Stockholm, 18 April 2005

Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum wr wbr.
 

MUBA DIJON, ITU NEGARA RI-SOEKARNO BELUM MUNCUL, KETIKA ACHEH & MONACO BERDIRI DI ATAS DUNIA
Ahmad Sudirman
Stockholm - SWEDIA.

 

MUBA DIJON, ITU NEGARA RI-SOEKARNO ALIAS RI-ASAAT BELUM MUNCUL DIATAS PERMUKAAN, KETIKA KESULTANAN ACHEH & KERAJAAN MONACO BERDIRI BERDAULAT DI ATAS DUNIA

"Ha ha. Pandai juga Omar Puteh itu ternyata membuat novel. Kegeeran kamu Mar, menyamakan Aceh dengan Vatikan, Palestina, atau Monaco. Nggak ada korelasinya atau miripnya sedikitpun. Ha ha. Pasti Omar Puteh itu berguru kepada Sydney Seldon atau Agatha Cristy ya. Coba deh tambahin gaya Barbara Cartland agar novelmu itu agak romantis dikit, jangan pake gaya Warwick yang hiperbole, sampai hujan kata-kata "kafir" dalam cerpen-cerpennya itu. Tapi bagus juga sih novel kamu itu, paling tidak bisa membuat Hasan Tiro dan kroco-kroconya itu masih punya mimpi. Ha ha" (Muba Zir , mbzr00@yahoo.com , Sun, 17 Apr 2005 17:35:18 -0700 (PDT))

"Prolognya ke sana ke mari ternyata Husaini Daud itu mau menunjukkan kekecewaannya ide genjatan senjata GAM ditolak delegasi RI, he he. Tidak ada itu genjatan senjata, Saini. Yang ada adalah GAM harus segera menyerahkan senjatanya kepada TNI/Polri, terus terima amnesti" (Muba Zir , mbzr00@yahoo.com , Sun, 17 Apr 2005 17:43:16 -0700 (PDT))

Baiklah Muba di Dijon, Bourgogne, Perancis

Muba Dijon memang budek, tertutup telinganya oleh debu-debu rancun sejarah gombal made in mbah Soekarno tentang Acheh, sehingga tidak bisa mendengar bahwa Kesultanan Acheh dan Kerajaan Monaco telah berdiri jauh sebelum itu negara RI-mbah Soekarno atau RI-Jawa-Asaat berdiri diatas permukaan Nusantara.

Coba saja perhatikan sekilas bagaimana sebenarnya itu sejarah jalur proses pertumbuhan dan perkembangan Kerajaan Monaco dari awal sampai sekarang.

Tahun 1191 Kaisar Henry VI memberikan kedaulatan atas Monaco kepada kaum Genoese. Kemudian tahun 1215 kaum Genoese membangun benteng kekuasaannya sebagai wilayah kaum Genoese di wilayah yang secarang dinamakan Monaco.

Selanjutnya tahun 1297 Francois Grimaldi and dan para pendukungnya menguasai benteng Monaco. Lalu tahun 1346 Charles Grimaldi menguasai wilayah Menton dan pada tahun 1355 menguasai wilayah Roquebrune.

Dan akhirnya, tahun 1489 Raja Charles VIII dari Perancis mengakui kemerdekaan Monaco, dikuatkan oleh Raja Louis XII tahun 1512, dan oleh Raja Francois I tahun 1515.

Tetapi pada tahun 1524 Augustin I menempatkan Monaco dibawah protektorat Spanyol, dan tahun 1614 Honore II menyandang gelar Putra Mahkota Monaco (Prince of Monaco).

Dan tahun 1641 berakhir status Monaco sebagai protektorat Spanyol, setelah ditandatangani perjanjian Peronne (Treaty of Peronne) antara Honore III dengan Louis XII dengan memberikan kebebasan kepada Monaco menjadi Kerajaan Monaco. Dan sebagai kompensasi Putra Mahkota Monaco diberi pinjaman di Perancis. Dimana pinjaman itu dipakai untuk membangun istana.

Kemudian tahun 1662 Putra Mahkota Honore II meninggal, digantikan cucunya, Putra Mahkota Louis I. Tahun 1701 meninggal Louis I, digantikan putranya, Antoine I yang menikah dengan Marie dari Lorraine, yang mempunyai hubungan keluarga yang akan mewarisi tahta Perancis. Selama masa kekuasaan Antoine I di wilayah kerajaan Monaco telah dibangun benteng baru. Ketika Antoine I meninggal tahun 1731 digantikan oleh putri perempuannya, Louise-Hippolyte, tetapi beberapa bulan kemudian, ia digantikan oleh sepupunya, Jacques de Goyon, Lord dari Matignon, menjadi Putra Mahkota Monaco. Tetapi, tahun 1733, Jacques de Goyon menyerahkan tatanya kepada putranya, Putra Mahkota Honore III yang masih berusia 13 tahun.

Seterusnya tahun 1793 Kerajaan Monaco digabungkan kedalam wilayah kekuasaan Republik Perancis yang diberinama benteng Hercules, dan menjadi ibu kota dari canton-canton (distrik-distrik) di sekitar wilayah Alpin (Alpes-Maritimes), yang kemudian disatukan canton-canton itu menjadi satu daerah.

Tahun 1795 Putra Mahkota Honore III meninggal di Paris. Dan tahun 1814 keturunan Grimaldi dari Monaco telah diberikan kembali semua hak-hak mereka untuk berkuasa.

Tetapi pada tahun 1815 berdasarkan Perjanjian Paris 20 November 1815, Kerajaan Monaco berada dibawah protektorat Raja Sardinia. Selanjutnya, pada tahun 1817 berdasarkan Perjanjian Stupiniggi yang ditandatangani 8 November 1817, Kerajaan Monaco ditempatkan dibawah protektorat Kerajaan Sardinia. Tahun 1841 Honore V meninggal digantikan oleh saudaranya, Florestan I, menjadi Putra Mahkota.

Dan tahun 1848 terjadi revolusi di Menton dan di Roquebrune yang memproklamasikan diri mereka menjadi Kota yang merdeka.

Tahun 1856 Florestan I meninggal digantikan oleh putranya, Charles III. Dan pada tahun 1860 ditandatangani Perjanjian Turin, dimana Raja Victor Emmanuel II dari Italia menyerahkan Savoy dan wilayah Nice kepada Napoleon III. Tahun 1861 Charles III diberikan kekuasaan atas Menton dan Roquebrune oleh Perancis dan menandatangani Perjanjian yang memberikan kemerdekaan kepada Monaco.

Tahun 1863 didirikan Perusahaan Seabath yang membangun casino, hotel-hotel di wilayah kekuasaan Monaco. Dan tahun 1866 wilayah tempat dibangunnya hotel-hotel dan casino-casiono itu ditukar namanya menjadi Monte Carlo. Tahun 1889 Putra Mahkota Charles III meninggal, digantikan oleh putranya, Putra Mahkota Albert I.

Tahun 1911 Putra Mahkota Albert I mengumumkan Konstitusi pertama di Kerajaan Monaco. Tahun 1922 Putra Mahota Albert I meninggal digantikan oleh putranya, Putra Mahkota Louis II, seorang General dalam Angkatan Perang Perancis. Tahun 1949 Putra Mahkota Louis II meninggal digantikan oleh cucunya, Putra Mahkota Rainier III.

Tahun 1951 ditandatangani perjanjian konvensi persahabatan dan Kerjasama dalam bantuan administrasi Franco-Monegasque.

Tahun 1962 diumumkan konstitusi baru. Pada tanggal 18 Mei 1963 ditandatangani konstitusi baru di Paris. Yang isinya menyangkut hubungan antara Kerajaan Monaco dengan Perancis didasarkan pada Perjanjian 2 Februari 1861, Perjanjian 17 Juli 1918, Konvensi 14 April 1945 dan Perjanjian 18 Mei 1963.

Pada tanggal 18 Mei 1993 Kerajaan Monaco masuk menjadi anggota PBB. Tanggal 6 April 2005 Putra Mahkota Rainier III meninggal.

Nah, dari apa yang digambarkan diatas, kelihatan bahwa Kerajaan Monaco telah beberapa kali pindah tangan sebagai Kerajaan yang berbentuk protektorat, dari mulai protektorat dibawah Spanyol kemudian Perancis, lalu dimasukkan kedalam wilayah Perancis, akhirnya diberikan kemerdekaan.

Begitu juga dengan Kesultanan Acheh. Sebagaimana yang telah sering dikupas di mimbar bebas ini, dimana Kesultanan Acheh telah berdiri berdaulat penuh sebelum Belanda melakukan perang 26 Maret 1873. Dan diakui sebagai Kesultanan Acheh yang berdaulat oleh pihak pemerintah asing, seperti Inggris, Belanda, Amerika, Italia.

Jadi, kalau Muba Dijon menyatakan bahwa "Aceh dengan Monaco tidak ada korelasinya atau miripnya" adalah salah kaprah dan ngaco. Mengapa ?

Karena itu Kerajaan Monaco telah beberapa kali berada wilayahnya dibawah kekuasaan Pemerintah Asing, seperti Spanyol dan Perancis dan pernah dimasukkan dan dianeksasi kedalam wilayah Perancis. Begitu juga dengan Acheh, yang mulanya satu Kesultanan yang berdaulat penuh, kemudian dibawah kekuasaan asing Belanda, diteruskan oleh kekuasaan asing Kekaisaran Jepang, dan dilanjutkan oleh mbah Soekarno dengan RIS dan RI-Asaatnya dari sejak 14 Agustus 1950 sampai detik sekarang ini.

Kalau pada tahun 1848 terjadi revolusi di Menton dan di Roquebrune yang memproklamasikan diri mereka menjadi Kota yang merdeka. Dan kemudian Charles III diberikan kekuasaan atas Menton dan Roquebrune oleh Perancis dan menandatangani Perjanjian pemberian kemerdekaan kepada Monaco. Dan Monaco berdiri kembali berdaulat sebagai satu kerajaan Monaco sebagaimana dulunya, sebelum dikuasi Spanyol dan Perancis.

Sedangkan di Acheh, justru pihak Soekarno dengan RIS dan RI-Asaatnya, terus saja menganeksasi, menduduki dan menjajah wilayah negeri Acheh. Yang diberi status otonomi tahun 1956, lalu dirobah menjadi otonomi khusus tahun 1999 sampai detik sekarang ini, dengan dirobah payung hukumnya pada tahun 2001 dengan nama UU No.18/2001.

Jadi sekali lagi, Muba Dijon, adalah suatu kesalahan yang fatal kalau kalian mengatakan bahwa antara sejarah jalur proses pertumbuhan dan perkembangan Kerajaan Monaco dengan sejarah jalur proses pertumbuhan dan perkembangan Acheh tidak ada korelasi atau miripnya.

Yang jelas, adalah pihak asing Spanyol telah membebaskan Kerajaan Monaco, kemudian pihak Perancis juga telah memberikan kekuasaan dan mengakui kedaulatan Monaco setelah wilayah Menton dan Roquebrune diproklamasikan.

Tetapi, penjajah dan penganeksator RI dibawah Soekarno dan para penerusnya sampai Susilo Bambang Yudhoyono sekarang ini terus saja menganeksasi dan menjajah Negeri Acheh sampai detik sekarang ini. Walapun Teungku Hasan Muhammad di Tiro telah mendeklarkan ulang Acheh merdeka pada tanggal 4 Desember 1976.

Kemudian Muba Dijon menulis: "Eh, ngomong-ngomong, itu siapa sih yang menganganggap ASNLF wakil Aceh? Pake "cq" segala, itu kan organisasi toneel, ha ha."

Itu saudara Omar Puteh menulis: "ASNLF/GAM cq perjuangan bangsa Acheh". Dimana itu artinya ASNLF/GAM casu quo atau dalam hal itu perjuangan bangsa Acheh yang telah sadar untuk menentukan nasib sendiri bebas dari pengaruh kekuasaan negara sekuler burung garuda pancasila RI. Jadi bukan rakyat Acheh asal transmigran yang didatangkan oleh mbah Soekarno, mbah Soeharto, BJ Habibie, mbah Abdurrahman Wahid, mbak Megawati dan mbah Susilo Bambang Yudhoyono dari Jawa, khususnya dari kampunya Muba Dijon dari Jawa Tengah itu.

Nah kalau mereka orang Achah asal transmigran Jawa ini tidak termasuk kedalam istilah casu quo atau dalam hal itu perjuangan bangsa Acheh. Mereka orang Acheh asal transmigran Jawa ini masuk kedalam golongan mbah Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla dengan TNI-nya mas Djoko Santoso dan Endriartono Sutarto.

Dan itu masalah referendum, adalah memang masalah yang sangat ditakuti oleh mbah Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla dengan TNI-nya mas Djoko Santoso dan Endriartono Sutarto. Bagaimana mereka mbah Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla dengan TNI-nya mas Djoko Santoso dan Endriartono Sutarto berani mengadakan referendum di Acheh, sedangkan Negeri Acheh itu hasil rampokan dan aneksasi mbah Soekarno dengan RIS dan RI-Asaatnya saja. Atau dengan kata lain itu Negeri Acheh merupakan hasil rampokan bajak laut mbah Soekarno dengan memakai perahu RIS dan RIS-Asaatnya saja.

Dan yang bisa digolongkan kepada Hitler adalah itu mbah Soekarno yang menyapu habis etnis-etnis yang ada di Nusantara dengan racun budaya kejawen mbah Soekarno dan bahasa Jawo-nya mbah Soekarno, dan mbah Soeharto dengan ideologi tiga ojo-nya, termasuk mbah Susilo Bambang Yudhoyono.

Terakhir, itu kalau saudara Husaini Daud menulis tentang "Mereka yang bergabung dengan sistem Indonesia munafik, mau lari kemana mereka ?". Itu bukan saudara Husaini Daud "menunjukkan kekecewaannya ide genjatan senjata GAM ditolak delegasi RI". Melainkan itu ada manusia-manusia yang hanya membeo terhadap sistem Indonesia munafik ini, seperti itu Sofyan Djalil orang Peureulak yang petentengan dan berjingkrak-jingkrak di perundingan Vataa di Helsinki, Finlandia. Atau juga itu Muba Dijon yang kerjanya hanya menggelantung dibawah ketiak Syamsir Siregar dari sarang labah-labah BIN di pinggir kali Ciliwung yang banjir tiap tahun itu.

Dan kalau Muba Dijon pake bawa-bawa bantuan tsunami, itu hanya sebagai kedok penjajah saja. Karena sebenarnya itu bantuan tsunami adalah datangnya sebagian besar dari bantuan luar negeri. Tetapi, tentu saja, itu bantuan-bantuan sebagian disantap oleh mereka-mereka yang mencari kesempatan dalam kesempitan. Karena itu mengapa mantan Presiden AS George Bush dan Bill Clinton yang menjadi duta PBB dan sebagai utusan khusus PBB, pada hari Minggu, 20 Pebruari 2005 datang ke Acheh dan bertemu dengan Susilo Bambang Yudhoyono di Medan, dengan tujuan untuk mengontrol kalau bantuan tsunami itu benar-benar sampai kepada yang berhak menerimanya, tidak dikorupsi oleh para anak buahnya Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla. Memang buat malu saja itu anak buahnya Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla, yang kerjanya dikombinasikan dengan melakukan korupsi itu.

Bagi yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad

Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk, amin *.*

Wassalam.

Ahmad Sudirman

http://www.dataphone.se/~ahmad
www.ahmad-sudirman.com
ahmad@dataphone.se
---------

Date: Sun, 17 Apr 2005 17:35:18 -0700 (PDT)
From: muba zir mbzr00@yahoo.com
Subject: Re: OMAR PUTEH: PERUNDING ACHEH DI FINLANDIA BERSIDANG DENGAN WIBAWA SEJARAH BANGSA DAN NEGARANYA
To: Ahmad Sudirman ahmad@dataphone.se
Cc: AcehA_yoosran <a_yoosran@yahoo.com>, Acehabu_dipeureulak <abu_dipeureulak@yahoo.com>, AcehAhmad_mattulesy <ahmad_mattulesy@yahoo.com>, AcehAhmadGPK <ahmad@dataphone.se>, Acehalasytar_acheh <alasytar_acheh@yahoo.com>, acehalchaidar <alchaidar@yahoo.com>, Acehapalambak2000 apalambak2000@yahoo.ca, AcehBambang bambang_hw@rekayasa.co.id

Ha ha. Pandai juga Omar Puteh itu ternyata membuat novel. Kegeeran kamu Mar, menyamakan Aceh dengan Vatikan, Palestina, atau Monaco. Nggak ada korelasinya atau miripnya sedikitpun. Ha ha. Pasti Omar Puteh itu berguru kepada Sydney Seldon atau Agatha Cristy ya. Coba deh tambahin gaya Barbara Cartland agar novelmu itu agak romantis dikit, jangan pake gaya Warwick yang hiperbole, sampai hujan kata-kata "kafir" dalam cerpen-cerpennya itu. Tapi bagus juga sih novel kamu itu, paling tidak bisa membuat Hasan Tiro dan kroco-kroconya itu masih punya mimpi. Ha ha.

Eh, ngomong-ngomong, itu siapa sih yang menganganggap ASNLF wakil Aceh? Pake "cq" segala, itu kan organisasi toneel, ha ha. ASNLF aja deh yang "direferendum", trus kalo ditolak masyarakat Aceh (aku haqqul yakin sih ditolak), huruf A pada ASNLF ganti aja dengan S, Stockholm. S kedua nggak perlu diganti, kan Swedia. Prefix SS kan bagus, kaya Hitler, ha ha. Nanti aku bilangin Bang Syamsir deh supaya BIN mendukung SSNLF, ha ha.

Muba ZR

mbzr00@yahoo.com
Dijon, Bourgogne, Perancis
----------

Date: Sun, 17 Apr 2005 17:43:16 -0700 (PDT)
From: muba zir mbzr00@yahoo.com
Subject: Re: HUSAINI DAUD: MEREKA YANG BERGABUNG DENGAN SISTEM INDONESIA MUNAFIK, MAU LARI KEMANA MEREKA ?
To: Ahmad Sudirman ahmad@dataphone.se
Cc: AcehA_yoosran <a_yoosran@yahoo.com>, acehabu_dipeureulak <abu_dipeureulak@yahoo.com>, AcehAhmad_mattulesy <ahmad_mattulesy@yahoo.com>, AcehAhmadGPK <ahmad@dataphone.se>, Acehalasytar_acheh <alasytar_acheh@yahoo.com>, acehalchaidar <alchaidar@yahoo.com>, Acehapalambak2000 <apalambak2000@yahoo.ca>, AcehBambang <bambang_hw@rekayasa.co.id>, Acehburamu <buramu@plasa.com>, acehdityaaceh_2003 dityaaceh_2003@yahoo.com

Prolognya ke sana ke mari ternyata Husaini Daud itu mau menunjukkan kekecewaannya ide genjatan senjata GAM ditolak delegasi RI, he he.

Tidak ada itu genjatan senjata, Saini. Yang ada adalah GAM harus segera menyerahkan senjatanya kepada TNI/Polri, terus terima amnesti. Pake alasan tsunami segala. Seluruh rakyat Indonesia membantu suadaranya di propinsi NAD jadi tidak perlu itu bantuan GAM untuk tsunami. Lagian, apa sih yang sudah dan bisa dilakukan GAM? Yang ada malahan mereka merampok bantuan yang diperuntukkan bagi rakyat NAD korban tsunami. Ih, tak tahu malu.

Muba ZR

mbzr00@yahoo.com
Dijon, Bourgogne, Perancis
----------