Stockholm, 1 Juli 2005

 

Bismillaahirrahmaanirrahiim.

Assalamu'alaikum wr wbr.


RAHMAN KHAIDIR, ITU SKENARIO ANTARA SOEKARNO & SM KARTOSOEWIRJO HANYA CERITA KOSONG

Ahmad Sudirman

Stockholm - SWEDIA.



RAHMAN KHAIDIR, ITU ADANYA SKENARIO ANTARA SOEKARNO & SM KARTOSOEWIRJO HANYA CERITA KOSONG ALIAS ISAPAN JEMPOL SAJA

 

"Ada sebuah pertanyaan, mungkinkah seorang imam negara Islam menyerah? Dengan berbagai alasan? semudah itukan para petinggi NII menyerah dengan alasan untuk mempersiapkan pembinaan dan proses kaderisasi underground dengan tujuan untuk kembali menegakkan negara Islam? Dan ada sebuah pertanyaan. Mungkinkah Kartosuwiryo dan para Jendralnya sebelumnya telah merencanakan dengan Soekarno dan para Jendralnya untuk melakukan sebuah perang saudara karena dengan alasan setelah Indonesia merdeka, negara tidak punya senjata. Negara tidak punya infrastruktur. Negara punya banyak utang yang harus dibayar karena perang agresi 1945-1949 ?” (Deden Abdul Rojak, dedenabdul@bandung.com , Thu, 30 Jun 2005 14:11:43 -0700 (PDT))

 

Baiklah saudara Deden Abdul Rojak alias Rahman Khaidir di Bandung, Indonesia.

 

Imam NII Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo tidak menyerah kepada Soekarno, tetapi tertangkap oleh pasukan TNI dari kesatuan Siliwangi yang menjalankan Operasi Bratayudha pada tanggal 4 Juni 1962 di Gunung Geber, Majalaya, Jawa Barat.

 

Dan pada tanggal 14 Agustus 1962 Imam NII SM Kartosoewirjo diajukan ke muka Mahkamah Angkatan Darat dalam Keadaan Perang untuk Jawa-Madura dan dijatuhi hukuman mati pada tanggal 16 Agustus 1962.

 

Kemudian, dua minggu sebelum Imam NII SM Kartosoewirjo diajukan ke muka Mahkamah Angkatan Darat dalam Keadaan Perang untuk Jawa-Madura, yaitu pada tanggal 1 Agustus 1962, 32 orang dari pimpinan NII menyerah kepada pihak Soekarno dan menyatakan ikrar bersama, yang isinya ”Demi Allah setia kepada Pemerintah RI dan tunduk kepada UUD RI 1945. Setia kepada Manifesto Politik RI, Usdek, Djarek yang telah menjadi garis besar haluan politik Negara RI. Sanggup menyerahkan tenaga dan pikiran kami guna membantu Pemerintah RI CQ alat-alat Negara RI. Selalu berusaha menjadi warga Negara RI yang taat baik dan berguna dengan dijiwai Pantja Sila.”

 

Nah, memang  32 orang dari pimpinan NII, termasuk didalamnya Adah Djaelani Tirtapradja, Danu Mohamad Hasan, Ateng Djaelani Setiawan menyerah kepada Soekarno dan menyatakan ikrar bersama. Tetapi, tidak Imam NII SM Kartosoewirjo. Imam NII SM Kartosoewirjo tetap tegar dan tetap tidak menyerah sampai dijatuhi hukuman mati pada tanggal 16 Agustus 1962 oleh Mahkamah Angkatan Darat dalam Keadaan Perang untuk Jawa-Madura.

 

Selanjutnya, NII diproklamasikan di wilayah Cilugalar, kawedanaan Cisayong Tasikmalaya oleh Imam SM Kartosoewirjo pada 12 Syawal 1368 H / 7 Agustus 1949, yaitu di wilayah yang diduduki Belanda, diluar wilayah de-facto dan de-jure RI. Dimana menurut hasil Perjanjian Renville 17 Januari 1948, wilayah Tasikmalaya adalah merupakan wilayah kekuasaan Belanda. Jadi, Imam NII SM Kartosoewirjo memproklamasikan dan mendirikan NII di wilayah yang masih dijajah oleh Belanda, bukan di wilayah yang dikuasai RI. Karena itu, pihak RI tidak bisa mengklaim bahwa wilayah NII merupakan wilayah de-facto RI.

 

Di Nusantara ini bukan hanya RI dan NII saja yang telah berdiri sebagai negara, melainkan telah berdiri negara-negara lainnya, seperti Negara Sumatra Timur, Negara Sumatra Selatan, Negara Pasundan, Negara Jawa Timur, Negara Indonesia Timur, dan Negara Madura. Kemudian ada beberapa Daerah yang telah berdiri sendiri, seperti Daerah Istimewa Kalimantan Barat, Daerah Banjar, Daerah Bangka, Daerah Belitung, Daerah Dayak Besar, Daerah Jawa Tengah, Daerah Kalimantan Tenggara, Daerah Kalimantan Timur, Daerah Riau, dan Daerah Acheh.

 

Kemudian Negara-Negara dan Daerah-Daerah tersebut (kecuali NII dan Daerah Acheh) membangun satu Negara Federasi yang dinamakan Republik Indonesia Serikat. Pada tanggal 14 Desember 1949 Konstitusi RIS ini ditandatangani oleh wakil-wakil dari Negara/Daerah Bagian RIS.

 

Yang namanya RI, pada tanggal 14 Desember 1949 bukan satu negara yang berdiri sendiri, melainkan sebagai Negara Bagian RIS. Dan pada tanggal 27 Desember 1949, RIS diaserahi dan diakui kedaulatannya secara penuh oleh Belanda. Nah, yang diakui kedaulatan dan diserahi kedaultan oleh Belanda bukan RI, tetapi RIS.

 

Jadi sampai disini, tidak benar apa yang dikatakan oleh saudara Deden Abdul Rojak: ”Kartosuwiryo dan para Jendralnya sebelumnya telah merencanakan dengan Soekarno dan para Jendralnya untuk melakukan sebuah perang saudara karena dengan alasan setelah Indonesia merdeka, negara tidak punya senjata. Negara tidak punya infrastruktur. Negara punya banyak utang yang harus dibayar karena perang agresi 1945-1949”

 

Tidak ada fakta, bukti, sejarah dan dasar hukumnya yang menyatakan antara Soekarno dengan SM Kartosoewirjo telah merencanakan perang saudara. Cerita model begini hanyalah cerita yang kosong hasil dari mimpi disiang hari bolong saja.

 

Yang benar adalah Soekarno telah melakukan penelanan dan pencaplokan Negara-Negara/Daerah-Daerah Bagian RIS dengan memakai Negara RI melalui Undang-Undang Darurat No 11 tahun 1950 tentang Tata Cara Perubahan Susunan Kenegaraan RIS yang dikeluarkan pada tanggal 8 Maret 1950.

 

Kemudian, menelan Negeri Maluku Selatan dan Negeri Acheh. Khusus ketika menelan Negeri Acheh Soekarno memakai RIS melalui cara pembuatan dasar hukum sepihak yang diberi nama Peraturan Pemerintah RIS Nomor 21 Tahun 1950 Tentang Pembentukan Daerah Propinsi yang ditetapkan pada tanggal 14 Agustus 1950. Dan pada tanggal 15 Agustus 1950, yaitu ketika 15 Negara/Daerah Bagian RIS telah masuk kedalam usus Negara Bagian RI, maka RIS dilebur dan dijelmakan menjadi RI yang telah gemuk, atau yang dikenal dengan nama NKRI.

 

Nah sekarang, karena NII masih tetap bertahan, maka Seokarno dengan RI-nya melalui Kabinet-Kabinet-nya dari mulai Kabinet Natsir, Kabinet Soekiman, Kabinet Wilopo, Kabinet Ali-Wongso, Kabinet Burhanuddin Harahap, Kabinet Ali II, Kabinet Djuanda, dan Kabinet Soekarno terus dengan gencar melawan NII. Dan tentu saja, yang menjadi musuh Soekarno bukan hanya NII Imam SM Kartosoewirjo saja, tetapi juga NII Teungku Muhammad Daud Beureueh, DI/TII Ibnu Hajar alias Haderi bin Umar dari Kalimantan Selatan, DI/TII Kahar Muzakar Sulawesi Selatan, DI/TII Jawa Tengah Amir Fatah, PRRI (Pemerintah  Revolusioner Republik Indonesia), dan Permesta (Piagam Perjuangan Semesta).

 

Selanjutnya, memang pihak RI-Soekarno pada tanggal 4 Maret 1961 menandatangani perjanjian pembelian senjata dengan Uni Soviet atas dasar kredit jangka panjang, dimana pihak RI-Soekarno diwakili oleh Jenderal Abdul Haris Nasution. Senjata Uni Soviet ini dipakai untuk menghadapi Belanda di Papua Barat.

 

Jadi, kalau dipelajari sejarah, fakta, bukti dan dasar hukum, tidak benar kalau saudara Deden yang katanya mendapat info dari Kyai Yusuf Taujiri dan orang-orang yang mukasyafah tentang rencana Soekarno dan Imam NII SM Kartosoewirjo untuk melakukan perang saudara atau sebuah skenario antara Soekarno dan Imam NII SM Kartosoewirjo. Karena itu cerita  Kyai Yusuf Taujiri dan orang-orang yang mukasyafah adalah merupakan cerita hasil karangan mereka sendiri yang dibuat-buat saja. Cerita mereka itu tidak ditunjang dengan fakta, bukti, sejarah dan dasar hukum yang kuat. Atau dengan kata lain cerita hasil mimpi disiang hari bolong saja.

 

Bagi yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad


Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk, amin *.*


Wassalam.


Ahmad Sudirman


http://www.dataphone.se/~ahmad

www.ahmad-sudirman.com

ahmad@dataphone.se

----------

 

Date: Thu, 30 Jun 2005 14:11:43 -0700 (PDT)

From: deden abdul rojak rojak dedenabdul@bandung.com

To: ahmad@dataphone.se

Subject: kabar dari atas

 

Assalamualaikum

 

Simpang siurnya kematian dan menyerahnya Kartosuwiryo dan para petinggi jendralnya telah menjadi sebuah bahan pembicaraan yang tiadak habis-habisnya dibahas oleh warga NII. Mungkin ada sebuah heroik dari kisah tersebut yang sedikitnya membangkitkan rasa keingintahuan dari warga NII tersebut yang kebetulan lahir setelah peristiwa tersebut terjadi. Dengan mengait-ngaitkan peristiwa tersebut dengan sejarah Nabi Muhammad seolah peristiwa perjuangan Kartosuwiryo merupakan kilas balik dari sejarah heroik dari Nabi Muhammad yang membuat warga NII begitu terpesona dengan kisah dan peristiwa tragis tersebut.

 

Ada sebuah pertanyaan, mungkinkah seorang imam negara Islam menyerah? dengan berbagai alasan? semudah itukan para petinggi NII menyerah dengan alasan untuk mempersiapkan pembinaan dan proses kaderisasi underground dengan tujuan untuk kembali menegakkan negara Islam?

 

Dan ada sebuah pertanyaan. Mungkinkah Kartosuwiryo dan para Jendralnya sebelumnya telah merencanakan dengan Soekarno dan para Jendralnya untuk melakukan sebuah perang saudara karena dengan alasan setelah Indonesia merdeka, negara tidak punya senjata. Negara tidak punya infrastruktur. Negara punya banyak utang yang harus dibayar karena perang agresi 1945-1949? Dan dengan perang saudara tersebut diharapkan Indonesia (diwakili oleh Soekarno) dengan mudah mendapatkan bantuan senjata gratis dari dunia Internasional (yang memang kala itu sangat takut jika Islam bangkit di Indonesia). Perang dengan Kartosuwiryo yang notabene merupakan imam Negara Islam Indonesia akan merupakan alasan yang tepat sehingga Indonesia (Soekarno) bisa dnegan mudah dan gratis mendapatkan senjata dari dunia Internasional. Disamping itu Indonesia akan dibebaskan oleh dunia Internasional dari kewajibannya membayar hutang perang. Akhirnya dicapai kesepakatan antara Soekarno dan NII (Kartosuwiryo) untuk berperang dengan tujuan tersebut. Dan jika tujuan tersebut telah tercapai maka Kartosuwiryo dan para Jendralnya akan pura-pura menyerah kepada Republik. Padahal semua itu adalah skenario dari Soekarno beserta Jendral intinya dan Kartosuwiryo dan Jendral intinya dengan tujuan mendirikan sebuah negara Indonesia yang merdeka yang diperintah oleh pribumi.

 

Bisakah skenario tersebut terjadi? belajarlah untuk bertanya kepada ALLOH yang memiliki kebenaran. karena menurut mereka yang mukasyafah, memang benar ada sebuah skenario antara soekarno dan kartosuwiryo.....

 

Tragis memang yang dialami muslim Jawa Barat...mereka dengan semangat jihad yang tinggi, keinginan yang mulia tapi dikhianati oleh para pemimpin mereka. bahkan sampai sekarang....

 

Kyai Yusuf Taujiri setelah mengetahui hal ini langsung mengundurkan diri dari NII..dan tidak terlibat lagi dengan NII dan Kartosuwiryo, karena dia telah mendapatkan ilham bahwa ada sesuatu yang tidak beres dengan NII, Kartosuwiryo dan Soekarno.

 

Wallohu alam....tapi kalau anda percaya bahwa ada dunia gaib yang bisa kita imani dan anda mau untuk mengetahuinya..bukan tidak mungkin anda akan mengetahui cerita sebenarnya

 

Pak Ahmad...tidak usah di tampilkan artikel ini jika menurut anda artikel ini adalah sebuah bualan. Tapi kalau anda coba pikirkan kemungkinanya...? yang pasti info ini saya dapat dari orang-orang yang mukasyafah..ulama yang merasa fana dan baqa karena Alloh.

 

Wassalamualaikum

 

Rahman Khaidir

 

dedenabdul@bandung.com

Bandung, Jawa Barat

----------