Sandnes, 14 Juli 2004

Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum wr wbr.
 

JAWABAN KEPADA ORANG-ORANG YANG LUGU TERMASUK ROKHMAWAN AGUS SANTOSA
Muhammad Al Qubra
Sandnes - NORWEGIA.

 

MENJAWAB PADA ORANG-ORANG YANG LUGU TERMASUK ROKHMAWAN AGUS SANTOSA

"Ada PR yang belum terjawab dari dulu "Apakah pernah Rosululloh SAW mengkafir-kafirkan orang islam lainnya dan membicarakan bahwasanya orang islam si A, si B adalah kafir, dlolim, fasyik ?. Jangan di buat-buat kalau bapak menjawab pertanyaan ini." (Rokhmawan, 14 Juli 2004)

Dijaman Rasululah saw belum ada orang yang mengaku Islam hidup dalam system Thaghut dan membela pemimpin-pemimpin Thaghut (baca Rokhmawan cs). Bagaimana mungkin Rasulullah saw mengkafirkan mereka, sedangkan realitanya belum ada. Betapa lugunya kamu, sama lugunya dengan Gusdur. Yang mengkafirkan Sukarno, Suhartoisme dan semua orang-orang yang bersekongkol dalam system Thaghut Pancasila adalah Allah SWT sendiri melalui Surah Al-Maidah ayat 44, 45 dan 47.

Kenapa pertanyaan ini kalian ulang-ulang, Afala t'aqilun ? Apakah kamu tidak ber'aqal Rokhmawan ?. Begitukah cara orang salafi berfikir. Walau bermilyar orang salafi seperti kalian dipermukaan bumi ini, kaum dhu'afa tetap merintih, tak ada yang bela, apalagi untuk membebaskannya. Sedangkan kerjanya Rasulullah saw adalah membebaskan kaum dhu'afa duluan baru mereka merdeka dan mulia, tidak lagi di perbudak Pemimpin thaghut (baca Suharto cs).

Perlu kalian tau, kami Bangsa Acheh tidak selugu salafi kalian, bermimpi hendak menghidupkan syari'at dalam bingkai system Thaghut. Langkah kami yang pertama adalah membebaskan wilayahnya dahulu dari penjajahan Thaghut Hindunesia Jawa (Merdeka), setelah itu baru syariat dapat diterapkan. Rasulullah saw baru dapat menerapkan syari'at di Mekkah setelah membebaskannya dari system Thaghut Abu Sofyan, Jahal dan Lahab. Tidak ada orang Islam saat itu yang mempertahankan system thaghut, sebagaimana kalian mempertahankan Thaghut Hindunesia Jawa serta membela mati-matian walau terpaksa mempelintirkan Ayat-ayat Allah. Adalah suatu hal yang Mustahil bagi salafi kalian untuk memperjuangkan syari'at dalam bingkai system Thaghut, sama tololnya dengan Megawati memberikan syariat Islam kepada Acheh, sementara dia sendiri tidak memilikinya.

Dapatkah kalian menghukum pencuri, penzina, pemabuk dan pembunuh di wilayah tempat tinggal kalian? Tidakkah kalian berfikir. Dapatkah Megawati menghukum TNI/POLRI, yang telah membunuh bangsa Acheh dengan Hukum Allah. Dapatkah dia menghukum koruptor-koruptor di Acheh (pencuri berdasi) dengan Hukum Allah, betapa lugunya. (PR balik untuk Rokhmawan cs).

Jadi syariat yang diprovokasi itu adalah omong kosong seperti juga mimpi kalian hendak menegakkan syari'ah dalam bingkai Thaghut Hindunesia-Jawa pakai salafi hikayat musang, bukan salafi benaran.

Jadi jangan kalian pikir bahwa kami hendak menerapkan syari'ah sama dengan cara kalian yang keliru 180 derajat.

Kepada orang-orang non Islam perlu mendapat informasi yang tepat bahwa:

1. Hukum potong tangan relatif tidak akan pernah terjadi, disebabkan apabila system sudah exis, finansial warga negaralah yang diprioritaskan, sehingga tidak ada alasan untuk mencuri (gambaran ekonomi rakyar seperti di Norwegia, tak ada warga yang tidak hidup dengan layak). Konsep Islam murni, pemimpin itu amanah Allah untuk manusia. Harta kekayaan negara adalah milik Allah, yang berarti milik hamba-Nya (manusia). Makanya kalau terdapat ungkapan "......fi sabilillah dalam Al Qur'an" sama dengan "fi sabilinnas" (manusia yang beresensi)"

2. Hukum rajampun relatif tidak akan pernah terjadi, sebab negara konsisten secara kaffah. Adalah tanggung jawab negara untuk berdaya upaya agar tak seorang perempuan pun yang tidak mempunyai suami kecuali memang dia tidak memiliki nafsu lagi. Hal ini perlu di upayakan dengan konsisten untuk mencegah penzinaan. Hal ini perlu kita sampaikan walaupun belum lengkap, agar orang-orang diluar Islam mendapat informasi yang benar mengenai Islam murni, sebab banyak informasi yang menakutkan, seolah-olah kalau berhasil Islam, terjadi potong tangan dan rajam, padahal dalam pemerintahan Rasulullah saw tidak ada orang yang kena potong tangan kecuali satu yaitu Zainab, demikian juga rajam.

Billahi fi sabililhaq

Muhammad Al Qubra

acheh_karbala@yahoo.no
Sandnes, Norwegia
----------