Stockholm, 31 Maret 2005

Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum wr wbr.
 

MUBA DIJON TERKECOH KI BAGUS KETIKA MENGERAT PANCASILA, DIPIKIR MUBA ITU IRISAN DARI AL QUR'AN & SUNNAH
Ahmad Sudirman
Stockholm - SWEDIA.

 

KELIHATAN DENGAN JELAS ITU MUBA DIJON TERKECOH KI BAGUS KETIKA MENGERAT PANCASILA, DIPIKIR MUBA DIJON ITU IRISAN PANCASILA-NYA KI BAGUS DIKERAT DARI AL QUR'AN & SUNNAH

"Oh, gitu toh cara kamu bertafsir. Aku catat. Oh ya, apa iya Pancasila tidak ada irisannya sama sekali dengan Qur'an dan Hadits?" (Muba Zir , mbzr00@yahoo.com , Wed, 30 Mar 2005 06:36:03 -0800 (PST))

Baiklah Muba di Dijon, Bourgogne, Perancis.

Muba Dijon hidung belang ini memang pengekor mbah Ki Bagus Hadikusumo orang Muhammadiyah yang pahamnya banyak dipengaruhi oleh kaum wahhabi Saudi Arabia itu, dan Hazairin yang memperkuat pendapat Ki Bagus Hadikusumo tentang sila ketuhanan yang maha esa sebagai tauhid, dengan mengacu kepada QS Al Baqarah, 2: 163: "wa ilaahukum ilahu wa hidun la ilaha illa hua ar rakhmanurrahiim" dan QS Al Ikhlas, 112: 1-4. Dimana itu Ki Bagus yang secepat kilat menggantikan tujuh kata "dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluknya" dengan tiga kata "yang maha esa" karena mendapat protes keras dari kelompok pengikut A.A. Maramis yang menolak sila "Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluknya".

Nah, mengapa itu Muba Dijon hidung belang ini mempertanyakan: "apa iya Pancasila tidak ada irisannya sama sekali dengan Qur'an dan Hadits?"

Itu Muba Dijon hidung belang ini melambungkan pertanyaan tersebut, karena menurut Muba Dijon itu pancasila merupakan hasil keratan atau potongan atau irisan dari Al Qur'an dan Sunnah Rasulullah saw.

Mengapa itu Muba Dijon menghubungkan pancasila sebagai irisan atau ptongan atau keratan dari Al Qur'an dan Sunnah Rasulullah saw ?

Karena itu Muba Dijon hidung belang ini bisanya hanya mengekor kepada ki Bagus Hadikusumo dan Hazairin saja, yang telah melambungkan pikiran mereka bahwa tiga kata "yang maha esa" sebagai tauhid, dengan mengacu kepada QS Al Baqarah, 2: 163: "wa ilaahukum ilahu wa hidun la ilaha illa hua ar rakhmanurrahiim" dan QS Al Ikhlas, 112: 1-4.

Padahal, ketika Ahmad Sudirman menggali lebih kedalam apa yang dimaksud dengan tiga kata "yang maha esa" sebagai tauhid yang dilambungkan Ki Bagus dan Hazairin, ternyata tidak lebih dan tidak kurang hanyalah tauhid-tauhidan atau dengan kata lain tauhid dalam bakul. Mengapa ?

Karena, kalau yang namanya tauhid dalam Al Qur'an, bukan hanya dalam bakul atau tauhid-tauhidan model Ki Bagus dan Hazairin, maka itu tauhid bisa dijadikan sebagai sumber acuan dasar dan sumber hukum yang dipakai di Negara sekuler pancasila RI. Tetapi, kenyataannya di negara sekuler pancasila RI ini itu tauhid dalam Al Qur'an tidak diterapkan dan dijadikan sebagai acuan bagi dasar dan sumber hukum di RI. Padahal, yang namanya sumber tauhid yang dimaksud dalam Al Qur'an adalah merupakan sumber tauhid yang diajadikan sebagai acuan bagi dasar dan sumber hukum yang dipakai dalam negara atau daulah, dari mulai daulah atau negara Islam pertama yang dibangun Rasulullah saw pada 1 H / 622 M sampai kepada Khilafah yang dikembangkan oleh para Khulafaur Rasyidin dan Khalifah-khalifah penerusnya, hingga tahun 1924 M, ketika Khilafah Islamiyah Utsmani dihancur leburkan oleh pemerintah negara-negara kafir, termasuk Pemerintah kerajaan Inggris yang bekerjasama dengan Penguasa Ibnu Saud yang secara bersama-sama ikut menghancur leburkan Khilafah Islamiyah Utsmani.

Nah, karena fakta dan buktinya ternyata dasar dan sumber hukum yang diacu oleh Negara sekuler pancasila RI ini bukan sumber hukum yang diturunkan Allah SWT dan yang dicontohkan Rasulullah saw, melainkan sumber hukum hasil kutak-katik mbah Soekarno, yaitu hasil perasan ampas dari berbagai isme seperti kosmo-politanisme-nya A.Baars dan Sosial-nasionalisme-nya Sun Yat Sen yang dinamakan San Min Chu I yang mengandung rincian Mintsu, Min chuan, Min Sheng atau nationalism, democracy, sosialism, maka sudah pasti bahwa itu yang dinamakan pancasila yang merupakan sumber hukum di Negara sekuler pancasila RI ini bukan hasil dari keratan atau irisan atau penggalan atau potongan dari Al Qur'an dan Sunnah Rasulullah saw.

Jadi, kalau itu Muba Dijon hidung belang ini masih juga degil mengekor kepada buntut mbah Ki Bagus Hadikusumo dan mbah Hazairin yang mendeklarkan bahwa tiga kata "yang maha esa" sebagai tauhid, maka setelah Ahmad Sudirman kikis dan bongkar apa yang ada dibalik tiga kata "yang maha esa" sebagai tauhid made in Ki Bagus dan Hazairin, terbongkarlah bahwa sebenarnya yang dinamakan tauhid oleh ki Bagus dan Hazairin itu hanyalah tauhid-tauhidan atau tauhid dalam bakul saja.

Nah, karena itu sila ketuhanan yang maha esa hanyalah merupakan tauhid-tauhidan atau tauhid dalam bakul, maka konsekuen logisnya adalah empat sila lainnya yang ada dibawah sila ketuhanan yang maha esa, seperti sila kemanusiaan yang adil dan beradab, sila persatuan Indonesia, sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, serta sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, hanyalah merupakan sila-sila atau poin-poin yang gersang dari siraman Nur tauhid yang datang dari Allah SWT.

Atau dengan kata lain, itu empat sila lainnya adalah merupakan sila-sila hasil keratan atau kupasan atau potongan atau penggalan atau irisan dari isme-isme yang datang, misalnya dari isme yang dikembangkan oleh A.Baars dengan kosmo-politanisme-nya, dan isme yang diluncurkan oleh Sun Yat Sen dengan San Min Chu I-nya yang didalamnya berisikan cairan Mintsu, Min chuan, dan Min Sheng atau dengan bahasa internasionalnya nationalism, democracy, sosialism.

Nah sekarang, makin jelas, bahwa kalau itu Muba Dijon hidung belang ini masih juga berputar-putar dalam lingkaran mbah Ki Bagus Hadikusumo dan mbah Hazairin dengan lingkaran tiga katanya "yang maha esa" sebagai tauhid, dengan harapan itu pancasila bisa menjelma menjadi irisan atau potongan atau keratan atau penggalan dari Al Qur'an dan Sunnah Rasulullah saw, maka sampai kiamatpun tidak akan terjadi dan terbukti.

Kalau itu Muba Dijon hidung belang ini mau saja menggali dari Al Qur'an, bukan dari ampas kelapa pancasila model mbah Soekarno yang menjiplak dari isme-nya A. Baars dan Sun Yat Sen, maka akan ditemukan dalam Islam itu butiran atau poin-poin yang lebih baik dan lebih jelas guna dipakai sebagai acuan dasar dan sumber hukum dalam negara.

Dimana Islam tidak memaksakan seseorang untuk memeluk dan menganut Islam. "Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam)."(QS Al Baqarah, 2: 256). "Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku"(QS Al Kafirun, 109: 6). Silahkan, bebas, untuk memeluk agama atau kepercayaan apa saja. Inilah yang disebut toleransi murni yang ada dalam Islam.

Kemudian, Islam mengakui agama-agama yang dianut dari sejak Nabi Adam sampai Nabi Isa Alaihi Salam. "Dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al Qur'an) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu"(QS Al Baqarah, 2: 4). Kitab Taurat yang dianut oleh pengikut Nabi Musa, Kitab Zabur yang dianut oleh pengikut Nabi Dawud, Kitab Injil yang dianut oleh pengikut Nabi Isa.

Seterusnya, Islam tidak membeda-bedakan manusia berdasarkan warna kulit, kesukuan, kepercayaan, ras, bahasa, semuanya diperlakukan dengan adil didepan hukum. "dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum diantara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil"(QS An Nisa, 4: 58).

Selanjutnya, Islam menyuruh ummat manusia berada dalam satu ikatan ummat. "Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai"(QS Ali Imran, 3: 103).

Lalu Islam mengakui kebangsaan, dimana dalam Islam telah dikenal dengan apa yang dinamakan bangsa dan suku. Tujuan dari adanya bangsa-bangsa dan suku-suku ini adalah untuk saling kenal mengenal bukan untuk saling bunuh membunuh dan saling menjajah."dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal"(QS Al Hujurat, 49: 13).

Nah sekarang, dari apa yang telah dijelaskan diatas membuktikan bahwa sebenarnya Islam tidak sempit. Tetapi sebaliknya pancasila, itu pancasila memang fakta dan buktinya sangat sempit dan hanya merupakan hasil perasan dari isme-isme Sun Yat Sen dan A. Baars yang diperas Soekarno dengan saringan PNI-nya saja.

Jadi Muba Dijon hidung belang, tidak usah kalian petentengan dengan hasil ampas kelapa pancasila yang merupakan perasan dari isme-isme-nya A. Baars dan Sut Yat Sen, kemudian mau dimanipulasikan dan dipropagandakan bahwa itu pancasila merupakan irisan atau penggalan atau potongan atau keratan dari Al Qur'an dan Hadits.

Tidak laku Muba Dijon hidung belang jualan jamu gendong pancasila mbak Mega-mu itu untuk dijajakan di mimbar bebas ini. Apalagi pakai ditambah-tambah dengan ramuan irisan dari Al Qur'an dan Hadits. Ah, itu hanya mimpi gombal disiang hari bolong Muba Dijon hidung belang saja.

Bagi yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad

Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk, amin *.*

Wassalam.

Ahmad Sudirman

http://www.dataphone.se/~ahmad
www.ahmad-sudirman.com
ahmad@dataphone.se
---------

Date: Wed, 30 Mar 2005 06:36:03 -0800 (PST)
From: muba zir mbzr00@yahoo.com
Subject: Re: MUBA DIJON HANYA BERGELANTUNGAN DIBAWAH POHON GOOGLE, MANA MENGERTI DAULAH ISLAM RASULULLAH
To: Ahmad Sudirman ahmad@dataphone.se
Cc: AcehA_yoosran <a_yoosran@yahoo.com>, Acehabu_dipeureulak <abu_dipeureulak@yahoo.com>, AcehAhmad_mattulesy <ahmad_mattulesy@yahoo.com>, AcehAhmadGPK <ahmad@dataphone.se>, Acehalasytar_acheh <alasytar_acheh@yahoo.com>, acehalchaidar <alchaidar@yahoo.com>, Acehapalambak2000 <apalambak2000@yahoo.ca>, AcehBambang <bambang_hw@rekayasa.co.id>, Acehburamu <buramu@plasa.com>, acehdityaaceh_2003 <dityaaceh_2003@yahoo.com>, AcehEdit editor@jawapos.co.id

Oh, gitu toh cara kamu bertafsir. Aku catat.

Oh ya, apa iya Pancasila tidak ada irisannya sama sekali dengan Qur'an dan Hadits?

Muba ZR

mbzr00@yahoo.com
Dijon, Bourgogne, Perancis
----------