Stockholm, 26 April 2005

Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum wr wbr.
 

MUBA SEBAGIAN GAMBARAN DARI BIN-NYA SYAMSIR SIREGAR
Ahmad Sudirman
Stockholm - SWEDIA.

 

MUBA DIJON SEBAGIAN GAMBARAN DARI BIN-NYA SYAMSIR SIREGAR

"Begitu saja ternyata sikap kamu, Mad. Ini makin menegaskan sikapmu yang apriori terhadap upaya-upaya pendangkalan aqidah secara sistematis. Sebuah pengakuan yang jujur." (Muba Zir , mbzr00@yahoo.com , Mon, 25 Apr 2005 16:37:30 -0700 (PDT))

Baiklah Muba di Dijon, Bourgogne, Perancis.

Muba Dijon ini mau tampil memberikan tanggapan atas tulisan Ahmad Sudirman, tetapi ketika didekati lebih dalam, rupanya Muba Dijon ini kosong isi kepalanya. Mengapa ?

Karena, buktinya, ketika Ahmad Sudirman menanyakan kepada Muba Dijon, coba tampilkan fakta dan bukti tentang pemurtadan terhadap rakyat muslim Acheh yang dilakukan oleh orang asing pasca (sesudah) gempa dan tsunami di Acheh pada tanggal 26 Desember 2004 sampai sekarang ini ?

Ternyata itu Muba Dijon hanya sanggup menjawab: "Jadi, kamu nggak mampu nih menyanggah fakta-fakta pemurtadan pasca tsunami yang terhampar di internet setelah Google mencarinya dengan bantuan keywords "pemurtadan" dan "tsunami"? Ya udah kalo gitu, emang fakta-fakta itu tak terbantahkan kok" (Mubazir Zr, Tue, 29 Mar 2005 04:06:32 -0800 (PST)).

Nah, itulah jawaban Muba Dijon atas pertanyaan Ahmad Sudirman tentang pemurtadan di Acheh pasca tsunami. Tetapi, satu hari kemudian, itu Muba Dijon memberikan jawaban kepada saudara Dwi Iswahyudi , dwi.iswahyudi@trakindo.co.id , yang menanyakan kepada Muba Dijon: "mohon infonya untuk masalah kristenisasi, artikelnya ataupun cara-cara yang digunakan dalam pemurtatdan kaum muslimin".

Eh, rupanya langsung dijawab oleh Muba Dijon dengan jawaban: "Silakan (di antaranya) buka: http://www.sunda.org/ Sebenarnya ini lebih cocok untuk Ahmad Sudirman yang Sunda itu" (Muba ZR Wed, 30 Mar 2005 06:22:27 -0800 (PST))

Nah, rupanya yang dinamakan pemurtadan di Acheh pasca tsunami adalah apa yang tertulis dalam situs http://www.sunda.org/ . Kan ngaco itu jawaban Muba Dijon ini. Mana itu masalah kristenisasi yang ditulis dalam situs http://www.sunda.org/ ada hubungannya dengan pemurtadan rakyat muslim Acheh oleh orang asing pasca tsunami di Acheh.

Begitu juga ketika Ahmad Sudirman menyatakan:

"kalau Ahmad Sudirman melihat bahwa yang sangat berbahaya bagi kehidupan masyarakat di Acheh adalah bukan dari para relawan yang datang ke Acheh untuk memberikan bantuan korban gempa dan tsunami, justru yang paling berbahaya adalah yang datang dari pusat dalam bentuk undang-undang, keppres, inpres, dan TNI dengan senjata khalasnikov made in Putin guna dipakai alat untuk terus menduduki dan menjajah negeri Acheh. Kalau saudara Dzikrullah mencoba menyodorkan obat syariat Islam untuk disuapkan ke mulut masyarakat Islam di Acheh, jelas akan bertabrakan dengan payung hukum made in bung Akbar Tandjung dan mbak Mega UU No.18/2001. Karena yang dinamakan dengan syariat Islam untuk dipakai di Acheh adalah syariat Islam model mbak Mega dan bung Akbar Tandjung yang telah dituangkan dalam Bab dan pasal yang ada dalam UU No.18/2001. Nah, akibatnya adalah rakyat Acheh sudah lebih dari setengah abad dijejali obat yang bau-bau serbuk kemenyan pancasila dan bhineka tunggal ika-nya yang dikutak-katik dari buku sotasoma-nya mpu Tantular peningalan kerajaan hindu Majapahit, ditambah dengan senam pagi model TNI-nya mas Djoko Santoso, dan dikocek dengan campuran syariat Islam model mbak Mega dan bung Akbar Tandjung yang telah dituangkan dalam Bab dan pasal yang ada dalam UU No.18/2001, maka akhirnya rakyat Acheh jadi benar-benar seperti rakyat-nya mbah Susilo Bambang Yudhoyono orang Jawa itu yang lebih senang menampilkan pancasila dan bhineka tunggal ika-nya yang ditempelkan dikeningnya, ketimbang nilai-nilai Islam sebagaimana yang pernah cemerlang tumbuh dan hidup di Negeri Acheh dulu. Jadi kalau membaca slogan "I Love Jesus and Aceh" sama saja seperti membaca slogan "I Love Pancasila and Islam free" (Ahmad Sudirman, 24 April 2005)

Nah, apa yang ditulis Ahmad Sudirman langsung dikomentari oleh Muba Dijon dengan mengatakan: "Begitu saja ternyata sikap kamu, Mad. Ini makin menegaskan sikapmu yang apriori terhadap upaya-upaya pendangkalan aqidah secara sistematis. Sebuah pengakuan yang jujur"

Nah sekarang, makin kelihatan itu Muba Dijon kalau memberikan komentar atas tulisan Ahmad Sudirman asal cuap saja.

Jelas, sikap Ahmad Sudirman ditampilkan setelah mengetahui, membaca, meneliti, menyelidiki dan menganalisa keadaan yang terjadi di Acheh. Jadi bukan hanya sikap apriori saja.

Karena, itu soal kehidupan multi agama di Acheh telah ada sejak selama. Coba perhatikan di Acheh pada tahun 2004 sebelum gempa dan tsunami timbul, itu orang Kristen di Acheh telah memiliki 57 gedung gereja permanen, 33 gedung gereja semi permanen, dan 50 gedung gereja darurat, dimana jumlah gereja semuanya milik orang Agama Kristen di Acheh ada 140 buah gereja yang tersebar di seluruh Acheh. Sedangkan bagi penganut Agama Katolik di Acheh pada tahun 2004 memiliki 2 gedung gereja, 12 kapel dan 23 buah gedung gereja darurat, dan jumlah semuanya 37 gedung tempat ibadah orang Agama Katolik.

Nah, jumlah gedung gereja yang ada di seluruh Acheh adalah 177 buah. Kemudian kalau dibandingkan dengan jumlah masjid yang ada diseluruh Acheh pada tahun 2004 adalah 2.655 masjid, 6.110 langgar, dan 2.291 mushola, jumlah semuanya ada 11.056 buah.

Jadi kalau dibandingkan jumlah gedung gereja dengan masjid, langgar dan mushola yang ada di seluruh Acheh, maka jumlah gedung gereja adalah 1,6%.

Disini menunjukkan bahwa rakyat Acheh adalah rakyat yang toleran terhadap orang yang memeluk agama diluar Agama Islam. Jadi, mengapa dibesar-besarkan isu pemurtadan terhadap orang muslim Acheh pasca tsunami, padahal sebenarnya itu orang penganut Agama Kristen dan Agama Katolik sudah ada sejak lama di Acheh. Berapa banyak orang Acheh yang telah menjadi murtad dengan pindah agama kepada Agama Kristen dan Agama Katolik di seluruh Acheh ? Paling itu orang-orang asal transmigran Jawa saja yang asalnya memang penganut Agama Kristen atau Agama Katolik.

Justru yang sangat berbahaya, sebagaimana yang ditulis Ahmad Sudirman sebelum ini, bagi rakyat muslim Acheh adalah usaha dari pihak pemerintah pusat melalui jalur sekularisasi dengan memakai ramuan pancasila dengan segala macam UU-nya seperti UU No.18/2001-nya yang salah kaprah itu dan UUD 1945-nya yang sekuler, serta pendudukan dan penjajahan RI terhadap Acheh dengan memakai TNI-nya.

Bagi yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad

Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk, amin *.*

Wassalam.

Ahmad Sudirman

http://www.dataphone.se/~ahmad
www.ahmad-sudirman.com
ahmad@dataphone.se
---------

Date: Mon, 25 Apr 2005 16:37:30 -0700 (PDT)
From: muba zir mbzr00@yahoo.com
Subject: Re: ANEUK ACHEH, ITU MBAH SOEKARNO & PENERUSNYA YANG MELEMAHKAN FONDASI ISLAM DI ACHEH
To: Ahmad Sudirman ahmad@dataphone.se
Cc: AcehA_yoosran <a_yoosran@yahoo.com>, Acehabu_dipeureulak <abu_dipeureulak@yahoo.com>, AcehAhmad_mattulesy <ahmad_mattulesy@yahoo.com>, AcehAhmadGPK <ahmad@dataphone.se>, Acehalasytar_acheh <alasytar_acheh@yahoo.com>, acehalchaidar <alchaidar@yahoo.com>, Acehapalambak2000 apalambak2000@yahoo.ca

Plok... plok... plok...Begitu saja ternyata sikap kamu, Mad. Ini makin menegaskan sikapmu yang apriori terhadap upaya-upaya pendangkalan aqidah secara sistematis. Sebuah pengakuan yang jujur.

Muba ZR

mbzr00@yahoo.com
Dijon, Bourgogne, Perancis
----------