Stockholm, 14 Agustus 2005

 

Bismillaahirrahmaanirrahiim.

Assalamu'alaikum wr wbr.


MUBA COBA PEGANG EKOR NIKITA KHRUSHCHEV UNTUK MASUKKAN PAPUA BARAT, TETAPI KENA GEBUK JOHN F. KENNEDY

Ahmad Sudirman

Stockholm - SWEDIA.

 

 

MEMANG MUBA DIJON BUTA COBA PEGANG EKOR NIKITA KHRUSHCHEV UNTUK MASUKKAN PAPUA BARAT, TETAPI KENA GEBUK JOHN F. KENNEDY

 

"Banyak fakta benar yang kamu sampaikan (tentu banyak juga fakta ngaconya), termasuk dalam posting kamu yang aku tanggapi ini ( http://www.dataphone.se/~ahmad/050813d.htm ), tapi fakta-fakta benar itu menjadi tidak bermanfaat karena dalam menyambungkan dan menafsirkan fakta-fakta itu kamu menggunakan logika "lompatan kodok tanpa kaki" itu yang dibumbui hawa nafsu licik dan dendam membara, tidak rela melihat masyarakat NAD dan Papua khususnya serta RI umumnya damai. Sudahlah ASU, GAM segera bubar, jadi silakan saja komporin kelompok separatis di negara lain. Gabung sono sama Elan Tamil. Atau susun lagi logika-logika aneh lainnya, bagaimana menghubungkan "negara banci hasan tiro" yang "di-repkolamasikan" secara ujug-ujug tiada angin tiada hujan itu, dihubungkan dengan Sultan Iskandar Muda dan terus sampai ke Nabi Adam. Atau kemukakan saja proklamasi 17 Agustus 1945 itu tidak sah karena Ardiansyah belum lahir. Atau kamu katakan saja sejarah RI itu berhenti bukan hanya di Renville, tapi bahkan di hari ketika Piagam Jakarta batal menjadi mukadimah UUD 1945, sehari setelah proklamasinya itu. Ya, logika-logika aneh seperti itu lah." (Muba Zir, mbzr00@yahoo.com , Sun, 14 Aug 2005 08:35:26 -0700 (PDT))

 

Baiklah Muba di Dijon, Bourgogne, Perancis.

 

Muba Dijon memang dari sejak awal menceburkan diri di mimbar bebas ini otaknya kosong, kalau menulis itu hanya sekedar corat-coret saja, atau mengutif tulisan orang-orang yang telah terkena virus mitos Acheh, Maluku Selatan dan Papua Barat buatan mbah Soekarno.

 

Karena itu, mana ada tulisan Muba dan tulisan hasil kutipan dari tempat sampah di Dijon-nya itu bermutu dan bisa dijadikan sebagai fakta, bukti, sejarah dan dasar hukum mengenai dimasukkannya Acheh, Maluku Selatan dan Papua Barat kedalam wilayah RI-Jawa-Yogya.

 

Nah, dari hari ke hari, itu Muba Dijon hanyalah seperti ape ungkun yang main pingpong, asal ngeplak saja bola pingpong. Tidak peduli kalau bola itu tersangkut net atau keluar garis atau melambung kena kepala kardun yang ikut menonton disamping. Pokoknya asal nyemplang saja.

 

Muba Dijon, kalau kalian memang sudah tidak mampu lagi bergeliat memakai otak kalian yang beku itu, tidak perlu kalian mengatakan: "Banyak fakta benar yang kamu sampaikan (tentu banyak juga fakta ngaconya), termasuk dalam posting kamu yang aku tanggapi ini, tapi fakta-fakta benar itu menjadi tidak bermanfaat karena dalam menyambungkan dan menafsirkan fakta-fakta itu kamu menggunakan logika "lompatan kodok tanpa kaki" itu yang dibumbui hawa nafsu licik dan dendam membara, tidak rela melihat masyarakat NAD dan Papua khususnya serta RI umumnya damai"

 

Nah, apa yang kalian cuapkan itu Muba, menggambarkan bagaimana sebenarnya jalur proses kerja otak kalian yang menyusun data-data yang masuk kedalam pikiranmu, tetapi tercemari oleh racun mitos Acheh, Papua yang disebarkan kelompok unitaris Jawa Soekarno dan para pengikutnya.

 

Padahal, kalau memang kalian itu otaknya jernih dari racun mitos yang disebarkan  kelompok unitaris Jawa Soekarno, maka fakta, bukti, sejarah dan dasar hukum yang dibeberkan Ahmad Sudirman tentang wilayah Papua yang dianeksasi masuk kedalam wilayah RI-Jawa-Yogya akan mudah dipahami dan mudah dicerna.

 

Tetapi, karena otak kalian memang sudah hitam pekat akibat semburan racun mitos Acheh, Maluku Selatan, dan Papua Barat yang disemprotkan kelompok unitaris Jawa Soekarno dan para pengikutnya, akhirnya yang keluar bukan suatu hasil pemikiran yang brilyan, melainkan hanyalah sebagai cairan-cairan hitam pekat yang terurai dalam bentuk kata-kata: "Sudahlah ASU, GAM segera bubar, jadi silakan saja komporin kelompok separatis di negara lain... Gabung sono sama Elan Tamil... Atau susun lagi logika-logika aneh lainnya"

 

Nah, kan benar-benar budek itu Muba Dijon ini. Bukan memberikan fakta, bukti, sejarah dan dasar hukum tentang Papua Barat dihubungkan dengan jalur proses pertumbuhan dan perkembangan RI-Jawa-Yogya, melainkan hanya melemparkan masalah sambil berkelit, persis seperti kardun yang takut kena kemplangan bola pingpong.

 

Itu soal dengan siapa Ahmad Sudirman akan berhubungan itu bukan urusan Muba Dijon. Itu hak politik Ahmad Sudirman, tidak ada sangkut paut dengan kalian Muba Dijon.

 

Kemudian soal logika. Itu soal logika yang ada kaitannya dengan masalah dimasukkannya Acheh, Maluku Selatan, dan Papua Barat, kalian sendiri tidak mampu merobohkan argumentasi logis Ahmad Sudirman.

 

Sudah begitu jelas, terperinci, secara kronologis itu jalur proses pertumbuhan dan perkembangan RI-Jawa-Yogya dihubungkan dengan Acheh, Maluku Selatan, dan Papua Barat, yang kalian sendiri tidak sanggup untuk membantahnya secara fakta, bukti, sejarah dan dasar hukum, masih juga kalian mencoba untuk mencari-cari lobang sempit biar bisa merobohkan argumentasi benteng pertahanan Ahmad Sudirman tentang Acheh, Maluku Selatan dan Papua Barat.

 

Kalau itu soal Piagam Jakarta tidak menjadi Mukadimah UUD 1945 tidak ada hubungan hukumnya dengan masalah dianeksasinya Acheh, Maluku Selatan dan Papua Barat kedalam wilayah RI-Jawa-Yogya. Begitu juga masalah proklamasi RI 17 Agustus 1945 tidak ada hubungannya yang signifikan dengan masalah dimasukkannya Acheh, Maluku Selatan dan Papua Barat kedalam karung goni RI-Jawa-Yogya.

 

Terakhir, itu tentang pertanyaan Ahmad Sudirman menganai apa itu yang dinamakan bangsa, dan kapan datangnya istilah indonesia. Kemudian kapan munculnya bangsa Indonesia, bagaimana adat istiadat bangsa Indonesia, asal keturunan bangsa Indonesia, budaya bangsa Indonesia. Bagaimana hubungan antara bangsa Indonesia dengan bangsa Acheh, bangsa Papua, Bangsa Sunda, Bangsa Jawa. Dan dimanakah letak perbedaan antara bangsa Indonesia dengan bangsa Sunda, antara bangsa Indonesia dengan bangsa Acheh, dan antara bangsa Indonesia dengan bangsa Papua. Coba jelaskan asal usul bangsa Sunda, bangsa Jawa, bangsa Papua dan bangsa Acheh.

 

Eh, oleh kalian Muba Dijon tidak dijawabnya, malahan pura-pura untuk melupakannya. Dasar budek. Susah memang kalau berdebat dengan orang budek dari sejak awal, makin budek saja.

 

Bagi yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad


Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk, amin *.*


Wassalam.


Ahmad Sudirman


http://www.dataphone.se/~ahmad

ahmad@dataphone.se

----------

 

Date: Sun, 14 Aug 2005 08:35:26 -0700 (PDT)

From: muba zir mbzr00@yahoo.com

Subject: Re: MUBA, ITU SOEKARNO MEMBELI SENJATA DARI UNI SOVIET UNTUK DIPAKAI MENCAPLOK PAPUA BARAT

To: Ahmad Sudirman ahmad@dataphone.se

Cc: AcehA_yoosran <a_yoosran@yahoo.com>, AcehAhmad_mattulesy <ahmad_mattulesy@yahoo.com>, AcehAhmadGPK <ahmad@dataphone.se>, AcehMitro <mitro@kpei.co.id>, AcehMr_dharminta <mr_dharminta@yahoo.com>, Acehmuba <mbzr00@yahoo.com>, acehomputeh <om_puteh@hotmail.com>, AcehSap <im_surya_1998@yahoo.co.id>, AcehSiliwangi siliwangi27@hotmail.com

 

Yang jelas-jelas tidak nyambung itu kamu, ASU... Gimana bisa dipercaya logika orang yang menggunakan logika "lompatan kodok tanpa kaki"...

 

Banyak fakta benar yang kamu sampaikan (tentu banyak juga fakta ngaconya), termasuk dalam posting kamu yang aku tanggapi ini, tapi fakta-fakta benar itu menjadi tidak bermanfaat karena dalam menyambungkan dan menafsirkan fakta-fakta itu kamu menggunakan logika "lompatan kodok tanpa kaki" itu yang dibumbui hawa nafsu licik dan dendam membara, tidak rela melihat masyarakat NAD dan Papua khususnya serta RI umumnya damai...

 

Sudahlah ASU, GAM segera bubar, jadi silakan saja komporin kelompok separatis di negara lain... Gabung sono sama Elan Tamil... Atau susun lagi logika-logika aneh lainnya, bagaimana menghubungkan "negara banci hasan tiro" yang "di-repkolamasikan" secara ujug-ujug tiada angin tiada hujan itu, dihubungkan dengan Sultan Iskandar Muda dan terus sampai ke Nabi Adam... Atau kemukakan saja proklamasi 17 Agustus 1945 itu tidak sah karena Ardiansyah belum lahir... Atau kamu katakan saja sejarah RI itu berhenti bukan hanya di Renville, tapi bahkan di hari ketika Piagam Jakarta batal menjadi mukadimah UUD 1945, sehari setelah

proklamasinya itu... Ya, logika-logika aneh seperti itu lah... Lumayan buat hiburanku...

 

Kalau juga kamu tidak mampu membuat logika lain yang lebih baik, kamu bisa mengikuti Socrates deh, minum racun... Hidupmu memang sama sekali tidak memberikan kemaslahatan bagi ummat, terutama masyarakat NAD...

 

Muba ZR

 

mbzr00@yahoo.com

Dijon, Bourgogne, Perancis

----------