Stockholm, 17 Maret 2005

Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum wr wbr.
 

ARDIANSYAH TERIAK-TERIAK KAKINYA MASUK LOBANG BIN-NYA SYAMSIR SIREGAR
Ahmad Sudirman
Stockholm - SWEDIA.

 

MAKIN JELAS KEDENGARAN ITU ARDIANSYAH TERIAK-TERIAK KAKINYA MASUK LOBANG BIN-NYA SYAMSIR SIREGAR.

"Sambil istirahat menanggapi uraian gemblung si Sunda yang ngaku Aceh. Katanya Pemerintahan Aceh merdeka telah terbentuk, kenapa enggak minta pinjaman Bank Dunia atau dukungan Internasional untuk menghajar Prajurit TNI ? Dulu waktu Zaman Penjajahan Belanda , banyak Negara tetangga membantu perjuangan Rakyat Indonesia, kenapa sekarang ASNLF yang perduli Cuma LSM NGO aja ? Mana ada Negara pendukungnya seperti Portugis mendukung Timor-Timor , atau Belanda yang secara diam - diam mendukung Papua merdeka dan RMS ? Kenapa tidak ada pembahasan dari ASNLF mengenai nasib Aceh pasca Musibah Gempa dan Tsunami ?. Kenapa bekas orang Sunda semacam Ahmad Sudirman sok ngaku mengerti tentang Rakyat Aceh ?. Kenapa kok Bodoh kali yang dipakai sejarah yang diarahkan oleh penjajah Belanda untuk dijadikan dasar hukum hak kemerdekaan aceh ? kenapa kok Bodoh enggak kelar - kelar ?." (Muhammad Ardiansyah , Muhammad.Ardiansyah@hm.com , Thu, 17 mars 2005 07:03:30)

Baiklah Ardiansyah di Jakarta, Indonesia.

Kedengaran itu Ardiansyah makin keras teriakannya, karena kakinya disantap racun BIN-nya Syamsir Siregar yang dipasang dilobang BIN.

Beberapa jam yang lalu, itu Ardiansyah menurut pengakuannya melambungkan bukti baru. Tetapi setelah Ahmad Sudirman membaca apa itu yang dinamakan bukti baru oleh Ardiansyah, ternyata hanya merupkana pengkopian peta Acheh dan Sumatera Utara oleh Bank Dunia yang telah di pasang oleh Soekarno dengan RIS dan RI-Asaat-nya pada tanggal 14 Agustus 1950. Dan mengenai "penculikan kru kapal barang milik Nippon Steel Jepang di Malaka Senin, 14 Maret 2005 oleh GAM" yang isinya masih bentuk cairan dugaan saja.

Rupanya, bantahan Ahmad Sudirman itu tidak bisa ditangkis Ardiansyah. Lalu untuk mencari jalan berkelitnya, itu Ardiansyah mencoba majukan jurus uraian kata hasil kumpulan dari tempat sampah BIN-nya Syamsir Siregar: "Dulu waktu Zaman Penjajahan Belanda , banyak Negara tetangga membantu perjuangan Rakyat Indonesia, kenapa sekarang ASNLF yang perduli Cuma LSM NGO aja ? Mana ada Negara pendukungnya seperti Portugis mendukung Timor-Timor , atau Belanda yang secara diam - diam mendukung Papua merdeka dan RMS ? Kenapa tidak ada pembahasan dari ASNLF mengenai nasib Aceh pasca Musibah Gempa dan Tsunami ?. Kenapa bekas Orang Sunda semacam Ahmad Sudirman sok ngaku mengerti tentang Rakyat Aceh ?."

Nah, dengan melambungkan cerita Soekarno mendapat bantuan obat-obatan dari India yang dikirimkan memakai dua pesawat dengan 3 orang dokter India pada tanggal 28-29 Agustus 1947 ke Yogyakarta. Dan bantuan obat-obatan dari Mesir untuk Palang Merah yang dikirimkan dan sampai di Yogyakarta pada tanggal 5 Maret 1948. Juga bantuan rakyat Negeri Acheh yang bebas dari penjajah Jepang dan NICA, pada tanggal 16 Juni 1948, dalam bentuk Fonds Dakota hasil gagasan S. Suryadarma yang pada waktu itu menjabat sebagai Komodor Udara, untuk dibelikan pesawat Dakota C-47 yang diberi nomor registrasi RI-001 dengan nama Seulawah.

Ternyata itu bantuan obat-obatan dari India, Mesir dan uang dari Negeri Acheh, dijadikan sebagai alat oleh Ardiansyah untuk membuktikan bahwa perjuangan Soekarno banyak dibantu oleh pihak Negara luar.

Tentu saja perjuangan rakyat Acheh yang telah sadar untuk menentukan nasib sendiri bebas dari pengaruh kekuasaan Negara pancasila telah diakui oleh masyarakat Internasional. Perjuangan Teungku Hasan Muhammad di Tiro dengan ASNLF-nya telah dikenal dan diketahui oleh para pimpinan Negara-negara asing. Bahkan pemerintah Swedia, Finlandia telah secara langsung terlibat untuk memberikan bantuan dan fasilitas untuk berlangsungnya pertemuan antara ASNLF dan RI. Kementrian Luar Negeri Finlandia telah memberikan fasilitas kepada mantan Presiden Finlandia Martti Ahtisaari untuk menjadi fasilitator guna berlangsungnya perundingan RI-ASNLF.

Nah, ini juga merupakan suatu faktadan bukti, pihak internasional membantu perjuangan rakyat Acheh yang telah sadar untuk menentukan nasib sendiri dari pengaruh kekuasaan Negara pancasila.

Kemudian, itu soal fakta, bukti, sejarah dan dasar hukum tentang sejarah jalur proses pertumbuhan dan perkembangan Negara RI dihubungkan dengan Acheh, bukan hasil arahan Belanda, melainkan itu adalah fakta, bukti, sejarah dan dasar hukum jalur pertumbuhan dan perkembangan Negara RI dan Negeri Acheh.

Dan, tentu saja, itu pihak RI apalagi Ardiansyah, mana mampu untuk menumbangkan fakta, bukti, sejarah dan dasar hukum tentang jalur proses pertumbuhan dan perkembangan Negara RI dihubungkan dengan Negeri Acheh yang dilambungkan Ahmad Sudirman ini. Apalagi kalau disuruh untuk membuktikan dan menunjukkan legalitas dimasukkannya Acheh ke wilayah RIS dan RI-Asaat-nya. Sampai detik ini tidak ada yang bisa membuktikannya. Kalau Amerika, jelas dibuktikan melalui cara referendum di Hawai pada tanggal 7 November 1950 ketika mengakui legalisasi Hawai. Begitu juga Canada telah dibuktikan legalisasinya ketika mengakui wilayah Quebeq melalui referendum di Quebeq pada tahun 1976.

Ardiansyah, selama kalian dan pihak RI tidak mampu membuktikan fakta legalisasi Acheh waktu dimasukkan kedalam wilayah RI, maka selama itu pihak RI masih terus melakukan aneksasi, pendudukan dan penjajahan di Negeri Acheh.

Jadi, yang bodoh siapa Ardiansyah atau Ahmad Sudirman.

Bagi yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad

Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk, amin *.*

Wassalam.

Ahmad Sudirman

http://www.dataphone.se/~ahmad
www.ahmad-sudirman.com
ahmad@dataphone.se
---------

From: Muhammad.Ardiansyah@hm.com
Date: 17 mars 2005 07:03:30
To: <ahmad_sudirman@hotmail.com>, <PPDI@yahoogroups.com>, <oposisi-list@yahoogroups.com>, <mimbarbebas@egroups.com>, <politikmahasiswa@yahoogroups.com>, <fundamentalis@eGroups.com>, <Lantak@yahoogroups.com>, <kuasa_rakyatmiskin@yahoogroups.com>, <achehnews@yahoogroups.com>, <asnlfnorwegia@yahoo.com>, <mbzr00@yahoo.com>, <mr_dharminta@yahoo.com>, <teuku_mirza2000@yahoo.com>, <teguhharjito@yahoo.com>, Enny.Martono@hm.com
CC: <ardiansyah_hm@yahoo.com>, tgk_maat@yahoo.co.uk
Subject: SI GOBLOK NGAKU ACEH BIKIN MALU ASNLF !!

Sambil istirahat menanggapi uraian gemblung si Sunda yang ngaku Aceh.

Katanya Pemerintahan Aceh merdeka telah terbentuk, kenapa enggak minta pinjaman Bank Dunia atau dukungan Internasional untuk menghajar Prajurit TNI ? Dulu waktu Zaman Penjajahan Belanda , banyak Negara tetangga membantu perjuangan Rakyat Indonesia, kenapa sekarang ASNLF yang perduli Cuma LSM NGO aja ? Mana ada Negara pendukungnya seperti Portugis mendukung Timor-Timor , atau Belanda yang secara diam - diam mendukung Papua merdeka dan RMS ? Kenapa tidak ada pembahasan dari ASNLF mengenai nasib Aceh pasca Musibah Gempa dan Tsunami ?. Kenapa bekas Orang Sunda semacam Ahmad Sudirman sok ngaku mengerti tentang Rakyat Aceh ?. Kenapa kok Bodoh kali yang dipakai sejarah yang diarahkan oleh penjajah Belanda untuk dijadikan dasar hukum hak kemerdekaan aceh ? kenapa kok Bodoh enggak kelar - kelar ?.

Sudah lah Gelo , biarkan Tengku maat yang bicara seagai perwakialan rakyat aceh , ente itu kerjan nya muter - muter enggak karuan bikin malu ASNLF. GOBLOK SIAH karunyaaaa deeh, kata tengku Maat ente itu terlalu Pinter Mad.CUIH !!

Muhammad Ardiansyah

Muhammad.Ardiansyah@hm.com
Jakarta, Indonesia
----------