Stockholm, 2 Maret 2005

Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum wr wbr.
 

KABAYAN, ITU PENERUS SOEKARNO PENJAJAH RI TERCERMIN DALAM PERILAKU, UCAPAN & TULISAN MEREKA
Ahmad Sudirman
Stockholm - SWEDIA.

 

PERLU DIKETAHUI KABAYAN, ITU PENERUS SOEKARNO PENJAJAH RI TERCERMIN DALAM PERILAKU, UCAPAN & TULISAN MEREKA

"Pak Ahmad, saya angkat topi untuk Bapak-terlepas dari status kita yang berbeda. Setelah membaca beberapa tulisan Pak Ahmad, saya menyimpulkan sendiri bahwa Pak Ahmad ini orang yang pintar; baik pintar talent, maupun pintar tempaan. Artinya, menurut dugaan saya, setelah Pak Ahmad menempa diri dengan mengikuti jenjang pendidikan formal, rajin membaca, dan dilengkapi dengan keyakinan yang kuat, Pak Ahmad menjadi pintar dalam arti banyak pengetahuannya. Kepintaran ini didukung dengan kepintaran bakat, atau mungkin turunan (Sunda), membentuk figur Pak Ahmad Sudirman yang saya kenal dalam mimbar bebas ini. Walaupun Pak Ahmad sering melontarkan kata-kata yang menurut saya tidak sepantasnya seorang Pak Ahmad melontarkannya, namun saya yakin bahwa, kata-kata tersebut adalah untuk mengimbangi kata-kata yang senada yang Bapak terima dari kawan-kawan diskusi di mimbar ini. Saya bukan "mapatahan ngojay ka meri" (kata si Abah), begini: Alangkah segarnya mata saya kalau memandang sesuatu yang serba hijau dan menyejukkan mata saya ini; alangkah tentramnya hati ini kalau mendengar kabar berita yang menggembirakan; dan alangkah nyamannya perasaan ini kalau membaca kata-kata yang indah." (Kabayan555 , kabayan555@yahoo.com ,Wed, 02 Mar 2005 10:13:58 +0900)

Terimakasih saudara Kabayan di Indonesia.

Membaca pemikiran, pandangan, dan saran saudara Kabayan, Ahmad Sudirman memahaminya. Memang di dunia ini ingin terlihat, terasa, terbayang, semuanya serba indah dan hijau. Tetapi, dalam kenyataannya, adalah tidak seperti dalam mimpi. Hal ini disebabkan karena memang akibat perilaku manusia-manusia penghuni dunia itu sendiri.

Misalnya, di RI, bagaimana bisa aman dan damai di Acheh, kalau pihak Pemerintah RI dan TNI-nya terus saja bercokol untuk menduduki dan menjajah Negeri Acheh.

Rakyat Acheh yang telah sadar untuk menentukan nasib sendiri menyatakan bahwa pihak Soekarno dengan RIS-nya yang menelan, mencaplok, menduduki dan menjajah Negeri Acheh sejak setengah abad yang lalu.

Kemudian pihak penerus Soekarno termasuk juga itu Susilo Bambang Yudhoyono dan TNI-nya termasuk itu Letjen Djoko Santoso menyatakan bahwa itu yang namanya NKRI sudah final. Artinya itu Negeri Acheh yang dijajah RI akan terus saja diakui sebagai bagian wilayah legal RI yang perlu dipartahankan dengan harga seberapapun, bahkan kalau perlu itu jampi-jampi mpu Tantular diperkuat dan diperbaharui lagi agar supaya bisa mempan dihembuskan kesetiap ubun-ubun rakyat Acheh agar tunduk dan patuh kepada mbah Susilo Bambang Yudhoyono dan TNI-nya.

Nah, disinilah masalahnya, saudara Kabayan.

Perhatikan saja, sebagaimana yang dikatakan Kabayan, Ahmad Sudirman tidak akan mengeluarkan kata-kata dalam bentuk tulisan yang dianggap kasar, kalau tidak diawali oleh itu para penerus Soekarno yang petentengan di mimbar bebas ini sambil mengacung-acungkan senjata lembek bhineka tunggal ika-nya mpu Tantular dengan hembusan racun pancasila hasil perasan mbah Soekarno dalam sidang BPUPKI 1 Juni 1945, dua bulan setengah sebelum itu RI diproklamasikan oleh mbah Soekarno dan Mr Mohammad Hatta.

Dengan itu para penerus Soekarno asal Jawa ini, yang menampilkan perilakunya seperti badut-badut ketropak Jawa yang ada di Jakarta, dengan kata-katanya yang memang sesuai dengan perilaku dan kebijaksanaan politik ekspansi dan keamanan pemerintah RI yang diterapkan di Acheh, dengan maksud dan tujuan untuk terus menduduki dan menjajah Negeri Acheh dan membunuh rakyat muslim Acheh yang telah sadar untuk menentukan nasib sendiri. Maka jelas, Ahmad Sudirman tidak akan membiarkan badut-badut pelakon ketropak Jawa rombeng itu seenaknya berkeliaran merajah, menjajah dan membunuh rakyat muslim di Acheh dengan tangan-tangan TNI-nya memakai senjata buatan Pindad di Bandung itu, dengan alasan menerapkan dan mengamalkan jampi bhineka tunggal ika hasil khayalan mpu Tantular, serta menjalankan kebijaksanaan sumpah palapanya patih Gajah Mada dari kerajaan hindu Majapahit itu.

Tetapi, tentu saja, Ahmad Sudirman melihat dan memperhatikan, kalau itu para penerus Soekarno masih tetap berperilaku seperti badut-badut ketoprak Jawa Jakarta, sambil melambungkan kata-kata yang menurut mereka bisa dijadikan sebagai argumentasi guna terus mendekap dan memeluk Negeri Acheh hasil rampokan Soekarno, maka Ahmad Sudirman akan tetap dalam posisi yang telah dipasang sekarang. Tetapi kalau itu badut-badut ketropak Jawa Jakarta ini mau melakukan perdamaian dengan cara aman dan damai di Acheh dengan mengakui secara sadar dan penuh tanggung jawab bahwa apa yang dilakukan Soekarno dengan RIS dan RI-nya merupakan tindakan pelanggaran hukum internasional dan nasional, maka Ahmad Sudirman akan menggeserkan posisi pertahanan yang ada sekarang.

Hukum qisas berlaku. Mata dibayar dengan mata. Kata dibayar dengan kata. Telinga dibayar dengan telinga. Nyawa dibayar dengan nyawa. Penjajahan dibayar dengan penuntutan kembali negeri yang dijajah. Biar kehidupan dan perdamaian bisa dicapai di Acheh. Memang hukum qisas ini berat untuk dijalankan. Tetapi itulah hukum Allah SWT.

Jadi saudara Kabayan, jangan khawatir, kalau mau merasakan aman, tentram dan semuanya hijau di nusantara ini, maka perlu adanya penyelesaian damai yang jujur, adil dan bijaksana di Acheh, Maluku Selatan dan di Papua Barat.

Ahmad Sudirman menunggu jawaban dan pandangan lainnya dari saudara Kabayan untuk mengusahakan perdamaian yang adil dan bijaksana di Acheh, Maluku Selatan dan di Papua Barat.

Bagi yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad

Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk, amin *.*

Wassalam.

Ahmad Sudirman

http://www.dataphone.se/~ahmad
www.ahmad-sudirman.com
ahmad@dataphone.se
---------

To: ahmad@dataphone.se
Subject: Site Posting: Yankee Bush sewa Allawi untuk acungkan demokrasi gombal di Irak From: Kabayan555 kabayan555@yahoo.com
Date: Wed, 02 Mar 2005 10:13:58 +0900

http://ahmad-sudirman.com/comments.php?id=891_0_1_0_C

Ass wrwb,

Pak Ahmad, saya angkat topi untuk Bapak - terlepas dari status kita yang berbeda. Setelah membaca beberapa tulisan Pak Ahmad, saya menyimpulkan sendiri bahwa Pak Ahmad ini orang yang pintar; baik pintar talent, maupun pintar tempaan. Artinya, menurut dugaan saya, setelah Pak Ahmad menempa diri dengan mengikuti jenjang pendidikan formal, rajin membaca, dan dilengkapi dengan keyakinan yang kuat, Pak Ahmad menjadi pintar dalam arti banyak pengetahuannya. Kepintaran ini didukung dengan kepintaran bakat, atau mungkin turunan (Sunda), membentuk figur Pak Ahmad Sudirman yang saya kenal dalam mimbar bebas ini.

Walaupun Pak Ahmad sering melontarkan kata-kata yang menurut saya tidak sepantasnya seorang Pak Ahmad melontarkannya, namun saya yakin bahwa, kata-kata tersebut adalah untuk mengimbangi kata-kata yang senada yang Bapak terima dari kawan-kawan diskusi di mimbar ini.

Saya bukan "mapatahan ngojay ka meri" (kata si Abah), begini:

Alangkah segarnya mata saya kalau memandang sesuatu yang serba hijau dan menyejukkan mata saya ini; alangkah tentramnya hati ini kalau mendengar kabar berita yang menggembirakan; dan alangkah nyamannya perasaan ini kalau membaca kata-kata yang indah. Oleh karena ini, kalau boleh saya sumbang saran - sebagai sesama umat manusia - untuk Pak Ahmad, dan bagi para pembaca yang lainnya, mari mulai dari sekarang kita menggunakan kata-kata yang indah dan nyaman untuk dibaca. Karena, kata si Ambu, ucapan atau tulisan kita adalah cermin kepribadian kita sendiri.

Jadi, walaupun kita menerima yang pahit dari orang lain, akan lebih mulia kalau kita memberi sesuatu yang manis sebagai imbalannya; karena pahala dan hukuman semuanya Allah yang menentukan. Biarlah orang lain yang menerima hukuman karena kata-katanya yang pahit, tapi jangan biarkan kita menerima yang sama karena kita juga mengeluarkan kata-kata pahit yang senada.

Nah, kalau setuju, mari kita gunakan kata-kata yang manis walaupun terasa berat saat mengucapkannya atau menuliskannya. Abah bilang, "katakan dengan manis walaupun itu berita kurang enak."

Aeh, mohon maaf Pak Ahmad, saya sudah berani-beraninya mapatahan. Tapi, kata si Iteung, "jangan melihat siapa yang bicara, tapi cernalah apa pokok pembicaraannya."

Sakitu dulu atuh Pak Ahmad. Saya, Kabayan di mimbar ini, mengharap adanya kedamaian di mimbar bebas ini, dan umumnya di muka bumi ini. Semoga.

Wass wrwb.

Kabayan

kabayan555@yahoo.com
Indonesia
----------