Stockholm, 7 April 2004

Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum wr wbr.
 

SAGIR ALVA ITU PEMILU DI ACEH AKAL BULUS & SANDIWARA YANG CACAT HUKUM
Ahmad Sudirman
Stockholm - SWEDIA.

 

JELAS SAGIR ALVA ITU PEMILU DI ACEH AKAL BULUS & SANDIWARA YANG CACAT HUKUM

"Saudara Ahmad, jumlah demonstran dan siapa melakukan demonstran itu perlu diambil kira untuk mengambil suatu kesimpulan apa pemilu dikecam dunia Internasional atau tidak, baik secara kualitas ataupun kuantitas. Kalo hanya lebih kurang 100 orang, dan itupun masayarakat Indonesia yang ada diluar negeri, yang notabene adalah aktivis Aceh, Papua dan Maluku ditambah 30 orang US. Jika Pemilu di Indonesia dikecam oleh beberapa kepala negara asing, trus juga dilakukan demonstrasi yang melibatkan ribuan masa dibeberapa negara asing dan itupun yang melakukan adalah warga negara asing dimana tempat berlangsungnya demontrasi, itu baru dikatakan dunia Internasional mengecam Pemilu di Indonesia, seperti contoh, ketika US akan menyerang Irak, dimana terjadi penolakan dan pengecaman dimana-mana. Dimana penolakan dan pengecaman berdatangan dari berbagai negara didunia. (Sagir Alva , melpone2002@yahoo.com , Wed, 7 Apr 2004 01:59:31 -0700 (PDT))

Baiklah saudara Sagir Alva di Universitas Kebangsaan Malaysia, Selangor, Malaysia.

Saudara Sagir Alva, apapun alasan yang diberikan dan disodorkan oleh saudara tentang Pemilu 5 April 2004 di Negeri Aceh itu tetap saja cacat hukum dan merupakan akal bulus dan sandiwara yang tidak lucu dari pihak Penguasa Darurat Militer Pusat Presiden Megawati dan Penguasa Darurat Militer Daerah Aceh Mayjen TNI Endang Suwarya.

Kutukan dan kritikan yang disampaikan oleh masyarakat internasional baik yang di USA dan yang di Belanda jangan dilihat dari banyak atau sedikit pengutuk dan pengeritik, melainkan harus dilihat inti dan alasan dasar dari timbulnya kutukan dan kritikan itu.

Masyarakat dan pemerintah Internasional telah mengetahui bahwa di Negeri Aceh itu berlaku Darurat Militer. Tidak mungkin dalam satu Negeri yang diberlakukan Darurat Militer bisa berlaku prinsip dasar yang dijadikan dasar untuk pemilihan umum seperti asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil.

Dan jelas saudara Sagir Alva itu Penguasa darurat Militer daerah Aceh Mayjen TNI Endang Suwarya tidak bisa menerapkan prinsip dasar pemilihan umum yang langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil.

Itu Mang Endang Suwarya memaksa rakyat Aceh untuk digiring ke Tempat Pemungutan Suara dengan todongan senjata. Dimana disetiap Tempat Pemungutan Suara dijaga oleh tiga lapisan ring militer, dari mulai ring I yang dekat ke tempat TPS dijaga oleh pihak POLRI, kemudian ring II diluar sedikit dari tempat TPS dijaga oleh TNI dan Linmas, dan ring III disekitar jalan masuk ke tempat lokasi TPS dijaga langsung oleh serdadu TNI dengan senjatanya.

Jelas, keadaan dan situasi yang demikian menunjukkan tidak mungkin dilaksanakannya pemilihan umum yang berpegang kepada prinsip dasar langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil.

Jadi, dengan alasan apapun, untuk mempertahankan pelaksanaan pemilihan umum di daerah Daerurat Militer adalah tetap saja cacat hukum dan melanggar hukum.

Oleh karena itu saya melihat bahwa Pemilu 5 April 2004 di negeri Aceh adalah tidak sah, melanggar hukum, cacat hukum dan hanyalah sebagai sandiwara yang tidak lucu saja.

Dan tentu saja saya menganggap Pemilu 5 April 2004 di Negeri Aceh adalah merupakan tipu muslihat pihak Penguasa darurat Militer Pusat Presiden Megawati dan Penguasa Darurat Militer Daerah Aceh Mayjen TNI Endang Suwarya untuk tetap melanggengkan pendudukan dan penjajahan Negeri Aceh.

Bagi yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad

Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk, amin *.*

Wassalam.

Ahmad Sudirman

http://www.dataphone.se/~ahmad
ahmad.swaramuslim.net
ahmad@dataphone.se
----------

Date: Wed, 7 Apr 2004 01:59:31 -0700 (PDT)
From: sagir alva melpone2002@yahoo.com
Subject: Pernyataan Reyza tidak mewakili
To: ahmad@dataphone.se
Cc: melpone2002@yahoo.com

Ass.Wr.Wb

Selamat petang saudara Ahmad:) bagaimana kabar anda sekarang ini? semoga anda sehat selalu.

Saudara Ahmad, jumlah demonstran dan siapa melakukan demonstran itu perlu diambil kira untuk mengambil suatu kesimpulan apa pemilu dikecam dunia Internasional atau tidak, baik secara kualitas ataupun kuantitas. Kalo hanya lebih kurang 100 orang, dan itupun masayarakat Indonesia yang ada diluar negeri, yang notabene adalah aktivis Aceh, Papua dan Maluku ditambah 30 orang US.

Jika Pemilu di Indonesia dikecam oleh beberapa kepala negara asing, trus juga dilakukan demonstrasi yang melibatkan ribuan masa dibeberapa negara asing dan itupun yang melakukan adalah warga negara asing dimana tempat berlangsungnya demontrasi, itu baru dikatakan dunia Internasional mengecam Pemilu di Indonesia, seperti contoh, ketika US akan menyerang Irak, dimana terjadi penolakan dan pengecaman dimana-mana. Dimana penolakan dan pengecaman berdatangan dari berbagai negara didunia.

Nah, kalo yang menolak juga adalah orang indonesia yang ada diluar negeri yang pro GAM, OPM dan RMS, itu namanya bukan dikecam oleh dunia internasional, tetapi dikecam oleh segelintir orang-orang yang pro GAM, OPM serta RMS. Dan jika dihitung secara matematis, maka 100 orang indonesia yang mengecam PEMILU dari 4,1 juta orang yang ada dilaur negeri, maka jika dipersenkan hanya 0,00244 % saja, yang secara statistik ini tidak memberikan nilai apa2 dan dapat diabaikan.

Dan jika dunia Internasional mengecam pemilu di Indonesia, secara logika tentu US, Jepang, Uni Eropa tidak mengucurkan dananya untuk menyukseskan PEMILU di Indonesia. Jadi tidak tepat kalo dikatakan dunia Internasional kecam pemilu di Indonesia. Dan jika saya mengatakan semoga pemilu kali ini menjadikan Indonesia lebih baik lagi, bukan berarti saya mengharapkan Akbar tanjung atau Megawati jadi presiden, tapi saya punya pilihan lain, dan tentu itu rahasia. Dan sebagai warganegara, sudah barang tentu saya mengaharapkan indonesia menjadi lebih baik.

Saya kira itu saja yang dapat saya sampaikan, sebelumnya saya mengucapkan terima kasih kepada peserta mimbar bebas ini yang telah memberikan komentar dan tanggapannya kepada saya, dan sebelumnya saya mohon ma'af jika ada yang tersinggung dan sakit hati terhadap apa yang saya tulis.

Wassalam

Sagir Alva

melpone2002@yahoo.com
Universitas Kebangsaan Malaysia
Selangor, Malaysia
----------