Stockholm, 23 Februari 2005

Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum wr wbr.
 

ENNY MARTONO HANYA MENGEMBEK PADA YUDHOYONO SAJA
Ahmad Sudirman
Stockholm - SWEDIA.

 

ENNY MARTONO COBA BELAJAR BERDIRI DAN BUKA MATA SERTA TELINGA, JANGAN HANYA MENGEMBEK KEPADA MBAH SUSILO BAMBANG YUDHOYONO SAJA

"Maaf saya baru dapat bocoran milis ini, jadi mungkin kurang nyambung kali ya, saya gak kenal yg namanya Ahmad Sudirman kecuali baca dikoran kalau dia itu masuk DPOnya badan Intelijen, hanya itu. Membaca tulisan sdr Ahmad sebelumnya saya kok merasa bahwa sdr Ahmad itu seperti bukan seorang muslim. Dia ngaku bahwa dia itu muslim sejati tapi kok tulisannya tidak mencerminkan itu ya?, penuh kemarahan ,emosi dan angkara murka, dengan tata bahasa yang sangat sangat jauh dari sifat seorang muslim maupun seorang Aceh yang katanya terkenal karena sifat santunya." (Enny Martono, Enny.Martono@hm.com , Wed, 23 Feb 2005 11:01:05 +0700)

Baiklah saudari Enny Martono di Jakarta, Indonesia.

Kalau membaca tanggapan pikiran saudari Enny Martono ini memang tidak jauh berbeda dengan tanggapannya saudari Tati dari kota Gudek Yogyakarta yang pernah dijadikan ibu kota Negara RI-Soekarno, atau tanggapannya itu Ardiansyah yang sama-sama satu kantor di Hennes och Mauritz, Jakarta, Indonesia cabang dari HM Hongkong, Cina dan HM London, England.

Ada sesuatu hal yang disampaikan Enny Martono itu yang perlu diperjelas yaitu surat kabar apa yang memuat nama Ahmad Sudirman dimasukkan kedalam DPO -nya BIN dibawah pimpinan Letjen (Pur) Syamsir Siregar mantan Kepala Badan Intelijen ABRI 1995-1996 yang dipecat atasannya Pangab Jenderal Faisal Tanjung tahun 1996 setelah peristiwa 27 Juli 1996.

Jelas, sebagai seorang muslim yang mukmin memang harus tegas yang tetap dalam keyakinan dan tetap mengikuti apa yang diturunkan Allah SWT dan dicontohkan Rasulullah saw. Bukan hanya mengikut itu ramuan racun gombal pancasila yang menyesatkan itu. Atau itu jampi-jampi mpu Tantular yang bernama bhineka tunggal ika yang dijadikan ikat pinggang racun mematikan bagi negeri Acheh dan rakyat Acheh yang telah sadar untuk menentukan nasib sendiri.

Kemudian, kalau Ahmad Sudirman kadang-kadang menulis budeklah alias telinga tuli, bodohlah alias iq-nya rendah, piciklah alias pandangannya sempit, gomballah alias otak kosong, otak udanglah alias otak kena racun jamu pancasila, kunyuk alias itu Ardiansyah yang kerjanya mengekor kepada buntut mbah Susilo Bambang Yudhoyono dan Djoko Santoso, keledai alias itu Ardiansyah yang suaranya seperti ember pecah tentang sejarah Acheh, bloon alias otaknya sudah kempes termakan jampi-jampi mpu Tantular, buta alias mata tidak melihat akibat kena tiupan racun pancasila menyesatkan.

Enny Martono, kalau itu kata-kata yang ditulis oleh Ahmad Sudirman dianggap sebagai kata-kata "penuh kemarahan ,emosi dan angkara murka, dengan tata bahasa yang sangat sangat jauh dari sifat seorang muslim". Jelas, itu karena Enny tidak mengerti arti dari kata-kata itu. Coba saja itu kalau di Negeri Arab, misalnya di Mesir, seperti himar. Itu biasa saja, orang Mesir tidak naik darahnya mendengar kata-kata itu. Mengapa ? karena itu kata-kata biasa saja. Mengapa disebut seperti himar atau keledai ? Karena memang orang itu tidak mau belajar, pandainya hanya membawa-bawa kitab, dibaca tidak. Keledai tiap hari lalu lalang didepan rumah. Contohnya itu Ardiansyah seperti himar, karena pandainya hanya bercuap saja. Ilmunya cetek alias dangkal. Tidak mau belajar dengan menggali dari berbagai sumber, hanya menjiplak saja cerita karangan mbah Soekarno tentang Acheh. Jadi persis seperti himar menurut orang Mesir tempat Negeri Fir'aun sana itu.

Jadi, Enny Martono, coba belajar sedikit terbuka itu. Kalau Ahmad Sudirman mengatakan kunyuk, itu memang ada teorinya, seperti teori Darwin yang banyak juga pengikutnya di Negara pancasila ini. Asal manusia dari monyet alias kunyuk. Contohnya itu Ardiansyah yang cengar-cengir seperti kunyuk minta pisang.

Kemudian kalau Ahmad Sudirman mengatakan dasar budek. Itu artinya memang telinganya tersumbat racun jamu pancasila hasil kocekan mbah Soekarno. Contohnya itu Ardiansyah yang telinga penuh dengan sumbatan racun pancasila. Karena itu Ahmad Sudirman katakan itu Ardiansyah budek. Kalau tidak mau disebut budek, jangan itu telinga dijejali dengan sampah racun pancasila hasil korekan Soekarno ditampah dengan sampah yang dicampur adukkan dengan jamunya mpu Tantular dari kerajaan hindu Majapahit.

Nah, itulah penjelasan dari Ahmad Sudirman tentang kata-kata budek, bodoh, gombal, otak udang, keledai, kunyuk. Jadi telinga itu harus dibiasakan mendengar kata-kata itu, karena kata-kata itu ada dalam kamus besar bahasa Indonesia. Jangan dianggap kasar, seperti itu Joko Riyanto dari Yayasan Pesantren Bukhori, Solo yang merasa dirinya berperasaan halus, sehingga ketika dikatakan picik, langsung saja ia naik pitam. Dengan alsan bahasa Jawa itu, bahasanya halus, orang Jawa itu, orangnya halus, Tetapi kenyataannya itu mbah Soekarno orang Jawa menduduki dan menjajah Acheh dan membunuh rakyat muslim Acheh yang telah sadar untuk menentukan nasib sendiri. Mana pula disebut orang Jawa halus kalau namanya menelan, mencaplok, dan menjajah Negeri Acheh.

Jadi Enny kalau Ahmad Sudirman menuliskan kata-kata itu bukan berarti emosi, marah atau yang sebangsanya, melainkan itu hanya merupakan bumbu-bumbu diskusi. Apakah pernah Ahmad Sudirman menuliskan kata-kata itu kepada setiap peserta mimbar bebas ini. Kan tidak. Dengan Enny saja Ahmad Sudirman tidak mengatakan budek atau yang lainnya. Hanya pernah mengatakan kepada Tati kata budek, karena memang itu Tati kerjanya hanya menjiplak kata-kata Ardiansyah yang kalau mengikuti teori Darwin asalnya dari kunyuk rawun. Jangan salahkan Ahmad Sudirman, tetapi tentang dan musnahkan dari permukaan bumi di Jawa itu itu teori Darwin.

Sekarang, hanya orang orang yang mentalnya lemah dan hanya mengembek kepada mbah Susilo Bambang Yudhoyono, serta yang tidak mau belajar tentang sejarah fakta, bukti dan dasar hukum tentang Acheh dihubungkan dengan RI saja lah yang kalau membaca tulisan Ahmad Sudirman menganggap itu isinya penuh dengan provokasi saja, atau karena kondisi sangat putus asa saja.

Enny Martono, sebagai seorang muslim dan muslimah yang mukmin itu memang harus berani menyatakan bahwa apa yang dijadikan dasar dan sumber hukum Negara RI adalah tidak mengacu kepada apa yang diturunkan Allah SWT dan dicontohkan Rasul-Nya Muhammad saw. Jangan seperti orang yang mengembek saja, tidak apalah itu UU No.18/2001 diterapkan di Acheh, walaupun isinya meneyesatkan seluruh umat Islam di Acheh, sehingga dapat murka Allah SWT, dan Jakarta dilanda banjir Ciliwung. Mengapa ? Karena itu isi UU No.18/2001 yang dinamakan UU untuk otonomi khusus Acheh isinya mencampur adukkan pelaksanaan syariat Islam dengan pelaksanaan peradilan sistem hukum thaghut pancasila yang gombal dan menyesatkan itu. Akhirnya Allah SWT marah besar. Rakyat Acheh jadi korban ulah mbak Megawati yang mensyahkan UU No.18/2001 dan para Anggota DPR yang membuat dan menentapkan UU No.18/2001 itu.

Tetapi tentu saja Enny Martono mana mengerti dan mana memahami itu UU No.18/2001 tentang otonomi khusus Acheh isinya menyesatkan umat Islam. Mengapa Enny tidak paham dan tidak mengerti ? Karena tidak pernah membaca apa yang terkandung dalam UU No.18/2001 dihubungkan dengan bagaimana contoh Rasulullah saw menegakkan dan menjalankan syariat Islam dalam Daulah Islamiyah pertama di Yatsrib.

Seterusnya Enny melambungkan contoh sekitar tahun 2001-2002 atau 3 tahun yang lalu tentang satu keluarga yang salah satu kekluarganya digorok GAM, dan salah satu anak nya melihat kejadian tersebut. Akibatnya jadi trauma sampai sekarang.

Ternyata kejadian ini dijadikan suatu dasar untuk menyatakan: "Apakan ini suatu tindakan yang sesuai dengan syariat Islam yang selalu didengung2kan itu Ahman Sudirman, Hasan Tiro and the geng? Apakah tindakan kejam seperti ini yang diinginkan oleh rakyat Aceh? Saya yakin, jawabannya "tidak" !, begitu juga dengan rakyat Aceh sendiri."

Nah, kalau dilihat dan dibaca sepintas, apa yang ditulis Enny itu bisa saja langsung naik darah, marah, lalu dihubungkan pula dengan syariat Islam. Tetapi kalau didalami lebih dalam, mengapa orang tersebut dibunuh oleh orang yang dituduh atau dianggap anggota GAM ?. Apakah orang itu termasuk kacungnya pihak TNI, atau telah menjadi musuhnya GAM karena ikut memusuhi GAM, atau orang tersebut melakukan sesuatu yang membuat pihak GAM menjadi lemah. Jadi masih banyak pertanyaan yang belum bisa terjawab dengan cerita Enny diatas. Padahal ribuan itu rakyat muslim Acheh dibantai, dibunuh, disayat oleh pasukan non-organik TNI Jawa itu. Apakah itu dipersoalkan dan dipertanyakan secara mendetail dan dihubungkan dengan kelakuan akibat racun jejalan dan indoktrinasi pancasila gombal itu ?

Jadi Enny, kalau ada kejadian atau peristiwa seperti itu harus jelas permasalahannya. Tidak mungkin timbul kejadian tersebut kalau tidak ada sebab. Nah sebab-sebabnya inilah yang tidak dijelaskan ole Enny dalam ceritanya itu.

Dan yang perlu diperhatikan bahwa di Acheh sedang terjadi perang modern, yang sampai detik sekarang ini belum bisa dihentikan, karena gencatan senjata masih belum disetujui oleh kedua pihak, RI dan ASNLF.

Jadi Enny, kejadian demi kejadian yang menyangkut pembunuhan di Acheh itu terus berlangsung, terutama yang dilakukan oleh pihak TNI terhadap rakyat muslim Acheh yang telah sadar untuk menentukan nasib sendiri.

Ketika dalam proses membangun dan mendirikan Negara Acheh ini penuh dengan berbagai taktik dan cara, tetapi itu tidak berarti mempengaruhi kepada wujudnya Negara Acheh itu sendiri. Ketika Negara Acheh telah berdiri secara berdaulat penuh, baru disana bisa dijalankan hukum, aturan secara menyeluruh.

Nah, kalau terjadi adanya penyimpangan ketika sedang berlangsungnya proses pembangunan dan pendirian Negara Acheh, itu tidak berarti bahwa cara-cara itu sudah jauh dari tata cara Islam. Kalau ada yang terbunuh atau dihukum mati menurut aturan hukum dalam perang, maka itu adalah suatu hal yang bisa diterima dalam keadaan darurat perang atau dalam keadaan darurat militer. Karena memang situasi dan kondisinya sedang dalam kedaan perang.

Seperti yang dicontohkan Enny peristiwa diatas, itu pada tahun 2001-2002 pada masa Abdurrahman Wahid di Acheh diberlakukan keadaan menurut Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2001 langkah-langkah komprehensif dalam rangka penyelesaian masalah Acheh yang didalamnya mengintruksikan kepada TNI dan Kepolisian untuk melakukan tindakan keamanan terhadap rakyat Acheh yang telah sadar untuk menentukan nasib sendiri.

Nah pada waktu itu di Acheh sedang berada dalam keadaan situasi yang mengarah kepada perang modern. Jadi kalau terjadi hal-hal yang seperti diceritakan Enny diatas itu karena memang situasi dan kondisi saat itu sedang berada dalam keadaan perang modern. Seperti juga dalam saat sekarang ini. Antara pasukan muslim Acheh TNA dengan pasukan TNI masih terus melakukan saling serang, karena masih belum adanya gencatan senjata yang disepakati kedua belah pihak.

Seterusnya soal jual ganja. Itu cerita soal jual ganja yang paling banyak dilakukan oleh orang-orang RI saja dengan didukung oleh pihak oknum TNI yang cari uang. Mana kalau itu anggota TNA bisa bisnis ganja dengan bebas di seluruh Acheh. Justru yang bisa bisnis ganja dari mulai menanam sampai membuat dan menjualnya itu orang-orang yang punya hubungan dengan TNI yang menduduki Acheh. Jadi, yang harus dilihat dan ditekankan adalah itu para oknum TNI yang memberikan dukungan dan perlindungan kepada para penanam ganja dan pembuat serta pengedarnya di Acheh dan diluar Acheh.

Kemudian itu soal penculikan, pemungutan pajak, intimidasi, kekejaman. Itu hanya merupakan alat propaganda yang dilambungkan oleh pihak penjajah RI dan TNI-nya saja. Soal penculikan memang pernah terjadi sebelumnya, tetapi semuanya itu telah dibebaskan dan diselesaikan.

Lalu itu soal pemungutan pajak. Memang itu dibenarkan dalam satu daerah yang dikuasai oleh TNA diberlakukan aturan dan peraturan yang menyangkut masalah keamanan, keuangan dan pertahanan. Kalau pihak RI melalui Pemda Acheh membuat hukum untuk mengatur wilayahnya, maka tentu saja pihak ASNLF dan TNA-nya juga memiliki hak dan kewajiban untuk mengatur dan membuat aturan untuk dterapkan diwilayah yang dikuasainya. Jangan hanya melihat dari satu sudut saja, yaitu dari sudut pihak RI dan Pemda Acheh saja. Soal pembuatan pajak itu tidak ada hubungannya dengan Islam atau bukan Islam. Pajak bisa dilakukan oleh pemerintah atau penguasa dimanapun tanpa ada hubungannya dengan Islam.

Inilah, kalau Enny Martono di Jakarta, mau memahami dan mau membuka mata dan telinga, bisa tidak dikatakan oleh Ahmad Sudirman buta dan budek, maka harus mau mempelajari, menggali, memikirkan, menganalisa, menyimpulakn dengan benar, jujur dan adil. Jangan hanya mengembek kepada mbah Susilo Bambang yudhoyono orang Jawa itu saja.

Bagi yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad

Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk, amin *.*

Wassalam.

Ahmad Sudirman

http://www.dataphone.se/~ahmad
www.ahmad-sudirman.com
ahmad@dataphone.se
---------

Subject: RE: TATI HANYA IKUTAN ORANG-ORANG BUDEK YANG KOSONG ARGUMENTASI DAN FAKTANYA
Date: Wed, 23 Feb 2005 11:01:05 +0700
From: Enny.Martono@hm.com
To: <Muhammad.Ardiansyah@hm.com>, <ahmad@dataphone.se>, <serambi_indonesia@yahoo.com>, <balipost@indo.net.id>, <newsletter@waspada.co.id>, <redaksi@pikiran-rakyat.com>, <editor@pontianak.wasantara.net.id>, <hudoyo@cbn.net.id>, <jktpost2@cbn.net.id>, <redaksi@kompas.com>, <redaksi@satunet.com>, <redaksi@waspada.co.id>, <waspada@waspada.co.id>, <webmaster@detik.com>, <kompas@kompas.com>, <Padmanaba@uboot.com>, <solopos@bumi.net.id>, <sea@swipnet.se>, <siliwangi27@hotmail.com>, <suparmo@tjp.toshiba.co.jp>, <editor@jawapos.co.id>,

Selamat siang.

Maaf saya baru dapat bocoran milis ini, jadi mungkin kurang nyambung kali ya, saya gak kenal yg namanya Ahmad Sudirman kecuali baca dikoran kalau dia itu masuk DPOnya badan Intelijen, hanya itu.

Membaca tulisan sdr Ahmad sebelumnya saya kok merasa bahwa sdr Ahmad itu seperti bukan seorang muslim.

Dia ngaku bahwa dia itu muslim sejati tapi kok tulisannya tidak mencerminkan itu ya?, penuh kemarahan ,emosi dan angkara murka, dengan tata bahasa yang sangat sangat jauh dari sifat seorang muslim maupun seorang Aceh yang katanya terkenal karena sifat santunya.

Bagaimana mungkin orang bisa tertarik atau terprovokasi dengan ajakan anda kalau bahasa yg anda pergunakan sangat tidak sopan , anda boleh-boleh saja marah kepada saya atau semua anggota milis ini atau siapapun penguasa repubkik ini tapi anda yang selalu membawa-bawa Islam sebagai agama yg anda anut kenapa tidak mencerminkan semua itu baik didalam pemikiran, kata dan bahasa yang anda suguhkan sungguh sangat tidak laik untuk didengar dan tidak simpatik. Kalau boleh saya simpulkan kelihatan sekali kalau anda itu berada dalam
kondisi sangat berputus asa.

Sekedar tambahan sekitar 3 tahun yang lalau satu kelaurga dari Aceh datang dan meminta perlindungan dirumah saya, sebagaian dari mereka perempuan setengah baya yang lari dari aceh karena takut dengan yang namanya GAM,sebab sebagian besar anggota keluarganya direkrut dengan paksa untuk menjadi anggota GAM,sampai saat ini masih berubungan dengan
salah seorang dari mereka yaitu seorang anak laki2 kira-kira berusia 24 tahun yg masih menyimpan duka lara dan trauma panjang karena menyaksikan sendiri pamannya yang digorok Gam dan bapaknya yang ditembak mati didepan keluarganya hanya karena berseberangan aliran dan tidak mau jadi anggota GAM.

Apakan ini suatu tindakan yang sesuai dengan syariat Islam yang selalu didengung2kan itu Ahman Sudirman, Hasan Tiro and the geng? Apakah tindakan kejam seperti ini yang diinginkan oleh rakyat Aceh? Saya yakin, jawabannya "tidak" !, begitu juga dengan rakyat Aceh sendiri.

Saya gak punya kepentingan apa-apa di Aceh namun melihat semua kekejaman yag dilakukan gerombolan Hasan Tiro dan antek-anteknya saya ikut miris, kok perjuangan seperti itu yang dibilang benar, dan dipertahankan mati2an.

Anda ingin mendirikan negara Aceh yang katanya gak mau berdasarkan pancasila alias berdasarkan syariat Islam,tapi cara anda saja sudah sangat jauh dari tata cara Islam, apa membiayai perjuangan dengan jual ganja itu dibenarkan menurut agama anda?

Apakah melakukan tindakan penculikan,kekejaman,intimidasi.memungut pajak dr penduduk dgn paksa, itu dibenarkan dalam agama anda? Saya kira semua orang pasti akan mengatakan tidak bukan , apakah dia muslim atau bukan.

Saya ingin tanggapan anda tentang hal ini, sebab ini pengalaman pahit dari anak laki2 diatas yg karena traumanya tidakmau lagi kembali ke Aceh.

Kalau mau mencari simpati cobalah dengan cara lain yang lebih cantik and elegance gituuuu. Jadi yang baca juga enak.

Salam

Enny Martono

Jakarta, Indonesia
----------