Stockholm, 3 Agustus 2004

Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum wr wbr.
 

WAHABIYIN ROKHMAWAN & SALAFI-SOLO-WAHABI-SAUDI KOBARKAN PERANG ACHEH DAN PERTAHANKAN SISTEM THAGHUT PANCASILA
Ahmad Sudirman
Stockholm - SWEDIA.

 

JELAS ITU WAHABIYIN ROKHMAWAN & SALAFI-SOLO-WAHABI-SAUDI TANPA MEREKA SADARI DAN HAYATI TELAH BERADA DIBELAKANG RI MENGADAKAN PERANG DI ACHEH DAN MEMPERTAHANKAN SISTEM THAGHUT PANCASILA

"Singkat dulu aza ya memang benar sekali ucapan Sumitro bahwasanya Bpk Ahmad Sudirman ini orangnya super lugu sekali, tidak bisa berdiskusi dan berdebat dengan baik serta kalau mengomentari sebuah komentar orang lain terutama saya (Rokhmawan), pasti bpk Ahmad keluar dari permasalahan. Sudah keluar dari permasalahan masih memfitnah lagi, tolong baca lagi mana ada itu Rokhmawan dan Manhaj Salafy setuju daksanaan RI yang mengadakan perang di Aceh dengan DOM nya, mana ada itu Rokhmawan dan salafynya ingin mempertahankan sistem toghut pancasila. Inilah (pak Dirman) type orang-orang NII, GAM/TNA, kalau bicara ngelantur saja karena takut dengan pertanyaan yang memojokkannya." (Rokhmawan , rokh_mawan@yahoo.com , Mon, 2 Aug 2004 19:05:24 -0700 (PDT))

"Bagi saya/Manhaj Salafy tidak pernah mempersoalkan keberadaan Aceh apakah di luar RI atau di dalam RI akan tetapi yang kami persoalkan adalah peperangan antar umat Islam sendiri nah faham belum pak Ahmad Dirman" (Rokhmawan , rokh_mawan@yahoo.com , Mon, 2 Aug 2004 20:54:36 -0700 (PDT))

Baiklah Rokhmawan Agus Santosa dan Salafi di Solo, Jawa Tengah, Indonesia.

Jelas bagi Wahabiyin Rokhmawan dan Salafi-Solo-Wahabi-Saudi ini memang mata sudah buta dan hati sudah tertutup, sehingga kejahatan yang dilakukan oleh Soekarno terhadap Negeri Acheh dengan cara menduduki dan menjajah Negeri Acheh tidak bisa terlihat.

Wahai Wahabiyin Rokhmawan dan Salafi-Solo-Wahabi -Saudi kalian mengatakan: "Sudah keluar dari permasalahan masih memfitnah lagi, tolong baca lagi mana ada itu Rokhmawan dan Manhaj Salafy setuju daksanaan RI yang mengadakan perang di Aceh dengan DOM nya, mana ada itu Rokhmawan dan salafynya ingin mempertahankan sistem toghut pancasila. Inilah ( pak Dirman ) type orang-orang NII, GAM/TNA, kalau bicara ngelantur saja karena takut dengan pertanyaan yang memojokkannya."

Apa yang dijawab dan ditulis oleh Wahabiyin Rokhmawan dan Salafi-Solo-Wahabi-Saudi tersebut menunjukkan benar-benar mereka itu tidak menyadari bahwa dengan cara menuliskan konflik Acheh tanpa menampilkan akar masalah utama timbul konflik Acheh berdasarkan fakta, bukti, sejarah dan dasar hukum, telah membangkitkan dan mengorbarkan konflik Acheh makin membara. Dan tanpa Wahabiyin dan Salafi-Solo-Wahabi-Saudi sadari telah ikut bersama-sama pimpinan Negara kair RI mempetahankan sistem thaghut pancasila.

Lihat, dari sini saja, itu Wahabiyin Rokhmawan dan Salafi-Solo-Wahabi-Saudi sudah kelihatan meraba-raba dan terhalang pandangan matanya melihat konflik Acheh ini.

Sampai detik ini Wahabiyin dan Salafi-Solo-Wahabi-Saudi tidak pernah menampilkan dasar argumentasi mengapa Negeri Acheh berada dalam tubuh NKRI ditinjau dari fakta, bukti, sejarah dan dasar hukum. Dan mengapa timbul konflik di Negeri Acheh dan dari sejak kapan.

Sudahlah Wahabiyin Rokhmawan dan Salafi-Solo-Wahabi-Saudi ini gersang dengan ilmu tentang Negeri Acheh dan Negeri kafir RI, ditambah pula menampilkan pemahaman dan pemikiran tentang penegakkan dasar hukum Islam yang dicampur adukkan dengan dasar hukum sistem thaghut pancasila. Contohnya itu yang diterapkan oleh Laskar Jihad di Ambon melalui tangan Ustadz Ja'far Tholib yang menjalankan hukum rajam salah kaprah di Negara kafir Pancasila yang dasar hukumnya bersumberkan pada thaghut pancasila. Akhirnya karena salah kaprah dan kebodohan dalam menegakkan dasar hukum rajam yang dicampur adukkan dengan dasar hukum thaghut pancasila akhirnya itu Laskar Jihad dibubarkan atas perintah pemuka Wahabiyin di Saudi, dan harus berhadapan pihak lembaga hukum Negara kafir RI yang menganggap dasar hukum Islam yang dipakai oleh Laskar Jihad itu telah melanggar dasar hukum thaghut pancasila.

Itu semua karena kebodohan kalian wahai Wahabiyin Rokhmawan dan Salafi-Solo-Wahabi-Saudi yang tidak mengerti dan tidak mau memahami apa yang telah dicontohkan Rasulullah dalam menegakkan dan membangun Daulah Islam di Yatsrib dan lembaga peradilan hukum Islamnya.

Kalau kalian Wahabiyin Rokhmawan dan Salafi-Solo-Wahabi-Saudi tidak mendukung pelaksanaan perang di negeri Acheh, itu sudah dari dulu ada pernyataan secara terbuka dan terang-terangan terhadap pihak rezim Jenderal Soeharto yang mengutuk dan mengecam kebiadaban TNI dibawah perintah Wiranto untuk menumpas habis rakyat muslim Acheh yang telah sadar untuk menentukan nasib sendiri bebas dari pengaruh kekuasaan Negara kafir Pancasila.

Begitu juga ketika Megawati dan Susilo Bambang Yuhdoyono mengeluarkan dasar hukum Keppres No.28 /2003 yang menjadi landasar untuk pengobaran perang di Negeri Acheh, tidak kalian Wahabi Rokhmawan dan Salafi-Solo-Wahabi-Saudi membantah dan memprotesnya.

Kalau kalian wahai Wahabiyin Rokhmawan dan salafi-Solo-Wahabi-Saudi memang tidak menyokong pelaksanaan perang di Negeri Acheh, maka kalian akan menyerukan tarik semua kekuatan TNI/POLRI yang ada di Negeri Acheh. Kembali melihat kepada akar masalah utama penyebab timbulnya konflik Acheh sejak lebih dari 50 tahun yang lalu. Berikan kebebasan kepada seluruh rakyat Acheh untuk menentukan nasib sendiri dengan cara referendum untuk menentukan dua opsi, opsi YA bebas dari RI dan opsi TIDAK bebas dari RI dengan diawasi oleh pihak badan internasional seperti PBB.

Tetapi, itu sikap dan pernyataan tersebut tidak tampak dari pihak Wahabiyin Rokhmawan dan Salafi-Solo-Wahabi-Saudi. Yang tampil justru sikap dan pernyataan negatif seperti GAM telah mengobarkan perang dan membunuh rakyat muslim sehingga termasuk dalam golongan khawarij. Bukan hanya GAM dan TNA saja yang dimasukkan dalam golongan khawarij, melainkan juga NII, Hizbut Tahrir, LDII, Abu bakar Basyir, Abdullah Sungkar.

Dengan adanya sikap memecah belah ummat Islam di Nusantara pakai senjata khawarij gombal dan dengan mulut mereka diam tidak melakukan pengecaman secara terbuka terhadap pihak rezim Soeharto, Abdurrahman Wahid dan sekarang Megawati atas tindakan perang yang dilakukan pihak pimpinan Pemerintah Negara kafir RI, maka itu merupakan bensin yang menyebabkan konflik Aceh makin berkobar. Dan sekaligus membiarkan dan membenarkan sistem thaghut pancasila dipakai untuk menjerat dan membumi hanguskan rakyat dan Negeri Acheh.

Inilah yang dimaksudkan dengan pihak Wahabiyin Rokhmawan dan Salafi-Solo-Wahabi-Saudi ikut dan setuju pelaksanaan Negara kafir RI mengadakan perang di Negeri Acheh dari mulai Soekarno, Soeharto, BJ Habibie, Abdurrahman Wahid, Megawati bersama TNI/POLRI-nya. Dan sekaligus mempertahankan sistem thaghut pancasila. Karena dengan sistem thaghut pancasila itu pihak pimpinan Pemerintah RI menjerat, menduduki, dan terus menjajah Negeri Acheh.

Tetapi karena pihak Wahabiyin Rokhmawan dan Salafi-Saudi-Wahabi-Saudi ini memang buta dan sesat, maka apa yang telah mereka lakukan seperti yang digambarkan diatas, mereka tidak menyadarinya, bahwa sebenarnya Wahabiyin Rokhmawan dan Salafi-Solo-Wahabi-Saudi ini telah terperosok kedalam jurang api perpecahan di Acheh dan sekaligus ikut tercebur kedalam sistem thaghut pancasila.

Selanjutnya mengapa Wahabiyin Rokhmawan dan salafi-Solo-Wahabi-Saudi itu buta dan sesat ? Karena mereka secara bodoh mengatakan: "Bagi saya/Manhaj Salafy tidak pernah mempersoalkan keberadaan Aceh apakah di luar RI atau di dalam RI akan tetapi yang kami persoalkan adalah peperangan antar umat Islam sendiri nah faham belum pak Ahmad Dirman"

Wahai Wahabiyin Rokhmawan dan Salafi-Solo-Wahabi-Saudi bagaimana kalian ingin menegakkan dan memberikan jalan keluar dari konflik Acheh, kalau kalian itu "tidak pernah mempersoalkan keberadaan Aceh apakah di luar RI atau di dalam RI" ?

Karena memang kalian itu bodoh dan tidak mau mempelajari, menggali dan menganalisa timbul konflik di Acheh, maka kalian memang tersesat dan jatuh kedalam jurang kebinasaan. Sehingga tanpa kalian sadar menyatakan: "yang kami persoalkan adalah peperangan antar umat Islam sendiri"

Inilah kesimpulan yang salah fatal akibat kebodohan Wahabiyin Rokhmawan dan Salafi-Solo-Wahabi-Saudi tidak mengetahui, tidak peduli, tidak mempersoalkan keberadaan Aceh apakah di luar RI atau di dalam RI.

Bagaimana bisa menyelesaikan konflik Acheh kalau buta tentang akar masalah utama timbulnya konflik Acheh ini. Akhirnya yang timbul dari pikiran Wahabiyin Rokhmawan dan Salafi-Solo-Wahabi-Saudi ini adalah GAM membunuh orang Islam, harus dihukum berdasarkan dasar hukum An-Nisa: 92, 93.

Itu kan jadinya salah kaprah dan menyesatkan kesimpulan yang diambil oleh Wahabiyin Rokhmawan dan Salafi-Solo-Wahabi-Saudi dalam masalah konflik Acheh.

Selanjutnya pihak Wahabiyin Rokhmawan dan Salafi-Solo-Wahabi-Saudi ini menampilkan hasil meraba-raba seolah-olah telah dijalankan referendum dengan dua opsi. Dimana Wahabiyin Rokhmawan menulis: "Seandainya di Aceh benar-benar diberikan otonom YA bebas dari RI atau TIDAK bebas dari RI, ternyata rakyat Aceh banyak yang memilih TIDAK bebas dari RI akan tetapi Anggota GAM/TNA tetap tidak menerimanya (keputusan rakyat Aceh) tsb, kemudian mereka (GAM/TNA) tetap melakukan serangan kpd rakyat Aceh, kemudian apa yang akan dilakukan oleh bapak Ahmad Sudirman ?. Apakah akan balik menyerang GAM/TNA apa tetap mempropaganda rakyat Aceh agar lepas dari RI ?."

Disini kelihatan itu Wahabiyin Rokhmawan dan Salafi-Solo-Wahabi-Saudi yang tidak mempersoalkan keberadaan Aceh apakah di luar RI atau di dalam RI membuat analisa masa depan seperti yang dituliskannya diatas itu.

Dimana Wahabiyin Rokhmawan dan Salafi-Solo-Wahabi-Saudi seolah-olah telah dilangsungkan referendum itu. Dimana menurut anggapan Wahabiyin Rohmawan hasilnya banyak yang memilih TIDAK bebas dari RI, artinya Negeri Acheh tetap menjadi bagian ototom Negara kafir RI. Lalu mempertanyakan "Apakah akan balik menyerang GAM/TNA apa tetap mempropaganda rakyat Aceh agar lepas dari RI ?."

Jelas, Wahabiyin Rokhmawan saya sudah memberikan jawaban jauh sebelum ini, yakni apabila seluruh rakyat Acheh telah diberikan kebebasan dalam menentukan sikap dalam bentuk jajak pendapat melalui referendum dengan memilih dua opsi YA bebas dari RI dan TIDAK bebas dari RI, yang disaksikan oleh badan internasional PBB; seluruh kekuatan pasukan TNI/POLRI ditarik dari Negeri Acheh; Keppres no.43/2004 dan Keppres no.43/2003 dicabut; pelaksanaan referendum itu benar-benar dilakukan secara jujur, aman, dan damai tanpa pemaksaan dan ancaman, maka apabila dari hasil referendum dengan keadaan kondisi yang saya gambarkan diatas ternyata pihak TIDAK bebas dari RI lebih banyak hasilnya, jelas itu pihak GAM sebagai bagian dari rakyat Acheh akan menghormati hasil referendum tersebut. Dan bagi Ahmad Sudirman akan dengan sepenuh hati menghormati keinginnan rakyat Acheh yang telah diuji dalam gelanggang referendum yang bebas, aman, damai dan jujur tanpa tekanan apapun dengan disaksikan oleh PBB.

Itulah jalan damai, aman dan jujur dalam penyelesaian konflik Acheh yang telah berlangsung lebih dari setengah abad ini.

Sekarang, persoalannya adalah apakah pihak Pemerintah Negara kafir RI dan TNI/POLRI, DPR, MPR setuju dengan penyelesaian konflik Acheh melalui referendum seperti yang saya gambarkan diatas ?.

Sekarang bola ada ditangan pihak Pemerintah Megawati bersama TNI/POLRI, DPR, /MPR. Dan kalau memang pihak Wahabiyin Rokhmawan dan Salafi-Solo-Wahabi-Saudi ingin penyelesaian konflik Acheh secara aman, damai, adil, dan jujur seperti yang saya ungkapkan diatas, maka ambillah sikap dan buatlah pernyataan untuk referendum bagi penyelesaian konflik Acheh. Jangan hanya pandai menggunakan senjata gombal khawarijh saja. Itu senjata gombal khawarij tidak laku bagi rakyat Acheh yang telah sadar untuk menentukan nasib sendiri bebas dari pengaruh kekuasaan Negara kafir Pancasila.

Bagi yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad

Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk, amin *.*

Wassalam.

Ahmad Sudirman

http://www.dataphone.se/~ahmad
ahmad.swaramuslim.net
ahmad@dataphone.se
----------
Date: Mon, 2 Aug 2004 19:05:24 -0700 (PDT)
From: rohma wawan rokh_mawan@yahoo.com
Subject: Itu Bpk Ahmad Sudirman Kalau di Ajak Diskusi dan Debat Selalu Lariii dari Pembahasan Kecuali Hanya Sedikit Saja
To: ahmad@dataphone.se
Cc: ahmad_jibril1423@yahoo.com, hudoyo@cbn.net.id, sea@swipnet.se, siliwangi27@hotmail.com, habearifin@yahoo.com, mr_dharminta@yahoo.com, yuhe1st@yahoo.com, dityaaceh_2003@yahoo.com, megawati@gmt.net, hassan.wirayuda@ties.itu.int, alchaidar@yahoo.com, perlez@nytimes.com, syifasukma@yahoo.com, imarrahad@eramuslim.com, viane@kon-x.com, muhammad59iqbal@yahoo.com, husaini54daud@yahoo.com,
abu_farhan04@yahoo.com

Assalaamu'alaikum Wr.Wb

Singkat dulu aza yaa...memang benar sekali ucapan Sumitro bahwasanya Bpk Ahmad Sudirman ini orangnya super lugu sekali, tidak bisa berdiskusi dan berdebat dengan baik serta kalau mengomentari sebuah komentar orang lain terutama saya (Rokhmawan), pasti bpk Ahmad keluar dari permasalahan. Sudah keluar dari permasalahan masih memfitnah lagi, tolong baca lagi mana ada itu Rokhmawan dan Manhaj Salafy setuju daksanaan RI yang mengadakan perang di Aceh dengan DOM nya, mana ada itu Rokhmawan dan salafynya ingin mempertahankan sistem toghut pancasila. Inilah ( pak Dirman ) type orang-orang NII, GAM/TNA, kalau bicara ngelantur saja karena takut dengan pertanyaan yang memojokkannya.

Baiklah...coba bpk Dirman jawab yg baik jangan lari mluluuu...

Mengapa anda menghukumi orang islam si A, si B kafir, padahal jelas itu ayat diturunkan setelah terbentuknya Daulah Islam Madinnah ?.

Kemudian mengenai ayat 138 dan 139 kenapa tidak bpk komentari ?. Mau larii lagiii yaaa....itulah type seorang yang super pengecut-cut..cuuuut...

Terpaksa saya copykan lagi biar dibahasnya.

Akan saya tampilkan firman Alloh dalam surat An-nisa' ayat 138 dan 139.
" Kabarkanlah kpd orang-orang yg munafik bahwa mereka akan mendapat siksaan yg pedih".
" Yaitu orang-orang yg mengambil orang-orang kafir (menolak islam/non islam) menjadi teman-teman penolong dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Apakah mereka mencari kekuatan di sisi orang kafir itu ( menolak islam/non-islam ). Maka sesungguhnya semua kekuatan hanya milih Alloh SWT ".

Naah khan menurut ayat tersebut di atas jelas sekali yang di namakan orang munafik itu tidak hanya orang yang diluarnya Islam tetapi dihatinya menolak Islam melainkan orang munafik adalah mereka yang mengambil orang-orang kafir (non-islam) menjadi penolong dan mencari kekuatan dari orang kafir tersebut.

Jelas sekali kalau Hasan Tiro dan kroni-kroninya pergi ke Swedia dengan alasan bukan karena ingin hijrah melainkan ingin mencari kekuatan atau menambah kekuatan yang di sponsori oleh pemerintah negara Swedia.

Wassalaam

Rokhmawan Agus Santosa

rokh_mawan@yahoo.com
rokh-mawan@plasa.com
solo, jateng, Indonesia
----------

Date: Mon, 2 Aug 2004 20:54:36 -0700 (PDT)
From: rohma wawan rokh_mawan@yahoo.com
Subject: Bapak Ahmad Sudirman Memang Tidak Bisa Berdiskusi dan Berdebat Melawan Orang Indonesia
To: ahmad@dataphone.se
Cc: serambi_indonesia@yahoo.com, redaksi@acehkita.com, newsletter@waspada.co.id, redaksi@pikiran-rakyat.com, editor@pontianak.wasantara.net.id, jktpost2@cbn.net.id,
redaksi@detik.com, redaksi@kompas.com, redaksi@satunet.com, redaksi@waspada.co.id, waspada@waspada.co.id, webmaster@detik.com, kompas@kompas.com, solopos@bumi.net.id, editor@jawapos.co.id, achehmerdeka@yahoo.com, redaksi@sinarharapan.co.id,
redaksi@forum.co.id, gatra@gatra.com, koran@tempo.co.id

Assalaamu'alaikum Wr.Wb

Hmmm...InsyaAlloh mulai saat ini saya kalau mengomentari pak Ahmad Sudirman tidak usah yang panjang-panjang, soalnya dia (pak Ahmad) pemahaman bahasa Indonesia-nya mungkin sudah luntur dikarenakan terlalu lama berada dibawah ketiak orang/negara kafir Swedia.

O yaaa satu pertanyaan dar saya (Rokhmawan) yang paling awal mengenai GAM aza belum pernah dijawab dengan tulus ikhlas. Saya ulangi lagi pertanyaan saya duluuuu...

"Seandainya di Aceh benar-benar diberikan otonom YA bebas dari RI atau TIDAK bebas dari RI, ternyata rakyat Aceh banyak yang memilih TIDAK bebas dari RI akan tetapi Anggota GAM/TNA tetap tidak menerimanya (keputusan rakyat Aceh) tsb, kemudian mereka ( GAM/TNA ) tetap melakukan serangan kpd rakyat Aceh, kemudian apa yang akan dilakukan oleh bapak Ahmad Sudirman ?. Apakah akan balik menyerang GAM/TNA apa tetap mempropaganda rakyat Aceh agar lepas dari RI ?.

Masak pak Dirman dari dulu hanya menjawab itu itu saja....kalau memang banyak rakyat Aceh yang menginginkan tidak BEBAS dari RI maka keputusan ini harus ditaati bersama. Wah..wah mana ini nilai diskusinya...

Bagi saya/Manhaj Salafy tidak pernah mempersoalkan keberadaan Aceh apakah di luar RI atau di dalam RI akan tetapi yang kami persoalkan adalah peperangan antar umat Islam sendiri nah faham belum pak Ahmad Dirman...

Wassalaam

Rokhmawan Agus Santosa

rokh_mawan@yahoo.com
rokh-mawan@plasa.com
solo, jateng, Indonesia
----------