Stockholm, 26 November 2007

 

Bismillaahirrahmaanirrahiim.

Assalamu'alaikum wr wbr.

 

 

PERJUANGAN GAM DALAM KANCAH POLITIK & HUKUM DIBAWAH PIMPINAN TEUNGKU MALIK MAHMUD DI ACHEH ADALAH JEMBATAN MENUJU BERDIRINYA ACHEH SECARA POLITIK DAN HUKUM

Ahmad Sudirman

Stockholm - SWEDIA.

 

 

DIBAWAH NAUNGAN MOU HELSINKI 15 AGUSTUS 2005 MUNCULLAH PERJUANGAN GAM DALAM KANCAH POLITIK & HUKUM DIBAWAH PIMPINAN TEUNGKU MALIK MAHMUD DI ACHEH MENUJU JEMBATAN BERDIRINYA ACHEH SECARA POLITIK DAN HUKUM

 

"Bukankah beliau, mungkin bersama Panglima Muzakir Manaf akan lebih tepat menjadi tokoh pemersatu ketimbang hanya ketua Partai. dan beliau akan terus menjadi panutan untuk masa depan ACEH. Tentunya kita akan tetap punya pemimpin informal yang akan menjadi penunjuk arah dan sikap politik kita, jika Aceh kembali kasak-kusuk, baik vertikal maupun horizontal. Dengan mendorong beliau kepanggung politik praktis, berarti kita telah kembali mengorbankan sosok-sosok bertuah ini, yang mungkin tanpa disadari akan merusak wibawa dan popularitas beliau".( Banta Syahrizal, Date: Sun, 25 Nov 2007 19:54:24 +0700 )

 

Membaca apa yang ditulis oleh saudara Banta Syahrizal dari Banda Acheh dalam kutipan diatas, maka perlu disini adanya pelurusan dari apa yang telah dituliskannya itu.

 

Keberhasilan GAM sebagai lembaga perjuangan rakyat dan bangsa Acheh dalam pengasingan di Swedia dibawah pimpinan Wali Teungku Hasan Muhammad di Tiro beserta Stafnya telah membawa ke jenjang puncak politik yang diwujudkan dalam bentuk kesepakatan perjanjian damai antara pihak GAM dan Pemerintah RI yang dituangkan dalam MoU Helsinki yang ditandatangani pada tanggal 15 Agustus 2005 di Helsinki oleh Teungku Malik Mahmud dari pihak GAM dan Hamid Awaluddin dari pihak pemerintah RI yang disaksikan oleh Martti Ahtisaari Mantan Presiden Finlandia.

 

Nah, setelah MoU Helsinki ditandatangani, GAM telah menguasai secara de facto di bumi Acheh juga secara de jure bergerak secara bebas dan damai di bumi Acheh. Inilah salah satu keberhasilan politik GAM sebagai lembaga perjuangan dalam pengasingan di Swedia.

 

Sekarang, tentu saja, perjuangan GAM bukan melalui perjuangan dalam hutan melainkan melalui perjuangan politik dan hukum yang juga dilihat dan dipantau secara tidak langsung oleh pihak negara-negara luar.

 

Tentu saja, yang sebelumnya Wali Teungku Hasan Muhammad di Tiro beserta Stafnya memimpin langsung perjuangan dalam pengasingan di Swedia, sekarang setelah MoU Helsinki ditandatangani, beralih dari perjuangan dalam pengasingan menjadi perjuangan langsung di bumi Acheh. Karena itulah sekarang GAM yang sebelumnya secara de facto tidak langsung menguasai di Acheh, tetapi sekarang secara bebas dan aman dapat leluasa bertemu dan bersatu dengan rakyat dan bangsa Acheh di bumi Acheh.

 

Nah sekarang, karena GAM sebagai lembaga perjuangan rakyat dan bangsa Acheh telah berhasil melahirkan partai politik GAM yang didasarkan pada MoU Helsinki 15 Agustus 2005, maka tentu saja perjuangan GAM disalurkan kearah jalur politik dan hukum dalam usaha untuk mencapai cita-cita bersama menuju penentuan nasib sendiri bebas dari pengaruh kekuasaan asing di bumi Acheh.

 

Jadi, dengan tampilnya Teungku Malik Mahmud memimpin langsung secara politik dan hukum di bumi Acheh itu memberikan suatu kekuatan baru bagi perjuangan GAM di bumi Acheh. Perjuangan GAM bukan lagi melalui perang gerilya di hutan-hutan, melainkan melalui perjuangan politik dan hukum langsung di bumi Acheh dengan dukungan rakyat dan bangsa Acheh.

 

Dengan tampilnya Teungku Malik Mahmud yang langsung memimpin secara politik dan hukum melalui jalur politik partai politik GAM di Acheh adalah merupakan jalan menuju jembatan berdirinya Acheh yang bebas dan berdiri sendiri tanpa adanya campur tangan dari pihak lain.

 

Inilah merupakan jalur perjuangan politik dan hukum yang berat yang sedang dihadapi oleh GAM dan rakyat serta bangsa Acheh sekarang ini. Perjuangan politik dan hukum adalah lebih berat dan rumit dibandingkan dengan perjuangan bergerilya di hutan-hutan. Perjuangan politik dan hukum menuntut keuletan, keteguhan, kecakapan, kejujuran dan keimanan yang kuat dalam usaha menghadapi berbagai rintangan dantangan baik yang berupa politik ataupun hukum dari pihak yang ingin terus menguasai Acheh.

 

Nah tentu saja, dengan  tampilnya Teungku Malik Mahmud bersama GAM dan partai politik GAM-nya di bumi Acheh akan menjadi saingan berat bagi pihak RI, khususnya  pihak mbah Susilo Bambang Yudhoyono cs dan pihak partai politik lainnya untuk bersaing secara politik dan hukum di bumi Acheh.

 

Hanya tentu saja, akhirnya seluruh rakyat dan bangsa Acheh yang akan menentukan apakah perjuangan politik yang dijalankan oleh pihak GAM bersama partai politik GAM-nya dibawah Teungku Malik Mahmud berhasil menghadapi pihak partai politik lainnya khususnya partai politik model Jakarta yang masih terus berusaha secara politik dan hukum untuk mendekap Acheh.

 

Wali Teungku Hasan Muhammad di Tiro sebagai pimpinan tertinggi GAM masih terus memimpin GAM kendatipun sampai detik sekarang ini masih berada di Swedia. Perjuangan GAM dengan melalui alat partai politik GAM-nya di Acheh dibawah pimpinan Teungku Malik Mahmud adalah salah satu cara untuk mencapai cita-cita rakyat dan bangsa Acheh menuju penentuan nasib sendiri bebas dari pengaruh bangsa lain dan kekuasaan lain.

 

Terakhir, dengan tampilnya Teungku Malik Mahmud cs di Acheh dengan partai politik GAM sebagai alat perjuangan politik dan hukumnya bersama seluruh rakyat dan bangsa Acheh, maka jalan menuju cita-cita rakyat bangsa Acheh dan dengan mengharap ridha Allah SWT dapat diraih.

 

Bagi yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad

 

Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk, amin *.*

 

Wassalam.

 

Ahmad Sudirman

 

http://www.dataphone.se/~ahmad

ahmad@dataphone.se

----------

 

From: "Banta Syahrizal" <banta05@...>

Subject: Re: [IACSF] Fwd: TEUNGKU MALIK MAHMUD MEMIMPIN PARTAI POLITIK LOKAL GAM DI ACHEH TIDAK BERTENTANGAN DENGAN MOU HELSINKI 15 AGUSTUS 2005

Date: Sun, 25 Nov 2007 19:54:24 +0700

 

Sosok ini adalah tokoh pemersatu Aceh, dan motivator sentimen ke Acehan.

Dulu Ada Wali, dan dikarenakan waktu, beliau sudah sangat tua, dan mungkin karena ketuaannya beliau sudah sering kurang sehat.

 

Pasca MoU, muncul sosok baru, meskipun bukanlah orang baru, paling tidak penerus Wali. Beliau adalah Mentroe Malek... Cukuplah tepat jika beliau berposisi dan terus diposisikan sebagai Tokoh itu. Tokoh Pemersatu dan Motivator Ke Achehan. Karna Beliaulah yang lebih paham betul Ruh perjuangan dan perdamaian, dikarnakan beliau adalah AKTOR utama perjuangan dan perdamaian di ACEH.

 

Saat beliau diputuskan atau mungkin memutuskan diri untuk menjadi ketua PARTAI LOKAL GAM. saya pribadi tersentak dan Heran. Bukan dalam makna melihat partai GAM akan sama besarnya dengan partai lokal yang lain (karna mungkin partai lokal yang utama dan dominan di Aceh nantinya adalah PARTAI GAM), namun menjadikan beliau hanya seorang KETUA PARTAI yang sangat membingungkan benak saya.

 

Bukankah beliau, mungkin bersama Panglima Muzakir Manaf akan lebih tepat menjadi tokoh pemersatu ketimbang hanya ketua Partai. dan beliau akan terus menjadi panutan untuk masa depan ACEH. Tentunya kita akan tetap punya pemimpin informal yang akan menjadi penunjuk arah dan sikap politik kita, jika Aceh kembali kasak-kusuk, baik vertikal maupun horizontal.

 

Dengan mendorong beliau kepanggung politik praktis, berarti kita telah kembali mengorbankan sosok-sosok bertuah ini, yang mungkin tanpa disadari akan merusak wibawa dan popularitas beliau.

 

Benar, bahwa jika keabsahan beliau menjadi ketua Partai ditolak oleh Pemerintah Jakarta juga merupakan tradisi dan etikat buruk jakarta terhadap damai Aceh. Namun saya lebih berkeyakinan, dengan penyelesaian administrasi, jakarta akan bisa menerima.

 

Meskipun kita yakin bahwa partai GAM akan menjadi partai paling dominan di Aceh. Namun, akan disebandingkannya beliau dengan ketua partai lokal lainnya serta ketua partai Nasional di Aceh, merupakan salah satu ketakutan saya. Karna Aceh secara perlahan akan kembali kehilangan sosok untuk Ruh Perjuangan dan Perdamaian. 

 

Mungkin saya salah, tapi tolong cerahkan saya untuk ini.

 

Terimoeng Geanaseh

----------