Stockholm, 4 November 2006

 

Bismillaahirrahmaanirrahiim.

Assalamu'alaikum wr wbr.

 

 

MASIH TENTANG AHMAD HUMAM HAMID YANG MEMANG BUKAN POLITIKUS.

Ahmad Sudirman

Stockholm - SWEDIA.

 

 

AHMAD HUMAM HAMID SECARA FORMAL MEMANG TIDAK BERKARTU PARTAI NASIONAL ARTINYA AHMAD HUMAM HAMID MEMANG BUKAN ORANG POLITIKUS YANG BERAMBISI DALAM PARTAI POLITIK.

 

”Ahmad Sudirman salah besar bila mengatakan: "Sebenarnya saudara Ahmad Humam Hamid adalah bukan seorang politikus, melainkan seorang yang aktif dalam bidang pendidikan, sosial dan kemasyarakatan sesuai dengan ilmu yang dimilikinya."… Sebagai dosen, Humam nggak ada karya ilmiah (yang menonjol). Sebagai ketua KNPI dalam periode Ibrahim Hasan, ia terlibat dalam musyawarah elite penguasa untuk menentukan DOM. Dalam reformasi ia tak terlibat menggerakkan massa. Tapi begitu DOM dicabut langsung star garap HAM. Begitu pula pasca tsunami… Jadi humam, secara formal memang tak berkartu anggota partai nasional. Tetapi secara individual lebih banyak waktu tersita berpolitik daripada berkarya ilmiah sebagaimana statusnya sebagai dosen.“ (aroen jeram, aroen_jeram@yahoo.com , [202.155.9.71], 3 Nov 2006 11:45:36 –0000)

 

Membaca apa yang disampaikan oleh saudara Aroen Jeram di Banda Acheh, Acheh seperti yang dikutipkan diatas, ternyata makin membuktikan bahwa saudara Ahmad Humam Hamid adalah memang bukan seorang politikus yang berambisi untuk meraih kekuasaan melalui jalur partai politik dan berjuang seumur hidupnya dalam partai politik. Apalagi saudara Humam Hamid secara formal adalah memang tidak memiliki kartu anggota partai politik nasional.

 

Nah, karena itulah mengapa Ahmad Sudirman menyatakan bahwa saudara Ahmad Humam Hamid adalah bukan seorang politikus. Kalaupun saudara Ahmad Humam Hamid ada disebut-sebut namanya punya hubungan dengan Golkar karena ia pernah menjabat sebagai Ketua Umum Dewan Pimpinan Daerah Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Acheh bersamaan waktunya dengan Ibrahim Hassan ketika menduduki kursi Gubernur Acheh periode 1986 – 1991, tetapi tidak membuktikan bahwa saudara Ahmad Humam Hamid adalah sebagai politikus Golkar. Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) adalah bukan partai politik seperti partai politik Golkar, melainkan wadah yang bukan tempat kumpulan pemuda yang memiliki kepentingan politik tertentu. Jadi para pemuda yang masuk kedalam Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) tidak berasal dari kepentingan partai politik tertentu.

 

Nah sekarang,  kalau saudara Ahmad Humam Hamid yang pernah menjabat sebagai Ketua Umum Dewan Pimpinan Daerah Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Acheh itu tidak berarti bahwa saudara Ahmad Humam Hamid adalah juga sebagai anggota partai politik Golkar.

 

Kemudian, ketika Ibrahim Hassan menjabat sebagai Gubernur di Acheh periode tahun 1986 sampai tahun 1991 yang notabene adalah Gubernur yang tidak bisa menolak dan mengatakan tidak kepada kebijaksanaan politik dan militer Soeharto, maka ketika Soeharto akan meningkatkan kegiatan militernya di Acheh untuk menumpas Gerakan Acheh Merdeka, mau tidak mau Gubernur Ibrahim Hassan dan juga saudara Ahmad Humam Hamid yang waktu itu menjabat sebagai Ketua Umum Dewan Pimpinan Daerah Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Acheh menyatakan persetujuannya atas kehendak Soeharto untuk mengirimkan komando pasukan khsususnya ke Acheh. Diamana pada tahun 1989 sedang gencar-gencarnya bentrokan senjata antara pasukan Tentara Negara Acheh melawan pihak TNI. Jadi, bagi Gubernur Ibrahim Hassan dan Ketua Umum DPD KNPI Acheh Ahmad Humam Ahmad tidak memiliki pilihan lain selain memilih kehendak dan keinginan militernya Soeharto dan Menkopolkam dan Pangab RI.

 

Kalau Ahmad Sudirman bertanya kepada saudara Aroen Jeram pada tahun 1989, yaitu apakah saudara Aroen Jeram akan memilih dan membela GAM dibawah Pimpinan Teungku Hasan Muhammad di Tiro atau memilih Jenderal Soeharto dengan Kopassus TNI-nya?

 

Tentu saja Ahmad Sudirman percaya saudara Aroen Jeram akan memilih dua pilihan, yaitu pilihan pertama diam saja dan pilihan kedua memilih Jenderal Soeharto.

 

Nah, kalau saudara Aroen Jeram menjawab dengan cara diam, maka malamnya saudara Aroen Jeram akan hilang diculik oleh intelijen TNI, karena  dianggap sebagai orang yang menyokong GAM.

 

Begitu juga dengan saudara Ahmad Humam Hamid yang waktu itu menjabat sebagai Ketua Umum DPD KNPI Acheh yang notabene adalah merupakan juga pemuda-pemuda yang diperalat oleh Jenderal Soeharto dan Partai Politik Golkar.

 

Dimana kalau saudara Ahmad Humam Hamid tidak ikut-ikutan bersama Ibrahim Hassan untuk membubuhkan tandatangan mereka meminta didatangkan komando pasukan khusus TNI, maka jangan harap bahwa saudara Ahmad Humam Hamid dan Ibrahim Hassan akan selamat dari kejaran dan cengkraman Jenderal Soeharto.

 

Jadi, kalau kita melihat latar belakang sejarah pada tahun 1989 di Acheh dan dikaitkan dengan Jenderal Soeharto yang ingin terus menduduki dan menjajah Acheh kemudian dikaitkan dengan Gubernur Acheh Ibrahim Hassan dan Ketua Umum DPD KNPI Ahmad Humam Hamid, maka kita akan mengerti dan memahami kenapa saudara Ahmad Humam Hamid tunduk dan patuh dengan cara menandatangani surat untuk meminta didatangkan komando pasukan khusus TNI-nya Jenderal Soeharto.

 

Karena itu kalau sekarang saudara Aroen Jeram menyatakan bahwa saudara Ahmad Humam Hamid adalah orang yang turut mendukung berlakunya daerah operasi militer (DOM) di Acheh tanpa dikaitkan dengan latar belakang situasi dan kondisi yang ada pada tahun 1989, sehingga saudara Ahmad Humam Hamid dianggap sebagai pengkhianat pada perjuangan GAM dibawah pimpinan Teungku Hasan Muhammad di Tiro, maka anggapan saudara Aroen Jeram adalah masih lemah. Mengapa ?

 

Karena pada tahun 1989 bagi bangsa dan rakyat Acheh hanya ada dua pilihan, yaitu memilih dan berpihak kepada GAM dibawah pimpinan Teungku Hasan Muhammad di Tiro atau memilih Jenderal Soeharto dengan komando pasukan khusus TNI-nya.

 

Dan tentu saja, saudara Aroen Jeram kalau pada tahun 1989 sudah dewasa akan juga memilih dan mendukung Jenderal Soeharto dengan komando pasukan khusus TNI-nya. Sedangkan kalau Ahmad Sudirman dari sejak tahun 1981 sudah menentang Jenderal Soeharto tanpa ada kompromi. Tetapi bagi saudara Ahmad Humam Hamid yang waktu itu menjabat sebagai Ketua Umum DPD KNPI Acheh dan Ibrahim Hassan yang menjabat sebagai Gubernur Acheh sudah dipastikan mengekor kepada kemauan dan kehendak Jenderal Soeharto dengan komando pasukan khusus TNI-nya.

 

Jadi, kalau Ahmad Sudirman membaca dan menganalisa latar belakang keadaan dan situasi pada tahun 1989 di Acheh kemudian dikaitkan dengan saudara Ahmad Humam Hamid dan Ibrahim Hasan, serta Jenderal Soeharto dan TNI-nya, maka Ahmad Sudirman akan mengerti betapa sulitnya bagi saudara Ahmad Humam Hamid pada saat itu untuk mengambil keputusan politik dan masa depannya. Karena itu Ahmad Sudirman mengerti dan memahami kenapa saudara Ahmad Humam Hamid ikut menandatangani surat Gubernur Ibrahim Hasan untuk meminta didatangkannya komando pasukan khusus TNI-nya Jenderal Soeharto ke Acheh untuk menghancurkan GAM dibawah pimpinan Teungku Hasan Muhammad di Tiro.

 

Dan Ahmad Sudirman yakin berapa orang yang ada di mimbar bebas ini yang pada tahun 1989 mendukung secara terang-terangan GAM dibawah Pimpinan Teungku Hasan Muhammad di Tiro? Paling hanya beberapa gelintir saja. Silahkan tunjuk tangan dan mengirimkan pilihannya kepada ahmad@dataphone.se .

 

Terakhir, jadi kalau saudara Aroen Jeram dalam pandangannya menyebutkan bahwa saudara Ahmad Humam Hamid sebagai Ketua Umum DPD KNPI Acheh ”terlibat dalam musyawarah elite penguasa untuk menentukan DOM” berarti juga sebenarnya saudara Aroen Jeram pada saat itu ikut berada dibelakang saudara Ahmad Humam Hamid, karena kalau saudara Aroen Jeram hanya diam saja tanpa memberikan jawaban, maka saudara Aroen Jeram pada malam harinya akan hilang diculik pasukan intelijen TNI yang bergentayangan diseluruh Acheh.

 

Bagi yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad

 

Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk, amin *.*

 

Wassalam.

 

Ahmad Sudirman

 

http://www.dataphone.se/~ahmad

ahmad@dataphone.se

----------

 

Received: (qmail 77983 invoked by uid 60001); 3 Nov 2006 11:45:36 –0000

Received: from [202.155.9.71] by web56209.mail.re3.yahoo.com via HTTP; Fri, 03 Nov 2006 03:45:36 PST

From: aroen jeram aroen_jeram@yahoo.com

Return address: IACSF@yahoogroups.com

Date: den 3 november 2006 12:45:36

To: IACSF@yahoogroups.com

CC: syeikh syeikhi@yahoo.com

Subject: Re: [IACSF] AHMAD HUMAM HAMID & TUBUH GAM.

 

ahmad sudirman salah besar bila mengatakan: "Sebenarnya saudara Ahmad Humam Hamid adalah bukan seorang politikus, melainkan seorang yang aktif dalam bidang pendidikan, sosial dan kemasyarakatan sesuai dengan ilmu yang dimilikinya."

 

sebagai dosen, humam nggak ada karya ilmiah (yang menonjol). sebagai ketua KNPI dalam periode Ibrahim Hasan, ia terlibat dalam musyawarah elite penguasa untuk menentukan DOM. dalam reformasi ia tak terlibat menggerakkan massa. tapi begitu DOM dicabut langsung star garap HAM. begitu pula pasca tsunami.

 

Farhan juga gitu, saat bangun gerakan reformasi di Aceh, tak ada dia. begitu DOM dicabut mulai kasak-kusuk. meski ia politikus dari PAN, tapi ia bukan inisiator pembentukan PAN. meski dosen dan doktor, tapi tak dikenal memiliki karya ilmiah.

 

jadi humam, secara formal memang tak berkartu anggota partai nasional. tetapi secara individual lebih banyak waktu tersita berpolitik daripada berkarya ilmiah sebagaimana statusnya sebagai dosen.

 

janganlah membohongi orang banyak, khususnya orang Aceh, dengan memutar-plintir sejarah. kalau tak tahu, bilang tak tahu aja. kita main lurus-lurus ajalah.

----------