Stockholm, 26 mei 1998.

Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum wr wbr.

MAJUKAN BUMIPUTRA DALAM MASALAH EKONOMI
Ahmad Sudirman
Modular Ink Technology Stockholm - SWEDIA.
 

BUMIPUTRA HARUS DIDORONG DAN DIBANTU UNTUK MEMBANGUN EKONOMI .

Saudara-saudaraku di tanah air.

Sebagaimana yang telah saya tulis dalam tulisan-tulisan yang lalu mengenai masalah pemulihan ekonomi, salah satu faktor utama adalah mendorong dan memajukan bumiputra untuk mampu berdiri diatas kaki sendiri sekaligus membantu negara dalam bidang ekonomi.

Saya singgung masalah ekonomi bumiputra ini adalah karena telah begitu jauh jurang pemisah antara kaum pengusaha keturunan asing (kaum Cina, India dan yang lainnya) dengan pengusaha bumiputra. Sehingga dengan adanya perbedaan tingkat ekonomi inilah menjadi salah satu sebab timbulnya "racist" atau yang saya sebut dengan sikap negativ kepada sesuatu suku atau bangsa.

Suatu contoh yang jelas adalah ketika timbulnya pembakaran dan penghancuran harta milik orang-orang Cina ketika terjadinya demonstrasi. Sebenarnya kejadian tersebut bukan dikarenakan orang-orang Cina sebagai kambing hitam, melainkan karena sudah tertanam kedalam hati kaum bumiputra rasa kurang senang kepada orang-orang Cina. Ketidak senangan ini timbul karena adanya perbedaan yang jauh dalam hal ekonomi antara kaum bumiputra dan orang-orang keturunan asing ini. Kemudian lagi ditambah dengan pihak Penguasa Suharto waktu itu, begitu rapat dan mesranya dengan para pengusaha Cina, sehingga sebagian besar pengusaha-pengusaha bumiputra merasa disisihkan.

Dalam tulisan ini saya tidak bermaksud membesar-besarkan "racist", melainkan untuk memberikan gambaran yang jelas kepada seluruh rakyat dan Penguasa di Indonesia bahwa masalah "racist" ini adalah masalah yang sensitiv.

Jalan keluarnya untuk memberikan kehidupan ekonomi kaum bumiputra adalah dengan memberikan kemudahan untuk mendapatkan sarana dan fasilitas yang akan dipakai  dalam usahanya. Usaha ini bukan hanya dalam bidang perdagangan saja, melainkan dalam bidang pertanian, perikanan perkebunan, teknik dan ti (teknik informasi seperti masalah komputer, program dll). Para sarjana, teknokrat, para pemuda dan orang-orang yang punya minat untuk mendirikan perusahaan harus didorong dan diberi kemudahan.

Dengan cara ini Pemerintah menggalakkan usaha pengusaha-pengusaha kecil, karena sebenarnya pengusaha-pengusaha kecil inilah yang nantinya akan membantu mengembalikan kembali kestabilan ekonomi dan kesejahteraan rakyat. Tentu resikonya adalah besar, misalnya tidak banyak bank-bank yang mau memberikan pinjaman modal untuk dipakai usaha, tetapi banyak bank-bank meminjamkan uang untuk membeli rumah, mobil dan alat-alat keperluan hidup lainnya, karena  apabila uang pinjaman itu dibelikan rumah,mobil dan lainnya, kalau sipeminjam tidak mampu lagi membayar, maka boleh diambil rumah, mobil atau barang lainnya, tetapi kalau uang pinjaman itu dipakai untuk modal kemudian usahanya tidak jalan, maka uang pinjaman itu hilang begitu saja kalau memang tidak ada yang menjamin atau barang yang dipakai untuk jaminan.

Untuk menghindari masalah ini, tentu saja setiap orang yang menginginkan modal untuk usahanya harus betul-betul diteliti dan dipelajari secara mendalam. Hanya jangan penelitian ini nantinya dijadikan faktor penghambat, sehingga menyulitkan orang-orang yang mau menjadi pengusaha. Dalam hal ini Pemerintah harus memberikan jaminan kepada bank bahwa orang-orang tersebut layak untuk mendapat bantuan modal dan bimbingan dalam bidang usaha.
 
Usaha-usaha untuk menggalakkan pengusaha-pengusaha kecil ini harus dilaksanakan secara merata, diseluruh propinsi, bukan hanya di ibu-kota saja atau di kota-kota besar lainnya.

Saya melihat banyak sekali yang boleh dibuat untuk memberikan bantuan kepada rakyat-rakyat kecil dan kepada setiap warga bumiputra yang mempunyai keinginan untuk menjadi pengusaha.

Kesalahan besar yang telah dibuat oleh Suharto dalam masalah ekonomi ini janganlah diulang kembali. Kita harus merobah total semua kebijaksaan dalam masalah ekonomi ini, sehingga tidak ada lagi yang mengatakan bahwa ekonomi hanya dipegang oleh keluarga Habibie dan kawan-kawan dekatnya.

Saudara-saudaraku di tanah air.

Mulailah kita perhatikan rakyat yang kecil ini, karena merekalah sebenarnya sebagian besar penduduk Indonesia, mereka inilah sebenarnya yang diharus diperhatikan, mereka inilah yang harus dilayani dan mereka inilah yang harus mendapatkan kesejahteraan dan keadilan*.*

Wassalam.

Ahmad Sudirman