Stockholm, 28 Juni 2005

 

Bismillaahirrahmaanirrahiim.

Assalamu'alaikum wr wbr.


WARTAWAN JAWA POS BUDEK DHARMINTA LEBIH BAIK BELAJAR BAHASA MANDARIN KE KANTON SANA DARI PADA CARI BERITA ACHEH

Ahmad Sudirman

Stockholm - SWEDIA.



MATIUS DHARMINTA WARTAWAN BUDEK JAWA POS DHARMINTA LEBIH BAIK BELAJAR BAHASA MANDARIN KE KANTON SANA DARI PADA CARI BERITA SAMPAH DI ACHEH

 

"Kenapa berita-berita tentang daftar korban pembunuhan TNI dengan SIM-nya Yudhoyono periode 23 Mei – 26 Juni 2005 di Acheh tidak dimuat media ? . karena faktanya tidak ada, yang punya daptar macam itu hanya bung asudirman si super itu, karena daptar korban itu dicetak diatas "gombal popok" (alas pantat) sipeot h.d. tiro yang di puja-puja si asudirman cs. jadi terus terang kami tidak tahu atau menemukan fakta seperti yang di acungkan si asudirman di atas.” (Matius Dharminta, mr_dharminta@yahoo.com , Mon, 27 Jun 2005 23:24:41 -0700 (PDT))

 

Matius Dharminta di Manado, Sulawesi Utara, Indonesia.

 

Nah kan terbukti, begitu Ahmad Sudirman menyodorkan jurus SIM-nya Yudhoyono alias Surat Izin Membunuh-nya Susilo Bambang Yudhoyono yang dikantongi oleh para cecunguk pasukan non-organik dan organik TNI budek-Jawa di Acheh, dengan hanya mencuil sedikit saja fakta dan bukti yaitu: ”Minggu, 26 Juni 2005 pukul 07.30 di Gp Balee Kuyuen, Peusangan, Bireuen, telah terjadi serangan offensiv pihak TNI di jalur garis pertahanan TNA. Dan sedikitnya 7 TNI kena tembak. Ketika TNI sedang mundur dari garis pertahanan TNA, dibunuhlah 6 rakyat sipil yang diklaim dan dituduh sebagai GAM oleh TNI. Nah sekarang, coba bantah fakta ini, dan tampilkan bukti yang ada dari pihak TNI, atau suruh itu wartawan Jawa Pos budek Dharminta mengumpulkan dari tempat sampah-nya Bachrumsyah Kasman di Banda Acheh.” (Ahmad Sudirman, 27 juni 2005)

 

Eh, rupanya dijawab pagi ini oleh Dharminta wartawan budek Jawa Pos buatan orang keturunan Cina dari Bangka itu, The Chung Shen. Tetapi isi jawabannya ternyata gombal karena memang otaknya otak udang, seperti bunyi ember rombeng yang ditabuh seorang Jawa kowe: ”karena faktanya tidak ada, yang punya daptar macam itu hanya bung asudirman si super itu, karena daptar korban itu dicetak diatas "gombal popok" (alas pantat) sipeot h.d. tiro yang di puja-puja si asudirman cs. jadi terus terang kami tidak tahu atau menemukan fakta seperti yang di acungkan si asudirman di atas.”

 

Nah coba perhatikan dan teliti dalam-dalam, itu wartawan Jawa Pos budek Dharminta hanya sanggup memberikan jawaban: ”karena daptar korban itu dicetak diatas "gombal popok" (alas pantat) sipeot h.d. tiro yang di puja-puja si asudirman cs”

 

Lihat dan perhatikan, itu Dharminta budek, karena memang ketika ia mengkorek fakta tentang Acheh hanya hasil angkat telepon genggamnya atau telefon kunonya yang disambungkan kepada Bachrumsyah Kasman atau kepada para anak buahnya yang budek-budek itu,  atau para anak buah-nya mang Supiadin Yusuf Adi Saputra orang Sunda yang hidungnya sudah ditarik mbah Susilo Bambang Yudhoyono dan mas Djoko Santoso Jawa itu, maka mana itu Dharminta bisa menyodorkan fakta dan bukti untuk membantah fakta dan bukti lapangan yang disodorkan Ahmad Sudirman.

 

Jelas, itu fakta dan bukti yang sebenarnya mana diceritakan oleh Supiadin Yusuf Adi Saputra dan Bachrumsyah Kasman kepada para wartawan budek seperti Dharminta dari Jawa Pos buatan Cina itu.

 

Sedangkan fakta dan bukti yang sampai ke Ahmad Sudirman langsung dari lapangan, dari orang yang mengetahui langsung keadaan sebenarnya dilapangan, bukan seperti fakta dan bukti yang diperoleh oleh wartawan budek Jawa Pos Dharminta yang hanya main angkat telepon gombalnya itu. Celakanya yang ditanya tentang fakta itu orang-orang yang suka memanipulasi dan membuat propaganda budek, seperti Mayjen TNI Supiadin Yusuf Adi Saputra dan Irjen Polisi Bachrumsyah Kasman dan para keroconya.

 

Jadi memang wajar saja itu wartawan budek Jawa Pos Dharminta hanya bisa bercuap: ”Kenapa berita-berita tentang daftar korban pembunuhan TNI dengan SIM-nya Yudhoyono periode 23 Mei – 26 Juni 2005 di Acheh tidak dimuat media ? . karena faktanya tidak ada, yang punya daptar macam itu hanya bung asudirman si super itu”

 

Nah, inilah jawaban paling budek dan gombal yang pernah dilambungkan oleh wartawan budek Jawa Pos buatan Cina satu ini.

 

Dharminta, tidak perlu kalian mahu sok menjago jadi wartawan Jawa Pos made in Cina, kalau otak kalian tetap saja otak udang. Lebih baik belajar bahasa mandarin, lalu pergi ke Nanking,  Shanghai dan Kanton sana, dan pelajari asal usul sejarah kalian dari mana asalnya.

 

Bagi yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad


Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk, amin *.*


Wassalam.


Ahmad Sudirman


http://www.dataphone.se/~ahmad

www.ahmad-sudirman.com

ahmad@dataphone.se

----------

 

Date: Mon, 27 Jun 2005 23:24:41 -0700 (PDT)

From: matius dharminta mr_dharminta@yahoo.com

Subject: DAFTAR KORBAN DI ATAS GOMBAL POPOK

To: Ahmad Sudirman <ahmad@dataphone.se>, allindo@yahoo.com, albiruny@gmail.com, aulialailil@yahoo.com, afoe@tegal.indo.net.id, azis@ksei.co.id, Agus.Renggana@kpc.co.id, alasytar_acheh@yahoo.com, apalahu2000@yahoo.co.uk, agungdh@emirates.net.ae, abdul.muin@conocophillips.com, ahmedjpr@yahoo.com, ahmad_mattulesy@yahoo.com, as_fitri04@yahoo.com

 

Kenapa berita-berita tentang daftar korban pembunuhan TNI dengan SIM-nya Yudhoyono periode 23 Mei – 26 Juni 2005 di Acheh tidak dimuat media ? . karena faktanya tidak ada, yang punya daptar macam itu hanya bung asudirman si super ...... itu, karena daptar korban itu dicetak diatas "gombal popok" (alas pantat) sipeot h.d. tiro yang di puja-puja si asudirman cs. jadi terus terang kami tidak tahu atau menemukan fakta seperti yang di acungkan si asudirman di atas..

 

Matius Dharminta

 

mr_dharminta@yahoo.com

Manado, Sulawesi Utara, Indonesia

----------