Stockholm, 6 September 2004

Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum wr wbr.
 

WAHABIYIN ROKHMAWAN SEMBUNYI DARI DALIL AQLI & NAQLI DIBELAKANG WAHABIYIN MAZDA
Ahmad Sudirman
Stockholm - SWEDIA.

 

MEMANG JELAS KELIHATAN ITU WAHABIYIN ROKHMAWAN DAN SALAFI-SOLO-WAHABI-SAUDI SEMBUNYI DARI DALIL AQLI & NAQLI DIBELAKANG WAHABIYIN MAZDA

"Untuk sdr Mazdha, apabila anda teguh pendirian dalam Manhaj Ahlus Sunnah Wal Jamaah atau Salafush Shalih maka silakan tanggapi Si Ahlul Ahwa dan Ahlul Bid'ah Ahmad Sudirman sampai dia mau taubat atau sampai ajal menjemputnya, sedangkan saya mengundurkan diri bukan berarti 100 % mohon diri tetapi saya tidak akan lagi menyampaikan dalil-dalil Aqli maupun dalil-dalil naqli walau satupun karena sudah menjadi kebiasaan seorang Ahlul Ahwa dan Ahlul Bid'ah apabila disampaikan dalil-dalilnya maka akan dibantahnya dengan berbagai alasan dan inilah yg dinamakan mengingkari Sunnah-sunnah atau hadist-hadist Rosululloh SAW, bagaimanakah hukumnya ?. Baca lagi tentang dalil kafirnya orang yang mengolok-olok Sunnah-sunnah Rosul jelas akan mengakibatkan keluarnya dari agama islam yg Syammil ini." (Rokhmawan , rokh_mawan@yahoo.com , Sun, 5 Sep 2004 23:15:00 -0700 (PDT))

Baiklah Rokhmawan Agus Santosa dan Salafi di Solo, Jawa Tengah, Indonesia.

Memang itu Wahabiyin Rokhmawan dan Salafi-Solo-Wahabi-Saudi tidak mundur dari mimbar bebas ini, tetapi hanya sekedar bersembunyi dibelakang Wahabiyin Mazda sambil menyembunyikan dasar dalil aqli dan dasar dalil naqli.

Sebagaimana yang dinyatakan oleh Wahabiyin Rokhmawan dan Salafi-Solo-Wahabi-Saudi pagi ini yang dikirimkan kepada Ahmad Sudirman yang berbunyi: "sedangkan saya mengundurkan diri bukan berarti 100 % mohon diri tetapi saya tidak akan lagi menyampaikan dalil-dalil Aqli maupun dalil-dalil naqli walau satupun karena sudah menjadi kebiasaan seorang Ahlul Ahwa dan Ahlul Bid'ah apabila disampaikan dalil-dalilnya maka akan dibantahnya dengan berbagai alasan dan inilah yg dinamakan mengingkari Sunnah-sunnah atau hadist-hadist Rosululloh SAW, bagaimanakah hukumnya ?. Baca lagi tentang dalil kafirnya orang yang mengolok-olok Sunnah-sunnah Rosul...jelas akan mengakibatkan keluarnya dari agama islam yg Syammil ini."

Jelas, bagaimana kalian Wahabiyin Rokhmawan dan Salafi-Solo-Wahabi-Saudi bisa membawa-bawa dasar dalil aqli dan dasar dalil naqli, kalau kalian memang tidak paham dan tidak mengerti isi dari dasar dalil naqli itu sendiri.

Kalian kopi saja seenak perut kalian. Kemudian dibuatlah keterangan bahwa dalil naqli itu adalah untuk dipakai sebagai cara dakhwah menghadapi para pimpinan Negara kafir RI dan mempertahankan Negara kafir RI dan para Pimpinannya yang tidak senang dan tidak mahu menjadikan aturan, hukum, undang-undang yang diturunkan Allah menjadi dasar dan sumber hukum di Negara Pancasila.

Jelas, itu pengunaan dalil naqli yang dikemukakan oleh Wahabiyin Rokhmawan dan Salafi-Solo-Wahabi-Saudi salah kaprah. Mengapa ?

Karena Rasulullah saw memberikan contoh dan padangan bahwa itu berlaku dan berjalan dalam Daulah Islam pertama di Yatsrib dan dalam Khilafah atau Dinasti atau Kesultanan yang dasar hukum dan sumber hukum negaranya mengacu pada Islam, yakni mengacu pada Al Qur'an dan As-Sunnah, kemudian oleh Wahabiyin Rokhmawan dan Salafi-Solo-Wahabi-Saudi dirubah dengan cara diterapkan di Negara kafir RI yang dasar dan sumber hukum negaranya pancasila hasil kutak-katik Soekarno.

Jadi ketika Wahabiyin Rokhmawan dan Salafi-Solo-Wahabi-Saudi mengalami benturan benteng yang menyatakan bahwa Wahabiyin Rokhmawan dan Salafi-Solo-Wahabi-Saudi telah melakukan usaha yang bid'ah yang bukan berasal dari apa yang dicontohkan dan ditunjukkan Rasulullah saw, maka langsung saja mundur dan mendeklarkan bahwa: "tidak akan lagi menyampaikan dalil-dalil Aqli maupun dalil-dalil naqli walau satupun karena sudah menjadi kebiasaan seorang Ahlul Ahwa dan Ahlul Bid'ah apabila disampaikan dalil-dalilnya maka akan dibantahnya dengan berbagai alasan dan inilah yg dinamakan mengingkari Sunnah-sunnah atau hadist-hadist Rosululloh SAW"

Nah, kelihatan bagaimana sebenarnya mentalitas, jiwa, dan pikiran Wahabiyin Rokhmawan dan Salafi-Solo-Wahabi-Saudi.

Karena memang Wahabiyin Rokhmawan dan Salafi-Solo-Wahabi-Saudi ini tidak memiliki pandangan yang mendalam tentang bagaimana memahami, mengerti, menegakkan, dan menjalankan dalil naqli dan dalil aqli, karena memang Islam yang dipahami dan dimengerti oleh Wahabiyin Rokhmawan dan Salafi-Solo-Wahabi-Saudi adalah melalui taklid buta. Akhirnya ketika menghadapi benturan benteng tangguh orang-orang yang tetap teguh mengikuti manhaj Rasulullah saw dan yang tetap teguh menerapkan dalil aqli dan dalil naqli sesuai dengan apa yang dicontohkan Rasulullah saw, maka secara jelas dan nyata kelihatan itu Wahabiyin Rokhmawan dan Salafi-Solo-Wahabi-Saudi langsung jatuh tersungkur, dan terus sembunyi dibelakang ekor Wahabiyin Mazda sambil merintih-rintih: "tidak akan lagi menyampaikan dalil-dalil Aqli maupun dalil-dalil naqli walau satupun"

Tidak usah munafik, wahai Wahabiyin Rokhmawan dan Salafi-Solo-Wahabi-Saudi. Semua orang di mimbar bebas ini sudah mengetahui siapa sebenarnya itu yang bernama Wahabiyin Rokhmawan dan Salafi-Solo-Wahabi-Saudi.

Daripada kalian Wahabiyin Rokhmawan dan Salafi-Solo-Wahabi-Saudi lempar batu dari balik ekor Wahabiyin Mazda, lebih baik muncul lagi di mimbar bebas ini. Biar kalian mengetahui apa yang kalian perjuangkan dengan paham wahabi dan Syiekh-Syeikh wahabiyin kalian yang dari Mekkah dan Yemen tempat dulu hijrahnya kaum Quraisy.

Wahai Wahabiyin Rokhmawan dan Salafi-Solo-Wahabi-Saudi.

Itu yang dikatakan oleh Ahmad Sudirman dengan: "dalam mempelajari Al-Quran dan Al Hadits adalah mengikuti pada paham yang tumbuh pada masa periode sebelum Syeikh Muhammad bin Abdul Wahab lahir dan muncul bersama hasil pemikirannya, yaitu pada paham manhaj yang dicontohkan langsung oleh Rasulullah saw, dan diikuti oleh sahabat Abu Bakar Sidik, Umar bin Khattab, Ustman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Mu'az, Abdullah bin 'Umar, Abdullah bin 'Abbas, Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Ma'ud, Abu Musa Al Asy'ari, Abu Darda, 'Ubbadah bin Shamit, 'Abdullah bin Amr bin 'Ash, sampai ke para mujtahid terbesar pada zamannya yakni Imam Abu Hanifah, Malik bin Anas Al Ashbahi, Muhammad bin Idri bin Syafi'i, dan Ahmad bin Muhammad bin Hanbal bin Hilal. Inilah jawaban Ahmad Sudirman, apakah ada kesamaan atau kemiripan dengan paham wahabi kalian ?" (Ahmad Sudirman, 4 September 2004)

Adalah pemahaman umat Islam yang mengikuti dasar naqli sebagaimana yang telah digariskan oleh Rasulullah saw daklam sabdanya: "Demi jiwaku yang ada ditangan-Nya, umatku akan terpecah menjadi 73 golongan, 72 akan masuk neraka. Para sahabat bertanya: "Siapa golongan yang selamat ya Rasulullah? Rasulullah menjawab: "Al-Jama'ah". Diriwayatkan oleh Abu Huroirah, Rasulullah saw bersabda: "Orang-orang Yahudi terbagi dalam 71 golongan atau 72 golongan dan Nasranipun demikian. Umatku akan terpecah menjadi 73 golongan." (Tirmidzi 2564, Kitab Ul-Imaan). Dalam kitab sharh dari Tirmidzi, Imam Ahwazi berkata: "Penjelasan dari hadits ini, bahwa hadits ini berasal dari Abdullah bin Amru, bahwa semua dari golongan itu masuk neraka dan satu golongan yang masuk surga dan satu golongan ini adalah yang mengikuti Rasulullah saw. Golongan yang selamat itu adalah Ahlu Sunnah Wal Jama'ah."

Tetapi kalian Wahabiyin Rokhmawan dan Salafi-Solo-Wahabi-Saudi tidak paham dan tidak mengerti. Mengapa ?

Karena kalian hanyalah menfokuskan kedalam diri kalian sendiri. Kalian anggap apa yang kalian pahami dan kalian jalankan adalah sudah lurus sesuai dengan manhaj Rasulullah saw. Padahal kenyataannya telah menyimpang. Inilah kebutaan dan kepicikan kalian wahai Wahabiyin Rokhmawan dan Salafi-Solo-Wahabi-Saudi.

Kalian tuduh NII dengan tuduhan "kenapa NII malah kebalikannya yaitu bukannya menghidupkan Sunnah-sunnah nabi tetapi menghidupkan Bid'ah-bid'ah dalam kehidupannya"

Nah, belum dipelajarinya apa yang telah dilakukan oleh para pimpinan NII dan rakyat NII. Sudah seenak udelnya sendiri menyatakan: "bukannya menghidupkan Sunnah-sunnah nabi tetapi menghidupkan Bid'ah-bid'ah dalam kehidupannya"

Padahal apa yang dilakukan oleh pengikut paham wahabi Saudi ini jelas sudah melanggar dan telah melakukan bid'ah.

Coba perhatikan itu yang dilakukan oleh pimpinan Laskar Jihad ketika di Ambon menerapkan dasar hukum Islam dicampur adukkan dengan dasar hukum pancasila. Itu adalah terang-terangan melakukan bid'ah.

Apakah kalian Wahabiyin Rokhmawan dan Salafi-Solo-Wahabi-Saudi tidak paham dan tidak mengerti bahwa apa yang dilakukan oleh pimpinan Laskar Jihad Ustadz Ja'far Umar Thalib ketika menjalankan hukum rajam kepada pengikutnya dengan cara menegakkan dasar hukum Allah SWT dicampurkan kedalam sistem thaghut pancasila yang dikutuk Allah SWT ?.

Itulah perbuatan bid'ah yang kalian buta melihatnya. Dipikir kalian penegakkan dasar hukum yang dilakukan oleh pimpinan Laskar Jihad itu benar ?

Itulah namanya mencampur adukkan dasar hukum Allah SWT dengan dasar hukum dan sumber pancasila yang dipakai di Negara Pancasila tempat dimana kalian hidup dan mencari nafkah.

Jadi wahai Wahabiyin Rokhmawan dan Salafi-Solo-Wahabi-Saudi tidak perlu kalian merasa jalan dan cara dakhwah kalian itu telah lurus dan benar. Karena ternyata setelah dipelajari dan ditelaah secara mendalam, terbukti dakhwah kalian itu justru menyimpang dari apa yang telah dicontohkan Rasulullah saw melalui dasar dalil naqli-nya.

Kemudian itu Wahabiyin Rokhmawan dan Salafi-Solo-Wahabi-Saudi yang kalian katakan: "Para sahabat dan ke empat imam besar kita terlihat dari fisiknya mencirikan keislamannya mengapa NII, GAM/TNA malah menentang memakai jubbah, jenggot, celana pjg/kain di atas mata kaki ?. Dan masih banyak lagi kegombalan yang nampak pada NII, GAM/TNA"

Memang makin budek saja yang namanya Wahabiyin Rokhmawan dan Salafi-Solo-Wahabi-Saudi. Itu soal memakai jubah, memelihara jenggot, memakai kain diatas mata kaki memang Rasulullah menunjukkan.

Kemudian dalam penerapan dan penegakkan contoh Rasulullah saw tersebut yang berjenggot itu tidak bisa diterapkan dan dilaksanakan oleh setiap orang. Mengapa ? Karena tidak semua orang Islam yang ada di dunia ini berjenggot.

Karena itu tidak ada dalam aturan dan tata cara berpakaian seorang muslim yang baku. Melainkan disesuaikan dengan keadaan phisisk orang tersebut yang tidak bertentangan dengan apa yang sudah dicontohkan Raslullah.

Jadi kalau seorang Islam pulan yang memang tidak bisa tumbuh jenggotnya, maka sampai dunia kiamat tidak akan tumbuh jenggotnya itu, dan tidak boleh memakai jenggot palsu.

Nah karena orang Islam pulan ini jenggotnya tidak bisa tumbuh, maka tidak berarti bahwa orang Islam pulan ini tidak mencontoh Sunnah Rasulullah dalam hal berjenggot. Begitu juga soal memakai pakain jubah.

Ahmad Sudirman sudah berulang kali menjelaskan itu pakaian jubah atau pakaian jalabiah atau pakaian yang berbentuk baju kurung memang merupakan pakaian yang selalu dipakai oleh orang Arab baik itu di Yatsrib, di Mekkah, di Madinah dan di beberapa Negara Arab lainnya.

Kalau di Negeri Acheh dan di Negara RI kebiasaan orang Islam memakai sarung. Memakai sarung inipun datang dari kebudayaan berpakaian orang Laos. Jelas tidak bisa dipaksakan untuk diganti semua sarung dengan baju kurung model orang Arab.

Jadi dengan memakai sarung, memakai celana panjang, memakai baju jalabiah, memakai jubah, itu adalah bukan merupakan dasar utama seorang dinamakan seorang yang beriman dan mengikuti contoh Rasulullah saw. Mengapa ?

Karena kalau yang dijadikan patokan utama seseorang dinamakan beriman, beramal shaleh, mengikuti manhaj Rasulullah saw dengan melihat kepada apakah seseorang itu memiliki jenggot, apakah memakai jalabiah atau jubah, apakah memakai sarung diatas mata kaki. Jelas kalau Islam hanya itu yang dipersoalkan, maka Islam bukanlah agama yang universal dan kaffah, serta berlaku bagi seluruh umat manusia di dunia ini. Melainkan agama yang sempit yang hanya melihat kepada muka orang-orang Arab yang berjenggot dan cara kebiasaan berpakaian Arab saja.

Nah, kalau Ahmad Sudirman mengatakan argumentasi yang demikian, jelas itu akan dijawab oleh Wahabiyin Rokhmawan dan Salafi-Solo-Wahabi-Saudi bahwa Ahmad Sudirman tidak "menghidupkan Sunnah-sunnah nabi"

Padahal yang sebenarnya adalah Rasulullah saw tidak memberikan contoh yang baku yang berlaku tetap dan mutlak bagi semua umat islam di seluruh dunia, yaitu bagaimana harus berpakaian, bagaimana harus berjenggot, dan bagaimana harus memakai sarung. Yang jelas Allah SWT telah menurunkan dasar hukum untuk berpakaian bagi kaum wanita dalam QS, Al-Ahzab, 33: 59 "Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka."Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS, Al-Ahzab, 33: 59).

Jadi Wahabiyin Rokhmawan dan Salafi-Solo-Wahabi-Saudi kalau Ahmad Sudirman menampilkan alasan yang demikian tentang jenggot, tentang jubah, tentang memakai sarung, bukan berarti kesimpulannya seperti yang kalian ambil yang berbunyi: "malah menentang memakai jubbah, jenggot, celana pjg/kain di atas mata kaki".

Itu kalau kalian Wahabiyin Rokhmawan dan Salafi-Solo-Wahabi-Saudi tahu, setumpuk itu baju jalabiah Ahmad Sudirman.

Bagi yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad

Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk, amin *.*

Wassalam.

Ahmad Sudirman

http://www.dataphone.se/~ahmad
ahmad.swaramuslim.net
ahmad@dataphone.se
----------

Date: Sun, 5 Sep 2004 23:15:00 -0700 (PDT)
From: rohma wawan rokh_mawan@yahoo.com
Subject: Fwd: AHMAD SUDIRMAN KELIHATAN KESESATANNYA MARI KITA SIMAK
To: ahmad@dataphone.se
Cc: mazda_ok@yahoo.com

Assalaamu'alaikum Wr.Wb

Sekedar Urun Rembug, memang Si Ahlul Ahwa dan Ahlul Bid'ah Ahmad Sudirman ini kalau ngomong berdasarkan nafsunya saja lihat setelah sdr Mazda menyakan NII mengikuti Manhaj siapa?. EE..dengan tulalitnya dan ketergopoh-gopohannya Si Ahlul Ahwa dan Ahlul Bid'ah Ahmad Sudirman menjawab asal kena yang intinya NII mengikuti Manhaj sebelum Muhammad bin Abdul Wahab, seperti Manhaj Abu bakar, Umar Bin Khotob dst...sampai ke empat imam besar kita.. dst.

Betapa asal-asalan Si Ahlul Ahwa dan Ahlul Bid'ah Ahmad Sudirman kalau menjawab, kalau memang pemahaman NII sama dengan pemahaman para sahabat dll, mengapa dalam kehidupan NII bertolak belakang dengan para Sahabat atau ke empat Imam Besar kita ?.

Contohnya mereka para sahabat dan Imam besar kita selalu menghidupkan Sunnah-sunnah nabi tetapi kenapa NII malah kebalikannya yaitu bukannya menghidupkan Sunnah-sunnah nabi tetapi menghidupkan Bid'ah-bid'ah dalam kehidupannya.

Para sahabat dan ke empat imam besar kita terlihat dari fisiknya mencirikan keislamannya mengapa NII, GAM/TNA malah menentang memakai jubbah, jenggot, celana pjg/kain di atas mata kaki ?. Dan masih banyak lagi kegombalan yang nampak pada NII, GAM/TNA.

Inilah kedustaan Si Ahlul Ahwa dan Ahlul Bid'ah Ahmad Sudirman...dan sudah tentu kecintaannya atau ketaatannya kpd Alloh SWT dan Rosululloh SAW adalah cinta palsu (baca lagi hakekat cinta kepada Rosul).

Wallohu'alam bi showab

NB: Untuk sdr Mazdha, apabila anda teguh pendirian dalam Manhaj Ahlus Sunnah Wal Jamaah atau Salafush Shalih maka silakan tanggapi Si Ahlul Ahwa dan Ahlul Bid'ah Ahmad Sudirman sampai dia mau taubat atau sampai ajal menjemputnya, sedangkan saya mengundurkan diri bukan berarti 100 % mohon diri tetapi saya tidak akan lagi menyampaikan dalil-dalil Aqli maupun dalil-dalil naqli walau satupun karena sudah menjadi kebiasaan seorang Ahlul Ahwa dan Ahlul Bid'ah apabila disampaikan dalil-dalilnya maka akan dibantahnya dengan berbagai alasan dan inilah yg dinamakan mengingkari Sunnah-sunnah atau hadist-hadist Rosululloh SWW, bagaimanakah hukumnya ?. Baca lagi tentang dalil kafirnya orang yang mengolok-olok Sunnah-sunnah Rosul...jelas akan mengakibatkan keluarnya dari agama islam yg Syammil ini.

Wassalam

Rokhmawan Agus Santosa

rokh_mawan@yahoo.com
rokh-mawan@plasa.com
solo, jateng, Indonesia
----------