Sandnes, 4 Juni 2005

 

Bismillaahirrahmaanirrahiim.

Assalamu'alaikum wr wbr.


TNI/POLRI, PARA JENDERAL, YUDHOYONO CS & PARA PENYOKONGNYA MASUK DALAM GOLONGAN BASYAR

Muhammad Al Qubra

Sandnes - NORWEGIA.



PARA ANGGOTA DPR/MPR, TNI/POLRI, PARA JENDERAL, YUDHOYONO CS & PARA PENYOKONGNYA MASUK DALAM GOLONGAN BASYAR

 

"Sampai sekarang kebijakan TNI jelas, tidak akan gencatan senjata. Yang ada penghentian konflik secara permanen dan GAM serahkan senjata. Titik. Selesai. Semua itu jika GAM memang mempunyai niat menerima otonomi khusus," kata Panglima TNI, Jenderal TNI Endriartono Sutarto, di Jakarta.

 

Siapapun orangnya yang sependapat dengan serigala-serigala haus darah itu (baca TNI/POLRI) adalah "Basyar" namanya. Basyar adalah basyar. Basyar makhluk yang berdiri tegak diatas duakakinya, namun tidak berbulu telapak tangannya (yang berbulu tangannya namanya Gorella atau Mawas). Basyar adalah manusia yang tidak pernah beresensi, mereka sekedar bereksistensi di permukaan planet Bumi ini.

 

Basyar is nearly the same as instrument. Untuk lebih jelas umpamakan saja sebuah tong sampah, yaitu suatu alat/tempat untuk menampung Sampah.  Ketika kita bertanya pada seorang tukang, bagaimana tong sampah itu.  Tukang menjelaskan bahwa tong sampah itu berfariasi bentuk dan warnanya. Ada yang persegi empat dan ada juga yang bulat. yang jelas dia itu membentuk suatu tempat dimana didalamnya diisi dengan berbagai jenis sampah.

 

Setelah itu kita memintakan kepada tukang itu untuk membuatnya. Setelah selesai dibuatnya, tukang itupun menyerahkan kepada kita dengan ongkos nya yang sudah duluan kita putuskan.

 

Ketika tukang menjelaskan bagaimana tong sampah itu, menunjukkan "Esensi" dari instrument tersebut. Ketika benda itu pertama sekali kita terima, benda itu berada pada titik Esensi. Namun setelah itu, dari hari berganti hari benda tersebut terus saja berobah atau menurun sampai lenjap esensinya  setelah mengalami proses pembusukannya.Yang jelas instrument tersebut tidak pernah ber Esensi, sebaliknya sekedar ber Eksistensi.

 

Setelah basyar dilahirkan orang tua mereka kepermukaan bumi ini, mereka tidak pernah beresensi kecuali sebelum balikh. Setelah balikh mereka terus saja melenceng jalan hidupnya sampai buta sama sekali terhadap kebenaran. Hal ini telah di informasikan Allah sebagai berikut: "Dan Sesungguhnya kami jadikan untuk isi neraka jahanam kebanyakan dari golongan jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakan untuk memahami ayat-ayat Allah, dan mereka mempunyai mata, tetapi tidak dipergunakan untuk melihat tanda-tanda kekuasaan Allah, dan mereka mempunyai telinga, tetapi tidak dipergunakan untuk mendengar ayat-ayat Allah.Mereka itu seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang yang lalai (Q.S. Al-A'raf ayat : 179)

 

Demikianlah keberadaan basyar-basyar diatas pemukaan planet ini sebagaimana yang diaplikasikan seluruh anggota DPR/MPR dan ketua-ketuanya, Lembaga Yudikatif, Eksekutif dan Lembaga-lembaga lainnya didalam System Indonesia Munafiq dan Dhalim termasuk para Kiyai, Dosen, Guru Besar seperti Sumaryo Suryokusumo, para khatib yang hanya membeberkan dimensi Ritual saja (hablum minallah tanpa dibarengi dengan hablum minannas) di mesjid-mesjit "Dhirar" serta fasih menolak bala dengan hanya menelungkupkan tangannya bersama jama'ahnya sambil mulutnya berkomat-kamit dengan membaca mentra-mentra, masya Allah. Kasihan itu kaum Dhu'afa bagaikan belalang terkena jeratan labalaba.

 

Demikianlah keberadaan orang-orang pintar namun tidak teguh iman dalam system munafiq dan dhalim itu, tergadai marwah mereka demi mempertahankan kurikulum perut --. mengabaikan kurikulum Otak. Mereka telah menjual kepentingan Akhirat demi kepentingan duniawinya. Alhamdulillah kami  mampu melepaskan diri dari system dhalim dan munafiq tersebut.

 

Billahi fi sabililhaq

 

Muhammad Al Qubra

 

acheh_karbala@yahoo.no

Sandnes, Norwegia

 

Di Norwegia umumnya tong sampah itu tiga buah untuk setiap rumah yang masing-masing warnanya biru, coklat dan hitam

----------

 

Matius Dharminta

mr_dharminta@yahoo.com skrev:

 

KOMISI I DPR INGINKAN DELEGASI INDONESIA SOAL GAM CEPAT PULANG

 

Wakil Ketua Komisi I DPR, Efendy Choirie, menegaskan, delegasi Indonesia yang berunding dengan GAM di Helsinki, Finlandia, di bawah pimpinan Menteri Hukum dan HAM, Hamid Awaluddin, agar secepatnya ditarik pulang karena sebetulnya pemecahan masalah itu jelas, yaitu penegakan aturan main.

 

"Tarik pulang saja mereka segera. Masalahnya bukan berunding seperti itu tetapi lebih kepada penegakan aturan main, NAD sudah diberi otonomi khusus sehingga perlindungan masyarakat harus ditegakkan, sementara gerakan yang mengarah disintegrasi jelas jangan diberi ruang," katanya kepada wartawan di sela-sela kunjungan kerja ke Markas Komando Korps Pasukan Khas TNI-AU, Bumi Margahayu, Jawa Barat.

 

Choirie yang datang bersama 13 rekannya menilai, keberadaan tim juru runding resmi pemerintah Indonesia itu tidak akan banyak gunanya dan bahkan bisa mendatangkan masalah baru, di antaranya menginternasionalkan masalah dalam negeri Indonesia .

 

"Tahu sendiri resikonya `khan?. Makanya kami akan segera berbicara dengan pemerintah soal ini," katanya.

 

Di Helsinki, Finlandia, saat ini sedang berlangsung putaran keempat perundingan informal soal perwujuan perdamaian permanen antara pemerintah Indonesia dengan perwakilan Gerakan Aceh Merdeka (GAM), yang perundingannya difasilitasi oleh bekas pemimpin Finlandia, Martti Ahtisaari.

 

Dalam perkembangannya, kedua belah pihak menunjukkan kesepakatan bahwa kehadiran unsur negara, manca negara dan tetangga, yaitu di lingkungan ASEAN, sangat dimungkinkan guna memonitor secara langsung pelaksanaan gencatan senjata.

 

Namun dari pembicaraan informal itu, telah terjadi wacana yang bertentangan. Di satu sisi kalangan militer Indonesia meyakini kehadiran unsur asing itu bisa menimbulkan masalah baru. Terutama atas keselamatan mereka selama berada di Lokasi konflik, mengingat sebelumnya juga terjadi, kontingen Asing pemonitor genjatan senjata di Aceh juga mendapat serangan dari kelompok GAM.  Kedua, mereka, terutama TNI, berketetapan bahwa tidak ada gencatan senjata.

 

"Sampai sekarang kebijakan TNI jelas, tidak akan gencatan senjata. Yang ada penghentian konflik secara permanen dan GAM serahkan senjata. Titik. Selesai. Semua itu jika GAM memang mempunyai niat menerima otonomi khusus," kata Panglima TNI, Jenderal TNI Endriartono Sutarto, di Jakarta.

----------