Stockholm, 20 Agustus 1998.

Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum wr wbr.

PADA ASASNYA PARTAI-PARTAI POLITIK YANG ADA DI INDONESIA ADALAH SERUPA.
Ahmad Sudirman
Modular Ink Technology Stockholm - SWEDIA.
 

Saudara-saudaraku di tanah air.

Sebenarnya partai-partai politik yang baru tumbuh atau yang sudah cukup tua yang sekarang memenuhi cakrawala bumi Indonesia adalah serupa apabila ditinjau dari asas-nya, kecuali kalau ada partai politik yang berasaskan Islam dan  bertujuan "terlaksananya ajaran dan hukum Islam didalam kehidupan orang seorang, masyarakat dan negara, menuju keridhaan Ilahi".

Salah satu sebab utama yang mengakibatkan situasi kehidupan partai-partai politik seperti yang ada sekarang adalah dikarenakan penafsiran-penafsiran terhadap pancasila dari setiap penguasa Indonesia dari mulai Soekarno sampai Soeharto dan kemungkinan juga Habibie menurut kehendak dan cita-cita politiknya dengan tujuan agar kelangsungan hidup kekuasaannya akan bisa terus terjamin.

Disini seolah-olah kita hanya menyalahkan kepada pihak si pengguna atau pemakai pancasila saja, padahal, sebenarnya kalau kita gali lebih dalam lagi, maka penyebab utama dari timbulnya penafsiran-penafsiran yang beraneka ragam ini adalah falsafah pancasila itu sendiri. Semu, kabur dan lemah adalah alasan yang selalu saya sampaikan terhadap falsafah pancasila ini.

Dengan melihat dari sejarah kelahiran dan kehidupan pancasila ini sampai sekarang, sebenarnya tidak banyak yang dapat digali dari padanya, selain hanya penafsiran-penafsiran dari para penguasa dan pemegang kekuasaan yang menyelaraskan keinginan dan cita-cita politiknya.

Kembali kepada masalah partai-partai politik yang ada sekarang tidaklah banyak yang dapat kita lihat perbedaannya, selain dari masalah kebangsaan atau nasionalisme, dan masalah sosialisme. Adapun masalah keadilan, demokrasi dan perikemanusiaan adalah hanya merupakan ramuan-ramuan yang merupakan hasil daripada penafsiran masing-masing tentang sila-sila yang ada dalam pancasila, yang dijadikan tujuan oleh sebagian besar partai-partai politik yang ada sekarang.

Karena kehidupan dan ruang lingkup keorganisasian, kepartaian, pemerintahan dan kenegaraan dibatasi oleh falsafah pancasila yang semu, kabur dan lemah, yang tidak di gali dari Islam, maka disini timbul pertanyaan, benarkah negara pancasila sama dengan negara sekuler ?. Satu hal yang membedakan negara pancasila dari negara sekuler adalah sila ketuhanan yang maha esa yang ada dalam pancasila. Sedangkan kalau kita gali lebih dalam lagi, sila ketuhanan yang maha esa yang ada dalam pancasila itu bukan digali dari Islam. Karena ajaran ketauhidan Islam  tidak sama dengan perkataan ketuhanan yang maha esa yang ada dalam pancasila. Untuk lebih jelasnya silahkan baca tulisan "Islam tidak bisa menerima pancasila", tulisan "Islam menolak sila ketuhanan yang maha esa yang ada dalam pancasila" dan tulisan "Apakah benar pancasila sebagai falsafah negara yang dilahirkan oleh BPUPK yang dibentuk oleh AD Jepang adalah digali dari Islam dan diterima oleh seluruh kaum muslimin?" di http://www.dataphone.se/~ahmad . Karena agama-agama lain selain Islam membedakan dan memisahkan antara agama dan negara, maka kesimpulannya, negara yang mempunyai falsafah atau ideologi yang tidak bisa di terima oleh Islam adalah negara itu negara sekuler.
 
Bagaimana dengan partai-partai politik yang ada sekarang, apakah partai-partai politik tersebut berasaskan ideologi sekuler ?. Dari kesimpulan analisa diatas, jelas, bahwa falsafah pancasila adalah falsafah negara sekuler.

Tanggung jawab yang besar yang ada dipundak tokoh-tokoh Islam Indonesia sekarang adalah merubah dari negara sekuler kepada negara yang mempunyai tujuan "terlaksananya ajaran dan hukum Islam didalam kehidupan orang seorang, masyarakat dan negara, menuju keridhaan Ilahi".

Sekarang dalam tulisan ini saya bertanya, adakah partai politik Islam sekarang yang berasaskan Islam dan  bertujuan "terlaksananya ajaran dan hukum Islam didalam kehidupan orang seorang, masyarakat dan negara, menuju keridhaan Ilahi" ? *.*.

Wassalam.

Ahmad Sudirman

http://www.dataphone.se/~ahmad
ahmad@dataphone.se