Stockholm, 7 September
2005
Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum wr wbr.
MBAH YUSUF DAUD DENGAN GAYA KACIK SYARIFAH LATIF TUNJUKKAN
JOGED ONDEL-ONDEL SOFYAN DJALIL MODEL PERLAK
Ahmad Sudirman
Stockholm - SWEDIA.
MBAH
YUSUF DAUD DENGAN GAYA KACIK SYARIFAH LATIF & UMI MAIMUN RAMBUTAN TUNJUKKAN
JOGED ONDEL-ONDEL SOFYAN DJALIL MODEL PERLAK DI BELAKANG NAUNGAN GUENOENG
GEUREUDOENG YANG DITONTON OLEH PAYA BUJOK
"Kalau
nanti pihak GAM mau mendirikan partai maka harus memenuhi kriteria nasional
yaitu harus ada kantor di 16 provinsi sedangkan mereka baru mampu mendirikan di
15 provinsi, maka pemerintah akan membantu di untuk memenuhi standar tersebut,
jelas Sofyan Djalil di Banda Aceh. Kalau ini yang menjadi acuan, saya fikir
orang bodoh pun dapat berpendapat bahwa di mana bisa mendapatkan kemerdekaan
melalui partai lokal? Dan juga apakah
ada peluang untuk Referendum jika Partai lokal nya GAM menang di Aceh?
Bagaimana rakyat di Aceh Tenggara, Aceh Selatan, Aceh Tamiang, Aceh Tengah juga
Sabang? Saya teringat jawaban Bung Ahmad pada 5 sepetember ketika menjawab Sdr.
Yusra tentang Referendum yaitu: "Soal referendum, kalau sebagian besar
bangsa Acheh menginginkan referendum, setelah Pemerintahan Acheh berdiri dan
berjalan, dan setelah melalui penelitian melalui angket kepada sebagian besar
bangsa Acheh yang menghasilkan ya untuk referendum, maka tidak ada alasan untuk
tidak diadakan referendum" Enteng sekali Bung menjawab nya seperti tanpa
ada beban "tidak ada alasan untuk diadakan referendum" (Syarifah
Latif, rifahalami@yahoo.com , 6
september 2005 21:05:56)
Baiklah
mbah Yusuf Daud yang bertudung kacik Syarifah Latif di Fitja, Stockholm sebelah
selatan, Swedia.
Membaca
hasil pemikiran mbah Yusuf Daud yang berlindung dibalik sanggul kacik Syarifah
Latif di Fitja, pikiran Ahmad Sudirman melayang kepada ondel-ondel Sofyan Djalil
yang sudah menunjukkan kepandaiannya memainkan sulap akal bulus gaya mbah
Soekarno dari kelompok unitaris Jawa.
Dimana
itu ondel-ondel Sofyan Djalil telah menipu secara mentah-mentah bangsa Acheh
dengan gaya sulap partai yang berbasis lokal dan berkriteria nasional, seperti
Partai Abulyatama made in Rusli Bintang.
Nah,
ketika ondel-ondel Perlak Sofyan Djalil beraksi didepan mbah Yusuf Daud di
Fitja, ternyata itu mbah Yusuf Daud langsung kesugesti dan percaya kepada apa
yang ditunjukkan oleh ondel-ondel Sofyan Djalil dengan gaya sulap Partai
Abulyatama-nya.
Sedangkan,
ketika Sofyan Djalil mencoba menunjukkan kepandaian gaya sulap Partai
Abulyatama-nya didepan Ahmad Sudirman, ternyata mata Ahmad Sudirman sekejap
saja sudah bisa melihat bahwa itu tangan ondel-ondel Sofyan Djalil
menyembunyikan bunyi dasar hukum MoU Helsinkui yang telah disepakati oleh GAM
dan RI yang berlabelkan: "memahami aspirasi rakyat Aceh untuk
partai-partai politik lokal, maka Pemerintah RI, dalam tempo satu tahun, atau
paling lambat 18 bulan sejak penandatanganan Nota Kesepahaman ini, akan
menciptakan kondisi politik dan hukum untuk pendirian partai politik lokal di
Aceh dengan berkonsultasi dengan Dewan Perwakilan Rakyat."
Nah
rupanya, itu tangan ondel-ondel Sofyan Djalil tidak kelihatan oleh mbah Yusuf
Daud, tetapi sangat jelas tampak oleh mata Ahmad Sudirman.
Karena
itu ondel-ondel Sofyan Djalil tidak berkutik ketika Ahmad Sudirman menyatakan
dalam tulisan sebelum ini: "Untuk membuktikan pihak Pemerintah RI Komit
dengan MoU Helsinki dalam hal
partai-partai politik lokal di Acheh ini adalah pihak Pemerintah RI
bersama DPR RI secara bersama menetapkan, mengesahkan dan mengundangkan Undang
Undang Baru tentang Partai Politik Lokal di Acheh yang mengacu kepada MoU
Helsinki 15 Agustus 2005 dalam tempo satu tahun, atau paling lambat 18 bulan
dari sejak MoU ditandatangani. Dan UU baru tentang partai politik lokal Acheh
harus mengacu kepada MoU Helsinki yang tidak didasarkan kepada UU No.31 Tahun
2002 Tentang Partai Politik. Karena kalau didasarkan kepada UU No.31 Tahun 2002
maka itu akan dicaploknya kriteria pembentukan partai politik sebagaimana yang
ada dalam UU No.31 Tahun 2002.".
Jadi
mbah Yusuf Daud, jangan harap itu ondel-ondel Sofyan Djalil bisa menipu bangsa
Acheh tentang partai politik lokal di Acheh dengan cara menyodorkan jampe
"Partai Abulyatama yang berbasis di Acheh dengan kriteria nasional"
sebagai acuan.
Kemudian,
mbah Yusuf Daud menyingung referendum yang dilontarkan Ahmad Sudirman:
"Soal referendum, kalau sebagian besar bangsa Acheh menginginkan
referendum, setelah Pemerintahan Acheh berdiri dan berjalan, dan setelah
melalui penelitian melalui angket kepada sebagian besar bangsa Acheh yang
menghasilkan ya untuk referendum, maka tidak ada alasan untuk tidak diadakan
referendum"
Nah,
sebenarnya, itu referendum tidak bertentangan dengan MoU Helsinki apabila
dijalankan dalam jalur MoU. Artinya, kalau memang benar pihak Pemerintah RI dan
DPR RI jujur menjalankan kebebasan, keadilan, kejujuran dan kerahasiaan, maka
keinginan seluruh bangsa Acheh bisa disalurkan melalui jalur politis yang bebas
dan jujur yang disalurkan melalui aliran partai-partai politik lokal Acheh
untuk digodog dan dikaji dalam lembaga legislatif Acheh yang seterusnya
dijadikan sebagai sikap bersama dalam usaha penentuan nasib sendiri di Acheh
dan masa depan Acheh. Dan apapun yang akan dibuat oleh pihak DPR RI dan
Pemerintah RI yang ada hubungannya dengan Acheh terlebih dahulu harus
dikonsultasikan dan disetujui oleh pihak Pemerintah Acheh dan Legislatif Acheh.
Sebaliknya, kalau pihak Pemerintah Acheh dan Legislatif Acheh membicarakan
apapun tentang Acheh tidak perlu harus dikonsultasikan dan disetujui oleh pihak
Pemerintah RI dan DPR RI. Begitu juga tentang referendum ini. Yang penting
sebagian besar bangsa Acheh setuju referendum dan disetujui oleh Pemerintrah
Acheh dan Legislatif Acheh.
Jadi
mbah Yusuf Daud, apa yang disampaikan Ahmad Sudirman ini bukan "seperti
lawyer yang membabi buta dalam hal MoU atau seperti yang sudah keluar dari
logika dengan mengada-ada yang tidak ada (Propaganda)". Melainkan apa yang
dikemukakan Ahmad Sudirman tentang referendum ini didasarkan kepada fakta,
bukti, dan hukum yang dijadikan sandaran oleh Pemerintah Acheh dan Legislatif
Acheh. Adapun soal pihak internasional itu
bisa diatur sedemikian rupa. Lihat saja buktinya sekarang, itu AMM yang terdiri
dari Negara-Negara anggota Uni Eropa dan Asean bisa dibawa masuk langsung ke
jantung Acheh untuk menyelesaikan konflik Acheh dan menciptakan perdamaian dan
keamanan di Acheh.
Tenang saja mbah Yusuf Daud, tidak
usah banyak pikiran, duduk dan rilek sambil pakai tudung kacik Syarifah Latif
atau selendang umi Maimun Rambutan sambil melihat pemandangan indahnya lukisan
guenoeng geureudoeng yang ditempel didinding dekat centrum Fitja.
Bagi yang
ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu
untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang
Khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di
HP http://www.dataphone.se/~ahmad
Hanya
kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon
petunjuk, amin *.*
Wassalam.
Ahmad Sudirman
http://www.dataphone.se/~ahmad
----------
From:
Syarifah Latif rifahalami@yahoo.com
Date:
6 september 2005 21:05:56
To:
PPDI@yahoogroups.com, oposisi-list@yahoogroups.com, mimbarbebas@egroups.com,
politikmahasiswa@yahoogroups.com, fundamentalis@eGroups.com,
Lantak@yahoogroups.com, kuasa_rakyatmiskin@yahoogroups.com,
achehnews@yahoogroups.com, asnlfnorwegia@yahoo.com,
sahabat_aceh@yahoogroups.com, wafo@yahoogroups.com
Subject: «PPDi» PARTAI LOKAL MASIH KABUR DAN MULAI ADA TANDA-TANDA
AKAN DI TIPU OLEH JAWA
Salam
buat kita semua,
Sudah sering membaca isi debat di
milist ini, sangat beragam seperti rujak, ada yang manis dan pedas. Yang manis
berdebat secara intelektual dan yang pedas sebaliknya berdebat dengan makian
yang terkadang juga argumentasi tersebut di bumbuhi dengan fitnah untuk
menjustifikasi hujjah nya. Dalam sejarah, ini adalah milist yang paling seru
karena tidak ada edit oleh moderator milist tersebut. Dasyat..!
Semakin ramai terlihat pasca 15
Agustus saat GAM menandatangani MoU dan ini adalah basisnya pro dan kontra
sehingga setiap hari ada saja posting email tentang MoU tersebut. Menarik juga ya?
Btw, to the point aja, Saya ingin
mempersoalkan basis dari pada 15 Agustus dimana ketika di tanda tangani MoU
tersebut. GAM berupaya mencapai taktik
mereka dengan merdeka melalui partai lokal? Kalau benar demikian ini sangat
sulit di karenakan bentuk partai lokal tersebut masih kabur dan RI menafsirkan
menurut kehendak mereka seperti:
"Dalam konfrensi Pers yang
dilakukan di Banda Aceh Sofyan Djalil mengatakan bahwa yang dimaksud dengan
partai lokal adalah GAM boleh mendiirikan partai atau partai yang bebasis lokal
dan berkriteria nasional, dia mencontohkan seperti Partai Abulyatama di pemilu
1999.
Kalau nanti pihak GAM meu
mendirikan partai maka harus memenuhi kriteria nasional yaitu harus ada kantor
di 16 provinsi sedangkan mereka baru mampu mendirikan di 15 provinsi, maka
pemerintah akan membantu di untuk memenuhi standar tersebut, jelasnya"
Kalau ini yang menjadi acuan, saya
fikir orang bodoh pun dapat berpendapat bahwa di mana bisa mendapatkan
kemerdekaan melalui partai lokal? Dan
juga apakah ada peluang untuk Referendum jika Partai lokal nya GAM menang di
Aceh? Bagaimana rakyat di Aceh Tenggara, Aceh Selatan, Aceh Tamiang, Aceh
Tengah juga Sabang? Saya teringat jawaban Bung Ahmad pada 5 sepetember ketika
menjawab Sdr. Yusra tentang Referendum yaitu:
"Soal referendum, kalau
sebagian besar bangsa Acheh menginginkan referendum, setelah Pemerintahan Acheh
berdiri dan berjalan, dan setelah melalui penelitian melalui angket kepada
sebagian besar bangsa Acheh yang menghasilkan ya untuk referendum, maka tidak
ada alasan untuk tidak diadakan referendum"
Enteng sekali Bung menjawab nya
seperti tanpa ada beban "tidak ada alasan untuk diadakan referendum"
Kepada siapa menuntut Referendum
tersebut? Kepada Jawakarta? Atau kepada Pihak International? (Baca PBB) Kalau
menuntut kepada Indonesia seperti menuntut kepada Yahudi, di yakini bahwa
mereka tidak akan mengizinkannnya kecuali jikalau ada tekanan dari pihak International
yang menekan Jawakarta yang mau tidak mau mesti Referendum di Aceh!
So, adakah jaminan nantinya bahwa
Indonesia akan memberikan Referendum bagi Aceh setelah Pemerintah sendiri Aceh
berdiri yang misalnya nanti mayoritas rakyat Aceh melalui partai lokal milik
GAM meminta Referendum yang akan memilih Bulan Bintang atau Merah Putih?
Lagi-lagi saya teringat bahwa
ketika Golkar di anggap partai Orde baru dan akan kalah di Aceh, eh....tau nya
Golkar bisa mendapatkan kursi parlemen di Aceh dan perwakilannya di
Jakarta. Padahal Golkar partai yang
"di kutuk" oleh mayoritas rakyat Aceh. Di sini bisa dilihat bahwa Golkar mempunyai massa seperi Multi
Level Marketing dan juga Golkar Jakarta akan membantu secara besar-besaran
dalam hal kampanye finansial, kalau perlu money politic dengan segala cara
supaya mendapatkan kursi di parlemen.
Nah, nantinya Partai lokal nya GAM
ingin berusaha bersaing dengan partai-partai made in Jawakarta yang lain
pula? Dalam hal ini Partai lokal nya
GAM masih baru dan kurang dana, jadi secara matematika apakah kira-kira Partai
Lokal nya GAM optimis mengalahkan partai nya Jawakarta tersebut? Lalu berencana
menuntut Referendum pula? Di mana logika nya? Ahmad Sudirman kok seperti lawyer
yang membabi buta dalam hal MoU? Seperti nya sudah di luar dari logika dengan
mengada-ada yang tidak ada? (Propaganda)
Saya ingin bertanya kepada GAM,
adakah orang yang jenius dalam hal politik? konon anak Tgk. Hasan Tiro yang
bernama Karim Tiro itu masih ada. Apa
sih kerja dia selama ini, kok dia diam saja di USA, beginikah contoh yang kita
ikuti dari anak seorang pemimpin besar revolusi Aceh? Di mana letak tanggung
jawab dia sebagai anak pemimpin GAM yang sering di gembar-gembor kan oleh
Husaini Daud dan kadang juga oleh Omar Puteh/Razali Abdulah. (Baca: Li paya)
O
ya, Mengenai Li paya ini dia sering memaki yang tidak sehat dalam hal menulis
dan kadang terlampau dalam hal-hal memvonis orang lain juga. Buktinya bisa di lihat ketika
tulisan-tulisan dan ucapannya yang lebih banyak propaganda baik di Malaysia pun
juga di Norwegia. Konon pernah men cap orang
lain dan juga memvonis seseorang untuk di bunuh?
Apakah manusia satu ini benar yang
ada membelakangi lensa foto?
http://web3.aftenbladet.no/utenriks/article176242.ece
Dan juga beralamat di:
Krossbekkv 7, 4047
Hafrsfjord, Norwegia
HP:47-954 993 56 dan 47-416 277 02
serta No Tlp rumah nya 47-515 582 66
Silakan tlp manusia yang
bersangkutan untuk klarifikasinya.
Bye.
Syarifah
Latif
rifahalami@yahoo.com
Fitja,
Swedia
----------