Stockholm, 22 Agustus 2005
Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum wr wbr.
WONG PROLETAR MUNCUL SAMBIL ACUNGKAN
SOSIALISME-PANCASILA & BURUNG GARUDA MPU TANTULAR
Ahmad Sudirman
Stockholm - SWEDIA.
ITU
KELIHATAN WONG PROLETAR KOMUNIS DARI TOKYO MUNCUL SAMBIL ACUNGKAN
SOSIALISME-PANCASILA & BURUNG GARUDA MPU TANTULAR
"Mbah
Sudirman, Sudahlah jangan bicara agama Apalagi tentang pancasila. Bagaimana bisa si Mbah mengkritik itu garuda. Sementara si
Mbah sendiri hidup menghamba di Swedia. Sebaiknya si Mbah pindah agama saja.
Agar tidak terjadi aneh tapi nyata. Atau, Hentikan ceritera tentang agama Malu
ah pada semua." (Kang becak, kbecak@yahoo.com , Mon, 22
Aug 2005 04:53:43 -0700 (PDT))
Baiklah wong proletar tukang becak
di Tokyo, Jepang.
Ketika mendengar patung raksasa
burung garuda di gedung DPR/MPR yang bisa menjadi sumber syirik, berubahlah itu
wong proletar, diawali dengan tangan kanan dan kirinya yang gemetaran, tubuh
menggigil seperti terserang malaria, kepala terkulai seperti terkena serangan
strok, kaki merejang-rejang seperti terkena serangan kram, mulut ternganga dan
mata terpejam, yang kedengaran hanyalah bunyi getaran suara yang keluar dari
dalam perutnya: "Mbah Sudirman, Sudahlah jangan bicara agama Apalagi
tentang pancasila. Bagaimana bisa si Mbah mengkritik itu garuda".
Nah rupanya, itu ketika Ahmad
Sudirman membicarakan tentang Islam yang dijadikan simbol negara oleh
pemerintah RI sesuai dengan UU No.32 Tahun 2004 BAB III, Pasal 10, (3), ternyata
benar-benar terasa oleh wong proletar bagaikan sambaran halilintar, sehingga
saking terperanjatnya, itu wong proletar hampir tidak sadar, dan menggelupur
dibalik pintu sigotakanya, sebagaimana digambarkan diatas.
Dan
rupanya itu wong proletar bukan hanya terperanjat dengan adanya sambaran angin
halilintar patung burung garuda di gedung DPR/MPR RI, melainkan juga dengan
adanya semburan angin puyuh yang telah meluluhkan bangunan ideologi gado-gado
yang membentuk sosialisme-pancasila pasti jaya-nya kaum nasakom, yaitu gabungan
antara kaum PNI/Front Marhaenis-nya Hardi dengan agama-nya Idham Chalid dari
NU, plus komunis-gaya Mao Tje Tung-nya Achmad Aidit dengan PKI-nya.
Wong
proletar, kalau Ahmad Sudirman berbicara agama, pancasila,
sosialisme-pancasila, itu semuanya untuk dijadikan sebagai bahan pengetahuan,
agar supaya kalian proletar memahami, bahwa apa yang tertuang dalam dasar hukum
yang ada di negara RI adalah semuanya tidak ada yang mengacu kepada agama itu
sendiri. Artinya agama hanyalah simbol label, merk, seperti merk nasakom, hasil
kutak-katik mbah Soekarno yang berasal dari tiga gerakan cakar ayam-nya Soekarno,
yaitu nasionalisme gaya PNI-marhaenisme-nya Hardi, agama gaya jubah NU-nya
Idham Chalid, dan marxisme gaya Mao Tje Tung-nya Achmad Aidit dengan PKI-nya.
Kemudian,
kalau Ahmad Sudirman di Swedia, itu bukan hidup menghamba di Swedia, melainkan
itu Ahmad Sudirman hidup bagai ikan di lautan, yang dagingnya tidak menjadi
asing, walaupun air laut itu asin.
Lain
halnya dengan wong proletar tukang becak orang Jawa yang hidupnya dikubangan
lumpur hitam pancasila, otaknya sudah penuh dengan berbagai mitos, dari mulai
mitos Acheh, Maluku Selatan, sampai kepada mitos Papua Barat. Ditambah dengan
mitos tambahan lainnya hasil korekan mbah Soekarno dari mulai nasakom sampai
sosialisme-pancasila pasti jaya lagu mars-nya kaum komunis, yang bersarang
menghunjam dalam otak-nya wong proletar.
Jadi,
bagaimana tidak dikatakan bahwa itu wong proletar komunis tukang becak orang
Jawa satu ini sudah betul-betul seperti ondel-ondelnya mbah Soekarno penipu
lick.
Dan
justru yang harus malu adalah itu wong proletar yang ngaku-ngaku belajar Islam,
tetapi otak penuh dengan jamur-jamur beracun yang disebarkan mbah Soekarno
dengan mitos Acheh, Maluku Selatan, Papua Barat, nasakom bersatu, dan
sosialisme pancasila pasti jaya-nya Hardi - Idham Chalid - Achmad Aidit dari
Belitung.
Bagi
yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu
untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang
Khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di
HP http://www.dataphone.se/~ahmad
Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan
dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk, amin *.*
Wassalam.
Ahmad Sudirman
http://www.dataphone.se/~ahmad
----------
Date:
Mon, 22 Aug 2005 04:53:43 -0700 (PDT)
From:
Kang becak kbecak@yahoo.com
Subject:
Sudahlah Mbah, Malu !
To:
sastra-pembebasan@yahoogroups.com,
Ahmad Sudirman ahmad@dataphone.se
Cc:
muba zir <mbzr00@yahoo.com>, AcehA_yoosran <a_yoosran@yahoo.com>,
AcehAhmadGPK <ahmad@dataphone.se>, AcehMitro <mitro@kpei.co.id>,
AcehMr_dharminta <mr_dharminta@yahoo.com>, acehomputeh
<om_puteh@hotmail.com>, AcehSap <im_surya_1998@yahoo.co.id>,
AcehSiliwangi <siliwangi27@hotmail.com>, Acehsutanlatief
<sutanlatief@yahoo.com>, AcehTati <narastati@yahoo.com>,
Acehtgk_maat <tgk_maat@yahoo.co.uk>, Acehwarwick
universityofwarwick@yahoo.co.uk>, kabayan555@yahoo.com,
sisinga maharaja <sisingamaharaja@yahoo.co.uk>,
sira_jaringan2000@yahoo.com, sobrona@hotmail.com,
sofyanali_fpsgam@yahoo.com
Bismillah,
Mbah Sudirman,
Sudahlah jangan bicara agama
Apalagi tentang pancasila.
Bagaimana bisa si Mbah mengkritik
itu garuda.
Sementara si Mbah sendiri hidup
menghamba di Swedia.
Sebaiknya si Mbah pindah agama
saja.
Agar tidak terjadi aneh tapi
nyata.
Atau,
Hentikan ceritera tentang agama
Malu
ah pada semua.
Wassalam
Kang
becak
Tokyo,
Jepang
----------