Stockholm, 28 Februari 2005

Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum wr wbr.
 

MUBA, BIAR BUSH BISA MENDEKAP SABANG, DISOGOKLAH YUDHOYONO & TNI DENGAN IMET
Ahmad Sudirman
Stockholm - SWEDIA.

 

MUBA BUKA OTAK, ITU GEORGE W BUSH SOGOK YUDHOYONO & TNI DENGAN BUNGKUSAN IMET BIAR SABANG DAPAT DIDEKAP ANGKATAN PERANG AS

"Berita: Delegasi RI-AS Bahas Pelaksanaan IMET (International Military Education and Training)" (Muba Zir, mbzr00@yahoo.com ,Mon, 28 Feb 2005 04:00:58 -0800 (PST))

Baiklah Muba di Paris, Perancis.

Muba budek, itu mengapa IMET (International Military Education and Training) dibekukan pada tahun 1992 oleh Pemerintah AS atas desakan Kongres, Organisasi HAM, dan media massa AS ? Karena, Indonesia terus saja melakukan pelanggaran HAM di Timtim, sampai puncaknya ketika terjadi insiden Santa Cruz pada 12 November 1991, di mana terjadi konflik antara TNI dan pengunjuk rasa yang mengakibatkan puluhan korban tewas dan hilang. Kemudian Soeharto membentuk Komisi Penyelidik Nasional yang dipimpin Hakim Agung Djaelani dan mengumumkan sedikitnya 50 orang tewas dan 90 orang hilang. Seterusnya Soeharto mengganti pimpinan militer di lingkungan Kodam Udayana.

Akibat insiden Santa Cruz pada 12 November 1991, pada tahun 1992 Pemerintah AS, atas desakan Kongres, organisasi HAM, dan media massa AS, membekukan program IMET (International Military Education and Training). Program itu dibekukan hingga kini.

Tetapi belakangan ini setelah 13 tahun berlalu, dan disusul dengan terjadinya bencana alam gempa dan tsunami di Acheh, maka kapal induk USS Abraham Lincoln yang membawa 13 000 pasukan dengan 15 helikopter Seahawk, 2 helikopter Stallion, 4 helikopter Sea Knight telah berlabuh di Dermaga Malahayati, Sabang. Kemudian helikopter Seahawk terus terbang dan mendarat di bandara Sultan Iskandar Muda, Banda Acheh. Ditambah dengan 36 pasukannya mendarat di Acheh.

Sekarang pintu gerbang bagian utara Acheh terbuka bagi militer asing. Sebulan yang lalu, Panglima TNI Jenderal Endriartono Sutarto dalam rapat kerja dengan komisi I DPR RI yang menyatakan bahwa pasukan asing yang berada di Acheh berjumlah 3.711 personel dari 11 negara. (Panglima TNI Jenderal Endriartono Sutarto, gedung DPR/MPR, Senayan, Jakarta, Kamis, 20 Januari 2005).

Kebijaksanaan George W Bush mengenai strategi politik dan keamanan di Asia Pasifik, khususnya di Indonesia, dengan dicairkannya kembali program IMET (International Military Education and Training) yang telah dibekukan 1992. Ternyata sebagian anggota Kongres AS menentang dicairkannya kembali program IMET ini, sebelum masalah pelanggaran-pelanggaran brutal Hak Asasi Manusia yang dilakukan TNI, seperti operasi militer yang dilaksanakan TNI di Acheh dan Papua, keterlibatan TNI dalam kerusuhan di Maluku, pembunuhan dua warganegara Amerika, keadilan untuk Timor Timur dan transparansi dana militer diselesaikan secara terbuka, jujur, benar, dan adil.

Jadi sebenarnya kebijaksanaan Administrasi George W Bush dalam hal politik dan keamanan-nya di Asia Pasifik, khususnya di Indonesia, dengan dicairkannya IMET (International Military Education and Training), memang ditentang oleh sebagian anggota Kongres AS.

Kemudian dengan adanya tsunami, ternyata membuka pintu bagi mudahnya penerapan politik luar negeri George W Bush mengenai strategi politik dan keamanan di Asia Pasifik, khususnya di Indonesia. Yaitu dengan dihadirkannya Angkatan Perang AS di Pasifik ke Sabang, Acheh, maka untuk penguatannya perlu disusul dengan adanya ikatan tali hubungan militer baru. Nah, tali hubungan militer, memang sudah ada yaitu IMET (International Military Education and Training), walaupun dibekukan pada tahun 1992 menyusul insiden Santa Cruz pada 12 November 1991. Tetapi, itu IMET memang sedang dalam proses teknik pencairan.

Jadi, salah satu alasan dibukanya kembali IMET (International Military Education and Training) ini adalah dalam rangka usaha dominasi AS di Asia Pasifik yang langsung bisa menancapkan kakinya di Sabang, Acheh. Dimana Sabang merupakan batu pijakan tambahan dari batu pijakan yang telah ada di Filipina. Dan membuka jalur kontrol lalu lintas perdagangan di jalur selat Malaka. Dan juga sekaligus untuk menghadapi Cina, Jepang dan Korea Utara. Dari Sabang inilah Angkatan Perang AS akan mudah mengontrol, mengawasi dan melakukan serangan kilat ke negara-negara yang dianggap salah satunya negara sarang teroris.

Dengan hadirnya kapal induk USS Abraham Lincoln yang membawa 13 000 pasukan dengan 15 helikopter Seahawk, 2 helikopter Stallion, 4 helikopter Sea Knight di Dermaga Malahayati, Sabang ini, akan menjadi salah satu faktor untuk dijadikan kesempatan bagi pihak AS guna dijadikan sebagai permintaan kepada pihak Susilo Bambang Yudhoyono agar kehadiran angkatan perang AS di Sabang ini bisa ditukar dan dibeli dengan diberikannya pendidikan dan latihan militer kepada para perwira muda TNI dan sekaligus dibukakannya pintu bagi RI agar bisa membeli lagi senjata dan pesawat tempur made in AS.

Kemudian kalau dihubungkan dengan konflik Acheh, terlihat dimana sebagaimana yang sudah diketahui, Bush meminta kepada pihak Susilo Bambang Yudhoyono agar segera menyelesaikan konflik Acheh dengan cara aman dan damai, tanpa kekerasan senjata. Hanya kendatipun dikemudian hari RI bisa beli senjata dan pesawat AS, tetapi jika senjata dan pesawat AS itu dipakai RI untuk menggempur rakyat Acheh, jelas itu akan ditentang oleh pihak Kongres dan Senat AS, juga oleh opini umum di AS termasuk media massa AS. Karena itu penyelesaian konflik Acheh yang sekarang berlangsung merupakan juga lampu hijau dari George W Bush, agar supaya secepatnya konflik Acheh bisa diselesaikan melalui perundingan, bukan melalui kekerasan senjata. Jadi dengan hadirnya angkatan perang AS di Sabang dan selat Malaka akan memberikan kebebasan bagi George W Bush untuk mendikte dan mengkontrol negara-negara kecil yang ada di Asia Tenggara dan Pasifik ini. Dan hadirnya angkatan perang AS di sabang dan selat Malaka ini juga akan mengkhawatirkan dan akan ditentang oleh sebagian negara-negara di Asia Tenggara ini.

Bagi yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad

Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk, amin *.*

Wassalam.

Ahmad Sudirman

http://www.dataphone.se/~ahmad
www.ahmad-sudirman.com
ahmad@dataphone.se
---------

Date: Mon, 28 Feb 2005 04:00:58 -0800 (PST)
From: muba zir mbzr00@yahoo.com
Subject: Berita
To: AcehA_yoosran <a_yoosran@yahoo.com>, Acehabu_dipeureulak <abu_dipeureulak@yahoo.com>, AcehAcheh_karbala <acheh_karbala@yahoo.com>, AcehAhmad_mattulesy <ahmad_mattulesy@yahoo.com>, AcehAhmadGPK <ahmad@dataphone.se>, Acehapalambak2000 <apalambak2000@yahoo.ca>,AcehArdi muhammad.ardiansyah@hm.com

Muba ZR

mbzr00@yahoo.com
Paris, Perancis
----------

DETIK, 28/02/2005 18:06 WIB

Delegasi RI-AS Bahas Pelaksanaan IMET
Reporter: Luhur Hertanto

detikcom - Jakarta, Delegasi pemerintah RI dan AS akan memulai pembicaraan teknis mengenai pelaksanaan kembali kerjasama militer Indonesia Military Education and Training (IMET) pada bulan September mendatang.

Hal ini ditegaskan Menteri Pertahanan, Yuwono Sudarsono mengomentari keputusan pemerintah AS yang membuka akan kembali Program Kerjasama Militer IMET. Amerika Serikat kemarin memutuskan untuk memulai lagi program pelatihan militer bagi personil-personil TNI yang dibekukan sejak 1992.

"Sekitar September akan mulai ada pembicaraan teknis," demikian penjelasan singkat Menhan di kantor Presiden sebelum mengikuti rapat kabinet Senin sore (28/2/2005).

Pernyataan tersebut menanggapi keputusan AS yang secara resmi membuka kembali bantuan pendidikan dan pelatihan bagi perwira militer indonesia yang selama ini dihentikan dengan alasan pelanggaran HAM. Program-program IMET dihentikan sejak 1992 ketika terjadi insiden Dili, Timor Timur, pada 12 November 1992. Ketentuan itu diperkuat lagi ketika TNI dicurigai berada di belakang kekerasan pihak pro-integrasi Timtim September 1999 setelah jajak pendapat.

Menurut Menhan, pemerintah RI menyambut baik keputusan pemerintah AS tersebut. Ia berharap, usai mengikuti program IMET, para perwira muda TNI dapat menyusun dan mengembangkan sistem pertahanan yang khas Indonesia terutama sekali dalam hal kemampuan mengelola angkatan bersenjata dan manajemen pertahanan.

"Bagi dephan yang penting adalah peningkatan kemampuan manajemen yang transparan dan efisien dalam penggunaan uang untuk bela negara," demikian Menhan. (dni)

http://jkt1.detiknews.com/indexfr.php?url=http://jkt1.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2005/bulan/02/tgl/28/time/172429/idnews/302333/idkanal/10
----------