Stockholm, 18 Mei 2004

Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum wr wbr.
 

RUSMANTO PERLU TAHU ITU RYACUDU ANGKAT TANGAN MENGHADAPI TEUNGKU ISHAK DAUD
Ahmad Sudirman
Stockholm - SWEDIA.

 

JELAS AKHIRNYA ITU RYAMIZARD RYACUDU ANGKAT TANGAN MENGHADAPI TEUNGKU ISHAK DAUD

"Kang Ahmad Hakim Sudirman. Makin hari bicara anda makin ngawur saja, terbukti dari tulisan anda yang berbunyi "Sebenarnya, yang dibebaskan oleh TNA bukan sandera TNA melainkan para tahanan TNA yang setelah diperiksa oleh TNA terbukti tidak bersalah, maka perlu dibebaskan". Kalau memang harus dibebaskan, mengapa harus menunggu 1 tahun? lagi pula sebenarnya para sandera ini dipakai oleh GAM sebagai tameng untuk menghadapi TNI/POLRI karena GAM sudah kehabisan akal dan logistik dalam perlawanannya terhadap TNI, hal ini dapat kita lihat juga pada saat saudara Ersa Siregar Tewas diterjang peluru pada saat baku tembak antara GAM dgn TNI (Disini GAM sengaja membawa saudara Ersa Siregar sebagai tameng atau pelindung dari serbuan TNI/POLRI). Hal ini membuktikan bahwa kekuatan GAM makin hari makin terjepit dan kehabisan logistik karena rakyat Aceh saat ini sudah sadar untuk menentukan jalannya sendiri dengan tidak mengikuti gerombolan kafir GAM dan tidak mau lagi diperas oleh GAM yang nota bene hanya menimbulkan kesengsaraan bagi rakyat Aceh."( Rusmanto Ismail , toto_wrks@yahoo.com , Mon, 17 May 2004 22:39:40 -0700 (PDT))

Baiklah saudara Rusmanto Ismail di California, USA.

Memang saudara Rusmanto dari Madura asal tempat Raden Wijaya membangun kerajaan Hindu Majapahit, yang ayahnya berkelana ke Buton, Sulawesi Tenggara, dan yang kemungkinan besar sekarang sedang menyuruk di California, USA ini, makin kelihatan saja hidungnya ditarik Mbak Mega, diikat dengan tali Raider buatan Ryamizard Ryacudu, dan dikurung dalam sangkar Madura buatan Endriartono Sutarto asal Jawa.

Bagaimana tidak. Coba saja perhatikan, itu Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal Ryamizard Ryacudu yang mulutnya besar, tetapi kemampuannya kurang. Buktinya, itu TNA tidak mampu dihabiskan.

Disini menunjukkan itu Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal Ryamizard Ryacudu asal Palembang ini mulutnya saja yang besar, tetapi tenaga Raidernya lemah. Lihat saja, dalam menghadapi perang modern menghadapi TNA di Ngeri Aceh yang sedang diduduki dan dijajah itu, betul-betul dibuat kelabakan.

Akhirnya, ok, diterima itu gencatan senjata terbatas oleh Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal Ryamizard Ryacudu. Karena kalau tidak, mana sanggup itu serdadunya membebaskan para tahanan TNA itu.

Nah disini, sudah kelihatan, memang benar, itu para serdadu asal Jawa yang sebagiannya sudah dimasukkan kedalam kelompok Raider buatan Ryacudu, tetapi ternyata ketika diterjunkan ke Negeri Aceh. Betul-betul dibuat pusing tujuh keliling oleh pihak TNA.

Jadi, saudara Rusmanto, sebelum berdebat di mimbar ini menghadapi Ahmad Sudirman, harus dipikirkan dahulu, jangan asal ceplas-ceplos, yang tidak menentu.

Itu, mengenai pembebasan para tahanan TNA, akan dilakukan setelah selesai diperiksa. Kemudian soal waktu pembebasan tahanan itu relatif. Yang jelas, pihak TNA akan membebaskan para tahanannya melalui Palang Merah Internasional (ICRC) dan dalam keadaan situasi aman yang tidak mengamcam keselamatan para tahanan.

Coba saja perhatikan, apa akibat dari serbuan seenak udel dari pihak Raider terhadap TNA ketika terjadi kontak senjata yang menyebabkan wartawan almarhum Ersa Siregar kena tembak peluru TNI. Itu, kejadian ceroboh dari pihak Raider yang menyebabkan wartawan almarhum Ersa Siregar tertembus peluru TNI. Tetapi, apa kata Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal Ryamizard Ryacudu, yang seenak udel mengatakan bahwa kalau tidak mau kena tembak peluru jangan jadi wartawan perang.

Nah, kejadian yang menimpa wartawan almarhum Ersa Siregar tidak ingin terulang kembali. Dan memang benar pihak TNA adalah jujur dan ikhlas dalam pembebasan para tahanannya yang telah diperiksa dan dinyatakan tidak bersalah.

Buktinya, apa yang terjadi pada hari Sabtu, 15 Mei 2004 dan Minggu, 16 Mei 2004. Itu sebanyak 22 tahanan TNA dibebaskan pada hari Sabtu, kemudian disusul oleh kameramen RCTI Fery Santoro dengan tahanan TNA lainnya yang sebanyak 150 orang dibebaskan pada hari Minggunya.

Dan pembebasan para tahanan TNA ini bukan disebabkan oleh situasi terjepit dan kehabisan logistik. Tetapi karena memang para tahanan TNA setelah diperiksa, ternyata tidak bersalah.

Jadi, jelas itu pihak TNA adalah bukan pihak yang seenaknya memperlakukan para tahanannya. Kalau memang dinyatakan tidak bersalah, untuk apa ditahan lama-lama. Hanya saja prosedur pembebasannya adalah harus melalui badan internasional, dalam hal ini Palang Merah Internasional (ICRC) dengan dijamin situasi dalam keadaan aman, artinya perlu adanya gencatan senjata terbatas.

Nah itu kan persyarakatan yang sangat sederhana sebenarnya. Tetapi, karena sebelumnya pihak Panglima TNI Jenderal Endriartono Sutarto dan Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal Ryamizard Ryacudu merasa kuat dan sanggup membebaskan para tahanan TNA, maka itu persyaratan yang diajukan oleh TNA tidak digubrisnya.

Tetapi, akhirnya, setelah hampir satu tahun, dan waktu darurat militer sudah hampir habis, masih juga para tahanan TNA tidak mampu dibebaskan. Ya, terpaksa mau tidak mau daripada dikatakan TNI lumpuh, maka itu Panglima TNI Jenderal Endriartono Sutarto dan Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal Ryamizard Ryacudu menerima gencatan senjata terbatas selama 36 jam.

Saudara Rusmanto, itu TNA kalau tidak memikirkan keselamatan para tahanannya dimakan peluru TNI, tidak perlu meminta gencatan senjata terbatas waktu pembebasannya. Tetapi, pihak TNA memikirkan jauh kedepan. Karena itu pihak TNI adalah licik. Coba saja, ketika wartawan almarhum Ersa Siregar kena tembus peluru, pertama yang dituduh adalah pihak GAM yang menembak, sehingga dipropagandakan keseluruh dunia, bahwa GAM yang menembak Ersa Siregar. Tetapi akhirnya terbukti bahwa peluru TNI yang menembus tubuh Ersa Siregar.

Nah kejadian tersebut tidak ingin terulang lagi. Dan memang akhirnya disadari baik secara terpaksa atau tidak, oleh pihak Panglima TNI Jenderal Endriartono Sutarto dan Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal Ryamizard Ryacudu, bahwa gencatan senjata terbatas memang mutlak diperlukan demi keselamatan para tahanan TNA.

Dan memang terbukti, ketika pelepasan para tahanan TNA tidak ada satupun yang terkena luka tembak.

Nah selanjutnya, setelah selesai penyerahan dan pembebasan tahanan TNA, pihak TNA tidak perlu lagi minta gencatan senjata dengan pihak TNI. Yang jelas, dimanapun pihak serdadu TNI ditemukan pihak TNA, maka disanalah akan kena pukul TNA. Siapa saja yang membantu TNI dan ikut menghancurkan TNA, maka mereka dianggap musuh oleh TNA. Termasuk saudara Rusmanto kalau pergi ke Aceh dan diketemukan oleh pihak TNA maka akan diadili secara pengadilan militer, karena dianggap sebagai pendukung penuh TNI dan pengikut ekor Mbak Mega.

Itu soal yang diperkatakan oleh saudara Rusmanto: "kalau memang akang itu masih rindu sama Indonesia, pulang aja ke Indonesia amalkan itu ilmu yang telah akang dapat, dari pada ikut-ikutan si Hasan Leube Muhammad Tanjong Bungong yang telah menjanjikan akang jabatan sebagai menteri luar negeri, tetapi nggak jelas kapan Aceh dapat berpisah dari NKRI, jangan terus-terusan ngikutin si penipu ulung, nanti akang jadi tukang tipu lagi."

Eh, saudara Rusmanto, Ahmad Sudirman tidak rindu sama Indonesia, selama Negeri Aceh masih diduduki dan dijajah NKRI. Soal Ahmad Sudirman mebukakan sejarah sebenarnya tentang penelanan, pencaplokan, pendudukan, dan penjajahan Negeri Aceh oleh pihak RI atau NKRI atau RI-Jawa-Yogya, itu bukan karena Ahmad Sudirman ikut-ikutan Teungku Hasan Muhammad di Tiro, melainkan karena memang Ahmad Sudirman telah menyadari, mempelajari, menghayati, mendalami, menyimpulkan bahwa memang benar bahwa Negeri Aceh itu ditelan, dicaplok, diduduki, dan dijajah oleh Presiden RIS Soekarno pada tanggal 14 Agustus 1950 dan diteruskan oleh RI yang menjelma menjadi NKRI sejak 15 Agustus 1950.

Kemudian, dalam membukakan kedok pendudukan dan penjajahan yang dilakukan oleh pihak Soekarno terhadap Negeri Aceh ini, Ahmad Sudirman tidak mengharapkan jabatan apapun, dan tidak pernah dijanjikan jabatan apapun oleh Teungku Hasan Muhammad di Tiro. Dan tentu saja yang penipu ulung bukan Teungku Hasan Muhammad di Tiro, melainkan itu Presiden RIS Soekarno, Presiden NKRI Soekarno, Presiden RI Soekarno, Presiden RI-Jawa-Yogya Soekarno. Dan memang Soekarno adalah penipu licik yang ulung di Nusantara.

Nah Soekarno penipu licik yang ulung inilah yang bayangan ekornya dipegang erat-erat oleh saudara Rusmanto Ismail asal Madura tempat asal berdirinya kerajaan Hindu Majapahit dibawah Raden Wijaya.

Bagi yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad

Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk,
amin *.*

Wassalam.

Ahmad Sudirman

http://www.dataphone.se/~ahmad
ahmad.swaramuslim.net
ahmad@dataphone.se
----------

Date: Mon, 17 May 2004 22:39:40 -0700 (PDT)
From: Rusmanto Ismail toto_wrks@yahoo.com
Subject: Re: SAGIR HARUS TAHU ITU TAHANAN TNA DIBEBASKAN TETAPI TAHANAN RI DIPINDAHKAN KE JAWA
To: s05029wmuse@yahoo.com.sg, sadanas@equate.com, sadanas@shb.equate.com, sarena48@hotmail.com, serambi@indomedia.com, seulada2004@yahoo.com, seuramoe_aceh@yahoo.co.uk, sira_jaringan2000@yahoo.com, Hidajat Sjarif <siliwangi27@hotmail.com>, Ditya Soedarsono <dityaaceh_2003@yahoo.com>, ahmad@dataphone.se

Assalamualaikum Wr. Wb. Kang Ahmad Hakim Sudirman

Makin hari bicara anda makin ngawur saja, terbukti dari tulisan anda yang berbunyi "Sebenarnya, yang dibebaskan oleh TNA bukan sandera TNA melainkan para tahanan TNA yang setelah diperiksa oleh TNA terbukti tidak bersalah, maka perlu dibebaskan".

Kalau memang harus dibebaskan, mengapa harus menunggu 1 tahun? lagi pula sebenarnya para sandera ini dipakai oleh GAM sebagai tameng untuk menghadapi TNI/POLRI karena GAM sudah kehabisan akal dan logistik dalam perlawanannya terhadap TNI, hal ini dapat kita lihat juga pada saat saudara Ersa Siregar Tewas diterjang peluru pada saat baku tembak antara GAM dgn TNI (Disini GAM sengaja membawa saudara Ersa Siregar sebagai tameng atau pelindung dari serbuan TNI/POLRI).

Hal ini membuktikan bahwa kekuatan GAM makin hari makin terjepit dan kehabisan logistik karena rakyat Aceh saat ini sudah sadar untuk menentukan jalannya sendiri dengan tidak mengikuti gerombolan kafir GAM dan tidak mau lagi diperas oleh GAM yang nota bene hanya menimbulkan kesengsaraan bagi rakyat Aceh.

"Tidak ada dalam sejarah TNA meminta gencatan senjata kepada TNI dalam perang modern Aceh sekarang ini. Pihak TNA tidak takut kepada TNI."
"Agar supaya ketika sedang dilakukan penyerahan para tahanan TNA kepada pihak Palang Merah Internasional (ICRC) tidak mendapat serbuan pihak TNI/RAIDER, maka perlu diadakan genjatan senjata terbatas antara TNA dengan TNI."

Akang....akang... akang ini bagaimana sih??? katanya pihak TNA tidak takut kepada TNI koq pakai acara mengadakan gencatan senjata segala, itu tandanya pihak GAM sangat takut sekali diuber-uber TNI, kalau tidak takut setelah penyerahan Sandera dari pihak GAM kepada TNI lawan itu TNI/POLRI, (itu juga kalo masih punya senjata dan peluru yang didapat dari ngompasin rakyat aceh, yang kalau tidak mau bayar uang "jago" akan dibunuh, terbukti adanya beberapa guru dan kepala sekolah yang diperas dan kalau tidak dikasih kemudian dibunuhnya.), lebih baik akang tanyakan saja kepada anak buah akang atau anak buah hasan Leube Muhammad Tanjong Bungong kenapa tidak berani menghadapi TNI/POLRI yang sampai saat ini masih solid, pasti akang akan mendapat jawaban " TNI/POLRI mendapatkan dukungan yang banyak dari rakyat aceh, sedangkan kita (GAM) semakin hari semakin terdesak kedalam hutan dan pada mati digigit nyamuk malaria mana bisa mau berjuang lebih lama kalau keadaannya seperti itu.

Udahlah kang kalau memang akang itu masih rindu sama Indonesia, pulang aja ke Indonesia amalkan itu ilmu yang telah akang dapat, dari pada ikut-ikutan si Hasan Leube Muhammad Tanjong Bungong yang telah menjanjikan akang jabatan sebagai menteri luar negeri, tetapi nggak jelas kapan Aceh dapat berpisah dari NKRI, jangan terus-terusan ngikutin si penipu ulung, nanti akang jadi tukang tipu lagi.

Rusmanto
4372386

toto_wrks@yahoo.com
California, US
----------