Stockholm, 28 November 2006

 

Bismillaahirrahmaanirrahiim.

Assalamu'alaikum wr wbr.

 

 

MENGAPA KELOMPOK BAKHTIAR ABDULLAH & SOFYAN DAWOOD CS MENARIK DUKUNGANNYA TERHADAP IRWANDI YUSUF & MUHAMMAD NAZAR?.

Ahmad Sudirman

Stockholm - SWEDIA.

 

 

YANG DIPERTANYAKAN MENGAPA KELOMPOK BAKHTIAR ABDULLAH & SOFYAN DAWOOD CS MENARIK DUKUNGANNYA TERHADAP IRWANDI YUSUF & MUHAMMAD NAZAR?.

 

“Ketua KPA Pusat dan ketua KPA wilayah bersikap netral dalam Pilkada. Kami menerima dan mendukung siapa pun yang akan dipilih oleh rakyat Aceh secara demokrasi sebagai kepala Pemerintahan Aceh.” (Ketua Komite Peralihan Aceh (KPA) Pusat Muzakkir Manaf, Senin, 27 Nopember 2006, 14:23 WIB,

http://www.acehkita.com/?dir=news&file=detail&id=1384 )

 

“Kita tetap komit untuk netral” (Sofyan Dawood , Senin, 27 Nopember 2006, 14:23 WIB,

http://www.acehkita.com/?dir=news&file=detail&id=1384 )

 

Membaca apa yang disampaikan oleh saudara Ketua Komite Peralihan Acheh (KPA) Pusat Muzakkir Manaf dalam konferensi pers di Banda Acheh, Senin, 27 Nopember 2006 dan kelompok yang ada dibelakangnya, timbul satu pertanyaan mengapa kelompok Bakhtiar Abdullah dan Sofyan Dawood cs memajukan jurus deklarasi pencabutan dukungannya terhadap Irwandi Yusuf dan Muhammad Nazar sebagai calon Kepala dan Wakil Pemerintah Acheh dalam pemilihan Kepala Pemerintah Acheh pada 11 Desember 2006 mendatang, padahal tiga bulan yang lalu tepatnya pada tanggal 27 Agustus 2006 kelompok Bakhtiar Abdullah dan Sofyan Dawood cs ini secara menggebu-gebu mendeklarkan penyokongan penuh kepada Irwandi Yusuf dan Muhammad Nazar dengan memakai kendaraan KPA dan ditempat kedudukan KPA tanpa mendapat persetujuan dan izin politik penuh dari Pimpinan Tinggi GAM?

 

Nah, ada beberapa faktor yang menjadi dasar pijakan mereka.

 

Salah satu faktornya adalah kelompok Bakhtiar Abdullah dan Sofyan Dawood cs setelah Irwandi Yusuf ditarik dari AMM menjadi lemah posisi politik, hukum dan ekonominya. Karena tanpa didukung oleh AMM Irwandi Yusuf,  Bakhtiar Abdullah dan Sofyan Dawood cs tidak memiliki jaringan yang kuat lagi baik secara politik, hukum dan ekonomi.

 

Kemudian faktor lainnya adalah dukungan dari para ulama Acheh yang diklaim oleh kelompok Irwandi Yusuf dan Muhammad Nazar pada saat pasangan Irwandi-Nazar dideklarasikan pada tanggal 27 Agustus 2006 tiga bulan yang lalu adalah cukup besar, ternyata pada kenyataannya adalah hampir nol.

 

Seterusnya faktor pribadi calon pemimpin Kepala Pemerintah Acheh adalah sangat menentukan bagi bangsa dan seluruh rakyat Acheh. Dimana faktor pribadi ini adalah sangat menentukan bagi setiap pemilih rakyat dan ulama Acheh. Dan Ahmad Sudirman tidak melihat kematangan, kedewasaan dan ketinggian faktor pribadi yang melekat dalam diri saudara Irwandi Yusuf, terbukti dalam komentar-komentarnya di internet. Apalagi kalau dilihat dari sudut Islam yang sangat penting untuk contoh dan teladan bangsa dan seluruh rakyat Acheh di Acheh masih sangat minim terbentuk pada Irwandi Yusuf.

 

Seterusnya lagi faktor sikap dan tindakan saudara Irwandi Yusuf terhadap Pimpinan Tertinggi GAM Teungku Hasan Muhammad di Tiro dan Stafnya adalah bukan satu contoh yang baik bagi penerus perjuangan GAM dibawah Pimpinan Tertinggi Teungku Hasan Muhammad di Tiro.

 

Dan tentu saja faktor lainnya yang tidak kalah pentingnya yaitu faktor arogansi dan menganggap diri paling pandai didepan Pimpinan Tertinggi dan Pimpinan Tinggi GAM.

 

Nah, itulah sebagian faktor-faktor mengapa akhirnya kelompok Bakhtiar Abdullah dan Sofyan Dawood cs menyatakan penarikan pendukungan kepada Irwandi Yusuf dan Muhammad Nazar secara terbuka melalui Ketua Komite Peralihan Acheh (KPA) Pusat Muzakkir Manaf dalam konferensi pers di Banda Acheh, Senin, 27 Nopember 2006.

 

Terakhir, adapun kebijaksanaan politik yang dijalankan oleh Pimpinan Tinggi GAM Perdana Menteri Malik Mahmud dan seluruh Kabinetnya tetap terus dijalankan sebagaimana yang telah ditetapkannya pada tanggal 28 Agustus 2006 dalam suratnya yang ditujukan kepada Keutuha KPA, Muzakkir Manaf dan di CC-kan kepada:

 

1.Keutuha Madjeulih GAM, Tgk. Muhammad Usman Lampoh Awe.

2.Waki Keutuha Madjeulih GAM, Zakaria Saman.

3.Keutuha Madieulih Nasional di KL, Tgk Usman Hanafi.

 

Bagi yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad

 

Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk, amin *.*

 

Wassalam.

 

Ahmad Sudirman

 

http://www.dataphone.se/~ahmad

ahmad@dataphone.se

----------

 

http://www.acehkita.com/?dir=news&file=detail&id=1384

Senin, 27 Nopember 2006, 14:23 WIB

PILKADA

Muzakkir Manaf:

KPA tak Mendukung Salah Satu Calon

Reporter : Radzie

 

Banda Aceh, acehkita.com. Komite Peralihan Aceh (KPA) Pusat mempertegas sikap menjelang pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada). Mereka tidak akan memberikan dukungan terhadap calon manapun dan bersikap netral dalam pemilihan mendatang.

 

KPA juga menegaskan menarik dukungan terhadap kandidat Ahmad Humam Hamid-Hasbi Abdullah, yang diusung Partai Persatuan Pembangunan (PPP). “KPA menarik dukungan dari pasangan Humam dan Hasbi,” kata Ketua KPA Pusat Muzakkir Manaf dalam konferensi pers di Banda Aceh, Senin (27/11).

 

Konferensi pers dihadiri Juru Bicara GAM Swedia Bachtiar Abdullah, Juru Bicara KPA Sofyan Dawood, Nur Djuli (petinggi GAM Malaysia), Deputi Jubir GAM Swedia Munawarliza, dan sejumlah ketua KPA wilayah dan daerah.

 

Humam Hamid menolak berkomentar atas adanya keputusan KPA yang menarik dukungan atas dirinya. “No comment!” kata Humam saat dihubungi wartawan.

 

Pilkada Aceh 2006 diikuti delapan pasang kandidat calon gubernur dan wakil gubernur. Anggota GAM, seperti Irwandi Yusuf mencalonkan diri sebagai calon gubernur. Sementara Hasbi Abdullah (juga anggota GAM) mencalonkan diri sebagai calon wakil gubernur yang berpasangan dengan Ahmad Humam Hamid. Hasbi sendiri merupakan salah seorang anggota GAM, yang menghabiskan 14 tahun hidupnya di dalam penjara Pemerintah Indonesia. Pada 22 Agustus 2006, Ketua KPA Muzakkir Manaf mengatakan dukungannya terhadap pasangan Humam Hamid-Hasbi Abdullah.

 

Muzakkir Manaf menegaskan, dalam Pilkada pertama yang digelar pascapenandatanganan Nota Kesepakatan Damai Helsinki ini, KPA akan bersikap netral dan tidak akan memberikan dukung terhadap salah satu kandidat. “Ketua KPA Pusat dan ketua KPA wilayah bersikap netral dalam Pilkada,” kata Muzakkir.

 

Kendati menyatakan tidak mendukung salah satu kandidat, Muzakkir menyebutkan, KPA dan Gerakan Aceh Merdeka tetap akan menerima siapa pun kandidat yang menang dalam Pilkada. “Kami menerima dan mendukung siapa pun yang akan dipilih oleh rakyat Aceh secara demokrasi sebagai kepala Pemerintahan Aceh,” katanya.

 

Juru Bicara KPA Pusat Sofyan Dawood mengatakan, keputusan yang diambil ini sebenarnya bukan keputusan baru. Ini merupakan keputusan majelis yang dihadiri Perdana Menteri GAM Malik Mahmud dan dr. Zaini Abdullah dalam sebuah rapat di Hotel Rajawali, akhir Mei 2006 lalu. “Keputusan saat itu, GAM tidak mencalonkan paket secara lembaga dalam Pilkada, tapi kader-kader GAM yang ingin maju dipersilakan,” kata Sofyan Dawood.

 

Atas adanya keputusan ini, Sofyan Dawood meminta kepada semua Ketua KPA wilayah dan daerah untuk tidak menjadi juru kampanye untuk mendukung calon mana pun dalam Pilkada ini.

 

“Kita tetap komit untuk netral,” kata Dawood yang juga bekas Panglima GAM wilayah Pasee. “Dulu pernah diisukan bahwa Teungku Muzakkir Manaf mendukung Humam-Hasbi, dan saya mendukung Irwandi. Sebenarnya kami tidak pada posisi itu. Kami bersikap netral,” lanjutnya, sembari meminta masyarakat Aceh untuk memilih pemimpin sesuai dengan hati nuraninya.

 

Sofyan mengaku keputusan yang diumumkan siang tadi sudah diketahui oleh Perdana Menteri GAM Malik Mahmud. Para petinggi GAM yang selama ini terang-terangan mendukung duet Humam-Hasbi, kata Sofyan, juga sudah mengetahui keputusan ini. Namun, berkali-kali redaksi acehkita.com mencoba menghubungi Suadi Sulaiman Laweueng, jubir Majelis Pusat GAM, telepon genggamnya tidak aktif. [dzie]

----------

 

http://www.acehkita.com/index.php?dir=news&file=detail&id=1183

 

Minggu, 27 Agustus 2006, 20:18 WIB

PILKADA

Pasangan Irwandi-Nazar Dideklarasikan

Reporter : Radzie

 

Banda Aceh, acehkita.com. Pasangan Irwandi Yusuf dan Muhammad Nazar yang akan maju dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) sebagai calon gubernur dan wakil gubernur, dideklarasikan di Kantor Komite Peralihan Aceh (KPA), Ahad (27/8) siang.

 

Sejumlah tokoh dan petinggi GAM yang ada di Aceh dan luar negeri, serta ratusan anggota dan simpatisan terlihat menghadiri acara tersebut. Uniknya, Sayed Fuad Zakaria (calon wakil gubernur dari Partai Golkar) dan Tamlicha Ali (calon gubernur yang diusung Partai Bintang Reformasi) juga terlihat menghadiri pendeklarasian pasangan Irwandi-Nazar.

 

Namun di antara undangan, tidak terlihat bekas Panglima GAM Muzakkir Manaf, Teungku Muhammad Usman Lampoh Awe (bekas perunding di masa CoHA dan Majelis GAM), Ilyas Abed (Koordinator Bidang Ekonomi Majelis GAM), dan Zakaria Saman (Menteri Pertahanan GAM). Ketiga tokoh disebutkan terakhir ini menggalang dukungan untuk pasangan A Humam Hamid dan Hasbi Abdullah dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

 

Juru Bicara KPA Sofyan Dawood membacakan naskah deklarasi pasangan yang diberinama Perjuangan dan Perdamaian. “Setelah melihat dan mendengar aspirasi rakyat dan dorongan dari berbagai pihak yang setuju dengan agenda perubahan dan perdamaian, mayoritas rakyat menghendaki personel GAM dan Sentral Informasi Referendum Aceh (SIRA) untuk dapat maju dalam pemilihan umum mendatang,” kata Sofyan Dawood membacakan naskah yang ditandatangani oleh 33 anggota Majelis GAM, panglima wilayah, serta juru bicara GAM se-Aceh.

 

Deklarasi pasangan Irwandi dan Nazar diiringi dengan shalawat Badar dan nyanyian Hikayat Prang Sabi.

 

Usai membacakan naskah deklrasi itu, Irwandi dan Nazar diminta untuk menyampaikan pidato politik dan konsep dalam memimpin Aceh di masa yang akan datang.

 

Dalam pidato politiknya, Irwandi mengaku enggan dan tidak punya niat untuk maju dalam Pilkada yang akan digelar pada 11 Desember nanti. Tapi sejumlah kalangan, termasuk ulama, terus mendesak supaya dia mencalonkan diri sebagai calon kepala pemerintahan Aceh.

 

Irwandi menyebutkan, Aceh di masa mendatang membutuhkan pemimpin yang mempunyai inspirasi dan instuisi yang tinggi, untuk melakukan perubahan. “Perlu pemimpin yang mengetahui apa yang dimaui oleh rakyat,” kata dia dalam pidato tanpa teks itu.

 

Dia juga menyorot masalah kualitas pendidikan di Aceh. Menurutnya, anak-anak Aceh di masa yang akan datang harus bisa menikmati fasilitas pendidikan yang baik, murah dan bahkan gratis.

 

“Anak-anak Aceh, baik miskin atau kaya, harus memiliki kesempatan yang sama dalam pendidikan. Semua harus sekolah. Dan pendidikan di Aceh harus mempunyai kualitas yang bagus, jangan seperti sekarang dengan ranking lima dari bawah,” kata pria yang sempat divonis sembilan tahun penjara karena keterlibatannya dalam GAM.

 

Karena itu, dia mengharapkan, siapapun nanti yang menjadi gubernur Aceh, pendidikan dan kesejahteraan rakyat harus dinomorsatukan.

 

Selain menyorot masalah pendidikan, pria kelahiran Bireuen ini juga menyorot masalah perekonomian, penegakan hukum, pemberantasan korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN), pelestarian lingkungan hidup, dan illegal logging. “Inflasi di Aceh tertinggi di Indonesia. Uang banyak mengalir ke Aceh, tapi hanya dinikmati segelintir orang saja,” ketusnya.

 

Dukungan

Pasangan Irwandi-Nazar mendapat dukungan dari mayoritas petinggi GAM. Hal ini dilihat dari jumlah petinggi wilayah GAM yang membubuhkan tandatangan di naskah deklarasi yang dibacakan Sofyan Dawood tersebut. Bahkan, Juru Bicara GAM di Swedia Bakhtiar Abdullah, mengirimkan secarik kertas dukungannya, yang dibacakan Amni bin Ahmad Marzuki.

 

Dalam surat itu Bakhtiar menyebutkan, dirinya mendukung pasangan Irwandi-Nazar untuk maju dalam Pilkada nanti. “Dengan hati yang ikhlas dan pikiran yang tenang, saya menyatakan bahwa saya secara pribadi, mendukung sepenuhnya Teungku Irwandi Yusuf dan Teungku Muhammad Nazar sebagai pasangan yang akan bertanding dalam Pilkapa nanti melalui jalur independen,” kata Bakhtiar Abdullah.

 

Bakhtiar menyebutkan, kendati pasangan Irwandi-Nazar maju dalam Pilkada nanti, bukan berarti GAM telah mengubah keputusan untuk tidak mencalonkan kadernya secara organisasi dalam Pilkada. Dalam rapat di Hotel Rajawali pada 29 Mei lalu, GAM menyatakan tidak akan ikut Pilkada, tapi mempersilakan anggotanya untuk maju melalui jalur independen. “Keputusan dulu tidak berubah sampai hari ini,” kata dia.

 

Dukungan juga diperoleh dari sejumlah ulama, akademisi, dan tokoh perempuan. Teungku Muhammad Wali Al Khalili atau Abon Tanoh Mirah menyebutkan, dia dan sejumlah ulama dan teungku dayah memberikan dukungan terhadap pasangan ini. Hal yang sama dikemukakan Farid Wajdi, dosen IAIN Ar-Raniry, dan Maryati B dari kalangan perempuan. [dzie]

----------