Stockholm, 7 juni 2004

Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum wr wbr.
 

SUMITRO PAKAI KACAMATA MEGAWATI & TNI SEHINGGA AKAR MASALAH ACHEH TIDAK TERLIHAT
Ahmad Sudirman
Stockholm - SWEDIA.

 

JELAS ITU SUMITRO PAKAI KACAMATA MEGAWATI & TNI SEHINGGA AKAR MASALAH ACHEH TIDAK TERLIHAT

"Dari awal saya masuk ke milis ini tidak ada satupun yang benar dari orang lain selain GAM. Sesungguhnya dalam Islampun menganjurkan katakan yang benar apabila benar dan katakan salah apa bila itu salah, jadi berimbang karena apa yang saudara Achmad Sudirman sampaikan semua yang jelek2 dan tidak pernah dan barangkalai tidak akan pernah mengungkapkan kebenaran dari peristiwa di Aceh yg dilakukan TNI karena yang salahpun yg dilakukan oleh GAM akan dibenarkan oleh saudara Achmad Sudirman.". (Sumitro, mitro@kpei.co.id , Mon, 7 Jun 2004 08:13:14 +0700)

Baiklah saudara Sumitro di Jakarta, Indonesia.

Sejak dari hampir sebulan yang lalu, saudara Sumitro melambungkan pemikirannya di mimbar bebas ini, yang dimulai sejak hari Senin, 17 Mei 2004, dalam usahanya untuk berdebat tentang konflik Acheh menghadapi Ahmad Sudirman. Ternyata setelah diperhatikan dan dipelajari, sedikitpun saudara Sumitro tidak memiliki ilmu tentang akar masalah timbulnya konflik di Negeri Acheh. Disamping itu saudara Sumitro dangkal pengetahuannya tentang pertumbuhan dan perkembangan sejarah RI atau yang menjelma NKRI ini. Dan tentu saja dangkal pengetahuannya tentang ilmu ketatanegaraan negara Islam.

Nah, akibat dari lemahnya pengetahuan, baik tentang sejarah Negeri Acheh, sejarah RI, dan ketatanegaraan, maka ketika berdebat tentang konflik Acheh di mimbar bebas ini, yang muncul dari hasil pikirannya hanyalah berupa komentar-komentar yang dangkal, dari hasil membacanya yang sekilas pandang saja, seperti contohnya: "Dari semua penjelasan2 dan "caci maki" dari saudara Achmad Sudirman CS yang selalu mengungkapkan kata2 yang tidak beretika sebagai moeslim serta disebutkannya semua rakyat indonesia itu kafir maka respon positif saya terhadap GAM sudah tidak ada sama sekali."

Coba perhatikan, mengapa saya katakan komentar yang dangkal ? Karena, memang saudara Sumitro ketika membaca tulisan saya hanyalah dibaca sekilas, tanpa diteliti, dipahami, dihayati, dan disimpulkan.

Lihat saja, ketika saya menulis dalam tulisan yang lalu: "Soekarno yang tidak ingin menjadikan Islam sebagai dasar negara, yang telah menelan dan mencaplok Negeri Acheh, yang hukum negaranya bersumberkan kepada pancasila hasil kutak-katiknya sendiri dan berkonstitusi UUD 1945 yang non Islami. Jadi jelas dan terang, negara RI yang hukumnya bersumberkan kepada pancasila itu adalah negara kafir."

Rupanya, saudara Sumitro tidak bisa membedakan antara negara RI yang hukumnya bersumberkan kepada pancasila atau kepada yang non Islam dengan "rakyat Indonesia kafir".

Nah, kan kelihatan, dari hasil olahan pikiran saudara Sumitro disini. Jelas itu akibat dari ketidak tahuan dalam membedakan negara kafir dengan rakyat kafir. Atau saudara Sumitro tidak bisa membedakan apa itu yang dinamakan negara dan apa yang dinamakan rakyat.

Jelas, kalau saya melihat dari sudut Islam, itu negara RI yang hukum negaranya bersumber kepada pancasila dinamakan negara kafir, bukan negara Islam. Kalau negara Islam, contohnya Negara Islam Indonesia (NII) SM Kartosoewirjo yang sampai sekarang secara de-jure masih wujud.

Jadi memang wajar saja, kalau saudara Sumitro menulis: "saudara Achmad Sudirman CS yang selalu mengungkapkan kata2 yang tidak beretika sebagai moeslim serta disebutkannya semua rakyat indonesia itu kafir".

Kan jelas, kelihatan disini, saudara Sumitro, yang tidak paham dan mengerti tentang ilmu negara apalagi negara Islam, mengatakan seperti diatas.

Ahmad Sudirman yang tidak pernah mengungkapkan hasil pikiran: "semua rakyat indonesia itu kafir", melainkan mengungkapkan negara kafir, karena memang dasar hukum negara RI bersumberkan kepada pancasila hasil kutak-katik Soekarno.

Tetapi oleh saudara Sumitro disamakan negara kafir dengan "semua rakyat indonesia itu kafir". Kan kelihatan, dangkalnya pengetahuan kenegaraan yang dimiliki saudara Sumitro.

Selanjutnya saudara Sumitro menyatakan: "Pada awalnya saya sangat prihatin terhadap masalah Aceh ini dan lebih besar saya salahkan TNI daripada GAM kerena ditempuhnya berbagai macam cara kekerasan di Aceh. Namun akhir2 ini sikap saya berubah dimana Dari semua penjelasan2 dan "caci maki" dari saudara Achmad Sudirman CS yang selalu mengungkapkan kata2 yang tidak beretika sebagai moeslim".

Nah, apa yang dimaksudkan oleh saudara Sumitro dengan mengatakan: "Pada awalnya saya sangat prihatin terhadap masalah Aceh ini dan lebih besar saya salahkan TNI daripada GAM kerena ditempuhnya berbagai macam cara kekerasan di Aceh. Namun akhir2 ini sikap saya berubah dimana Dari semua penjelasan2 dan "caci maki" dari saudara Achmad Sudirman CS yang selalu mengungkapkan kata2 yang tidak beretika sebagai moeslim?".

Padahal Ahmad Sudirman sendiri dalam berdebat tentang konflik Acheh di mimbar bebas ini menjaga etika. Tetapi, kalau ada orang lain yang dianggap oleh saudara Sumitro, mengungkapkan kata-kata yang tidak beretika sebagai muslim, seharusnya saudara Sumitro menyebutkan atau mengatakan nama orang tersebut, jangan membawa-bawa nama Ahmad Sudirman.

Coba sebutkan dan perinci mana itu penjelasan dan caci-maki yang merupakan hasil pemikiran Ahmad Sudirman sendiri yang menuliskannya seperti yang dituduhkan oleh saudara Sumitro:"semua penjelasan2 dan "caci maki" dari saudara Achmad Sudirman CS yang selalu mengungkapkan kata2 yang tidak beretika sebagai moeslim?"

Saudara Sumitro, itu kalau Ahmad Sudirman menuliskan semua nama-nama orang dengan semua kebijaksanaan politiknya, baik itu sipil, militer ataupun orang pemerintah, itu namanya bukan mencaci maki, melainkan memberikan penerangan dan membukakan mata seluruh rakyat di RI dan di Negeri Acheh agar mata menjadi terbuka untuk melihat apa yang telah dilakukan oleh para pemimpin RI dari sejak Soekarno sampai sekarang Presiden Megawati yang terus menjalankan kebijaksanaan politik, pertahanan, keamanan, pendudukan dan penjajahan di Negeri Acheh.

Seterusnya, apa yang dikatakan saudara Sumitro: "respon positif saya terhadap GAM sudah tidak ada sama sekali. Saya sangsi bagaimana Aceh bisa dipimpin oleh orang2 macam Achmad Sudirman ini ?. Dari awal saya masuk ke milis ini tidak ada satupun yang benar dari orang lain selain GAM."

Saudara Sumitro, kalau Ahmad Sudirman membantah dan menyanggah hasil pemikiran seseorang tentang ASNLF atau GAM di mimbar bebas ini, itu tandanya orang tersebut harus mampu menampilkan fakta dan bukti, dasar hukum dan sejarahnya. Bukan hanya sekedar mengutip pendapat Presiden Megawati, Ryamizard Ryacudu dan Sutarto dengan TNI-nya saja.

Jadi, kalau saudara Sumitro tidak berhasil menampilkan alasan dasar yang kuat, dan ditentang oleh Ahmad Sudirman, itu artinya saudara Sumitro harus mampu mencari, menggali, membongkar alasan lainnya untuk memperkuat argumentasi saudara, bukan langsung menyatakan: "Dari awal saya masuk ke milis ini tidak ada satupun yang benar dari orang lain selain GAM."

Bagaimana bisa dianggap benar argumentasi saudara Sumitro kalau alasannya saja sangat dangkal dan dari hasil membaca sekilas pandang saja. Seperti contohnya yang telah saya tuliskan diatas, saudara Sumitro tidak bisa membedakan istilah negara kafir dengan istilah "semua rakyat indonesia itu kafir".

Memang dalam Islam mengajarkan sampaikan keadilan dan kebenaran itu walaupun itu terhadap kedua orang tuamu.

Nah jelas, di mimbar bebas ini Ahmad Sudirman telah menyampaikan bahwa akar masalah konflik Acheh adalah akibat dari Presiden RIS Soekarno menelan, mencaplok, menduduki, dan menjajah Negeri Acheh dengan memakai dasar hukum PP RIS No.21/1950 dan PERPPU No.5/1950 tanpa mendapat kerelaan, persetujuan, keikhlasan dari seluruh rakyat Acheh dan pemimpin rakyat Acheh.

Ternyata, apa yang saya ungkapkan dan jelaskan itu dianggap oleh saudara Sumitro: "jadi berimbang karena apa yang saudara Achmad Sudirman sampaikan semua yang jelek2 dan tidak pernah dan barangkalai tidak akan pernah mengungkapkan kebenaran dari peristiwa di Aceh yg dilkukan TNI karena yang salahpun yg dilakukan oleh GAM akan dibenarkan oleh saudara Achmad Sudirman".

Nah, kan kelihatan, saudara Sumitro yang tidak sanggup membantah alasan dasar utama argumentasi Ahmad Sudirman tentang akar masalah konflik Acheh, ternyata membelokkan kepada masalah tindakan pasukan TNI/POLRI/RAIDER yang ditugaskan oleh Presiden Megawati, Panglima TNI Jenderal Endriartono Sutarto dan KASAD Jenderal TNI Ryamizard Ryacudu.

Itu pasukan TNI/RAIDER/POLRI yang telah disumpah untuk mempertahankan pancasila dan UUD 1945 dan di Negeri Acheh diperintahkan oleh Panglima TNI Jenderal Endriartono Sutarto dan KASAD Jenderal TNI Ryamizard Ryacudu untuk menumpas dan membunuh rakyat Acheh yang telah sadar untuk menentukan nasib sendiri bebas dari pengaruh kekuasaan Negara Pancasila atau NKRI.

Jadi, itu pasukan TNI/RAIDER/POLRI mana menganggap membunuh rakyat Acheh sebagai suatu tindakan meyimpang dan salah?. Karena mereka pasukan TNI/POLRI/RAIDER ini hanyalah sebagai robot berbadan manusia yang diperintahkan untuk melaksanakan kebijaksanaan politik, pertahanan, keamanan, pendudukan dan penjajahan Penguasa RI dibawah Presiden Megawati dan TNI-nya saja.

Nah, kalau Ahmad Sudirman menentang kebijaksanaan politik, pertahanan, keamanan, pendudukan dan penjajahan Penguasa RI dibawah Presiden Megawati dan TNI di Negeri Acheh, itu karena apa yang dijalankan di Negeri Acheh adalah suatu tindakan pelanggaran hukum internasional.

Jadi, apa yang dilakukan dan dijalankan oleh TNI/RAIDER/POLRI di Negeri Acheh untuk menumpas rakyat Acheh yang telah sadar untuk menentukan nasib sendiri bebas dari pengaruh kekuasaan Negara Pancasila atau NKRI adalah salah dan tidak benar.

Tetapi, karena pihak Penguasa RI dan TNI menganggap bahwa Negeri Acheh itu milik RI dan Negeri Acheh yang sudah dicaplok Soekarno itu sudah berada dalam tubuh RI, maka dianggap dan dituduhlah rakyat Acheh yang telah sadar untuk menentukan nasib sendiri bebas dari pengaruh kekuasaan Negara Pancasila atau NKRI sebagai separatis dan pemberontak.

Jadi, disini saudara Sumitro melihat dari sudut Penguasa RI, bukan dari sudut rakyat Acheh. Karena itu wajar, kalau saudara Sumitro mengatakan: "karena apa yang saudara Achmad Sudirman sampaikan semua yang jelek2 dan tidak pernah dan barangkali tidak akan pernah mengungkapkan kebenaran dari peristiwa di Aceh yg dilakukan TNI".

Terakhir, saya berdoa kepada Allah SWT, semoga pejuang Acheh tetap diberi kekuatan iman, dibimbing dan diberi pertolongan dalam memperjuangkan pembebasan tanah airnya dari pendudukan dan penjajahan RI dibawah Presiden Megawati dan TNI-nya, amin.

Bagi yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad

Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk, amin *.*

Wassalam.

Ahmad Sudirman

http://www.dataphone.se/~ahmad
ahmad.swaramuslim.net
ahmad@dataphone.se
----------

From: Sumitro mitro@kpei.co.id
To: Ahmad Sudirman <ahmad@dataphone.se>, Ditya Soedarsono <dityaaceh_2003@yahoo.com>, Yuhendra <yuhe1st@yahoo.com>, Matius Dharminta <mr_dharminta@yahoo.com>, Habe Arifin <habearifin@yahoo.com>, MT Dharminta <editor@jawapos.co.id>, Suparmo <suparmo@tjp.toshiba.co.jp>, Hidajat Sjarif siliwangi27@hotmail.com
Cc: warzain@yahoo.com, ahmad@dataphone.se
Subject: RE: SERAMBI INDONESIA MENGARANG SENDIRI CERITA PEMBUNUHAN DI KRUENG JANGKO
Date: Mon, 7 Jun 2004 08:13:14 +0700

Pada awalnya saya sangat prihatin terhadap masalah Aceh ini dan lebih besar saya salahkan TNI daripada GAM kerena ditempuhnya berbagai macam cara kekerasan di Aceh. Namun akhir2 ini sikap saya berubah dimana Dari semua penjelasan2 dan "caci maki" dari saudara Achmad Sudirman CS yang selalu mengungkapkan kata2 yang tidak beretika sebagai moeslim serta disebutkannya semua rakyat indonesia itu kafir maka respon positif saya terhadap GAM sudah tidak ada sama sekali. Saya sangsi ...bagaimana Aceh bisa dipimpin oleh orang2 macam Achmad Sudirman ini ?. Dari awal saya masuk ke milis ini tidak ada satupun yang benar dari orang lain selain GAM. Sesungguhnya dalam Islampun menganjurkan katakan yang benar apabila benar dan katakan salah apa bila itu salah, jadi berimbang karena apa yang saudara Achmad Sudirman sampaikan semua yang jelek2 dan tidak pernah dan barangkalai tidak akan pernah mengungkapkan kebenaran dari peristiwa di Aceh yg dilkukan TNI karena yang salahpun yg dilakukan oleh GAM akan dibenarkan oleh saudara Achmad Sudirman.

Semoga Allah mengampuni kita semua dan semoga Allah Yang Maha Esa memberikan kesempatan kedua bagi Ahmad Sudirman untuk menemukan kembali hati yang suci
yang sekarang ini hatinya penuh dengan dendam, amarah, benci , dengki , busuk dan hati yang kotor.

Demikian dan wassalam

Sumitro

mitro@kpei.co.id
Jakarta, Indonesia
----------