Stockholm, 23 Juni 2005

 

Bismillaahirrahmaanirrahiim.

Assalamu'alaikum wr wbr.


DHARMINTA ACUNGKAN LETJEN SYAHNAKRIE SEBAGAI ONDEL-ONDELNYA JENDERAL SUTARTO

Ahmad Sudirman

Stockholm - SWEDIA.



MATIUS DHARMINTA ACUNGKAN LETJEN (PURN) KIKI SYAHNAKRIE SEBAGAI ONDEL-ONDELNYA JENDERAL ENDRIARTONO SUTARTO, YANG BERGUMAM JADIKAN NU & MUHAMMADIYAH SEBAGAI MEDIATOR

 

Matius Dharminta wartawan Jawa Pos budek ini, bukan memberikan sanggahan atas tulisan Ahmad Sudirman yang ditulis beberapa jam yang lalu dan diarahkan kepada Dharminta, melainkan ia berkelit sambil menyodorkan mantan Wakil Kepala Staf Angkatan Darat, Letnan Jenderal (Purn) Kiki Syahnakrie ondel-ondel-nya Jenderal TNI Endriartono Sutarto, yang bergumam Wali Negara Pemerintah Negara Acheh dalam pengasingan di Swedia Teungku Hasan Muhammd di Tiro dan Panglima TNA Muzakkir Manaf tidak memiliki rantai komando yang efektif dengan pasukan TNA di Acheh.

 

Memang kelihatan dengan jelas itu mantan Wakil Kepala Staf Angkatan Darat, Letnan Jenderal (Purn) Kiki Syahnakrie ini memang matanya buta dan telinganya budek. Mengapa ?

 

Karena kalau memang benar seperti yang dikatakan mantan Wakil Kepala Staf Angkatan Darat, Letnan Jenderal (Purn) Kiki Syahnakrie bahwa Teungku Hasan Muhammad di Tiro dan Muzakkir Manaf tidak tidak memiliki rantai komando yang efektif dengan paukan TNA di Acheh, itu sudah lama yang namanya TNA menghilang dari bumi Acheh. Tetapi buktinya tidak.

 

Nah, itu membuktikan bahwa TNA yang ada di Acheh tetap berada dalam lindungan dan payung Wali Negara Pemerintah Negara Acheh dalam pengasingan di Swedia Teungku Hasan Muhammad di Tiro dan Panglima TNA Muzakkir Manaf.

 

Kemudian, kalau itu mantan Wakil Kepala Staf Angkatan Darat, Letnan Jenderal (Purn) Kiki Syahnakrie ini melambungkan hasil perasan pikirannya tentang perundingan dengan pihak TNA dan GAM yang ada di Aceh dengan ”difasilitasi rakyat Aceh, seperti tokoh agama, tokoh masyarakat, kalangan NU, Muhammadiyah, dan tokoh lokal lainnya yang di Aceh”. Jelas pikiran mantan Wakil Kepala Staf Angkatan Darat, Letnan Jenderal (Purn) Kiki Syahnakrie ini sudah kebelinger. Mengapa ?

 

Karena, tidak ada duanya yang namanya TNA dan GAM atau ASNLF, hanya ada satu di seluruh dunia ini. Semuanya berada dibawah pimpinan Wali Negara Pemerintah Negara Acheh dalam pengasingan di Swedia Teungku Hasan Muhammad di Tiro.

 

Nah, kalau memang benar menurut  mantan Wakil Kepala Staf Angkatan Darat, Letnan Jenderal (Purn) Kiki Syahnakrie ini ada kelompok GAM dan TNA diluar pimpinan Wali Negara Pemerintah Negara Acheh dalam pengasingan di Swedia Teungku Hasan Muhammad di Tiro, coba sebutkan orangnya, dan coba lakukan perundingan dengan orang tersebut. Sampai kiamat itu yang namanya mantan Wakil Kepala Staf Angkatan Darat, Letnan Jenderal (Purn) Kiki Syahnakrie ini tidak akan mampu menemukannya dan tidak akan mampu melakukan perundingan dengan orang tersebut. Mengapa ?

 

Karena, GAM atau ASNLF dan TNA semuanya ada dibawah pimpinan Wali Negara Pemerintah Negara Acheh dalam pengasingan di Swedia Teungku Hasan Muhammad di Tiro dan Panglima TNA Muzakkir Manaf.

 

Jadi, itu yang namanya mantan Wakil Kepala Staf Angkatan Darat, Letnan Jenderal (Purn) Kiki Syahnakrie ini ketika berbicara seperti dalam mimpi disiang hari bolong saja, melantur tidak tentu arah dan tujuan.

 

Karena itu, Dharminta, mengapa kalian lambungkan mantan Wakil Kepala Staf Angkatan Darat, Letnan Jenderal (Purn) Kiki Syahnakrie ini yang bergumam melantur ini. Membawa-bawa pula NU-nya mbah Gus Dur kawan sejati-nya zionist Yahudi Simon Peres dan Muhammadiyah-nya Amien Rais orang Arab satu itu.

 

Dharminta, kalau kalian hanya pandai mengutip cerita propaganda murahan buatan media massa di RI, tanpa kalian dalami dan tanpa kalian analisa lebih dalam, kemudian dihubungkan dengan jalur proses sejarah pertumbuhan dan perkembangan RI dan Acheh, maka kalian sampai kapanpun tidak akan berhasil menyelesaikan konflik Acheh. Paling yang bisa kalian lambungkan adalah dengan cara menyodorkan hasil ampas perasan pikiran mantan Wakil Kepala Staf Angkatan Darat, Letnan Jenderal (Purn) Kiki Syahnakrie ini yang budek tentang Acheh hubungannya dengan RI-Jawa-Yogya-nya mbah Soekarno. Dasar TNI budek-Jawa mengembek saja kerjanya.

 

Bagi yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad


Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk, amin *.*


Wassalam.


Ahmad Sudirman


http://www.dataphone.se/~ahmad

www.ahmad-sudirman.com

ahmad@dataphone.se

----------

 

Date: Thu, 23 Jun 2005 01:29:38 -0700 (PDT)

From: matius dharminta mr_dharminta@yahoo.com

Subject: BERUNDING DENGAN GAM YANG TINGGAL DI LN TIDAK EFEKTIF

To: Ahmad Sudirman <ahmad@dataphone.se>, allindo@yahoo.com, albiruny@gmail.com, aulialailil@yahoo.com, afoe@tegal.indo.net.id, azis@ksei.co.id, Agus.Renggana@kpc.co.id, alasytar_acheh@yahoo.com, apalahu2000@yahoo.co.uk, agungdh@emirates.net.ae, abdul.muin@conocophillips.com, ahmedjpr@yahoo.com, ahmad_mattulesy@yahoo.com, as_fitri04@yahoo.com, Muhammad al qubra <acheh_karbala@yahoo.no>, abuguntur master <abuguntur@hotmail.com>, aneuk_pasee@yahoo.com, a_kjasmine@yahoo.com, apalambak2000@yahoo.ca, afdalgama@hotmail.com, alexandra_raihan@yahoo.com.sg, arie_wo@yahoo.com, abupase@yahoo.com, abu_dipeureulak@yahoo.com, asudirman@yahoo.co.uk, aic_report@yahoo.com, ahmad siregar <achregar@yahoo.com>, alue_meriam@yahoo.com, ainul@bouraq.com

 

BERUNDING DENGAN GAM YANG TINGGAL DI LN TIDAK EFEKTIF

 

Matius Dharminta

 

mr_dharminta@yahoo.com

Manado, Sulawesi Utara

----------

 

KIKI : PERUNDINGAN SEHARUSNYA DENGAN TOKOH GSA YANG DI ACEH

 

Mantan Wakasad, Letjen (Purn) Kiki Syahnakrie mengatakan pimpinan Gerakan Separatis Aceh (GSA) yang berdomisili di luar negeri tidak memiliki rantai komando yang efektif dengan kelompok GSA yang ada di Aceh, sehingga keputusan perundingan Helsinki dikhawatirkan tidak efektif dipatuhi pihak GSA yang ada di lapangan.

 

"Karena tidak punya garis komando yang efektif, seharusnya perundingan lebih difokuskan dengan tokoh- tokoh GAM (GSA) yang berada di Aceh," kata mantan Wakasad itu menanggapi pertanyaan wartawan hari kamis.

 

Menurutnya, GSA yang ada di Aceh terdiri dari berbagai kelompok atau terpecah-pecah,  dan kebanyakan bermotifkan kriminal dengan melakukan aksi-aksi perompakan, pemerasan, dan pembajakan.

 

Sehubungan tidak efektifnya garis komando, keputusan yang dihasilkan di Helsinki tidak akan efektif dalam pelaksanaannya di lapangan.

 

Mantan Panglima Darurat Militer Timtim itu menyebutkan sejumlah contoh. "Misalnya, apakah Panglima Sagoe GAM (GSA), yang dulunya pengangguran atau pelaku kriminal, dengan statusnya sekarang ini sebagai Panglima Sagoe memiliki senjata, anak buah, dan penghasilan, mau meletakkan senjata begitu saja," katanya.

 

Ia mengatakan dirinya sejak dulu tidak mendukung penyelesaian masalah Aceh dengan melakukan perundingan dengan tokoh-tokoh GSA yang bermukim di luar negeri.

 

"Penyelesaian masalah Aceh memang melalui perundingan, tetapi dengan tokoh- tokoh GAM (GSA) yang ada di Aceh. Hal ini lebih efektif," katanya.

 

Perundingan itu bisa difasilitasi rakyat Aceh, seperti tokoh agama, tokoh masyarakat, kalangan NU, Muhammadiyah, dan tokoh lokal lainnya yang di Aceh.

 

Ia juga menyebutkan sejumlah hal yang harus dikaji seksama, seperti perekrutan anggota GSA menjadi anggota Polri/TNI dalam rangka pemberian amnesti, atau pemberian tanah kepada anggota GSA, kalau diperlukan serta kehadiran pengamat internasional dari ASEAN dan Uni Eropa (*)

----------