim menilai bahwa akibat perbuatan terdakwa telah menimbulkan trauma berat bagi anggota keluarga korban dan dunia pendidikan di provinsi ujung paling barat di Indonesia tersebut.

Majelis hakim PN Banda Aceh, menyebutkan hal yang meringankan terdakwa yakni belum pernah dihukum dan bersikap sopan selama persidangan. Selain itu, terdakwa juga cacat seumur hidup.

Dalam persidangan yang dihadiri sejumlah wartawan media cetak dan eletronik itu, majelis hakim memutuskan barang bukti berupa dua unit telepon seluler (HP), dua pucuk senjata api Revolver kaliber 38 mm dan FN beserta 16 butir peluru serta sebutir selongsong peluru FN, dirampas untuk dimusnahkan dan seunit sepeda motor merek Honda Supra dirampas untuk negara.

Menanggapi vonis hakim tersebut, terdakwa dan penasehat hukumnya mengatakan akan pikir-pikir terlebih dahulu. [Tma, Ant]
----------

From: Teuku Mirza teuku_mirza@hotmail.com
Date: 25 mars 2004 12:58:46
To: PPDI@yahoogroups.com, merdeka@malaysia.com, apakabar@saltmine.radix.net, lantak@yahoogrgoups.com, acehkita@yahoogroups.com, acsa@yahoogroups.com, apakabar@yahoogroups.com
Cc: kerajaan_pasai@yahoo.no
Subject: RE: "PPDi" Kondisi di Lhokseumawe saat ini.

Wah wah wah Ahmad Sudirman makin gusar dong ! maunya dia Aceh nggak perlu aman, kalo bisa semua orang Aceh mampus karena provokasi GAM. Kalo Aceh aman, mungkin uang yang masuk ke kocek Sudirman CS makin berkurang tuh bisa-bisa cuma ngandalin tunjangan pemerintah Swedia doang dong ! Cukup seh, tapi kagak bisa bermewah dikit he he just kidding Man !

Teuku Mirza

teuku_mirza@hotmail.com
Universitas Indonesia
Jakarta, Indonesia
----------
Date: Tue Mar 23 21:53:41 2004
To: <acehkita@yahoogroups.com>,<acsa@yahoogroups.com>, <apakabar@yahoogroups.com>,PPDI@yahoogroups.com
Cc: kerajaan_pasai@yahoo.no
From: "Laksa Marda" <laksamarda@badaklng.co.id>
Subject: Kondisi di Lhokseumawe saat ini.

Assalamu'alaykum wR. wB.

Maaf, sebagai selingan diskusi, berikut ini ada khabar dari teman yang berada di Lhokseumawe, mungkin bisa dijadikan referensi untuk diskusi lebih lanjut. Silahkan melanjutkan diskusinya, semoga bermanfaat dan tambah seru.

Wassalam,

Marda

laksamarda@badaklng.co.id
Jakarta, Indonesia
----------

Ass.wr.wb

Sebelumnya mohon maaf kalau Berita Arun agak jarang muncul, karena katanya ada pepatah sono yg berbunyi "Now News Is Good News" :-) ..just kidding. Ok

Berita Arun kali ini adalah :.
**
Suasana Lhokseumawe, minggu2 terakhir diramaikan oleh partai2 yang berkampanye, hampir sepanjang jalan atribut2 partai menghiasi jalan2. Khusus untuk PTA TPS dikumpulkan di Stadion PTA, kecuali buat pekerja Shift, tps ada di depan Main Office. Alhamdulillah, kampanye2 tersebut berjalan dengan tertib dan aman,. Walau bergantian para pendukung dan penggembira partai berduyun2 datang ke lapangan di sekitar kota Lhokseumawe.
**
Sudah beberapa bulan terakhir ini, para penumpang lintas udara khususnya jalur Medan -Lhokseumawe VV sudah dapat menggunakan pesawat Jatayu yang mondar mandir setiap hari. Harga tiket 250 ribu sekali jalan. Berangkat jam 7 pagi dari medan dan 25 menit kemudian sudah mendarat di Malikussaleh. Hampir setiap hari seat pesawat terisi minimal 75 % dari kapasitas
Pesawat 737. Jadi bagi yang ngga mendapat seat Dash 7, terutama yang PB, banyak yg
menggunakan jatayu, karena lebih pagi dan bisa langsung masuk kerja. Denger2 khabar pesawat Adam Air juga akan melintasi jalur ini, mudah2an saja dengan situasi dan kondisi NAD yang sekarang berangsur2 aman dan damai akan lebih banyak lagi perusahaan2 lain membuka usahanya disini.

Ok, sekian dulu berita arun kali ini.

Wass,
Salam dari Lhokseumawe.

Sapto K
Morsom
----------