Stockholm, 7 April 2005

Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum wr wbr.
 

SAGIR, ITU SENJATA FITNAH TIDAK AKAN MEMPAN, MUDAH DIHANCURKAN DENGAN SENJATA UMMUL KITAB
Ahmad Sudirman
Stockholm - SWEDIA.

 

SAGIR ALVA, ITU SENJATA FITNAH YANG DILAMBUNGKAN ARDIANSYAH ALIAS SOFYAN ALI TIDAK AKAN MEMPAN, MUDAH DIHANCURKAN DENGAN SENJATA UMMUL KITAB

"Selamat siang pak Ahmad. Bagaimana kabar anda sekeluarga sekarang ini? Semoga anda sekeluarga senantiasa dalam perlindungan Allah SWT. Saya cukup terkejut dengan pernyataan yang ditujukan kepada bapak oleh Sofyan Ali or Ardiansyah, karena hal itu jika tidak ada bukti akan menjadi fitnah, dan sungguh merugilah orang-orang yang melakukan fitnah. Oh, iya pak, disini saya ingin menanyakan tentang sebab-sebab turunnya Al-Fatihah dan juga tentang tafsir dari surat tersebut. Karena dari yang pernah saya dengar, bahawa Al-Fatihah merupakan surat yang paling Agung dalam Al-Qur'an. Saya kira ini saja dari saya. Sekali lagi saya ucapkan terima kasih atas perhatiannya." (Sagir Alva , melpone2002@yahoo.com ,Wed, 6 Apr 2005 21:31:00 -0700 (PDT))

Baiklah saudara Sagir Alva di Kajang, Selangor, Malaysia.

Sambil istirahat, membaca email kiriman dari saudara Sagir Alva.

Itu tentang fitnah yang dilambungkan Ardiansyah alias Sofyan Ali tentang Ahmad Sudirman, memang hanya merupakan salah satu senjata untuk menjatuhkan dan melumpuhkan benteng pertahanan fakta, bukti, sejarah dan dasar hukum tentang sejarah jalur proses pertumbuhan dan perkembangan Negara RI dihubungkan dengan Negeri Acheh yang dilambungkan oleh Ahmad Sudirman. Dan juga fitnah itu membuktikan ketidakmampuan Ardiansyah alias Sofyan Ali menyodorkan fakta, bukti, sejarah dan dasar hukum tentang legalitas Acheh masuk kedalam RI.

Jadi, karena Ardiansyah alias Sofyan Ali tidak sampai ilmunya ketaraf itu, maka salah satu peluru yang bisa ditembakkannya adalah peluru berita bohong dan fitnah tentang Ahmad Sudirman. Karena itu, sangat mudah bagi Ahmad Sudirman untuk membalikkan kembali peluru fitnah yang ditembakkan Ardiansyah alias Sofyan Ali ke arah Ahmad Sudirman. Akhirnya menjadilah senjata makan tuan. Dan Ardiansyah alias Sofyan Ali menggelupur dipinggir kali Ciliwung, sambil kakinya diikat dengan tali buhul bhineka tunggal ika-ya mpu Tantular sambil dikucuri jamu gendong pancasila-nya mbak Mega.

Selanjutnya tentang: "sebab-sebab turunnya Al-Fatihah dan juga tentang tafsir dari surat tersebut. Karena dari yang pernah saya dengar, bahawa Al-Fatihah merupakan surat yang paling Agung dalam Al-Qur'an."

Menyangkut surat al-Fatihah yang berarti pembukaan atau ummul Qur'an atau induk al-Qur'an atau ummul Kitab atau induk al Kitab atau as sab'ul matsaany atau tujuh yang berulang-ulang, diturunkan ketika Rasulullah saw masih berada di Mekkah. Dan surat Al Fatihah inilah yang selalu dibaca berulang-ulang dalam shalat.

Nah, kalau didalami lebih kedalam, maka ditemukan dalam tujuh ayat yang diulang-ulang dalam shalat ini, ternyata secara umum mengandung poin-poin yang tertuang dalam seluruh isi Al Qur'an. Dimana masalah keimanan atau aqidah atas dasar tauhid, sebagaimana yang tertuang dalam ayat "Alhamdulillahi rabbil'alamiin" (QS Al Fatihah, 1: 2). "Alhamdu" atau segala puji, merupakan suatu realisasi keyakinan atau aqidah kepada Allah SWT dalam bentuk memuji kepada Allah SWT. Dimana memuji kepada Allah SWT merupakan bukti dalam bentuk perilaku yang didasarkan kepada keimanan dan keyakinan atas Allah SWT yang Esa dan sebagai satu dasar tauhid yang menjadi fondasi keimanan dan aqidah umat Islam. Dan hanya Allah SWT yang berhak atas semua pujian dari hamba-Nya.

Selanjutnya, segala puji ini dihubungkan dengan " Rabb" yaitu Allah SWT yang menciptakan langit, bumi, manusia serta seluruh isinya baik yang ada di bumi maupun yang ada di alam semesta ini. Seperti yang tertuang dalam kata " 'alamiin". Dimana umat manusia termasuk kedalam hasil ciptaan Allah SWT yang digolongkan kedalam 'alamiin.

Segala puji adalah untuk Allah SWT yang telah menciptakan seluruh alam raya ini, dan itu semuanya merupakan bukti bahwa Allah SWT adalah "Ar Rahman" yaitu Allah SWT yang merupakan salah satu nama Allah SWT yang memiliki sifat maha pemurah kepada hamba-Nya. Dengan kemurahan Allah SWT inilah umat manusia yang hidup di atas dunia mendapat limpahan karunia-nya. Dan disusul dengan "Ar Rahiim" yang juga merupakan salah satu nama Allah SWT yang memiliki sifat senantiasa dan selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada umat-Nya.

Nah, dengan didasari oleh dasar tauhid, kemudian diaplikasikan kedalam bentuk perbuatan ibadah kepada Allah SWT sebagai bentuk realisasi pengabdian yang penuh dengan keyakinan atau aqidah dan diiringi dengan selalu memuji-Nya atas ke-Rahmanan dan ke-Rahiman Allah SWT terhadap umat-Nya inilah yang menjadi induk dari seluruh isi Al Qur'an yang menyangkut masalah tauhid, aqidah, dan nama-nama yang disifatkan kepada Allah SWT.

Setelah dibentuk fondasi atau dasar yang berbentuk tauhid, aqidah, dan nama-nama yang disifatkan kepada Allah SWT, maka disusul dengan "maaliki yaumiddiin". Dimana kehidupan umat manusia ini tidak hanya sebatas di dunia ini, melainkan juga akan berlanjut ke alam setelah di dunia ini yaitu "yaumiddin" atau hari pembalasan atau yaumulqiyaamah atau yaumulhisaab atau yaumuljazaa. Dan di yaumiddin atau hari pembalasan atau yaumulqiyaamah atau yaumulhisaab atau yaumuljazaa inilah setiap makhluk atau manusia akan mendapat balasan dari apa yang telah dilakukan di dunia ini. Dan yaumiddin atau hari pembalasan atau yaumulqiyaamah atau yaumulhisaab atau yaumuljazaa adalah milik Allah SWT. Allah SWT yang akan mengadili, menentukan, memutuskan dan menghukum terhadap hamba-Nya atas apa yang telah dikerjakannya selama hidup di alam dunia sekarang ini.

Kemudian, bentuk aqidah atau keyakinan atau kepercayaan atas ketauhidan Allah SWT yang maha pemurah dan penyayang serta yang memiliki yaumiddin ini diaplikasikan atau direalisasikan kedalam bentuk "na'budu", yaitu bentuk ketundukan atau kepatuhan kepada Allah SWT. Jadi, na'budu merupakan realisasi dari bentuk aqidah atau keyakinan atau kepercayaan atas ketauhidan Allah SWT yang maha pemurah dan penyayang serta yang memiliki yaumiddin ini. Keyakinan atau kepercayaan atau aqidah atas tauhid ini tidak cukup hanya dalam hati tetapi harus diaplikasikan dalam bentuk perbuatan, dan bentuk perbuatan inilah yang dinamakan na'budu.

Seterusnya, tidak hanya cukup mengaplikasikan aqidah atas tauhid saja, melainkan juga bentuk aqidah atau keyakinan atau kepercayaan atas ketauhidan Allah SWT yang maha pemurah dan penyayang serta yang memiliki yaumiddin ini harus dilengkapi dengan "nasta'iin" yaitu bentuk penyerahan diri dengan selalu meminta pertolongan-Nya.

Dimana na'budu dan nasta'iin ini juga masih perlu ditambah dengan bentuk aplikasi yang mengarah kepada jalan yang diridhai Allah SWT yang dijabarkan kedalam "ihdina". Nah, ihdina ini merupakan bentuk aplikasi dari aqidah atau kepercayaan atau keyakinan atas tauhid yang mengarah kepada tauhid yang lurus dan benar guna dijadikan titian jalan yang lurus yang diridhai Allah SWT. Karena itu dengan dinyatakannya "shirathal mustaqiim" adalah merupakan bukti bahwa bentuk aplikasi dari aqidah atau kepercayaan atau keyakinan atas tauhid ini harus didasarkan kepada tauhid yang lurus sesuai dengan jalan yang telah di firmankan Allah SWT, tidak dicampuri dengan jalur-jalur lainnya.

Jalur atau jalan yang "mustaqiim" ini adalah jalan yang telah dicontohkan oleh orang-orang yang "an'amta 'alaihiim", artinya orang-orang yang telah diberi ni'mat oleh Allah SWT, yaitu orang-orang yang aqidah atau kepercayaan atau keyakinan atas tauhid yang lurus, benar yang didasarkan kepada apa yang diturunkan Allah SWT dan yang dicontohkan Rasulullah saw. Dan bukan jalan yang dilalui oleh orang-orang yang aqidah atau kepercayaan atau keyakinan atas tauhidnya dicampuri dengan sesuatu yang "maghdhubi 'alaihiim" atau yang dimurkai Allah SWT dan yang "dhalliin" atau jalan yang penuh dengan kesesatan.

Jadi, kalau ditelaah isi dari QS Surat Al Fatihah dari ayat 1 sampai 7 ini memang mengandung isi keseluruhan dari Al Qur'an ini. Dari mulai aqidah atau kepercayaan atas tauhid meng-Esa-kan Allah SWT, memuji Allah SWT yang maha pemurah dan penyayang, yang menciptakan alam semesta, dan hanya kepada Allah SWT saja beribadah, menyembah, memohon pertolongan dan memohon petunjuk kejalan yang lurus bukan kejalan orang-orang yang dimurkai dan yang sesat.

Inilah rangkuman dari isi Al Qur'an yang terkandung dalam surat Al Fatihah yang juga disebut dengan ummul Qur'an atau induk al-Qur'an atau ummul Kitab atau induk al Kitab atau as sab'ul matsaany atau tujuh yang berulang-ulang dalam setiap shalat.

Bagi yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad

Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk, amin *.*

Wassalam.

Ahmad Sudirman

http://www.dataphone.se/~ahmad
www.ahmad-sudirman.com
ahmad@dataphone.se
---------

Date: Wed, 6 Apr 2005 21:31:00 -0700 (PDT)
From: sagir alva melpone2002@yahoo.com
Subject: Re: UREUENG JAMEUN, ITU ARDIANSYAH SARJANA GADUNGAN PAKAI NAMA SOFYAN ALI UNTUK FITNAH AHMAD SUDIRMAN
To: ahmad@dataphone.se
Cc: melpone2002@yahoo.com

Ass.Wr.Wb.
Selamat siang pak Ahmad. Bagaimana kabar anda sekeluarga sekarang ini? Semoga anda sekeluarga senantiasa dalam perlindungan Allah SWT. Saya cukup terkejut dengan pernyataan yang ditujukan kepada bapak oleh Sofyan Ali or Ardiansyah, karena hal itu jika tidak ada bukti akan menjadi fitnah, dan sungguh merugilah orang-orang yang melakukan fitnah. Oh, iya pak, disini saya ingin menanyakan tentang sebab-sebab turunnya Al-Fatiha dan juga tentang tafsir dari surat tersebut. Karena dari yang pernah saya dengar, bahawa Al-Fatiha merupakan surat yang paling Agung dalam Al-Qur'an. Saya kira ini saja dari saya. Sekali lagi saya ucapkan terima kasih atas perhatiannya.

Wassalam

Sagir Alva

melpone2002@yahoo.com
Kajang, Selangor, Malaysia
----------