Stockholm,
10 September 2006
Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum wr wbr.
KEDOK DEMOKRASI MODEL TANTULAR SEMODEL KEDOK YANG DIPAKAI
KELOMPOK ANTI MOU HELSINKI.
Ahmad Sudirman
Stockholm - SWEDIA.
KELOMPOK
IRWANDI CS DAN KELOMPOK HALLEFORS ADALAH SAMA-SAMA BERUSAHA UNTUK MENGHANCURKAN
GAM DAN KPA DI ACHEH.
”Enak lah ngomong perang Acheh sambil duduk santai di luar negeri, yang mati TNA, bukan anda. Kalau ada solusi untuk merdeka dari anda, saya akan ikut dengan anda. Ada solusi apa tidak? Atau sudah cukup puas dengan menggonggong saja?” (Hanakaru Hokagata, albiruny@gmail.com , Sat, 9 Sep 2006 18:01:12 +0700)
”Sekarang kita liat Aceh. 29 thn
berjuang cuma utk Wagub (H2O) dan Gub/Wagub (IRNA)???? dan itupun mesti ikut
Pilkada lagi!! katanya demokrasi? Kalau demokrasi mengapa Jawakarta tidak
memberikan Referendum untuk Aceh dulunya, kan demikian baru demokrasi namanya.
Sekali lagi ya, habis harta, darah, nyawa, air mata tapi akhirnya mengambil
otonomi ?? yg lebih parah lagi, pasal2 otonomi mengenai HAM lebih buruk drpd UU
otonomi sebelumnya yang sudah ditawarkan oleh Jawakarta. (Masalah pelanggaran HAM masa lalu
dilupakan saja.” (Rahmat Sahputra, sahputra99@yahoo.com , 8 september 2006
12:18:39)
Setelah
membaca apa yang disampaikan oleh saudara Irwandi Yusuf dari Banda Acheh yang
dilambungkan dalam International Aceh Civil Society Forum atau forum diskusi
masyarakat Acheh di mana pun hari Sabtu tanggal 9 September 2006 sehubungan adanya pendapat dari saudara
Rahmat Sahputra dari Hallefors, Swedia sebagaimana yang dikutip diatas, timbul
dalam pikiran Ahmad Sudirman pertanyaan yaitu, apakah yang dimaksud dengan demokrasi
model kelompok Hallefors yang anti MoU Helsinki adalah juga sama dengan
demokrasi model Irwandi Yusuf yang mencaplok demokrasi-pancasila-nya model mpu
Tantular dengan kitab kertagama-nya?
Setelah
dipikir, diobrak-abrik, dan diputar-balik, dipertimbangkan, digali, dibaca,
dipahami, dianalisa akhirnya ditemukan ujung tali benang yang menghubungkan
satu sama lainnya, dimana kedua titik itu ada memiliki suatu kesamaan. Sekarang
yang dipertanyakan adalah, apakah yang
menjadi kesamaan titik penghubung antara demokrasi-pancasila-nya mpu Tantular
yang dipakai oleh Irwandi Yusuf dengan demokrasi-nya yang dicaplok kelompok
Hallefors yang anti MoU Helsinki yang diwakili oleh saudara Rahmat Sahputra?
Nah,
jawabannya untuk sementara adalah keduanya, yaitu saudara Irwandi Yusuf dan
saudara Rahmat Sahputra tidak mengerti
dan tidak memahami tentang model demokrasi yang dicaploknya itu. Mengapa ?
Mari
kita kupas secara bersama-sama untuk menjawabnya.
Karena,
saudara Irwandi Yusuf dengan
menampilkan tanggapannya yang diformulasikan dalam uraian kata-kata ”Kalau ada
solusi untuk merdeka dari anda, saya akan ikut dengan anda. Ada solusi apa
tidak? Atau sudah cukup puas dengan menggonggong saja?”
Nah,
dengan saudara Irwandi memberikan jawaban semodel itu, maka sudah bisa
ditemukan satu garis lurus yang mengarah kepada model demokrasi-pancasila-nya
mpu Tantular dengan kitab kertagama-nya yang sebagian isi-nya menjadi pegangan
utama pihak pemerintah RI dan DPR RI yaitu yang diuraikan dalam uraian rumus
bhineka tunggal ika.
Nah,
karena saudara Irwandi Yusuf sudah terjerat dengan tali rumusan model
demokrasi-pancasila-nya mpu Tantular, maka tanpa dipikir panjang, setelah
mendeklarkan dirinya sebagai calon ”gubernur” (yang benar menurut MoU Helsinki
adalah Kepala Pemerintah) ikut dalam ”pemilihan kepala daerah” (yang benar
menurut MoU Helsinki adalah pemilihan Kepala Pemerintah) di Acheh, dengan
didukung penuh oleh saudara Sofyan Dawood dengan mempergunakan lembaga atau
institusi KPA (sebelumnya adalah TNA (Tentara Negara Acheh)) yang tidak
mendapat persetujuan dari pimpinan tinggi GAM dan Ketua Komite Peralihan Acheh
(KPA) Muzakkir Manaf, maka dengan lantangnya, seperti lantangnya suara Ketua
Umum Golkar Jusuf Kalla ”Kalau ada solusi untuk merdeka dari anda, saya akan
ikut dengan anda. Ada solusi apa tidak?”
Jadi,
lahirnya gaya demokrasi-pancasila-nya mpu Tantular yang dilahap oleh saudara
Irwandi Yusuf yang dipertunjukkan dalam bentuk dagelan dengan judul cerita
”Kalau ada solusi untuk merdeka dari anda, saya akan ikut dengan anda. Ada
solusi apa tidak?”, maka itu menunjukkan bahwa saudara Irwandi Yusuf adalah
sudah tidak lagi berada dijalan GAM dengan MoU Helsinki-nya dan ia sudah
mencampakkan tujuan perjuangan yang dibangun oleh Teungku Hasan Muhammad di
Tiro dengan penentuan nasib sendiri-nya, serta ia sudah menunjukkan taring
tumpulnya kepada pihak pimpinan GAM bahwa dirinya sudah memiliki kemampuan
untuk bertempur menghadapi GAM melalui jalur independen dengan didukung oleh
saudara Sofyan Dawood dengan tarikan kereta katak dengan onderdil mesin
kataknya yang diambil dari onderdilnya mesin KPA.
Padahal,
kalau saudara Irwandi Yusuf itu mengerti dan memahami apa yang telah disepakati
dalam MoU Helsinki oleh pihak GAM dan pemerintah RI, maka ia akan mengerti,
memahami dan menyadari bahwa produk hukum yang lahir dari MoU Helsinki yang
dituangkan dalam bentuk UU tentang Pemerintahan Acheh isinya harus mengacu
kepada MoU Helsinki, bukan hanya hasil penafsiran-penafsiran saja.
Nah
terbukti, karena memang saudara Irwandi Yusuf dan juga saudara Sofyan Dawood
tidak mengerti, tidak memahami, dan tidak menyadari bahwa dengan jeratan UU
No.11 tahun 2006 tentang Pemerintahan Acheh model DPR RI yang disahkan Susilo
Bambang Yudhoyono yang sebagian besar isinya bertentangan dengan MoU Helsinki,
maka dengan secepat kilat ketika UU tersebut dihamparkan di Acheh langsung saja
dijadikan sebagai tempat berdirinya saudara Irwandi Yusuf dan saudara Sofyan
Dawood untuk mempraktekkan apa yang dinamakan dengan demokrasi-pancasila-nya
mpu Tantular, sehingga tanpa tanggung-tanggung saudara Irwandi Yusuf berani
menyatakan bahwa ”jika ada elit Pimpinan GAM yang mengatasnamakan GAM mendukung
pihak manapun, ini adalah anti demokrasi, mendurhakai keputusan bersama yang
telah diambil, serta cendrung kepada pemenuhan kepentingan pribadi.” (Hanakaru Hokagata, albiruny@gmail.com
, 8 september 2006 10:34:25)
Nah sekarang, Ahmad Sudirman
akan bertanya kepada saudara Irwandi Yusuf dan saudara Sofyan Dawood yaitu,
apakah saudara Irwandi Yusuf dan saudara Sofyan Dawood bisa memberikan jalan
keluar atau solusi bagaimana untuk mencapai penentuan nasib sendiri melalui
jalur UU No.11 tahun 2006 tentang Pemerintahan Acheh model DPR RI yang disahkan
Susilo Bambang Yudhoyono yang sebagian besar isinya bertentangan dengan MoU
Helsinki?
Sambil menunggu jawaban dari
saudara Irwandi Yusuf dan saudara
Sofyan Dawood, selanjutnya Ahmad Sudirman akan memberikan tanggapan kepada
kelompok Hallefors yang anti MoU Helsinki yang diwakili oleh saudara Rahmat Sahputra.
Nah, kelompok Hallefors yang
anti MoU Helsinki yang diwakili oleh saudara Rahmat Sahputra ini memang seperti
kelompok yang pandainya hanya menggonggong saja. Mengapa ?
Karena
mereka itu tidak memiliki konsepsi untuk mencapai kemerdekaan Acheh. Buktinya,
pertama, mereka melakukan tindakan yang menunjukkan anti MoU Helsinki. Kedua,
mereka di Swedia sendiri tidak memiliki konsepsi yang dituangkan dalam bentuk
program yang berisikan taktik dan strategi perjuangan politik dan hukum yang
jelas, selain hanya taktik dan strategi kumpul-kumpul di lokal dengan memakai
nama organisasi sosial dan budaya yang tidak diakui secara resmi sebagai
organisasi politik di Swedia. Ketiga, kelompok Hallefors ini sudah dibagi-bagi
kedalam berbagai sub-kelompok yang isinya hanyalah merupakan bagian dari
kegiatan sosial dan budaya saja, sehingga mereka tidak mempunyai kekuatan
politik yang mengakar, baik dalam kelompok tersebut apalagi dalam arena politik
di Swedia. Keempat, kelompok Hallefors kepandaiannya hanya mengacung-ngacungkan
bendera dengan teriakan-teriakan merdeka-merdeka, tetapi hanya bentuk slogan
saja, karena isinya kosong. Kelima, kelompok Hallefors menguraikan
demokrasi dengan uraian referendum
sebagaimana yang dimaksudkan oleh SIRA yang ketua SIRA-nya saudara Muhammad
Nazar sudah lumpuh dijerat oleh jaringan demokrasi-pancasila-nya mpu Tantular.
Keenam, kelompok Hallefors sampai kiamat kalau hanya berjuang disekitar daerah
atau komun Hallefors dengan memakai komputer milik Walikota Hallefors tidak
akan sampai kepada tujuan sebagaimana yang diperjuangkan oleh Teungku Hasan
Muhammad di Tiro dengan GAM-nya.
Jadi
berdasarkan yang dijelaskan diatas, maka sebenarnya apa yang disampaikan oleh
saudara Rahmat Sahputra dari kelompok
Hallefors diatas tersebut, isinya tidak lebih dan tidak kurang adalah hanya
merupakan gonggongan ringan yang ingin meramaikan bunyi riuh-gempitanya suara
demokrasi-pancasila-nya mpu Tantular yang dilahap oleh saudara Irwandi Yusuf
dan saudara Sofyan Dawood cs di Banda Acheh. Dan jangan lupa kelompok Hallefors
ini adalah kelompok yang berada diluar arena yang kerjanya hanya ikut-ikutan
bertepuk tangan sebagaimana layaknya para penonton penyambung adu ayam.
Terakhir,
dengan berdasarkan apa yang diuraikan diatas, maka sekarang kita sudah dapat
mendapatkan gambaran dan sudah bisa memberikan jawaban atas pertanyaan yang
diajukan diatas yaitu ”apakah yang
menjadi kesamaan titik penghubung antara demokrasi-pancasila-nya mpu Tantular
yang dipakai oleh Irwandi Yusuf dengan demokrasi-nya yang dicaplok kelompok
Hallefors yang anti MoU Helsinki yang diwakili oleh saudara Rahmat Sahputra?”
Nah
jawabannya adalah baik kelompok Hallefors yang anti MoU Helsinki yang diwakili
oleh saudara Rahmat Sahputra ataupun Irwandi Yusuf dengan demokrasi-pancasila
mpu Tantular-nya adalah memiliki titik-titik persamaan dalam hal demokrasi yang
didalamnya mengandung butiran-butiran taktik dan strategi yang tidak jauh
berbeda dengan butiran-butiran yang ada dalam demokrasi gaya mpu Tantular yang
dituangkan dalam uraian bhineka tunggal ika dan pancasila-nya.
Bagi
yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada
ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk
membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah
Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP
http://www.dataphone.se/~ahmad
Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita
memohon petunjuk, amin *.*
Wassalam.
Ahmad Sudirman
http://www.dataphone.se/~ahmad
ahmad@dataphone.se
----------