Stockholm, 12 September 2006.

 

Bismillaahirrahmaanirrahiim.

Assalamu'alaikum wr wbr.

 

 

IRWANDI YUSUF CS MELAKUKAN TINDAKAN POLITIK KONFRONTASI TOTAL TERHADAP PIMPINAN TINGGI GAM DAN KPA.

Ahmad Sudirman

Stockholm - SWEDIA.

 

 

IRWANDI YUSUF CS MEMAKAI LEMBAGA GAM & KPA UNTUK MENCARI KEDUDUKAN DAN UANG.

 

”Secara pribadi, saya menyayangkan Kang Ahmad Sudirman yang rela menanggung dosa karena omongkan sesuatu yang tidak diketahuinya secara jelas. Dalam usianya yang sudah sepuh ini mestinya Kang Ahmad Sudirman sudah harus lebih banyak mawas diri dan lebih banyak berzikir. Politik praktis, apalagi berfungsi dalam fitnah chain of command sudah sangat tidak pantas lagi buat Kang Ahmad Sudirman. Kang Sudirman, jika Anda terus berpartisipasi dalam urusan fitnah dan sebagai penyebar kebencian, do it on your own risk di akhirat nanti.” (Hanakaru Hokagata, albiruny@gmail.com , 12 september 2006 11:10:44 )

 

Terimakasih saudara Irwandi Yusuf di Banda Acheh.

 

Setelah membaca pernyataan dan penjelasan politik yang disampaikan oleh saudara Irwandi Yusuf melalui email yang dialamatkan kepada Ahmad Sudirman, yang teks lengkapnya bisa dibaca dibawah, ternyata ada beberapa masalah yang perlu digaris bawahi dan perlu mendapat tanggapan.

 

Dari semua fakta yang berisikan kronologis pertemuan para Petinggi GAM, Komite Peralihan Aceh (KPA) dan wakil-wakil ulama tentang sokongan kepada pihak Humam Hamid dan Hasbi Abdullah pada tanggal 22 Agustus 2006 sampai kepada pernyataan yang disampaikan oleh  Juru Bicara Komite Peralihan Aceh (KPA) Sofyan Dawood di markas KPA hari Sabtu tanggal 26 Agustus 2006 tentang sokongan kepada pihak Irwandi Yusuf dan Muhammad Nazar menggambarkan adanya sikap, kebijaksanaan dan tindakan politik dari sebagian personalia dalam tubuh GAM dan KPA dalam hal ini saudara Irwandi Yusuf, saudara Sofyan Dawood,  saudara Munawarliza Zein dan yang lainnya yang mengarah kepada pertentangan dan konfrontasi horizontal yang total kepada pihak pimpinan tinggi GAM.

 

Sikap, kebijaksanaan dan tindakan politik dari pihak saudara Irwandi Yusuf cs yang mengarah kepada pertentangan dan konfrontasi horizontal terhadap pihak pimpinan tinggi GAM ini telah menyebabkan robohnya bangunan GAM.

 

Sikap, kebijaksanaan dan tindakan politik yang telah dijalankan oleh pihak para Petinggi GAM dan Kepala Komite Peralihan Aceh (KPA) dalam hal pengambilan taktik dan strategi politik mengenai penyokongan terhadap pihak Humam Hamid dan Hasbi Abdullah telah dijadikan sebagai alasan politik untuk mengambil sikap, kebijaksanaan dan tindakan politik oleh pihak Juru Bicara Komite Peralihan Aceh (KPA) Sofyan Dawood dengan mempergunakan kendaraan politik KPA dan tempat kedudukan KPA sebagai alat resmi menyokong dan mendukung penuh pihak Irwandi Yusuf dan Muhammad Nazar tanpa mendapat persetujuan dan kesepakatan dari pihak petinggi GAM.

 

Disini ada dua kesalahan besar yang dijalankan oleh pihak Irwandi Yusuf  cs, yaitu pertama, pihak Sofyan Dawood di tempat kedudukan KPA menyokong dan mendeklarkan pihak Irwandi Yusuf dan Muhammad Nazar sebagai calon Kepala dan Wakil Kepala Pemerintah Acheh tanpa mendapat persetujuan politik dari pihak petinggi GAM. Kedua, pihak Sofyan Dawood mempergunakan lembaga atau institusi KPA secara resmi untuk dijadikan sebagai alat pendukung dan peyokong politik kepada pihak Irwandi Yusuf dan Muhammad Nazar.

 

Dari dua faktor kesalahan yang dijalankan oleh pihak saudara Sofyan Dawood cs inilah yang telah menjadikan bangunan GAM pecah. Mengapa ?

 

Karena, sudah disepakati bahwa GAM yang didalamnya ada KPA sebagai lembaga atau institusi tidak ikut dalam Pemilihan Kepala Pemerintah Acheh (Pilkapa). Tetapi secara perseorang anggota GAM dibenarkan untuk mencalonkan diri dan dicalonkan.

 

Walaupun GAM secara lembaga atau institusi tidak ikut dalam pilkapa, tetapi sesuai dengan statusnya sebagai lembaga politik dan hukum GAM bersama-sama membangun Pemerintahan Acheh dibenarkan untuk menyokong  calon lain seperti Humam Hamid dan Hasbi Abdullah.

 

Nah persoalannya sekarang adalah, ketika pihak GAM melalui Kepala Komite Peralihan Aceh (KPA) menyatakan sokongan kepada Humam Hamid dan Hasbi Abdullah, ternyata ditanggapi oleh pihak Sofyan Dawood cs dengan sikap, kebijaksanaan dan tindakan politik yang 180 derajat bertentangan dan melawan arus pihak pimpinan tinggi GAM dan Kepala Komite Peralihan Aceh (KPA) yaitu melalui cara penyokongan dan pendeklaran resmi dari pihak KPA dan ditempat kedudukan KPA terhadap Irwandi Yusuf dan Muhammad Nazar.

 

Jadi disini kelihatan dengan jelas dan terang pihak Irwandi Yusuf, Sofyan Dawood, Munawarliza Zein dan yang lainnya ditambah dengan dukungan dari saudara Bakhtiar Abdullah telah mempergunakan lembaga GAM dalam hal ini KPA sebagai lembaga atau institusi resmi untuk menyokong dan mendukung Irwandi Yusuf dan Muhammad Nazar.

 

Dan inilah merupakan suatu konfrontasi horizontal yang total dari pihak Irwandi Yusuf cs terhadap pihak pimpinan tinggi GAM dan Kepala Komite Peralihan Aceh (KPA). Dan tindakan politik dari saudara Irwandi Yusuf cs adalah merupakan tindakan politik deklarasi perang terhadap pimpinan tinggi GAM dalam tubuh GAM yang didalamnya ada KPA.

 

Nah, sikap, kebijaksanaan dan tindakan politik yang dijalankan oleh Irwandi Yusuf cs inilah yang dalam waktu-waktu mendatang ini akan menjadi bumerang dalam tubuh GAM dan KPA.

 

Tentu saja, tindakan politik yang dijalankan oleh pihak saudara Irwandi Yusuf cs tidak bisa digolongkan kedalam tindakan politik yang oleh saudara Munawarliza Zein disebut dengan tindakan politik buttom-up, tetapi tindakan politik saudara Irwandi Yusuf cs digolongkan kedalam golongan orang-orang yang melakukan tindakan politik penjegalan dan politik perampasan kekuasaan dalam tubuh GAM dan KPA di Acheh.

 

Dan kelihatan sekali, disamping pihak saudara Irwandi Yusuf cs telah melakukan deklarasi perang terhadap pimpinan tinggi GAM dan Kepala Komite Peralihan Aceh (KPA) juga kelihatan sekali adanya dorongan untuk menguasai kekuasaan dalam tubuh GAM di Acheh guna dipakai sebagai alat mencapai kursi kekuasaan Pemerintah Acheh dan dipakai alat untuk mendapatkan uang, dana dan kekayaan lainnya. Dan celakanya lagi, pihak saudara Irwandi Yusuf cs telah melupakan dan mengancur luluhkan Pimpinan Tertinggi GAM Teungku Hasan Muhammad di Tiro. Dan mereka menganggap diri mereka sambil menepuk dada ”mereka berdua akan membawa ke 'tujuan GAM yang masih jauh' itu, sebab mereka berdua secara pribadi sudah teruji dan bukan bunglon” (Munawarliza Zein, warzain@yahoo.com ,  Sun, 27 Aug 2006 07:51:19 -0700 (PDT)). Tetapi dalam kenyataannya mereka tidak ditunjang oleh kekuatan akar yang kuat dan kokoh, sehingga dalam sekejap saja mereka nantinya bisa dengan mudah dirobohkan dan dihancurkan.

 

Inilah tanggapan dari Ahmad Sudirman atas apa yang disampaikan oleh saudara Irwandi Yusuf. Dan tentu saja, Rasulullah saw sampai hari akhirnya tetap berjuang dan membangun dengan berlandaskan pada politik yang diacukan kepada Islam. Jadi, kalau Ahmad Sudirman sekarang berbicara politik, apakah itu politik sebagai ilmu, atau sebagai politik praktis, maka sikap dan tindakan Ahmad Sudirman itu adalah tidak tergantung kepada usia.

 

Bagi yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad

 

Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk, amin *.*

 

Wassalam.

 

Ahmad Sudirman

 

http://www.dataphone.se/~ahmad

ahmad@dataphone.se

----------

 

From: Hanakaru Hokagata albiruny@gmail.com

Date: 12 september 2006 11:10:44

To: "Ahmad Sudirman" ahmad_sudirman@hotmail.com

Cc: PPDI@yahoogroups.com, oposisi-list@yahoogroups.com, mimbarbebas@egroups.com, politikmahasiswa@yahoogroups.com, fundamentalis@egroups.com,

Lantak@yahoogroups.com, kuasa_rakyatmiskin@yahoogroups.com, achehnews@yahoogroups.com, IACSF@yahoogroups.com, suhadi_laweung@yahoo.com

Subject: Re: REFRESENTATIF GAM DI AMM, IRWANDI YUSUF PERLU SEGERA DITARIK DARI AMM.

 

Kang Ahmad Sudirman, Anda kenal dengan saya dan saya pun kenal dengan Anda. Kita bertemu di Stockholm pada acara peresmian perkawinan anak Dr. Zaini.

 

Ketika Anda ngomong KPA, seolah-olah Anda lah yang paling tahu KPA. Saya adalah pejabat teras KPA yang oleh karena itu saya ditunjuk untuk menjadi Wakil Senior GAM (TNA) untuk AMM. Untuk Anda ketahui, saya tinggal serumah dengan Muzakkir Manaf. Saya juga yang mendeklarasikan berdirinya KPA sesaat setelah saya membubarkan TNA dalam kapasitas saya sebagai Senior Representative to AMM. Jadi saya tahu persis apa yang terjadi terhadap Muzakkir Manaf. Satu lagi yang ingin saya sampaikan biar Anda tahu dan agar Anda terhindar dari menjadi tukang fitnah, adalah: TIDAK pernah ada yang namanya KOMITMEN politik GAM dengan partai politik PPP.

 

Baiklah saya uraikan disini tragedi Muzakkir Manaf dukung H2O:

 

1.Rapat tanggal 21 Agustus: Para ulama diundang rapat dengan tim sukses H2O yang terdiri dari Muhammad Lampoh Awe (kerabat dekat Hasbi Abdullah), Zakaria Saman, dan Ilyas Abed. Rapat itu dihadiri juga oleh Dr. Zaini (abang kandung Hasbi) dan Meuntroe Malik. Keputusan rapat: Ulama menolak mendukung H2O karena mereka menggunakan kenderaan parpol nasional dan karena Humam adalah salah seorang sponsor atau penandatangan DOM di masa lalu.

 

2.Tidak berhasil dengan para ulama, tim sukses menggelar rapat dengan seluruh Panglima TNA dari beberapa wilayah yang intinya meminta agar mereka memberi dukungan kepada H2O. Rapat ini pun gagal memperoleh dukungan para panglima, bahkan yang terjadi adalah panglima panglima wilayah mengkritik pedas keputusan tim sukses yang melibatkan pimpinan untuk mendukung H2O. Mereka ada yang berteriak "Tigapuluh tahun kita berperang dan puluhan ribu nyawa sudah terkorban apakah untuk mensukseskan PPP yang dulu sewaktu darurat militer mencap kita sebagai Bughat?" Rapat berakhir pada pukul 1230 dengan kekecewaan bagi yang mengundang dan yang diundang. Setelah para peserta rapat meninggalkan arena, yang tertinggal disana adalah tim sukses H2O, Meuntroe Malek, dan Dr. Zaini, plus beberapa wartawan yang kebingungan. Muzakkir Manaf pun sudah pulang ke rumahnya. Tapi tim sukses belum putus asa. Ilyas Abed lalu mengambil inisiatif menulis press statement DUKUNGAN KPA dengan mengatasnamakan Muzakkir Manaf. Setelah press statement selesai ditulis tangan, Kamaruddin alias Abu Razak disuruh menjemput Muzakkir Manaf dari rumahnya dengan alasan ada rapat penting dengan pimpinan. Sesampainya di sana, Muzakkir disodori oleh Ilyas Abed press statement utk dibacakan di depan wartawan. Muzakkir menolak keras. Zakaria Saman mengambil alih tugas membujuk Muzakkir tapi tetap gagal juga. Setelah 1 jam bujuk membujuk itu berlangsung, akhirnya Ilyas Abed mengambil naskah tersebut dan diberikan kepada Meuntroe Malek untuk menyuruh Muzakkir membacanya di depan wartawan. Meuntroe Malek memanggil Muzakkir dan memintanya agar mau membaca. Muzakkir yang malang kena skak, dan ia pun membaca press statement itu di depan wartawan. Esok hari hebohlah seantero Aceh.

 

Setelah Muzakkir membacanya di depan wartawan, Muzakkir sempat berucap kepada tim sukses dan pimpinan: "Lakukanlah sesuka kalian, saya tidak mau perduli lagi." Malamnya kami bertemu di rumah. Muzakkir berkata kepada saya bahwa dirinya tadi dijebak. Dia mempersilakan saya tetap maju dan jangan bergeming. Esok harinya Muzakkir terbang ke Medan dan bertemu dengan Sofyan Dawod di sana. Kepada Sofyan Dawod dia meminta agar dapat menyejukkan suasana di lapangan dan mengizinkan Sofyan Dawod untuk membuat Counter Press Statement. Tanggal 26 Agustus Sofyan Dawod menggelar press statement di Kantor KPA Banda Aceh.

 

Jadi, Kang Dirman, saya harap Anda jangan asal rewel saja. Mau fakta, datanglah ke Aceh dan bertanyalah kepada rakyat Aceh serta anggota2 KPA. Info yang Anda dapat dari sahabat Anda yang bernama Ustadz Muzakkir Hamid di Alby adalah sangat tendensius, mengelabui, dan mengabaikan fakta.

 

Secara pribadi, saya menyayangkan Kang Ahmad Sudirman yang rela menanggung dosa karena omongkan sesuatu yang tidak diketahuinya secara jelas. Dalam usianya yang sudah sepuh ini mestinya Kang Ahmad Sudirman sudah harus lebih banyak mawas diri dan lebih banyak berzikir. Politik praktis, apalagi berfungsi dalam fitnah chain of command sudah sangat tidak pantas lagi buat Kang Ahmad Sudirman. Kang Sudirman, jika Anda terus berpartisipasi dalam urusan fitnah dan sebagai penyebar kebencian, do it on your own risk di akhirat nanti. Wassalam.

---------