Stockholm, 30 Mei 2005

 

Bismillaahirrahmaanirrahiim.

Assalamu'alaikum wr wbr.


DHARMINTA ACUNGKAN KORBAN UNTUK SELIMUTI KEBIADABAN TNI-JAWA DI ACHEH DIBAWAH SUPIADIN YUSUF ADI SAPUTRA

Ahmad Sudirman

Stockholm - SWEDIA.



MATIUS DHARMINTA KACUNGNYA SUPIADIN YUSUF ADI SAPUTRA & DJOKO SANTOSO MENGACUNGKAN KORBAN UNTUK SELIMUTI KEBIADABAN PASUKAN NON-ORGANIK TNI-JAWA YANG MENDUDUKI TANAH NEGERI ACHEH

 

"Hee bung, aku cuma tanya, mana daftar korban membunuhan GAM dengan sim-nya Hasan d. Tiro itu lho. lhakok malah melingkar-lingkar kayak cacing kepanasan. Dan ini aku tambah lagi daftar korban pembunuhan GAM dengan sim-nya Hasan d. Tiro itu.” (Matius Dharminta , mr_dharminta@yahoo.com , Sun, 29 May 2005 23:32:19 -0700 (PDT))

 

Baiklah Matius Dharminta di Manado, Sulawesi Utara.

 

Ketika Ahmad Sudirman menyatakan kepada Dharminta: ”kalian bisa itu kocak-kocek cerita yang dibuat mereka hasil pungutan dari pinggir sungai di Acheh yang dikumpulkan didalam karung goni-nya BIN dan gembolan-nya TNI di Acheh. Tanya itu pada Mayjen TNI Supiadin Yusuf Adi Saputra, penguasa baru pengganti Mayjen TNI Endang Suwarya yang orang Sunda itu. Coba bisa mereka buktikan bahwa pasukan TNA membunuh rakyat Acheh yang telah sadar untuk menentukan nasib sendiri di Acheh ? Paling yang ditunjukkan orang-orang yang dibunuh pasukan gombal TNI lalu dituduhkan kepada pasukan TNA. dasar budek. Propaganda gombal dan keropos model Supadin Yusuf Adi Saputra dan Djoko Santoso di Acheh.” (Ahmad Sudirman, 29 Mei 2005)

 

Rupanya itu Dharminta yang mengaku wartawan Jawa Pos mengacungkan hasil kocekannya dari karung goni-nya BIN dan gembolan-nya TNI di Acheh dalam bentuk beberapa kalimat yang berbunyi ”Aksi Brutal GAM terhadap Sipil. Kebrutalan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) tiada hentinya. Abdullah Arifin, 52, warga sipil, tewas diterjang timah panas milik GAM. Peristiwa tragis itu terjadi di desa Paloh Seulimeng, Kecamatan Jeumpa, Kabupaten Bireun, NAD. Menurut Mahliza Abdullah, 18, anak keenam dari 11 bersaudara, pelaku penembakan terhadap ayahnya itu dilakukan oleh kelompok GAM berkuatan lima orang bersenjata lengkap, Sabtu malam pukul 22.45 Wib. Ayah Korban dieksekusi didepan keluarga di dalam rumah secara brutal. Abdullah ditarik dari kamar tidur dibawa ke ruang belakang dan ditembak.” (Kutipan dari Matius Dharminta, 30 Mei 2005)

 

Nah, itu Dharminta dengan melambungkan cerita kutipan diatas mencoba untuk mengelabui khususnya rakyat Acheh dan rakyat di negara  burung garuda RI. Mengapa ?

 

Karena, itu cerita yang dilambungkan Dharminta tentang Abdullah Arifin, 52, warga sipil  yang dibunuh pada hari Sabtu, 28 Mei 2005 pukul 22.45 wib, di desa Paloh Seulimeng, Kecamatan Jeumpa, Kabupaten Bireun, ternyata baru sekedar sampai tingkat main tuduh saja.

 

Pertama, apakah memang benar sudah dilakukan penyidikan yang teliti dan dikumpulkan bukti-bukti kuat dengan motiv yang jelas atas terbunuhnya Abdullah Arifin ini dilakukan oleh pasukan TNA. Ternyata itu bukti yang dilambungkan Dharminta masih merupakan bentuk tuduhan kasar saja untuk memberikan alat pelindung kebiadaban pasukan TNI di Acheh.

 

Kedua, apakah berdasarkan fakta dan bukti yang sudah terkumpul dari sejak pukul 22.45 wib, 28 Mei 2005 sampai detik ini, 30 Mei 2005 sudah bisa diambil kesimpulan bahwa alasan dibunuhnya Abdullah Arifin karena alasan HP ?. Ternyata fakta dan bukti yang dikemukakan oleh Dharminta inipun masih merupakan dugaan saja, yaitu dengan hanya menuliskan ”Gara-garanya, saat datang ke rumah, anggota GAM meminta HP kepada korban. Abdullah mengatakan, dia tak memiliki HP. Meski sudah bersumpah, dan bermaksud mengambil Al Quran, dengan membabi buta korban langsung ditembaki hingga tewas seketika.” Nah, dengan menuliskan ”Gara-garanya” ini menunjukkan bahwa itu baru merupakan dugaan saja yang tidak bisa dijadikan bukti hukum kuat dan motivasi terbunuhnya Abdullah Arifin.

 

Ketiga, dalam cerita yang dilambungkan oleh Dharminta tidak disinggung siapa itu Abdullah Arifin, asal dari mana, pekerjaannya apa, bagaimana hubungannya dengan pihak TNI yang menduduki Acheh, hubungannya dengan pihak kaki tangan Pangdam Iskandar Muda, Mayjen TNI Supiadin Yusuf Adi Saputra. Ternyata itu Dharminta tidak melambungkan bukti dan fakta tentang itu, kecuali hanya menulis ”Abdullah Arifin, 52, warga sipil”. Nah, dari bukti ini ternyata, itu Dharminta makin jelas kelihatan hanya main tuduh seenak udel sendiri.

 

Keempat, dan ini yang sangat sulit untuk dibuktikan yaitu apakah yang menulis cerita itu sudah yakin dan sudah memastikan 100 % bahwa yang melakukan pembunuhan terhadap Abdullah Arifin adalah pasukan TNA ?. Ternyata jawabannya hanya merupakan dugaan saja, yaitu dalam bentuk tuduhan ”Aksi Brutal GAM terhadap Sipil. Kebrutalan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) tiada hentinya”. Nah, model tuduhan ini adalah persis model propaganda yang dilancarkan TNI dibawah Supiadin Yusuf Adi Saputra dan konconya dari BIN-nya Syamsir Siregar.

 

Kelima, apakah Mahliza Abdullah, 18, anak keenam dari 11 bersaudara, sudah dimintakan keterangannya oleh pihak berwenang dan telah terkumpul fakta dan bukti yang bisa dijadikan sebagai fakta dan bukti yang kuat untuk dijadikan dasar membuat tuduhan dan menjadikan motiv atas terbunuhnya ayah-nya Mahliza ?. Ternyata, itu cerita yang disebarkan Dharminta ini tidak menunjukkan kearah itu, melainkan hanya mengambil cerita begitu saja. Kepada siapa Mahliza menceritakan dan siapa yang menanyakan, itu semuanya tidak pernah dan tidak ada diceritakan dalam cerita yang dilambungkan Dharminta ini.

 

Keenam, cerita itu tidak menyebutkan siapa yang menjadi sumbernya, dan siapa yang mengumpulkan cerita tersebut. Nah, dengan tidak adanya sumber yang dijadikan bahan referensi oleh Dharminta itu, maka cerita yang dilambungkan Dharminta di mimbar bebas ini hanyalah cerita isapan jempol untuk kepentingan pasukan algojo non-organik TNI dibawah komando Mayjen TNI Supiadin Yusuf Adi Saputyra orang Sunda satu itu.

 

Jadi Dharminta, ternyata setelah Ahmad Sudirman meneliti lebih dalam apa yang telah kalian lambungkan diatas, terbukti bahwa apa yang kalian lambungkan itu tidak lebih dan tidak kurang hanyalah satu propaganda gombal alias kosong dan keropos model TNI-nya Endriartono Sutarto, Djoko Santoso, dan Supiadin Yusuf Adi Saputra dengan ramuan jamu gombal BIN-nya Syamsir Siregar.

 

Bagi yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad


Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk, amin *.*


Wassalam.


Ahmad Sudirman


http://www.dataphone.se/~ahmad

www.ahmad-sudirman.com

ahmad@dataphone.se

----------

 

Date: Sun, 29 May 2005 23:32:19 -0700 (PDT)

From: matius dharminta mr_dharminta@yahoo.com

Subject: Re: DHARMINTA KEROCONYA TNI SUPIADIN YUSUF ADI SAPUTRA & DJOKO SANTOSO MATI KUTU

To: Ahmad Sudirman <ahmad@dataphone.se>, yahuwes@yahoo.com, yusrahabib21@hotmail.com, yuhe1st@yahoo.com, viery_fajri@yahoo.com, wpamungk@centrin.net.id, warzain@yahoo.com, wartadephan@dephan.go.id, waspada@waspada.co.id, universityofwarwick@yahoo.co.uk, teuku_mirza@hotmail.com, teuku_mirza2000@yahoo.com, teguhharjito@yahoo.com, trieng@netzero.net, tang_ce@yahoo.com

 

Hee.. bung. aku cuma tanya, mana daftar korban membunuhan GAM dengan sim-nya Hasan d. Tiro itu lho. lhakok malah melingkar-lingkar kayak cacing kepanasan. Dan ini aku tambah lagi daftar korban pembunuhan GAM dengan sim-nya Hasan d. Tiro itu.

 

Matius Dharminta

 

mr_dharminta@yahoo.com

Manado, Sulawesi Utara

----------

 

Aksi Brutal GAM terhadap Sipil

 

LHOKSEUMAWE-Kebrutalan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) tiada hentinya. Abdullah Arifin, 52, warga sipil, tewas diterjang timah panas milik GAM. Peristiwa tragis itu terjadi di desa Paloh Seulimeng, Kecamatan Jeumpa, Kabupaten Bireun, NAD.

 

Menurut Mahliza Abdullah, 18, anak keenam dari 11 bersaudara, pelaku penembakan terhadap ayahnya itu dilakukan oleh kelompok GAM berkuatan lima orang bersenjata lengkap, Sabtu malam pukul 22.45 Wib. Ayah Korban dieksekusi didepan keluarga di dalam rumah secara brutal. Abdullah ditarik dari kamar tidur dibawa ke ruang belakang dan ditembak.

 

Awalnya, kelima pelaku masuk ke dalam rumah dengan cara mendobrak pintu. Gara-garanya, saat datang ke rumah, anggota GAM meminta HP kepada korban. Abdullah mengatakan, dia tak memiliki HP. Meski sudah bersumpah, dan bermaksud mengambil Al Quran, dengan membabi buta korban langsung ditembaki hingga tewas seketika.

 

Setelah mengeksekusi korban, Kelima pelaku tersebut, melarikan diri menuju arah belakang rumah tepatnya kearah perbukitan, terang Mahliza. (*)

----------