Stockholm, 27 Juli 2007
Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum wr wbr.
MANTAN KETUA PDRM ACHEH DI DENMARK TIDAK PERLU MENYEMBAH
PANCASILA DAN UUD 1945 KARENA KEDUA-NYA BUKAN TUHAN
Ahmad Sudirman
Stockholm - SWEDIA.
MANTAN
KETUA PDRM ACHEH NASIR USMAN DI DENMARK KALAU MEMEGANG MOU HELSINKI BUKAN
BERARTI HARUS MENYEMBAH PANCASILA DAN UUD 1945 KARENA DUA HAL TERSEBUT BUKANLAH
TUHAN ATAU YANG DITUHANKAN
"Memang betul seperti Kang Ahmad Sudirman kata kan bahwa
siapa pun sekarang bisa meneriak Referendum setinggi langit di Aceh, namun yang
perlu Kang Ahmad Sudirman ketahui bahwa saya bukan type orang yg mau menyembah
Pancasila. Jadi kalau pun sekarang ada orang orang yang bisa hidup bebas di Aceh.karena
mereka sekarang sudah mau menyembah Pancasila dan UUD Dasar 1945"
(Nasir Usman, yamiskin@yahoo.com , [85.24.15.155]
, Date: Thu, 26 Jul 2007 14:13:09 -0700 (PDT))
Sebenarnya
pancasila dan UUD 1945 adalah bukan hal yang harus disembah dan ditakuti,
melainkan hanyalah sebagai sesuatu yang bisa dilucuti, dirobah, diputar-putar,
dan bahkan dibuang sama sekali. Tidak ada larangan dalam agama yang menyatakan
kalau membuang pancasila dan merobah atau menggantikan UUD 1945 akan dikenakan
sangsi hukuman neraka. Dan itu UUD 1945 sudah beberapa kali diamandemen, hanya
isinya masih belum memberikan keuntungan bagi bangsa dan rakyat Acheh.
Begitupun dengan pancasila, mana itu pancasila dianggap sakti lagi, coba
tanyakan saja kepada mbah Susilo Bambang Yudhoyono, apakah pancasila
disembahnya setiap malam, pasti jawabannya tidak. Mengapa? Karena pancasila itu
adalah hanya merupakan hasil korekan dari budaya yang ada seperti budaya hindu,
buddha, Islam. Kemudian diberi sedikit isme-isme dari luar seperti kosmo-politanisme-nya
A.Baars dan Sosial-nasionalisme-nya Sun Yat Sen yang dinamakan San Min Chu I
yang mengandung rincian Mintsu, Min chuan, Min Sheng atau nationalism,
democracy, sosialism. Nah, dari hasil korekan itulah yang dikutak-katik oleh
Soekarno beserta delapan orang lainnya yang dinamakan panitia sembilan.
Sekarang
coba tanyakan kepada mbah Susilo Bambang Yudhoyono, siapa saja itu panitia
sembilan? Pasti itu mbah Susilo Bambang Yudhoyono tidak akan bisa langsung
menjawabnya.
Nah dari
hanya sembilan orang itulah (Soekarno, Hatta, A.A. Maramis, Abikusno
Cokrosuyoso, Agus Salim, Kahar Muzakkir, Wahid Hasyim, Ahmad Subardjo, Mohammad
Yamin) pada tanggal 22 Juni 1945 lahir apa yang dinamakan dengan Piagam Jakarta
yang berisikan rumusan lima dasar yang menyatakan salah satu silanya Ketuhanan,
dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluknya.
Hanya
celakanya, itu konsep Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam
bagi pemeluknya dirobahnya pula pada
tanggal 18 Agustus 1945 dalam sidang PPKI yang dipimpin oleh Mohammad Hatta
dari konsepsi "Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi
pemeluknya" menjadi Ke Tuhanan Yang Maha Esa, karena ada gebrakan dari
kelompok pengikut A.A. Maramis dari Sulawesi Utara.
Dan
celakanya pula itu Mohammad Hatta setelah berkonsultasi dengan Teuku Muhammad
Hassan (orang Acheh) dan Kasman Singodimedjo (keduanya bukan anggota panitia
sembilan), menghapus tujuh kata dari Piagam Jakarta hasil rumusan panitia
sembilan yang menjadi keberatan para pengikut A.A. Maramis tersebut. Dan
sebagai gantinya, atas usul Ki Bagus Hadikusumo (yang kemudian menjadi ketua
Muhammadiyah), ditambahkan sebuah ungkapan baru dalam sila Ketuhanan itu,
sehingga bunyinya menjadi Ketuhanan Yang Maha Esa, dan di cantumkan dalam preambule
(pembukaan) UUD 1945.
Dan
celakanya lagi, itu sila "Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat
Islam bagi pemeluknya" yang dihapus dan digantikan dengan "Ke Tuhanan
Yang Maha Esa" yang diperkuat pula oleh orang Islam, seperti Profesor
Hazairin yang menyatakan bahwa sila ketuhanan yang maha esa sebagai tauhid,
dengan mengacu kepada QS Aurat Al Baqarah, 2: 163: "wa ilaahukum ilahu wa
hidun la ilaha illa hua ar rakhmanurrahiim" dan QS Al Ikhlas, 112: 1-4.
Nah yang
dipertanyakan sekarang adalah mengapa itu pihak kelompok pengikut A.A. Maramis
yang kristen bersenang hati menerima perobahan pancasila tersebut?
Jawabannya
adalah karena itu hasil pemikiran Ki Bagus Hadikusumo orang Muhammadiyah itu,
bisa dibelit-belit, dilembekkan, diputar-putar, diperintil, dikecilkan, dan
dibesarkan, tidak ubahnya seperti karet yang membal, maka itu formulasi
ketuhanan yang maha esa sangat dengan gembira diterima oleh kaum kristen
pengikut A.A. Maramis.
Nah
sekarang yang tertipu adalah itu Ki Bagus Hadikusumo dan para pengikutya,
seperti Profesor Hazairin yang mengkutak-katik ayat QS Surat Al Baqarah, 2:
163: "wa ilaahukum ilahu wa hidun la ilaha illa hua ar
rakhmanurrahiim" dan QS Al Ikhlas, 112: 1-4. Padahal dalam realitanya, itu
ayat-ayat Al Quran hanyalah sebagai hiasan dikertas saja. Karena dalam
kenyataannya, baik yang tertuang dalam UUD 1945 ataupun dalam dasar hukum
lainnya yang dipakai di RI, seperti Tap MPR, UU, PP, Keppres, PERPPU, Inpres,
semuanya itu tidak mengacu kepada sumber hukum yang diturunkan Allah SWT dan
dicontohkan Rasululah saw. Sehingga kelihatan dalam kenyataannya, Islam bukan
merupakan agama negara dan agama resmi yang dipakai dalam Negara RI sebagai
agama yang hukumnya merupakan acuan bagi dasar hukum yang diberlakukan di RI.
Nah, dari
sini saja, sudah terbukti bahwa sila ketuhanan yang maha esa yang ada dalam
pancasila tidak digali dari sumber hukum Islam yaitu Al Qur'an, melainkan hanya
sekedar penipuan dan akal bulus dari para pendukung pancasila saja.
Jadi sila
ketuhanan yang maha esa itu pada hakekatnya bukan apa yang dimaksud dalam dalam
QS Al Baqarah, 2: 163, begitu juga QS Al Ikhlas, 112: 1-4, melainkan hanyalah
merupakan produk yang isinya teknis karet yang elastis untuk bisa dijadikan
alat penjerat dan pengikat berbagai agama dan kepercayaan dengan ditambah
uraian bhineka tunggal ika-nya mpu Tantular dari hindu Majaphit itu. Dan tentu
saja ditambah dengan hasil dari pada galian isme-isme lain yang ada di dunia
ini. Seperti, seperti San Min Chu I -nya Sun Yat Sen yang didalamnya berisikan
cairan pemikiran Mintsu, Min chuan, Min Sheng atau nationalism, democracy,
sosialism.
Jadi
pancasila itu sendiri bukan sesuatu yang sakral dan harus disembah, melainkan
sesuatu tulisan yang sebenarnya tidak memiliki arti apapun selain yang bisa
membal saja. Contohnya mana ada pancasila itu diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari di negara pancasila itu sekarang. Paling kalau ditanyakan, apa isi pancasila,
jawabannya, yaitu lima sila. Apa itu lima sila, yaitu lima sila.
Karena itu, kalau
orang yang menganggap pancasila harus disembah, maka orang itu adalah orang
yang tidak mengerti dan tidak memahami serta tidak menghayati apa itu
pancasila. Kalau Ahmad Sudirman katakan pancasila itu adalah memang seperti
karet saja, bisa dikecilkan bisa dibesarkan, bisa dililit-lilit dan bisa
dibuang sekalipun. Tidak akan Allah SWT menghukum Ahmad Sudirman karena
menghancurkan pancasila, atau dengan kata lain tidak mengamalkan pancasila.
Coba tanyakan saja kepada mbah Susilo Bambang Yudhoyono apakah ia selalu
mengamalkan pancasila pagi dan sore.
Kecuali kalau itu
Megawati dengan PDI-P-nya memang ia masih primitif, masih menganggap pancasila
adalah sesuatu yang bisa memberikan kekuatan kepada jiwa-nya atau yang
memberikan jalan hidup-nya. Nah anggapan Megawati itu adalah karena ia
menganggap bahwa pancasila itu adalah hasil pemikiran mbah Soekarno yang pandai
memainkan sulap tipu RI-Jawa-Yogya-nya termasuk menelan Acheh dengan sulap
RIS-nya. Atau yang pandai mengkorek ramuan kosmo-politanisme-nya A.Baars dan
Sosial-nasionalisme-nya Sun Yat Sen yang dinamakan San Min Chu I yang
mengandung rincian Mintsu, Min chuan, Min Sheng atau nationalism, democracy,
sosialism.
Jadi untuk mantan
ketua PDRM (Persatuan Demokrasi Rakyat Miskin)
Banda Acheh saudara Muhammad Nasir Usman tidak perlu
harus menyembah pancasila dan UUD 1945. Kalau saudara Muhammad Nasir Usman
memegang dan berjalan di jalur MoU Helsinki, maka itu pancasila tidak ada dan
UUD 1945 adalah bisa dirobah atau diamandemen, baik itu pembukaannya atau
batang tubuhnya. Anggap saja pancasila itu sebagai lima macam untaian tulisan
yang tidak memiliki kekuatan apapun, begitu juga dengan UUD 1945 yang bisa
dirobah, dibuang dan ditukar balik.
Terakhir,
kalau saudara Muhammad Nasir
Usman masih menganggap bahwa pancasila dan UUD 1945 harus disembah karena
menjalankan MoU Helsinki, maka anggapan saudara itu adalah terlalu
membesar-besarkan dan mengagung-agungkan pancasila dan UUD 1945. Persis seperti
diktator koruptor Soeharto yang mengsakralkan pancasila, yang pada akhirnya
pancasila yang disakralkan dan dianggap sakti itu tidak mampu menyelamatkan
dirinya sekarang ini.
Bagi
yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada
ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk
membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah
Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP
http://www.dataphone.se/~ahmad
Hanya
kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk,
amin *.*
Wassalam.
Ahmad
Sudirman
http://www.dataphone.se/~ahmad
ahmad@dataphone.se
----------
Received:
from [85.24.15.155] by web38804.mail.mud.yahoo.com via HTTP; Thu, 26 Jul 2007
14:13:09 PDT
Date:
Thu, 26 Jul 2007 14:13:09 -0700 (PDT)
To:
iacsf@yahoogroups.com
From:
Nasir Usman <yamiskin@yahoo.com>
Subject:
Re: KELIHATAN MANTAN KETUA PDRM ACHEH DI DENMARK MAKIN RABUN SETELAH HAMPIR DUA
TAHUN MEMINTA SUAKA POLITIK MASIH BELUM MENGUCUR
Memang
betul seperti Kang Ahmad Sudirman kata kan bahwa siapa pun sekarang bisa
meneriak Referendum setinggi langit di Aceh,namun yang perlu Kang Ahmad
Sudirman ketahui bahwa saya bukan type orang yg mau menyembah Pancasila
jadi
kalau pun sekarang ada orang orang yang bisa hidup bebas di Aceh.karena mereka
sekarang sudah mau menyembah Pancasila dan UUD Dasar 1945.
Anda
tidak tepat mengatakan untuk saya sudah rabun sb saya sampai saat ini masih
bisa melihat mana yang benar dan mana yang salah,jadi kata kata tersebut lebih
cocok anda alamat kan kepada orang orang yang telah mengorban rakyat Aceh,yang
akhir nya kembali lagi kempangkuan ibu pertiwi Indonesia.( sb itu jls mereka
sdh rabun)
Kang
Ahmad Sudirman yang baik......kalau anda mau berpolitik,anda itu jangan melihat
kebenaran hanya dari kaca mata anda sendiri atau jangan lah anda hanya
mendengar dari orang orang yg dekat dengan anda sb kalau jurus itu yang anda
pakai,saya takut anda itu bukan bertambah pinter tapi sebalik nya.
MANUSIA
YANG TERKEJAM DI DUNIA ADALAH MANUSIA YANG MAU MANUKAR NYAWA NYAWA ORANG DENGAN
UANG.
Wassalam
dari rakyat yg tertidas
----------