Stockholm, 8 Maret 2005

Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum wr wbr.
 

ARDIANSYAH MUNCUL LAGI DARI LOBANG SETELAH SODORKAN PATUNG NONI & PERANG LAWAN BADAWI
Ahmad Sudirman
Stockholm - SWEDIA.

 

RUPANYA ITU ARDIANSYAH MUNCUL LAGI DARI LOBANG SETELAH SODORKAN PATUNG NONI & MAJUKAN PERANG LAWAN DATUK SERI ABDULLAH AHMAD BADAWI

"Sekarang Rakyat Indonesia sedang terfokus menghadapi kemungkinan terburuk , pelatihan Kemiliteran telah berjalan sejak hari senin di barak - barak militer di beberapa daerah , yang berasal dari rakyat sipil yang secara sukarela membaktikan diri kepada Ibu Pertiwi dalam menghadapi sepak terjang Malaysia. Bukan hanya Laskar Jihad, GP Anshor, dan seluruh kekuatan bela diri bangsa Indonsia saat ini tengah mempersiapkan diri atas kesadaran bela bangsa.Menunggu Komando dari Panglima Tertinggi angkatan bersenjata Republik Indonesia untuk bela kedaulatan RI, Dan Tidak menutup kemungkinan energi positif Bangsa ini digunakan untuk Pembangunan dan pertahanan Rakyat Semesta..Hayo ! bergabung dengan Bangsamu Sendiri Mad.. ngapain di Swedia ?" (Muhammad Ardiansyah , ardiansyah_hm@yahoo.com ,Tue, 8 Mar 2005 10:09:30 +0000 (GMT))

Baiklah Ardiansyah di Jakarta, Indonesia.

Selesai istirahat makan siang, sedikit menengok apa yang dilakukan oleh Ardiansyah. Rupanya Ardiansyah ini sudah beberapa hari menunggu saatnya yang baik untuk muncul kembali dari lobang cacingnya, setelah disuruh Ahmad Sudirman untuk membuatkan ringkasan skripsinya secara padat, ringkas dan terperinci di mimbar bebas ini untuk dibahas bersama-sama agar dengan resmi diumumkan bahwa memang benar itu Ardiansyah dengan sripsinya yang datanya dikumpulkan secara random sapling dari Acheh diterima dan dinyatakan lulus. Jadi bukan lulus karena dikatrol oleh tim penguji yang ikut arus mbah Soekarno saja. Tetapi, ternyata tidak kunjung dilaksanakan.

Ardiansyah, kalian memang bodoh, mau saja ditarik hidung untuk ikut-ikutan berperang dengan alasan membela kedaulatan RI. Kalian memang gombal.

Itu persoalan sengketa wilayah Blok Ambalat dan Blok timur Ambalat, penyelesaiannya bukan dengan cara-cara budek Soekarno yang memakai kekerasan seperti dulu dengan contoh mencaplok Sabah dan Serawak, tetapi gagal, karena memang keropos dan salah kaprah.

Sekarang juga, kalian memang keropos. Mau saja dijadikan pion dan alat sangkur penusuk pisau tumpul oleh TNI yang memang sengaja diciptakan suasa biar bisnis TNI makin baik. Karena setelah tsunami dan masalah konflik Acheh tidak berhasil, maka perlu sekarang dilakukan dalam bentuk skala yang lebih besar, dengan memakai pesawat tempur buatan Amerika dan buatan Soviet.

Sebenarnya itu masalah teritorial bisa diselesaikan melalui jalur perundingan, jangan mudah hanyut dibawa oleh emosinya orang-orang DPR Komisi I yang gombal seperti Permadi dari FPDIP kacungnya mbah Soekarno.

Dengan alasan gombal membela kedaulatan, itu alasan keropos, yang hanya dipakai alat oleh TNI dan bisnis militer dan senjatanya saja. Itu kesempatan baik kalau timbul perang bagi TNI. Bisnis di Acheh sudah bisa ditambah dengan bisnis Ambalat. Yang dimajukan hanya pion-pion TNI cecunguknya saja, mana itu Panglima TNI Jenderal Endriartono Sutarto, Letjen Djoko Santoso, Laksamana Madya Slamet Subiyanto, dan Marsekal Madya Joko Suyanto ikut berperang di Blok Ambalat. Paling mereka para Jenderal ini hanya siap diruangan kontrolnya dengan kayu penunjuk memindah-mindahkan mainan-mainan pesawat tempur udaranya, dan mainan-mainan kapal perang lautnya sesuai dengan informasi militer yang diperoleh dari medan perang melalui jalur komunikasinya.

Itu penyelesaian konflik Ambalat yang pertama harus ditempuh adalah jalur politik, yaitu melalui pembicaraan tingkat tinggi antara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan Perdana Menteri Datuk Seri Abdullah Ahmad Badawi. Duduk baik-baik, bagaimana menyelesaikannya dengan cara yang baik, aman dan damai. Kalau setuju, bicarakan melalui jalur lembaga hukum internasional seperti Mahkamah Internasional atau International Tribunal of The Law of The Sea.

Jangan dengan alasan membela dan memelihara kedaulatan, dikorbankan semua. Melalui jalur lembaga hukum ini bisa diselesaikan apakah nanti menjadi wilayah bersama, dengan adanya pembagian hasil menurut perjanjian, atau nanti menurut Mahkamah Internasional jatuh ketangan Indonesia atau ke tangan Malaysia. Itu semuanya diserahkan kepada tim Hakim dari Mahkamah Internasional.

Memang wilayah Blok Ambalat itu kaya minyak dan mengadung kekayaan yang milayaran dollar Amerika, tetapi dalam penyelesaiannya perlu melalui jalur perundingan, tidak perlu memakai jalur militer. Itu cara pemecahan militer tidak akan berhasil dengan baik. Itu bisa menghacurkan kehidupan rukun diantara negara-negara tetangga.

Kita melihat itu pihak Malaysia mempunyai alasan yang kuat, juga pihak Indonesia memiliki alasan yang kuat. Jadi, pemecahannya harus melalui orang ketiga dan lembaga hukum ketiga yang bisa diterima oleh kedua belah pihak hasil jatuhan putusannya.

Tetapi, kalau hanya memakai dengkul, itu memang kebiasaan TNI yang selalu dimajukan dengkulnya duluan, ketimbang pikirannya yang jernih dan bijaksana. Belum apa-apa sudah dikerahkan angkatan perang lautnya. Orang-orang bodoh saja yang bisa dimainkan oleh TNI, termasuk itu Laskar Jihad, GP Anshor.

Selanjutnya, itu yang memberikan komentar "UUD Internasional" adalah kawanmu itu Teungku Maat yang mendekam di Arvika, Swedia, ketika berdebat melawan Ahmad Sudirman. Maklum saja, ia itu memang dari kampung sana. Jadi tidak tahu apa bedanya UUD dengan dasar hukum internasional seperti Resolusi PBB atau Resolusi DK PBB.

Seterusnya, itu soal "recovery Aceh pasca Gempa & tsunami" difokuskan "oleh rakyat dan untuk Rakyat Aceh"

Itu, taktik penjajah RI, yang memakai cara Snouck Horgronye. Coba perhatikan dana untuk pembangunan kembali Acheh itu bukan kas negara RI, melainkan dari uang pinjaman CGI, atau bisa juga dikatakan uang pinjaman dari Jepang. Jadi, sebenarnya itu istilah "recovery Aceh pasca Gempa & tsunami" adalah dari Jepang untuk rakyat Acheh.

Kalian memang dibodohi oleh Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla. Persis seperti sekarang mengenai masalah Blok Ambalat ini, kalian mentah-mentah dibodohi oleh para Jenderal budek dengan pasukan angkatan laut dan kapal perang lautnya saja.

Ardiansyah, mana itu Ahmad Sudirman bisa ditipu oleh cerita gombal made TNI dengan isu kedaulatan dihubungkan dengan Ambalat. Kalian rasain sendiri saja, yang hidung kalian sudah bisa ditarik oleh para Jenderal TNI. Masih juga dipilih Presiden yang tentara TNI itu.

Itu masalah Acheh belum selesai, ditambah pula dengan bisnis Ambalat, dasar rakus itu. Alasan mempertahankan kedaulatan. Itu alasan keropos. Pihak ASNLF memampangkan bendera ASNLF di Helsinki, dikatakan pihak RI telah mengurangi dan mengorbankan kedaulatan. Itu kan alasan gombal.

Persoalan Acheh belum selesai, mana mau Ahmad Sudirman mundur. Silahkan kalian yang bisa ditipu TNI bekoar-koar ganyang Malaysia atau ganyang Abdullah Ahmad Badawi didepan Kedutaan besar Malaysia di Jakarta. Kalian memang budek.

Terakhir, itu Ardiansyah masih menyinggung seminar. Sekarang kita adakan seminar internasional melalui jalur komunikasi yang cangih, yaitu melalui jalur internet. Silahkan kalian tampilkan kertas kerja kalian yang kalian telah jadikan skripsi. Kemukakan secara detil dan terperinci. Kemudian dari Ahmad Sudirman akan menampilkan kertas kerja juga. Seterusnya akan diminta satu tim moderator internasional untuk menjadi penghubung dan pengatur arus jalur lalulintas dari para peserta seminar internasional ini.

Nah, seminar internasional ini lebih luas, dan lebih global sifatnya, bukan hanya sekitar Jakarta dan sekitar sungai Ciliwung yang tiap tahun banjir itu.

Coba, persiapkan kertas kerja kalian, dan ajak tim kalian yang tangguh, bukan yang lembek dan keropos. Nanti dari pihak Ahmad Sudirman juga akan mempersiapkan tim untuk menyampaikan kertas kerja sebagai alat pembanding. Selanjutnya diikuti dengan diskusi melalui jalur moderator internasional.

Sekarang, apakah kalian Ardiansyah dengan tim kalian dari BIN bersama Syamsir Siregar sudah siap atau belum ? kalau sudah siap silahkan sampaikan langsung kepada Ahmad Sudirman, agar supaya teknik pelaksanaannya bisa diatur sebaik-baiknya.

Bagi yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad

Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk, amin *.*

Wassalam.

Ahmad Sudirman

http://www.dataphone.se/~ahmad
www.ahmad-sudirman.com
ahmad@dataphone.se
---------

Date: Tue, 8 Mar 2005 10:09:30 +0000 (GMT)
From: muhammad ardiansyah ardiansyah_hm@yahoo.com
Subject: Pak Tua sudah lah... jangan ngaco terus...anda bukan rakyat Aceh ..
To: Ahmad Sudirman ahmad@dataphone.se

Assalamu'alaikum wr wbr.

Saudara Ahmad Sudirman . Mana ada itu UUD Internasional ? kalau di namakan UUD berarti merupakan dasar pembentukan Internasional.. Kok Akhir - akhir ini tanggapan kamu makin sempoyongan yah ? Pak tua...... Fokus lah dalam memberikan komentar, kalo sedang sakit , lebih baik istirahat, jangan dulu di tanggapi komentar dari Milis...

Oh ya mad , untuk recovery Aceh pasca Gempa & tsunami sudah tercanang , yang penting dari rakyat , oleh rakyat dan untuk Rakyat Aceh , mana ada Penjajah bersikap begitu ?

Asal anda tahu , kami Rakyat Aceh juga Bangsa Indonesia , dan menghimbau anda dan kawan - kawan untuk kembali ke kampung halaman, dan anda kembalilah ke Jawa barat... mumpung ada Amnesti dari SBY..

Sudahi pertikaian dan silang pendapat, semua kembali merapatkan barisan , toh tidak ada pasungan di alam kemerdekaan sekarang ini , semua orang bebas mengeluarkan pendapat dan bersikap asal masih dalam kerangka NKRI..

Negara seperti yang tertuang dalam UUD 1945 , menjamin semua itu.. Anda Berasal dari Sunda , tapi mau berjuang demi rakyat Aceh , kami menghargai itu ....tapi sekarang berjuanglah demi kedamaian di Aceh..

Mad ... makin lama makin kelihatan tuh kalau kamu menghindari Seminar secara jantan dengan Dunia nyata..atau kamu punya alamat email tokoh GAM lainnya yang lebih tangguh dan berbobot , bukan sekelas dalang Asep Sunarya macam kamu,.. ?

Mungkin Usulan Seminar merupakan hal yang tepat untuk menunjukan kebenaran Perjuangan Gam dan Pembuktian bahwa Rakyat Aceh sudah sadar untuk menentukan nasibnya sendiri
atau pada peristiwa pengerahan Masa di Masjid Baiturrahman hanyala Eforia akibat jatuhnya Rezim Soeharto ...

Sekarang Rakyat Indonesia sedang terfokus menghadapi kemungkinan terburuk , pelatihan Kemiliteran telah berjalan sejak hari senin di barak - barak militer di beberapa daerah , yang berasal dari rakyat sipil yang secara sukarela membaktikan diri kepada Ibu Pertiwi dalam menghadapi sepak terjang Malaysia.

Bukan hanya Laskar Jihad, GP Anshor, dan seluruh kekuatan bela diri bangsa Indonsia saat ini tengah mempersiapkan diri atas kesadaran bela bangsa..

Menunggu Komando dari Panglima Tertinggi angkatan bersenjata Republik Indonesia untuk bela kedaulatan RI, Dan Tidak menutup kemungkinan energi positif Bangsa ini digunakan untuk Pembangunan dan pertahanan Rakyat Semesta..Hayo ! bergabung dengan Bangsamu Sendiri Mad.. ngapain di Swedia ?

Wassalam

Ardi

ardiansyah_hm@yahoo.com
Jakarta, Indonesia
----------