Stockholm, 13 Desember 2004

Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum wr wbr.
 

WAHHABIYIN ATAU SALAFIYYIN DENGAN GERAKAN WAHHABIYAH YANG BUTA SEJARAHNYA SENDIRI
Ahmad Sudirman
Stockholm - SWEDIA.

 

MEMANG KELIHATAN ITU BARISAN MUWAHHIDIN DENGAN GERAKAN WAHHABIYAH ATAU SALAFIYYAHNYA DANGKAL DAN BUTA TENTANG SEJARAHNYA SENDIRI

"Assalamu'alaikum. Ini email saya yang pertama, lama saya mengamati perdebatan antara saudara Ahmad Sudirman dengan saudara Mazda. Setelah saya membaca dan membolak balik tulisan Mazda saya dapati disana penjelasan yang jelas dan gamblang tapi lagi-lagi sesuai prediksi saudara Mazda, Ahmad Sudirman akan mengalihkan pembicaraan masalah Muhammad Abdul Wahab dan Saudi. Kalau kita jeli maka Ahmad Sudirman sedang mencoba mengalihkan pembicaraan dari pedoman tafsir yang ia yakini selama ini. Jadi kalau bisa kembali donk ke jalan rel nya lagi masak bung Ahmad Sudirman nggak punya malu. Ini aja email koment saya." (Johan Pahlawan , johan_phl@yahoo.com ,Mon, 13 Dec 2004 03:46:23 -0800 (PST))

Baiklah saudara Johan Pahlawan di Jakarta, Indonesia.

Bagi kebanyakan orang, khususnya di Indonesia, sangat mudah terjerat oleh pandangan dan pikiran kaum wahhabiyin atau salafiyyin, yang hanya memberikan umpan, tanpa mengetahui dibalik sejarah timbulnya paham wahhabi atau salafi dengan barisan muwahhidin atau ikhwannya yang erat hubungannya dengan proses pertumbuhan dan perkembangan berdirinya Kerajaan Dinasti Ibnu Saud. Mengapa ?

Karena kaum wahhabiyin atau salafiyyin khususnya di Indonesia, tidak berani untuk membeberken keadaan tentang diri sebenarnya dari wujud pergerakan wahhabiyah atau salafiyyah-nya ini.

Nah dengan tampilnya di mimbar bebas ini, khususnya wahabiyin Rokhmawan dari Yayasan Pesantren Al Bukhori di Solo, wahabiyin Mazda yang ngaku datang dari Acheh yang sekarang berdomisili di Surabaya, wahabiyin Hadi dari kota Batavia sekarang Jakarta pengikut setia Amien Rais, pemikiran-pemikiran tektual mereka yang sangat dangkal dalam daya analisa dan penerapannya, kecuali hanya membeo dan mengekor pada apa yang diucapkan oleh para ulama wahhabinya di Saudi, maka mereka ini sangat mudah tergelincir, karena diakibatkan oleh caranya mereka yang hanya membeo itu.

Buktinya, ketika dibuka masalah yang menyangkut hubungan antara gerakan wahhabiyah atau salafiyyah dengan barisan muwahhidin atau ikhwannya yang berhubungan erat dengan Amir Dar'iyah Muhammad bin Saud dan pelahir ide dan pemikiran wahhabiyah atau salafiyyah dengan gerakkan barisan muwahhidin atau ikhwannya Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab, dan kerjasama mereka dalam membangun kekuasaan Dinasti Saud dengan menelan dan mencaplok wilayah daerah kekuasaan Khilafah Islamiyah Utsmani, seperti Hejaz, hingga melahirkan Kerajaan Saudi dengan bantuan dan perlindungan Pemerintah Kerajaan kafir Inggris, maka kaum pengikut wahhabiyin atau salafiyyin khususnya di Indonesia menjadi kelabakan, karena memang mereka itu tidak mempunyai dasar pengetahuan tentang akar utama timbulnya gerakan wahhabiyah atau salafiyyah dengan barisan muwahhidin atau ikhwannya.

Karena itu ketika para pengikut kaum wahhabiyin atau salafiyyin yang ada di Indonesia menampilkan pemikiran-pemikiran ketauhidannya dan tafsir-tafsir ulama wahhabi atau salafi Saudi ini sangatlah kaku dan tidak mengena dalam penerapannya. Mengapa ?

Karena, barisan muwahhidin atau ikhwan dengan gerakan wahhabiyah atau salafiyyahnya ini setelah Abdul Aziz bin Abdul Rahman bin Faisal Al Saud yang bergelar Sultan Najd menandatangani perjanjian Qatif atau Treaty of Qatif tanggal 26 Desember 1915 dengan pihak Kerajaan kafir Inggris, dan bisa mengalahkan Ibnu Rashid penguasa Provinsi Hejaz dalam Khilafah Islamiyah Utsmani pada tahun 1922, dan menumbangkan Amir Mekkah Hussain bin Ali al-Hashimi Amir tahun 1925, serta memproklamasikan berdirinya Kerajaan Saudi pada tanggal 23 September 1932 yang diakui secara langsung oleh Pemerintah Kerajaan kafir Inggris, maka timbullah pertentangan yang sangat mendasar antara barisan muwahhidin atau ikhwan dengan Raja Abdul Aziz bin Abdul Rahman bin Faisal Al Saud.

Pertentangan antara kaum barisan muwahhidin atau ikhwan dengan gerakan wahhabiyah atau salafiyyahnya yang dilahirkan dari pemikiran Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab dengan pihak keluarga Kerajaan Saud khususnya dengan Raja Abdul Aziz bin Abdul Rahman bin Faisal Al Saud pada awal berdirinya Kerajaan Saudi ini, tidak begitu dibesarkan oleh kedua belah pihak, disebabkan masih loyalnya para ulama kaum wahhabi atau salafi ini terhadap Raja-raja keturunan Ibnu saud ini. Dimana perbedaan yang menyolok itu adalah dimana Raja Abdul Aziz bin Abdul Rahman bin Faisal Al Saud berpikiran cukup membangun Kerajaan Saud yang sudah berdiri, sedangkan barisan muwahhidin atau ikhwan berpikiran ingin terus memperluas kekuasaan wilayah untuk tunduk dibawah kekuasaan wahabi atau salafinya.

Nah bagaimana untuk mengakhiri konflik perbedaan taktik strategi kekuasaan ini, ternyata Putra Raja Talal bin Abdul Aziz pernah menyatakan bahwa ketika diawal berdirinya Kerajaan Saudi, itu Raja Abdul Aziz bin Abdul Rahman bin Faisal Al Saud memanggil para ulama wahabi atau salafi ini untuk datang ke Ibu Kota Riyadh dengan disuruh memilih dua pilihan, yakni memilih Malik Mamlakah atau memilih barisan muwahhidin atau ikhwan. Ternyata para ulama wahhabi atau salafi memilik Malik Mamlakah Al Arabiyah Suudiyah.

Walaupun sejak itu kelihatan dari permukaan keadaan cukup tenang, tetapi pergolakan dibawah cukup bergejolak. Hanya karena selama pihak ulama wahabi atau salafi masih bisa bekerjasama dengan Raja-Raja Ibnu Saud ini, yang sekaligus juga dijadikan alat politik oleh keluarga Raja Ibnu Saud, khsusunya dalam hal pembuatan fatwa dan pemberian nasehat. Adapun soal kebijaksanaan dan pelasanaan pemerintahan yang menyangkut politik keamanan, sosial, ekonomi ada ditangan Raja.

Nah sekarang, dengan latar belakang inilah, mengapa itu para pengikut paham wahhabi atau salafi yang ada diluar Kerajaan Ibnu Saud, seperti di Indonesia, bersikap seperti apa yang difatwakan oleh ulama-ulama wahabi atau salafinya di Saudi yang tetap setia kepada para Raja, walaupun Raja-Raja Saudi tidak mencerminkan contoh pemimpin Islam yang betul-betul, tetapi selama para ulama wahhabi atau salafi mengiyakan dan tidak melakukan tindakan pembangkangan, maka selama itu para pengikut kaum wahhabi atau salafi yang ada diluar Kerajaan saudi bersikap persis seperti para ulamanya.

Jadi, tidak heran, kalau wahhabiyin Rokhmawan, wahhabiyin Mazda, wahhabiyin Hadi berlenggang kangkung saja melihat kelakuan para penguasa di RI, seperti Soeharto, Abdurrahman Wahid, Megawati, dan sekarang Susilo Bambang Yudhoyono. Sambil mengacung-acungkan dalil hadits yang dikeluarkan ulama-ulama wahhabi atau salafi Saudi untuk tidak melawan kepada Malik Mamlakah Al Arabiyah Suudiyah. Kalau ada yang melawan, seperti Osama bin Laden langsung difatwakan sebagai khawarij. Persis kelakuan ini ditiru oleh para pengikutnya di Indonesia, seperti wahhabiyin Rokhmawan, wahhabiyin Mazda, dan wahhabiyin Hadi. Sedikit-sedikit khawarij gombalnya keluar. Padahal mereka sendiri itu barisan muwahhidin atau ikhwan dengan gerakan wahhabiyah atau salafiyyahnya adalah termasuk juga golongan khawarij dengan ikut dan bersama-sama menghancurkan Khilafah Islamiyah Utsmani. Tetapi mereka memang tidak sadar, karena mereka merasa paling lurus tauhidnya dibanding dengan golongan ahlu sunnah wal jamaah lainnya.

Bagi yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad

Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk, amin *.*

Wassalam.

Ahmad Sudirman

http://www.dataphone.se/~ahmad
www.ahmad-sudirman.com
ahmad@dataphone.se
----------

Date: Mon, 13 Dec 2004 03:46:23 -0800 (PST)
From: Johan Pahlawan johan_phl@yahoo.com
Subject: AHMAD SUDIRMAN MENCOBA BELOKKAN MASALAH
To: Ahmad Sudirman <ahmad@dataphone.se>, acheh_karbala@yahoo.no, mazda_ok@yahoo.com, rokh_mawan@yahoo.com, hadifm@cbn.net.id, fahrida@rad.net.id, syah_rizal_m@yahoo.com, jkamrasyid@aol.com, karim@bukopin.co.id, bahtiar@gmail.com, at_taqwa@telkom.net, nacara2004@yahoo.com, om_puteh@hotmail.com, warzain@yahoo.com, universityofwarwick@yahoo.co.uk
Cc: johan_phl@yahoo.com

Assalamu'alaikum

Ini email saya yang pertama, lama saya mengamati perdebatan antara saudara Ahmad Sudirman dengan saudara Mazda. Setelah saya membaca dan membolak balik tulisan Mazda saya dapati disana penjelasan yang jelas dan gamblang tapi lagi-lagi sesuai prediksi saudara Mazda, Ahmad Sudirman akan mengalihkan pembicaraan masalah Muhammad Abdul Wahab dan Saudi. Kalau kita jeli maka Ahmad Sudirman sedang mencoba mengalihkan pembicaraan dari pedoman tafsir yang ia yakini selama ini.

Jadi kalau bisa kembali donk ke jalan rel nya lagi masak bung Ahmad Sudirman nggak punya malu. Ini aja email koment saya.

Wassalamu'alikum

Johan Pahlawan

johan_phl@yahoo.com
Jakarta, Indonesia
----------