Stockholm,
1 Agustus 2005
Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum
wr wbr.
PROLETAR MEMANG BUDEK, TIDAK BISA MEMBACA DAN TIDAK
MEMAHAMI, AKHIRNYA TERSUNGKUR
Ahmad Sudirman
Stockholm - SWEDIA.
PROLETAR
TUKANG BECAK DARI AWAL MEMANG BUDEK, TIDAK BISA MEMBACA DAN TIDAK MEMAHAMI,
AKHIRNYA TERSUNGKUR
“Dasar dajal, Setelah
berputar-putar ternyata Engkau homo! Coba hubungkan antara biji kangbecak
Dengan Aceh-Maluku-Papua! Buat apa mencari fakta Mengutip ayat al Qur'an Kalau
akhirnya Di bawah perutlah semuanya bermuara. Segala rayuan busukmu Tidak akan
meruntuhkan iman kangbecak Untuk menyodomimu. Heh dajal, Aki-aki Masih saja
ngiler mikirin biji. Hanya orang gila yang sudi Memuaskan nafsu bejatmu. Tidak
pake hamdallah: Hanya nambah dosa.” (Kang becak, kbecak@yahoo.com
, Mon, 1 Aug 2005 05:12:13 -0700 (PDT))
Baiklah proletar tukang becak di
Tokyo, Jepang.
Nah, memang dari sejak awal, yang
menamakan dirinya tukang becak pengagum DN Aidit dan adiknya, Sobron Aidit,
penyebar paham sosialisme-proletariat Marxisme-nya Lenin, ternyata otaknya
memang otak udang, tidak paham dan tidak mengerti apa yang dibacanya.
Terbukti, ketika Ahmad Sudirman
menggambarkan bagaimana keadaan wajah proletar tukang becak yang nafasnya sudah ditenggorokan itu:
”Meniupkan jampe-jampe puisi model DN Aidit dan Sobron Aidit, mendelik-delik,
sehingga bijinya hampir keluar, kelihatan warna menyala merahnya, diiringi
bunyi nafas yang terengah-engah. Terdengarlah getaran suara serak yang keluar
melalui tenggorokannya, yang terputus-putus, kurang jelas”
Nah, ketika membaca alinea diatas,
itu proletar tukang becak penyebar paham sosialisme-proletariat Marxisme-nya
Lenin ini, tanpa dipikirpanjang dan disaring dengan pikiran yang jernih,
langsung saja berteriak dengan muka yang merah padam, dengan kaki
menerjang-nerjang, dan tangan meninju-ninju: ”Dasar dajal, Setelah
berputar-putar ternyata Engkau homo! Coba hubungkan antara biji kangbecak
Dengan Aceh-Maluku-Papua!”
Coba perhatikan, itu proletar,
tanpa dipikir panjang, langsung menyatakan Ahmad Sudirman : ”Engkau homo! Coba
hubungkan antara biji kangbecak Dengan Aceh-Maluku-Papua!”
Rupanya, itu proletar tukang
becak, tidak paham dan tidak mengerti ketika Ahmad Sudirman menggambarkan
bagaimana wajah geramnya proletar, mata mendelik-delik, sehingga bijinya hampir
keluar, kelihatan warna menyala merahnya.
Nah, yang keluar itu adalah biji
mata proletar tukang becak yang warnanya menyala merah, saking gemasnya, karena
kebudekannya. Tetapi, dipahami dan diartikan proletar tukang becak pengagum DN
Aidit ini adalah ”biji kang becak”. Kan budek, itu yang menamakan dirinya proletar
tukang becak, yang menyuruk dipinggir jalan di kota Tokyo ini.
Lain, kali proletar, kalau membaca
untaian kata-kata Ahmad Sudirman itu harus dihayati, digali, dianalisa, bukan
hanya dibaca sekilas, sambil mulut kunyam-kunyem, akhirnya, kalian salah
kaprah, mengartikan untaian bait-bait yang digubah Ahmad Sudirman. Bagaimana
bisa budak satu ini sekolahnya maju. Kalau hanya pandainya menelan dan
menyantok saja mitos Acheh, Maluku dan Papua buatan mbah Soekarno.
Celakanya, karena itu proletar
memang budek, akhirnya kesimpulan yang diambil dari untaian kata-kata Ahmad
Sudirman menjadi: ”Buat apa mencari fakta Mengutip ayat al Qur'an Kalau
akhirnya Di bawah perutlah semuanya bermuara.”
Nah, kan kelihatan itu proletar
tukang becak pengagum DN Aidit Ketua CC PKI ini, memang otaknya otak udang,
telinganya budek, dan matanya buta, sehingga tanpa dipikir panjang, langsung
saja melambungkan kesimpulan: ”Kalau akhirnya Di bawah perutlah semuanya
bermuara”.
Apa pula urusan tulisan-tulisan
Ahmad Sudirman disimpulkan dengan ”Di bawah perutlah semuanya bermuara”. Kan
budek, itu hasil kesimpulan proletar tukang becak satu ini. Buat malu saja.
Entah bangsa apa yang menamakan diri tukang becak ini. Mungkin bangsa kardun.
Kemudian,
lagi itu proletar tukang becak tanpa tanggung-tanggung memberikan ulasan:
“Segala rayuan busukmu Tidak akan meruntuhkan iman kangbecak Untuk menyodomimu.
Heh dajal, Aki-aki Masih saja ngiler mikirin biji.“
Coba
perhatikan, apa perlunya Ahmad Sudirman merayu proletar, dan apa pula hubungannya
dengan sodomi. Tulisan
Ahmad Sudirman tidak sedikitpun mengarah ke arah itu. Tetapi, itu oleh proletar
pengembek DN Aidit ini dialihkan dan disimpulkan ke jalur yang tidak senonoh. Ah, dasar budek, budak satu ini. Ikut-ikutan, itu Muba Dijon, yang suka
mengucapkan kata-kata tidak senonoh.
Terakhir,
proletar budek, tidak perlu lagi kalian membuat sampah di mimbar bebas ini,
kalau hanya cengar-cengir, tidak menentu, seperti kardun saja. Kalau otak
kalian, memang otak udang. Membuat malu saja.
Bagi
yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu
untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah
Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad
Hanya kepada
Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk,
amin *.*
Wassalam.
Ahmad Sudirman
http://www.dataphone.se/~ahmad
----------
Date:
Mon, 1 Aug 2005 05:12:13 -0700 (PDT)
From:
Kang becak kbecak@yahoo.com
Subject:
Amit-amit Ahmad Sudirman Homo !!!!
To:
sastra-pembebasan@yahoogroups.com,
Ahmad Sudirman ahmad@dataphone.se
Cc:
achehnews@yahoogroups.com, asnlfnorwegia@yahoo.com,
mimbarbebas@egroups.com, politikmahasiswa@yahoogroups.com
Dasar dajal,
Setelah berputar-putar ternyata
Engkau homo!
Coba hubungkan antara biji
kangbecak
Dengan Aceh-Maluku-Papua!
Buat apa mencari fakta
Mengutip
ayat al Qur'an
Kalau
akhirnya
Di
bawah perutlah semuanya bermuara.
Segala
rayuan busukmu
Tidak akan meruntuhkan iman
kangbecak
Untuk menyodomimu.
Heh
dajal,
Aki-aki
Masih
saja ngiler mikirin biji.
Hanya orang gila yang sudi
Memuaskan
nafsu bejatmu.
Tidak pake hamdallah:
Hanya nambah dosa.
Kang becak
kbecak@yahoo.com
Tokyo,
Jepang
----------