Stockholm, 12 Maret 2005

Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum wr wbr.
 

AKHIRNYA MUBA LUMPUH SETELAH TAMPILKAN KI BAGUS, HAZAIRIN, MURSALIN DAHLAN & TAUFIK ABDULLAH
Ahmad Sudirman
Stockholm - SWEDIA.

 

TERBUKTI AKHIRNYA ITU MUBA LUMPUH TERGELUPUR DI KOTA PARIS SETELAH TAMPILKAN KI BAGUS HADIKUSUMO, HAZAIRIN, MURSALIN DAHLAN & TAUFIK ABDULLAH

"Tak satupun Ahmad Sudirman menanggapi posting terakhirku itu. Begitulah, rupanya kemampuan Ahmad Sudirman itu cuma sampe di sini. Ardiansyah, aku sudah bantah semua ocehan Ahmad Sudirman dengan tuntas, termasuk soal keabsahan Aceh menjadi bagian RI-RIS-NKRI-RI dan kebsahan Pancasila dalam pandangan Islam. Jadi, sekali lagi kuingatkan, tak perlu lagi membuka seminar di mimbar ini. Ini hanya akan memperkeruh suasana saja". (Muba Zir , mbzr00@yahoo.com , Sat, 12 Mar 2005 04:09:12 -0800 (PST))

Baiklah Muba di Paris, Perancis.

Akhirnya terbukti dengan jelas dan gamblang itu Muba yang menyuruk di Paris, Perancis, tergelupur, lumpuh setelah melambungkan pemikiran Ki Bagus Hadikusumo yang menempelkan embel-embel tauhid kedalam kata "yang maha esa" sebagai penggati tujuh kata "dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluknya". Celakanya itu Hazairin ikut pula mendukung mbah ki Bagus dari Jawa itu. Karena, setelah diteliti secara mendalam itu istilah "yang maha esa" yang ditebengkan kepada kata "ketuhanan" yang dipakai dalam pancasila, bukan merupakan sumber ketauhidan, sebagaimana yang tertuang dalam QS Al Baqarah, 2: 163 dan QS Al-Ikhlas, 112: 1-4. Melainkan hanya merupakan istilah saja yang tidak ada penerapannya dalam pemerintahan dan negara yang dijabarkan kedalam dasar hukum yang dipakai di RI. Oleh sebab itu embel-embel tauhid ini hanyalah berlaku dalam bakul saja. Dikarenakan tidak ada penerapannya dalam dasar hukum yang dipakai di RI.

Jadi, kesimpulannya, itu pancasila tidak ada bedanya dengan ampas kelapa yang dikumpulkan dari tumpukan isme-isme dan ajaran-ajaran serta aliran kepercayaan yang ada di negara RI atau negara RI-Jawa-Yogya ini. Yang sebenarnya sangat menyesatkan bagi kehidupan dan pelurusan ketauhidan ummat Islam di nusantara ini.

Kemudian, itu Muba menampilkan juga Mursalin Dahlan yang menulis: "Mosi integral Natsir yang mengembalikan RIS kepada NKRI, suatu fakta sejarah yang tak terbantahkan. Dus, penegasan NKRI adalah harga mati dalam penyelesaian masalah Aceh, dapat dipahami sebagai pengulangan mosi integral Natsir, yang mengingatkan umat Islam Aceh akan tanggung jawab sejarah mereka sebagai bagian integral yang tak terpisahkan dari umat Islam bangsa Indonesia." (Mursalin Dahlan, Bandung, 23 Mei 2003)

Setelah diteliti lebih dalam ternyata itu Mursalin Dahlan yang mengolah dan mengkutak-katik mosi integral Mohammad Natsir yang dilambungkan didepan Parlemen RIS pada tanggal 3 April 1950 dan menjadikananya alat sebagai penjerat Negeri Acheh masuk kedalam sangkar NKRI dengan penekanan: "penegasan NKRI adalah harga mati dalam penyelesaian masalah Aceh, dapat dipahami sebagai pengulangan mosi integral Natsir".

Nah terbukti, itu Mursalin Dahlan, ternyata memang alat penjajah RI yang telah menjadikan mosi integral Natsir untuk melegalisasi pencaplokan Negeri Acheh oleh RIS dan dimasukkan kedalam RI yang menjelma jadi NKRI. Sehingga itu NKRI adalah harga mati. Dan betul-betul gombal itu Mursalin Dahlan ini.

Dan itulah bukti yang menyatakan bahwa Mursalin Dahlan adalah kaki tangan penjajah RI untuk terus menjajah Acheh dengan memakai tali ikatan mosi integral Natsir yang disalah gunakan dan dipelintirkan untuk menjadikan NKRI menjadi harga mati. Itulah contoh Mursalin Dahlan sebagai kacungnya penjajah RI dibawah Susilo Bambang Yudhoyono.

Kemudian, itu Muba menampilkan juga Taufik Abdullah dari LIPI yang menulis: "Umur RIS hanya delapan bulan. Pada Agustus 1950 NKRI kembali terwujud. Soekarno dan Hatta menduduki kembali jabatan mereka semula. Maka, periode dengan sistem kepemimpinan yang kikuk dimasuki. Pemimpin yang paling berpengaruh secara konstitusional hanya berperan sebagai simbol." (Taufik Abdullah, 28 Desember 2004)

Setelah diteliti secara mendalam, ternyata apa yang dilambungkan Taufik Abdullah ini merupakan alat untuk menutupi kejadian dan perubahan besar dalam tubuh RIS yang merupakan akar penyebab timbulnya konflik Acheh dan Maluku Selatan.

Karena pada masa periode 27 Desember 1949 sampai 14 Agustus 1950 adalah secara perlahan Negara-Negara dan Daerah-Daerah Bagian RIS ditelan dan dilebur masuk kedalam Negara Bagian RI dengan memakai UU Darurat No 11 tahun 1950 tentang Tata Cara Perubahan Susunan Kenegaraan RIS yang dikeluarkan pada tanggal 8 Maret 1950. Celakanya, itu proses penelanan dan peleburan dalam tubuh RIS, merembet keluar tubuh de-facto RIS seperti ke wilayah Acheh dan Maluku Selatan.

Nah, sejarah jalur proses pertumbuhan dan perkembangan pada masa periode RIS, RI, NKRI inilah yang ternyata ditutup-tutupi oleh itu Taufik Abdullah. Jadi, Taufik Abdullah dengan tidak membongkar sejarah jalur proses pertumbuhan dan perkembangan RIS, RI, dan NKRI pada periode 27 Desember 1949 sampai 15 Agustus 1950, itu jelas rakyat di RI dan di Acheh tidak mengetahui, padahal justru pada masa periode itulah telah terjadi tindakan penelanan dan pencaplokan yang dilakukan Soekarno dengan RIS-nya terhadap Negeri Acheh, yang akibatnya terasa sampai detik sekarang ini. Dan memang pada masa periode RIS inilah yang selalu ditutup-tutupi oleh para penerus Soekarno ini termasuk oleh Taufik Abdullah Peneliti Utama LIPI ini.

Ini juga membuktikan bahwa Taufik Abdullah adalah secara langsung merupakan tangan panjangnya penjajah RI.

Jadi, ternyata apa yang dikatakan oleh Muba: "Tak satupun Ahmad Sudirman menanggapi posting terakhirku itu. Begitulah, rupanya kemampuan Ahmad Sudirman itu cuma sampe di sini. Ardiansyah, aku sudah bantah semua ocehan Ahmad Sudirman dengan tuntas, termasuk soal keabsahan Aceh menjadi bagian RI-RIS-NKRI-RI dan kebsahan Pancasila dalam pandangan Islam. Jadi, sekali lagi kuingatkan, tak perlu lagi membuka seminar di mimbar ini. Ini hanya akan memperkeruh suasana saja."

Adalah merupakan alasan gombal yang lahir dari pemikiran Muba yang sudah tidak mampu lagi mencari argumentasi yang kuat berdasarkan fakta, bukti, sejarah dan dasar hukum yang bisa dijadikan sebagai dasar keabsahan pengklaiman Acheh. Itu soal Tjut Nya Dien, bisa berbeda sejarahnya. Kemudian Maklumat NII Teungku Muhammad Daud Beureueh 20 September 1953 merupakan maklumat kemerdekaan Acheh, bukan separatis. Menyerahnya Teungku Muhammad Daud Beureueh pada bulan Mei 1962 adalah tertipu oleh abolisi Soekarno, bukan minta otonomi. Soal syariat Islam di Aceh telah dimaklumatkan sejak 20 September 1953 ketika NII berdiri di Acheh. Jadi tidak perlu lagi minta kepada Soekarno dari Negara sekuler pancasila.

Nah setelah diteliti sampai mendalam ternyata sampai sekarang pihak RI tidak mampu membuktikan fakta, bukti, sejarah dan dasar hukum yang bisa dijadikan sebagai legalisasi Acheh dan keabsahan Acheh merupakan bagian RI, kecuali hanya secarik kertas yang berisikan PP RIS No.21/1950 dan Perppu No.5/1950. Apalagi kalau dibandingkan dengan Amerika yang telah melegalisasi Hawai masuk menjadi Negara Bagian Amerika melalui referendum pada tanggal 7 November 1950. Dan juga Canada yang telah melegalisasi Quebeq masuk bagian Canada melalui referendum di Quebeq pada tahun 1976.

Jadi, apa yang dilontarkan Muba diatas, itu hanyalah pernyataan dari orang yang sudah lumpuh tergelupur di kota Paris.

Bagi yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad

Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk, amin *.*

Wassalam.

Ahmad Sudirman

http://www.dataphone.se/~ahmad
www.ahmad-sudirman.com
ahmad@dataphone.se
---------

Date: Sat, 12 Mar 2005 04:09:12 -0800 (PST)
From: muba zir mbzr00@yahoo.com
Subject: Re: RASAKAN MUBA KALAU KALIAN PAKAI MOSI INTEGRAL NATSIR OLAHAN MURSALIN DAHLAN YANG
To: AcehA_yoosran <a_yoosran@yahoo.com>, Acehabu_dipeureulak <abu_dipeureulak@yahoo.com>, AcehAhmad_mattulesy <ahmad_mattulesy@yahoo.com>, AcehAhmadGPK <ahmad@dataphone.se>, Acehalasytar_acheh <alasytar_acheh@yahoo.com>, acehalchaidar <alchaidar@yahoo.com>, Acehapalambak2000 <apalambak2000@yahoo.ca>, AcehArdi muhammad.ardiansyah@hm.com

Tak satupun Ahmad Sudirman menanggapi posting terakhirku itu... Begitulah, rupanya kemampuan Ahmad Sudirman itu cuma sampe di sini.

Ardiansyah, aku sudah bantah semua ocehan Ahmad Sudirman dengan tuntas, termasuk soal keabsahan Aceh menjadi bagian RI-RIS-NKRI-RI dan kebsahan Pancasila dalam pandangan Islam. Jadi, sekali lagi kuingatkan, tak perlu lagi membuka seminar di mimbar ini. Ini hanya akan memperkeruh suasana saja.

Muba ZR

mbzr00@yahoo.com
Paris, Perancis
----------