Kuala Lumpur, 31 Juli 2004

Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum wr wbr.
 

APAKAH ROKHMAWAN & SUMITRO MASIH DIBAWAH POKOK ?
Ham Am
Kuala Lumpur - MALAYSIA.

 

TENGOKLAH SEBELUM MELOMPAT, JANGAN MELULU MENUDUH ORANG SEBELUM TAHU PASTI HAKIKATNYA

Wahai saudara ku bapak Rokhmawan.

Nampaknya anda masih juga merasa bangga dengan perbandingan yang anda buat antara Nabi Muhammad dengan Tgk Hasan di Tiro. Malah anda menyatakan saya & pak Ahmad begitu lugu sekali.

Apabila membaca komentar anda tentang perjuangan Rasulullah & Hasan di Tiro, sebenarnya disini siapa sih yang lugu? Kami tahu perjuangan Rasulullah ok, perjuangan Hasan di Tiro ok. Tetapi alangkah baiknya bapak melihat dulu sebelum melompat. Jike kite meludah ke udara bakal menimpa muka sendiri. Anda boleh hukum kami berdua lugu. Tapi cuba anda kaji sekali lagi tentang perbandingan itu. Anda & Sumitro cs tak ada yg melarang kalau pun anda bandingkan manusia dengan Allah sekalipun. Tapi yang kami maksudkan perbandingan bapak tak munasabah. Bukan tak boleh. Boleh saja bapak bandingkan. Kelajuan jet tempur dengan kelajuan sepada. Beratnya gajah berbanding semut. Inilah persamaan bandingan yg bapak buat.

Kalau bapak buat perbandingan yang munasabah seperti bapak Rokhmawan dengan Sumitro, atau Tgk Hasan di Tiro dengan Sukarno, Suharto, Mbak Mega. Barulah sebanding. Kalau tidak anak SD pun pikir kita tak di ajar peribahasa di sekolah dulu-dulu. Atau kita hanya punya ijazah beli. Sorry lah bos. Bila saya harus bercerita ketahap pelajaran yang serendah ini, seakan orang Islam se dunia yang pernah anda seru selama ini, mereka pikir Rokhmawan & Sumitro punya pikiran yang belum boleh di pasarkan. Dengan kata lain masih sangat layak bercampur dengan diskusi kanak-kanak. Maaf bukan saya kata. Tapi takut orang lain menyangka. Sekali lagi mohon maaf bukan kami kata perbandingan anda & Sumitro salah. Tapi tak sebanding. Kita cukup kan saja masalah banding membanding.

Bapak kata pula, baru sedikit membongkar perjuangan Tgk Hasan di Tiro. Disinipun kita perlu gunakan gaya pikir yang rasioanal. Secara logic. Kalaulah anda membongkar semuapun, kami rasa tak juga wujud kesan yang boleh meredakan sokongan penyokong kepada perjuangan Aceh yang tengah melawan untuk menetukan nasibnya. Sebab orang ramai tak sebodoh yang kita sangkakan. Mereka bukan menunggu info dari kita. Lebih banyak sumber2 berita yang dah lama pun mereka tau. Kita baru berangan, orang sudah kebulan [pepatah melayu]. Anda baru nak bongkar. Tapi orang sudah lama pun tau.

Mereka sedunia tau bahwa sesungguh perjuangan hari ini tak semurni yang Rasulullah perjuangkan. Kenanglah perjuangan Suharto, Megawati, Amien Rais, dan konco2 nya,yang memimpin Negara Indon Jawa. Siapa tak tau. Kommand apapun yang orang lain lontarkan, namun Amien Rais, Suharto, Suekarno, tetap Mega. Begito juga kalau nak burokkan Hasan di Tro & pengikotnya. Dia akan anggap nyamuk yang menggonggong di luar kelambu, takkan dapat kesan apa2 jika kita memburukkan Mega atau Hasan di Tiro. Kalau mau silahkan saja. Tapi saya rasa itu buang waktu belaka. Kalau pun dunia memekik Mega jahannam, Mega bajingan, Mega tak tau hidupkan ekonomi yang terpuruk,dsb. Namun gaji Mega tak juga turun. Mega tetap Mega. Hasan di Tiro tetap musuh Mega. Ini kita gurau sikit.

Wahai bapak Rokmawan & Sumitro yang budiman. Marilah kita tingkat kan perbualan kita yang mungkin sedikit bercelaru agar lebih menjurus ke yang penuh manfaat. Tapi sedikit saya mau berjabat dengan Sumitro.

Saudara Sumitro !

Mungkin anda gengnya Rokmawan yang semoga Allah melindungi semuanya. Saya tak perlu tau dari mana anda bermula. Tapi yang penting kemana kita berakhir. Anda kata saya tak berhak jadi juri. Dari anda saya tak pernah menunggu hak atau huk. Ketika anda membaca perbalahan Ahmad vs Rokhmawan, tentu anda menilai satu sama lain kan? Maknanya anda dah jadi penilai. Sekaligus anda dah jadi juri secara tak langsung & tanpa pelantikan dari saya. Betul tidaknya cara anda menilai itu terpulang pak jurilah. Paling anda di gelar juri tak adil dsb.

Lagi satu, untuk apa perlu anda tahu saya berkecimpung di mimbar ini lama atau baru. Perlu anda tau siapa yg mendirikan rumah di tepi pantai. Bermakna berani menentang ombak. Anda kah ombak nya. Tapi ini bukanlah sebuah ring yang kita semua tau. Bukanlah disini kita cari hero. Kita tak tau orang mungkin punya pelajaran SD atau universiti, maka jagalah mulut sebelum lidah dilipat org. Pelajaran di Indon belum tentu maju berbanding orang2 yang sekolah di luar Indon, pakailah cara menegur kawan baru dengan cara tamadon yang kita ada. Orang yang belum anda kenal sapalah dengan bahasa yang menunjukkan kita se agama. Ka jasadil wahid. Saya pun sudi jika kekurangan saya anda perbaiki, jangan nilai-nilai keburukan pribadi lalu organisasi yang di perburukkan. Seperti beberapa kawan kita cs.

Kalau kita nak jadi tauladan mari kita diskusi untuk mencari kebenaran, bukan kemenangan. Kadang saya terbaca tulisan GAM tak belajar ilmu fiqahlah & macam2. Ini salah satu yang tak layak diketengahkan dalam suatu diskusi. Ini melibat kan organisasi. Tapi jika ada dalam tubuh GAM yang tak tau fiqh tapi sok tau, maka sayalah orang pertama yang akan mendabraknya. Begitu juga halnya jika pemimpin Indon Megawati [pribadi Wati] kalau betul, orang cakap tak betul, sayapun sokong Megawati. Tapi kalau Megawati tak betul sayalah musuh utamanya. Indon organisasi. Megawati pribadi.

Yah ini saja di kali ini. Kalau ada yang mubham dari tulisan saya siapapun sila tanya kan. Kalau sudah betul2 anda mengkaji suatu perjuangan, maka simpullah betul atau tidak. Jangan cakap tidak sebelum anda tau betul2 [ikut2tan].

Jika orang tak setuju dengan pendapat kita, jangan dulu voniskan orang itu salah. Mungkin pendapat kita yang tak boleh pakai. Jika anda lihat suatu golongan memberontak, jangna voniskan dulu orang itu bodoh. Mungkin kedangkalan ilmu kita yang rendah menyentuh tanah.

Setiap musyawarat & keputusan yang di buat oleh kumpulan yang terdiri dari anak SD, Universiti, yang sekolah di Indon dan di negara maju, maka kesimpulannya tak lah teragak2. Setelah bulat suara terbentoklah suatu organisasi, maka apa keputusan yang dibuat oleh organisasi ini tak lah sia2, walau ada yang anggap tak best. Tapi siapa dia, dan best apa yang dia ada sekarang. Jika anda bijak, anda senang faham kesimpulan tulisan saya. Tapi jika anda berada di bawah pokok, anda takkan nampak semua persekitaran pokok itu. Tapi jika anda keluar dari bawah pokok barulah tau berapa tingi, berapa besar, berapa rindang, berapa subur pokok anda bila di banding dengan pokok orang di luar negeri. Kalau asik nongkrong dibawah pokok sih pokok kita saja yang maju.

Jadi kalau ada orang kata pokok itu tak betullah, saya mau cari pokok lain, maka kita cakaplah orang itu bodoh. Karena dia memisahkan diri. Jadi perlu juga mengkaji siapa orang yang kita perbodohkan. Mungkin ilmu yang dia ada bisa mengajar bapak kita, Apa lagi kita.

Ingat kata saya mendirikan rumah ditepi pantai berarti sanggup menentang ombak. Bila orang Maluku memberontak jangan dulu anda anggap itu salah. Anda tak tau kenapa orang buat macam tu. Sebab kita tak pernah beranjak dari bawah pokok, maka kita pikir inilah negara yang makmur. Sebab seminggu 2 kali kita masih boleh makan pizza, sementara tetangga makan singkong kita tak nampak. Kita memuji Mega is ok. Amien Rais is very good. Suharto is the best. Tapi dari kejauhan pokok kita orang bersorak ketawa karena nampak sampai ke ujung pokok kita.

Kesimpulan jangan mau kata saya nampak seluruhnya sampai ke puncak, kalau anda masih di bawah pokok anda. Sedikit anda keluar, nampaklah sebatang pokok yg anda bernaung. Padahal kecil anda akan nampak dedaun sampai ke ujung nya. Barulah saat itu anda mengaku pokok anda di selimuti dengan koruptor, membiarkan cabang nya layu, pupuknya utang dengan negara lain. Kita tak tau pokok kita terjerat dengan benalu utang. Pemimpin yang kita sanjung selama kita dibawah pokok, ternyata wallahu'alam.

Jadi kuman diseberang lautan tak payah pakai teropong pun kita nampak. Kita yang memiliki ilmu mukaddam berlagak macam orang yang menguasai kitab kuning.

Akhir kata, tengoklah sebelum kita melompat, jangan melulu menuduh orang yang belum kita tau pasti hakikat nya. Tak ada seorang muslim yang sanggup tengok korban yang tak berdosa, kalau bukan karena terpaksa, biar harus menelan yang pahit asal jadi ubat. Cakaplah yang benar walaupun pahit.

Sekian pak Rokhmawan & Sumitro, kalau ada umur panjang bolehlah kita keluar dari bawah pokok, info internet tak cukup, koran tak payah cerita.

Ham Am

nacara2004@yahoo.com
Kuala Lumpur, Malaysia
----------

Date: Thu, 29 Jul 2004 19:57:45 -0700 (PDT)
From: rohma wawan rokh_mawan@yahoo.com
Subject: Bapak Ahmad Sudirman cs, Ham AM Kena Baunya
To: ahmad@dataphone.se
Cc: serambi_indonesia@yahoo.com, redaksi@acehkita.com, newsletter@waspada.co.id, redaksi@pikiran-rakyat.com, editor@pontianak.wasantara.net.id, jktpost2@cbn.net.id,
redaksi@detik.com, redaksi@kompas.com, redaksi@satunet.com, redaksi@waspada.co.id, waspada@waspada.co.id, webmaster@detik.com, kompas@kompas.com, solopos@bumi.net.id, editor@jawapos.co.id, achehmerdeka@yahoo.com, redaksi@sinarharapan.co.id,
redaksi@forum.co.id, gatra@gatra.com, koran@tempo.co.id

Assalaamu'alaikum Wr.Wb
Bismillahirrohmaanirrohiim

Kelihatan sekali kalau orang-orang Aceh yg pro dengan GAM/TNA ( Hasan Tiro cs ) atau bahkan para Anggota GAM/TNA begitu melihat pimpnannya di bongkar kejahatan atau boroknya maka semua yang mendukung Hasan Tiro cs tidak akan menerimanya. Begitu pula yang terjadi dengan bpk Ahmad cs dan sdr Ham am. Sebenarnya anda begitu lugu sekali untuk membaca komentar-komentar saya thd Bpk Ahmad Sudirman, terutama mengenai komentar yang terakhir saya kirim sebelum komentar ini yaitu mengenai perbandingan yang mencolok antar perjuangan Rosululloh SAW dan Hasan Tiro.

Jelas sekali saya cuma menerangkan bagaimana sepak terjang Hasan Tiro di bumi ini, bukan untuk menbandingkan secara hakiki dengan perjuangan Rosululloh SAW. Tapi karena keluguan anda cs maka dikarain saya ingin membanding-bandingkannya, jelas anda cs salah kaprah.

Saya menerangkan perjuangan Rosululloh SAW itu secara singkat agar kita bisa mengambil tauladan bagi kita. Nah sebenarnya yang saya utarakan kemaren baru sedikiiit sekali. Sebagai seorang islam yg kaffah maka kita harus ber-i'tiba' kpd Rosululloh SAW akan tetapi ada hal-hal pengecualian yang tidak boleh kita contoh ( khususn untu nabi dan istri-istrinya ).

Sedangkan hasan tiro sedikit sekali bahkan bertentangan dengan Rosululloh SAW baik dari pola pikir, kehidupan sehari-hari dan fisik tubuh Rosululloh SAW. Seharusnya anda sekaliyan berterimakasih masih ada orang yang menasehati Hasan Tiro cs, Bpk Ahmad Sudirman cs walau lewat mimbar bebas ini. Sudahlah dalam diri Hasan Tiro ( maaf ) sangat bertentangan dengan Rosululloh SAW.

Kemudian untuk Pak Ahmad Sudirman anda juga super lugu sekali mana mungkin saya merendahkan Rosululloh SAW, jelas kami memuliakannya karena beliau sebagai Nabi dan Rosululloh. Di sini saya tidak ingin merendahkan siapa-siapa, saya tidak merendahkan Hasan Tiro maupun Bpk. Ahmad cs. Mengenai komentar-komentar saya ini, jelas tujuan saya ingin meluruskan anda semua yang mengagung-agungkan pimpinan kaliyan ( Hasan Tiro ). Untuk contoh saja orang RI sangat setia dengan pancasila, sukarno, suharto dll ( tapi tidak semua setia, tunduk patuh lho).

Kemudian bpk Ahmad Sudirman menerangkan siapa itu pimpinan yang mereka ikuti, bahkan pak Dirman telah menjelek-jelekkan terhadap orang yg sudah tiada. Kena batunya tuh...

Wallohu'alam bi showab

Wassaaam

Rokhmawan

rokh_mawan@yahoo.com
Solo, Jawa Tengah, Indonesia
----------