Stockholm, 6 Februari 2007

 

Bismillaahirrahmaanirrahiim.

Assalamu'alaikum wr wbr.

 

 

SIRA MENCOBA MENAMPILKAN MP GAM ALIAS PERMAS ALIAS KPAMD ALIAS KSMAID ALIAS GOIAS ALIAS ORGANISASI SOSIAL ILEGAL.

Ahmad Sudirman

Stockholm - SWEDIA.

 

 

SIRA MELALUI TABLOID SUWA MENCOBA MENYALURKAN SUARA UNTUK MENGHANCURKAN GAM DIBAWAH PIMPINAN WALI NEGARA TEUNGKU HASAN MUHAMMAD DI TIRO.

 

Hari ini Ahmad Sudirman membaca hasil wawancara dengan Teungku Abdul Wahab Kreung Seumideun dan Abu Muslimin yang dibuat oleh tabloid mingguan SUWA milik SIRA (Sentral Informasi Referendum Aceh) dan dipublisir SIRA pada 28 januari 2007.

 

Ada beberapa poin yang perlu digarisbawahi dan perlu dikomentari dari apa yang diungkapkan dalam hasil wawancara tersebut.

 

Pertama, pandangan yang disampaikan oleh Teungku Abdul Wahab yang menyatakan bahwa “Bagi mafia, nyawa insan tak berarti. Artinya, sikap beginilah yang telah melahirkan Majelis Pemerintahan (MP) GAM murni yang dipecat oleh pencuri surban Wali. Wali sendiri tak pernah memecat siapapun, saya tahu karakter Wali.” ( http://www.sirareferendum.org/indexa.php?mod=article&cat=wawancara&article=170 )

 

Nah, dari apa yang dikutif diatas ada tiga masalah yang perlu ditanggapi, yaitu pertama masalah mafia, kedua masalah Majelis Pemerintahan (MP) GAM murni dan ketiga masalah pencuri surban Wali.

 

Sekarang, siapa yang dimaksud dengan mafia oleh Teungku Abdul Wahab dalam ucapannya itu? Apakah Wali Negara Teungku Hasan Muhammad di Tiro beserta Kabinet-nya yang dipimpin oleh PM Teungku Malik Mahmud dan Dr Zaini Abdullah beserta stafnya?

 

Dalam hal ini tidak bisa dipisahkan antara Wali Negara dan Kabinet-nya, yaitu antara Teungku Hasan Muhammad di Tiro sebagai pimpinan tertinggi GAM dan Stafnya, yaitu Teungku Malik Mahmud dan Stafnya.

 

Jadi kalau Teungku Abdul Wahab menyatakan bahwa mafia itu adalah Kabinet-nya Teungku Hasan Muhammad di Tiro yang dipimpin oleh Teungku Malik Mahmud, maka pernyataan Teungku Abdul Wahab adalah sudah merupakan suatu tuduhan dan anggapan yang mengarah kepada penghancuran GAM dibawah pimpinan Tertinggi Teungku Hasan Muhammad di Tiro.

 

Selanjutnya, siapa yang dimaksud dengan Majelis Pemerintahan (MP) GAM murni?

 

Kalau yang dimaksud dengan Majelis Pemerintahan (MP) GAM murni adalah yang dikoordinasi oleh Dr Husaini Hasan dan Yusuf Daud cs, maka yang ada adalah bukan Majelis Pemerintahan (MP) GAM murni melainkan Persatuan Masyarakat Aceh Skandinavia (PERMAS) alias Komite Persiapan Acheh Merdeka Demokratik (KPAMD) alias Koalisi Suara Masyarakat Acheh Internasional untuk Demokrasi (KSMAID) alias The Government of independent Acheh Sumatra (GOIAS) alias organisasi sosial ilegal. Dimana Komite Persiapan Acheh Merdeka Demokratik (KPAMD) made Yusuf Daud cs tidak terdaftar secara resmi baik di Amerika ataupun di negara lainnya. Begitu juga Koalisi Suara Masyarakat Acheh Internasional untuk Demokrasi (KSMAID) made in Dr Husaini Hasan adalah tidak ada daftar resmi baik secara politis ataupun sosial di Amerika atau di negara-negara lainnya. Termasuk juga The Government of independent Acheh Sumatra (GOIAS) made in Dr Husaini Hasan tidak ada diakui baik di Amerika atau dinegara-negara lainnya. Kemungkinan hanya yang bisa dimasukkan kedalam kelompok atau organisasi sosial adalah apa yang dinamakan dengan Persatuan Masyarakat Aceh Skandinavia itupun kalau ditelusuri anggaran dasar organisasinya tidak ditemukan daftarnya di negara-negara yang tergabung kedalam Scandinavia.

 

Jadi, kalau Teungku Abdul Wahab menyatakan Majelis Pemerintahan (MP) GAM murni, maka itu tidak ada bedanya dengan menyatakan sesuatu yang kosong alias tidak wujud secara hukum dan politik alias gombal saja.

 

Seterusnya, siapa yang dimaksud dengan pencuri surban Wali?.

 

Kalau Teungku Abdul Wahab mengarahkan pandangan dan pikirannya kepada Kabinet-nya Teungku Hasan Muhammad di Tiro yang dipegang oleh Teungku Malik Mahmud, maka pandangan Teungku Abdul Wahab adalah sudah menyimpang jauh dan salah. Mengapa? Karena kalau Kabinet dipegang oleh Teungku Malik Mahmud atas sepengetahuan Pimpinan Tertinggi GAM Teungku Hasan Muhammad di Tiro, itu namanya bukan mencuri surban Wali, melainkan melaksanakan tugas pemerintahan sehari-hari dalam pemerintahan GAM di pengasingan.

 

Jadi, dari apa yang disampaikan oleh Teungku Abdul Wahab dalam wawancara dengan tabloid mingguan SUWA milik SIRA itu ternyata isinya hanya melantur dan penuh kebohongan saja.

 

Kedua, pandangan yang disampaikan oleh Abu Muslimin yaitu  “Dari dulu saya yakin Teungku Irwandi Yusuf dan Muhammad Nazar pasti menang. Saya sepandangan dengan Teungku Bahktiar Abdullah bahwa kedua Tokoh GAM ini (IrNa), sangat dicintai Rakyat. Yang dicintai rakyat pasti Menang.” ( http://www.sirareferendum.org/indexa.php?mod=article&cat=wawancara&article=164 )

 

Nah, dari apa yang dikutip diatas  menggambarkan bahwa Abu Muslimin hanya melihat dari luar-nya saja. Kalau Irwandi Yusuf dan Muhammad Nazar menang, itu bukan berarti sangat dicintai rakyat, melainkan rakyat hanya sekedar melihat bungkusnya saja, karena tidak tahu apa sebenarnya yang akan dibuat dan dilaksanakan oleh Irwandi Yusuf dan Muhammad Nazar dalam program politik-pemerintah-nya. Sekarang saja sudah kelihatan bahwa mereka berdua sudah berangkulan dengan PD-nya Susilo Bambang Yudhoyono dan Golkar-nya Jusuf Kalla agar mendapat dorongan dan sokongan politiknya di Acheh. Apakah Abu Muslimin dan rakyat yang memilih Irwandi Yusuf dan Muhammad Nazar sebelumnya diberitahukan bahwa Irwandi Yusuf dan Muhammad Nazar bekerjasama secara politis dengan PD dan Golkar?. Jelas, taktik dan strategi politik yang mengarah ke Golkar dan PD tidak akan mungkin diberitahukan oleh Irwandi Yusuf dan Muhammad Nazar serta tim sukses-nya kepada Abu Muslimin dan rakyat di Acheh.

 

Seterusnya mengenai Bahktiar Abdullah, yang diikuti oleh Abu Muslimin adalah sudah membawa jalur sendiri jauh dari jalur pimpinan Tertinggi GAM Teungku Hasan Muhammad di Tiro. Jalur politik yang ditempuh Bahktiar Abdullah adalah sudah tidak searah lagi dengan jalur politik Teungku Hasan Muhammad di Tiro.

 

Begitu juga kalau Abu muslimin meminta tolong kepada Irwandi Yusuf dan Muhammad Nazar untuk berjumpa dengan pimpinan Tertinggi GAM Teungku Hasan Muhammad di Tiro, maka jalur tersebut adalah jalur yang salah. Secara resmi dan secara pemerintahan, seharusnya Abu muslimin meminta tolong dan bantuan kepada Pimpinan Kabinet GAM Teungku Malik Mahmud yang diberikan kepercayaan penuh oleh Wali Negara Teungku Hasan Muhammad di Tiro agar bisa dijumpakan dengan Wali Negara. Jadi, bukan meminta tolong kepada Irwandi Yusuf ataupun kepada Muhammad Nazar ataupun kepada Bahktiar Abdullah untuk dijumpakan dengan pimpinan Tertinggi GAM Teungku Hasan Muhammad di Tiro.

 

Terakhir, berdasarkan dari apa yang diungkapkan diatas, maka sekarang kelihatan dengan jelas bahwa Teungku Abdul Wahab Kreung Seumideun dan Abu Muslimin dalam memberikan jawabannya tersebut hanyalah sekedar bersuara saja, karena isinya kosong dan penuh dengan kebohongan saja. Celakanya, kebohongan mereka berdua dipublikasikan oleh SIRA dalam tabloid mingguan SUWA dan dalam Home Page SIRA-nya.

 

Bagi yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad

 

Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk, amin *.*

 

Wassalam.

 

Ahmad Sudirman

 

http://www.dataphone.se/~ahmad

ahmad@dataphone.se

----------