Stockholm, 15 Maret 2006

 

Bismillaahirrahmaanirrahiim.

Assalamu'alaikum wr wbr.

 

 

MEMBANGUN PRRI DAN RPI ADALAH JALAN YANG TERBAIK UNTUK MENGHADAPI KELOMPOK UNITARIS RI-JAWA-YOGYA.

Ahmad Sudirman

Stockholm - SWEDIA.

 

 

PENUTUPAN SEJARAH YANG SEBENARNYA TENTANG PRRI DAN RPI HANYA SEKEDAR UNTUK UANG PENGSIUN DAN NAMA DIABADIKAN UNTUK NAMA GEDUNG BANK CENTRAL.

 

"Perlu pula anda ketahui bahwa dokumen dari rencana untuk membentuk RPI tidak pernah ditandasyahkan dan disebarluaskan karena tidak ada dari tokoh-tokoh tersebut yang berniat untuk keluar dari NKRI. Mereka lebih baik menyerah pada Sukarno dari pada mengkhianati perjuangan mereka untuk tetap bersatu dalam NKRI. Tokoh PRRI (yang berada diluar Negeri dan kembali ke Indonesia) antara lain seperti Soemitro Joyohadikusumo pernah kembali menjabat jadi menteri dalam era Suharto. Anak-anak tokoh PRRI banyak yang memegang jabatan dalam pemerintahan dan Ada yang menjadi Gubernur ada yang menjadi Pangdam. Syafruddin Prawiranegara diberikan Bintang tanda Jasa oleh Negara atas perjuangannya untuk NKRI. Tokoh-tokoh Natsir, Burhanuddin Harahap dll, dikembalikan hak-haknya sebagai pegawai Negeri dan mendapatkan Pensiun penuh. Bagaimana mereka dapat dikatakan sebagai musuh dari NKRI" ( Rasjid Prawiranegara, rasjid@bi.go.id , 15 mars 2006 08:34:28)

 

Saudara Rasyid Prawiranegara di Jakarta, Indonesia.

 

Saudara Rasyid ini memang kelihatan menutupi sejarah sebenarnya tentang Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) dan Republik Persatuan Indonesia (RPI) yang dibangun oleh Mohammad Natsir dan Sjafruddin Prawiranegara cs. Mengapa saudara Rasyid berani menutupi sejarah pertumbuhan dan perkembangan PRRI dan RPI yang telah dibangun dan diperjuangkan oleh Mohammad Natsir dan Sjafruddin Prawiranegara cs untuk menghadapi pihak kelompkk unitaris RI-Jawa-Yogya-nya Soekarno dengan PNI-nya ?

 

Sebenarnya saudara Rasyid tidak perlu setengah mati untuk menutupi sejarah Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) dan Republik Persatuan Indonesia (RPI) tersebut, karena dengan cara saudara Rasyid melakukan penutupan sejarah sebenarnya tentang perjuangan PRRI dan RPI, itu menandakan bahwa saudara mengkhianati perjuangan Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) dan Republik Persatuan Indonesia (RPI) yang dibangun dan diperjuangkan oleh Mohammad Natsir dan Sjafruddin Prawiranegara cs.

 

Apakah saudara Rasyid rela hanya sekedar nama Sjafruddin Prawiranegara dipasangkan kepada nama bangunan Gedung Bank Central ? ataukah hanya ditukar dengan uang pensiun pegawai negeri ?

 

Justru seharusnya saudara Rasyid mesti bangga dengan perjuangan Sjafruddin Prawiranegara, bukan dikhianatinya dengan menutupi perjuangan Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) dan Republik Persatuan Indonesia (RPI) yang sebenarnya dalam  usaha membangun Negara yang berbentuk Federasi menobrak kelompok unitaris RI-Jawa-Yogya-nya Soekarno.

 

Begitu juga dengan Mohammad Natsir, saudara Rasyid harus bangga dengan beliau yang kembali kepada jalur perjuangan membawa bangsa-bangsa yang ada di nusantara dalam wadah Negara Federasi Republik Persatuan Indonesia (RPI), bukan berada dalam kelompok unitaris RI-Jawa-Yogya-nya Soekarno.

 

Saudara Rasyid mengetahui bahwa pada tanggal 17 Agustus 1960 itu Masyumi dihancurkan oleh Soekarno, begitu juga dengan PSI, melalui pembubaran dan pelarangan Masyumi dan PSI berdasarkan Keputusan Presiden No. 200 Tahun 1960 dan No. 201 Tahun 1960.

 

Apakah itu Masyumi dibenarkan kembali untuk hidup oleh Soeharto, BJ Habibie, Abdurrahman Wahid, Megawati dan sekarang Susilo Bambang Yudhoyono ?

 

Jelas tidak, saudara Rasyid, apakah itu yang dinamakan dengan demokrasi ? Apakah itu yang dinamakan dengan keadilan dan kebebasan untuk  membangun negara dan bangsa-bangsa yang ada di nusantara ini ?.

 

Justru saudara Rasyid harus malu dengan cara saudara Rasyid sekarang mengkhianati perjuangan Mohammad Natsir dan Sjafruddin Prawiranegara melalui cara menutupi sejarah sebenarnya tentang Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) dan Republik Persatuan Indonesia (RPI), dengan mengatakan: "Perlu pula anda ketahui bahwa dokumen dari rencana untuk membentuk RPI tidak pernah ditandasyahkan dan disebarluaskan karena tidak ada dari tokoh-tokoh tersebut yang berniat untuk keluar dari NKRI. Mereka lebih baik menyerah pada Sukarno dari pada mengkhianati perjuangan mereka untuk tetap bersatu dalam NKRI"

 

Mana pernah itu dinyatakan oleh Mohammad Natsir dan Sjafruddin Prawiranegara bahwa "lebih baik menyerah pada Sukarno dari pada mengkhianati perjuangan mereka untuk tetap bersatu dalam NKRI".

 

Inilah penipuan besar-besaran dan pemalsuan sejarah Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) dan Republik Persatuan Indonesia (RPI) yang telah dibangun dan dijalankan melalui bentuk Negara Federasi Republik Persatuan Indonesia dengan Negara bagian PRRI, NII dan Permesta-nya.

 

Mereka itulah justru yang benar, yang mampu menghadapi kekuatan kelompok unitaris RI-Jawa-Yogya-nya Soekarno dengan PNI-sosialis-nya.

 

Saudara Rasyid Prawiranegara,

 

Apa artinya uang pensiun, apa artinya nama Sjafruddin Prawiranegara dipasangkan untuk nama bangunan Gedung Bank Central. Itu semuanya hanya sekedar untuk menutupi kelemahan dan kekeroposan dari kelompok unitaris RI-Jawa-Yogya yang ingin mendominasi dan menguasai seluruh bangsa dan Daerah yang ada diluar RI-Jawa-Yogya-nya Soekarno.

 

Mengapa saudara Rasyid merasa malu dan segan bahkan takut untuk menyatakan perjuangan yang sebenarnya yang telah dilakukan oleh Mohammad Natsir dan Sjafruddin Prawiranegara dengan PRRI dan RPI-nya.

 

Saudara Rasyid tidak perlu takut disebut pengkhianat oleh pihak unitaris RI-Jawa-Yogya, kalau memang benar apa yang diperjuangkan oleh Mohammad Natsir dan Sjafruddin Prawiranegara dengan Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) dan Republik Persatuan Indonesia (RPI)-nya.

 

Itu Mohammad Natsir dan Sjafruddin Prawiranegara dengan Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) dan Republik Persatuan Indonesia (RPI)-nya memperjuangkan negara federasi, bukan bentuk unitaris gaya Soekarno dengan RI-Jawa-Yogya-nya.

 

Terakhir saudara Rasyid Prawiranegara,

 

Seharusnya saudara Rasyid Prawiranegara menyokong penuh perjuangan Mohammad Natsir dan Sjafruddin, bukan mengkhianatinya. Justru sebaliknya, Ahmad Sudirman menyokong perjuangan yang telah dilakukan oleh Mohammad Natsir dan Sjafruddin dengan Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) dan Republik Persatuan Indonesia (RPI)-nya, yang berjuang untuk membangun Negara Federasi menghadapi kelompok unitaris dibawah Soekarno cs dengan RI-Jawa-Yogya-nya.

 

Bagi yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad

 

Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk, amin *.*

 

Wassalam.

 

Ahmad Sudirman

 

http://www.dataphone.se/~ahmad

ahmad@dataphone.se

----------

 

From: Rasjid Prawiranegara rasjid@bi.go.id

Returnaddress: oposisi-list@yahoogroups.com

Date: 15 mars 2006 08:34:28

To: "Ahmad Sudirman" <ahmad_sudirman@hotmail.com>, <PPDI@yahoogroups.com>, <oposisi-list@yahoogroups.com>, <mimbarbebas@egroups.com>, <politikmahasiswa@yahoogroups.com>, <fundamentalis@eGroups.com>, <Lantak@yahoogroups.com>, <kuasa_rakyatmiskin@yahoogroups.com>, achehnews@yahoogroups.com

Subject: [OPOSISI] RE: MOSI INTEGRAL NATSIR MENJADI SENJATA MAKAN TUAN.

 

Ass. Wr Wb.

 

Kalau tujuan perjuangan PRRI dan Permesta untuk memperjuangan nasibnya Sendiri-Sendiri bagi Daerah-Daerah itu merupakan kekeliruan besar, karena tokoh permesta Bapak Vence Samuale, dalam wawancaranya di Q TV, telah mengatakan bahwa perjuangan mereka adalah untuk menegakkan Demokrasi di Indonesia. Ia menjelaskan secara gamblang pada Peter Gontah mengenai mengapa adanya PRRI dan Permesta. Buku yang terbit mengenai PRRI dan Permesta tidak ada yang mengatakan bahwa perjuangan mereka itu adalah memperjuangkan Penuntuan Nasib sendiri, karena hal itu adalah Isapan Jempol dari mereka yang ingin berontak dan memisahkan dari NKRI. Anda tidak percaya silahkan tanya pada Q TV atau pada Peter Gontah, pewawancara. Dan Bapak Vence diterima oleh TNI dan diangkat menjadi salah satu sesepuh TNI/ABRI tidak percaya silahakan tanya pada Bapak Vence yang sekarang masih ada dan merupakan saksi hidup dari tokoh-tokoh PRRI dan Permesta.

 

Tokoh PRRI (yang berada diluar Negeri dan kembali ke Indonesia) antara lain seperti Soemitro Joyohadikusumo pernah kembali menjabat jadi menteri dalam era Suharto. Anak-anak tokoh PRRI banyak yang memegang jabatan dalam pemerintahan dan Ada yang menjadi Gubernur ada yang menjadi Pangdam.

 

Syafruddin Prawiranegara diberikan Bintang tanda Jasa oleh Negara atas perjuangannya untuk NKRI. Tokoh-tokoh Natsir, Burhanuddin Harahap dll, dikembalikan hak-haknya sebagai pegawai Negeri dan mendapatkan Pensiun penuh. Bagaimana mereka dapat dikatakan sebagai musuh dari NKRI.

 

Nama Syafruddin Prawiranegara telah diabadikan pada sebuah Gedung Pemerintah yaitu Gedung Bank Central, sebagai jasa beliau dalam pemikirannya untuk membangun NKRI, bagaimana anda dapat mengatakan PRRI dan Permesta itu memperjuangkan Penentuan Nasib Sendiri ?

 

Cerita yang Bapak Ahmad buat itu tidak sama dengan Facta yang ada. Fakta yang sebenarnya adalah bahwa semua Tokoh/Pimpinan yang bergabung dalam PRRI dan Permesta adalah mereka yang turut pula dalam perjuangan NKRI dan mereka adalah bagian dari pahlawan Nasional Indonesia dan jika tidak percaya bacalah buku sejarah Nasional Indonesia. Dalam buku sejarah Nasional sudah dapat dijelaskan siapa yang termasuk Pahlawan dan siapa yang penghianat ?

 

Perlu pula anda ketahui bahwa dokumen dari rencana untuk membentuk RPI tidak pernah ditandasyahkan dan disebarluaskan karena tidak ada dari tokoh-tokoh tersebut yang berniat untuk keluar dari NKRI. Mereka lebih baik menyerah pada Sukarno dari pada mengkhianati perjuangan mereka untuk tetap bersatu dalam NKRI.

 

Wassalam

 

Rasyid Prawiranegara

 

rasjid@bi.go.id

Jakarta, Indonesia

----------